Hai, Mantan. Apa Kabar?

Hai, Mantan. Apa Kabar?

Perpisahan yang Menyakitkan

"Aku minta maaf, Luck," ucap seorang wanita seraya menunduk sedih, buliran bening berjatuhan membasahi wajah cantiknya. Dia duduk bersama seorang laki-laki.

"Kenapa, Star? Bukankah kamu juga cinta sama saya? 5 tahun lho kita pacaran, apa waktu selama itu tidak ada artinya sama sekali di mata kamu?" tanya Lucky menahan rasa sesak.

"Aku memang cinta sama kamu, Luck, tapi aku gak bisa menolak perjodohan ini."

"Kenapa gak bisa? Kamu bisa mengatakan kepada orang tua kamu bahwa kamu sudah memiliki pacar? Selama 5 tahun ini kamu tidak pernah mengenalkan aku sebagai pacar kamu kepada mereka. Kamu hanya mengatakan bahwa kita sahabatan," lirih Lucky bersikukuh.

"Sebelumnya aku minta maaf sama kamu, maaf banget. Sebenarnya, aku sudah tahu kalau aku akan di jodohkan. Aku gak tega mengatakan hal yang sesungguhnya sama kamu, Luck. Sekali lagi maafkan aku, dan lupakan aku. Minggu depan aku akan menikah."

Tubuh Lucky seketika melemas. Hatinya bagai di hujam pisau tajam, sakit yang tidak berdarah. Namun, mampu membuat ke dua mata laki-laki berusia 25 tahun itu memerah lengkap dengan buliran bening yang memenuhi kelopaknya.

"Jadi, selama 5 tahun ini saya cuma jagain jodoh orang? Waktu, perasaan, perhatian yang selalu saya berikan kepada kamu sama sekali tidak ada harganya di mata kamu, Star?"

Starla hanya diam membisu seraya menunduk sedih. Sebenarnya, dia pun merasakan rasa sakit yang sama seperti yang dirasakan oleh Lucky, hanya bedanya Starla memiliki obat penyembuh untuk rasa sakitnya, yaitu laki-laki yang dijodohkan dengannya. Sedangkan Lucky, mungkin dia akan melajang untuk waktu yang lama. Rasa sakit yang dia terima tidak main-main.

"Seharusnya kamu mengatakan sejak lama kalau kamu akan dijodohkan, Star? Kenapa kamu baru bilang sekarang? Astaga!" decak Lucky seketika mengusap wajahnya kasar.

"Aku benar-benar minta maaf," jawab Starla dengan nada suara lemah.

"Apa kamu yakin akan hidup bahagia dengan laki-laki pilihan orang tua kamu?"

"Iya, aku yakin. Dia laki-laki yang baik, dia juga tahu kalau sebenarnya aku memiliki seorang pacar. Dia memberiku waktu untuk menyelesaikan hubungan kita, sekali lagi aku mohon maaf, Luck. Kamu tetap mantan terindah di dalam hidup aku. Jika kamu mengatakan bahwa waktu yang kita habiskan bersama sia-sia sudah, kamu salah. Waktu yang telah kita lewati bersama selama 5 tahun ini akan selalu aku kenang."

Laki-laki itu seketika berdiri tegak, Lucky mengusap wajahnya kasar seraya memejamkan ke dua matanya. Dia melangkah begitu saja meninggalkan Starla, gadis yang telah dia kencani selama 5 tahun ini.

"Tunggu, Luck," pinta Starla membuat Lucky seketika menghentikan langkah kakinya tanpa menoleh.

"Semoga kamu bisa mendapatkan wanita lain yang lebih baik dari aku. Apa yang terjadi di antara kita semuanya sudah di tentukan oleh takdir, aku dan kamu tidak berjodoh, Luck. Aku yakin ada wanita lain yang telah disiapkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Doa terbaik untuk kamu, dan doakan aku juga semoga aku selalu bahagia," ucap Starla, nada suaranya terdengar bergetar menahan rasa sesak, juga rasa sakit yang dia rasakan. Perpisahan ini begitu menyakitkan untuknya.

Sedangkan Lucky memejamkan ke dua matanya seolah sedang meresapi rasa sakit yang dia terima. Ya ... jodoh manusia memang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa, tapi jika saja Starla mengatakannya dari jauh-jauh hari, mungkin rasanya tidak akan sesakit ini. Lucky melanjutkan langkah kakinya tanpa sepatah kata pun.

'Semoga kamu hidup bahagia, dan semoga kamu tidak salah dalam mengambil keputusan. Jika dengan meninggalkan saya dan lebih memilih laki-laki itu adalah pilihan yang tepat menurut kamu dan akan membuat hidup kamu bahagia, saya rela melepaskan kamu, asalkan kamu bahagia,' batin Lucky, buliran bening seketika mengalir membasahi rahangnya.

.

Satu Minggu Kemudian

Lucky berdiri tidak jauh dari kediaman Starla di mana janur kuning melengkung di halaman. Suara musik degung pun terdengar nyaring sebagai pertanda sedang diadakannya acara hajatan. Kenapa laki-laki itu nekat datang ke sana?

"Lucky? Kamu Lucky, kan?" sapa seorang wanita dewasa berpakaian kebaya.

"Eh, Mbak Melani," jawab Lucky, menggaruk kepala yang sebenarnya tidak terasa gatal sama sekali.

"Kenapa kamu di sini, Luck? Masuk yuk, kamu 'kan sahabatnya Starla," pinta wanita bernama Melani yang tidak lain dan tidak bukan adalah Kakak kandung Starla.

"Gak usah, Mbak. Saya titip amplopnya saja ya. Saya buru-buru soalnya," tolak Lucky.

"Masa gitu? Memangnya kamu mau ke mana?"

"Eu ... saya harus segera terbang ke Singapura, Mbak. Kebetulan saya dapat pekerjaan di sana."

"Waah! Hebat dong, tapi tetap saja. Masuk dulu yu, makan dulu."

"Gak usah, Mbak. Ini, saya titip amplop ini untuk Starla. Titip salam juga untuk dia," ucap Lucky menyerahkan amplop berwarna putih kepada Melani, lalu segera pergi dari tempat itu.

Sedangkan Melani, dia berjalan memasuki halaman rumahnya di mana sedang di gelar acara hajatan besar-besaran. Wanita itu berjalan ke arah pelaminan lalu menyerahkan amplop yang di titipkan oleh Lucky kepada adiknya.

"Tadi Mbak ketemu Lucky di depan, dia menitipkan ini untuk kamu, Star," ucap Melani menyerahkan amplop tersebut.

"Lucky? Sekarang dia di mana Mbak?" tanya Starla merasa terkejut tentu saja. Dirinya sama sekali tidak menyangka bahwa mantan kekasihnya itu akan datang di hari pernikahannya.

"Tadi katanya dia buru-buru, Lucky akan berangkat ke Singapura untuk bekerja di sana."

Starla seketika merasa terhenyak. Bola matanya memerah juga berair. Dia ingin melihat Lucky sekali saja untuk terakhir kalinya. Dengan memakai kebaya pengantin berwarna putih lengkap dengan sanggul di kepalanya, gadis itu berjalan menuruni panggung pelaminan. Hal tersebut tentu saja membuat semua yang ada di sana merasa heran, terutama Akbar laki-laki yang telah sah menjadi suaminya.

"Kamu mau ke mana, Starla?" tanya Melani sang Kaka segera mengejar Starla.

"Aku mau ketemu Lucky untuk yang terakhir kalinya, Mbak. Dia di mana?" jawab Starla berjalan dengan langkah kaki pelan akibat kebaya yang dia kenakan.

"Lucky gak ada, dia udah pergi."

Starla sama sekali tidak mempercayai ucapan sang Kaka. Dia terus saja berjalan sampai benar-benar berada tepat di tepi jalan. Gadis itu menatap sekeliling mencari keberadaan Lucky Pratama mantan kekasihnya. Namun, laki-laki itu sama sekali tidak terlihat di manapun. Starla mulai terisak. Dadanya pun terasa begitu sesak.

"Kenapa kamu harus datang ke sini, Luck? Kenapa kamu harus menitipkan amplop ini segala," gumam Starla membuka amplop berwarna putih lalu membukanya. Isinya bukan uang, melainkan secarik kertas berisi tulisan tangan mantan kekasihnya.

'Selamat menempuh hidup baru. Semoga hidupmu selalu bahagia, Starla. Doakan saya juga, semoga nasib saya beruntung di negeri sebrang. Saya akan berusaha untuk melupakan kamu dan semua kenangan tentang kita.'

BERSAMBUNG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!