Difitnah, ditalak, dan diusir suaminya tidak membuat seorang wanita bernama Mila menyerah. Dia tetap bertahan demi untuk mendapatkan hak asuh anaknya.
Setelah dipisahkan dengan anaknya, Mila akan terus berjuang untuk mendapatkan anaknya kembali.
Apa yang akan Mila lakukan agar Aluna bisa kembali ke dalam pelukannya lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aina syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepulangan Zaki
Deru mobil dari luar rumah terdengar. Setelah memarkirkan mobilnya di garasi, Zaki turun dari mobilnya. Dia kemudian berjalan masuk ke dalam rumahnya.
"Bik...! bibik...!" seru Zaki setelah memasuki rumahnya.
Tidak ada jawaban dari dalam rumah.
"Kenapa sepi sekali rumah ini. Di mana Bik Inem," ucap Zaki.
Zaki naik ke lantai atas untuk ke kamarnya. Zaki terkejut saat membuka pintu.
"Hei! siapa kamu! kenapa kamu ada di kamarku! kamu mau maling ya...!" seru Zaki pada seorang wanita yang ada di dalam kamarnya.
Dia tampak marah pada wanita yang sudah lancang masuk ke dalam kamarnya.
Mila menoleh ke belakang. Dia terkejut saat melihat kedatangan Zaki.
"Eh, kamu siapa? kenapa kamu masuk rumah orang sembarangan!" ucap Mila.
Nampaknya Mila tidak mengenali Zaki.
"Malah balik nanya. Ini rumahku. Dan ini kamarku. Aku tanya sekali lagi sama kamu. Kenapa kamu bisa ada di kamarku! kamu mau maling ya...!" tuduh Zaki.
Mila bingung saat melihat Zaki. Mila tampak berfikir, mungkinkah lelaki yang ada di depannya itu anaknya Bu Suci.
"Anda, anaknya Bu Suci?" Mila memberanikan diri untuk bertanya.
"Ya, aku Zaki anaknya Bu Suci."
Mila terkejut saat mendengar ucapan Zaki.
"Ja-jadi kamu yang namanya Zaki? kalau begitu, saya minta maaf atas kelancangan saya masuk ke kamar kamu."
"Kalau begitu, saya permisi dulu." Mila pamit pada Zaki, setelah itu dia pun pergi meninggalkan Zaki begitu saja.
Zaki diam mematung. Bingung, dengan wanita siapa yang ada di dalam kamarnya.
"Siapa ya, dia," gumam Zaki.
Zaki tidak tinggal diam. Dia kemudian mengejar Mila sampai keluar kamar.
"Eh tunggu...!" seru Zaki yang membuat Mila menghentikan langkahnya.
Mila menoleh ke belakang dan menghadapkan tubuhnya ke arah Zaki.
"Iya, ada apa?" tanya Mila.
Zaki melangkahkan kakinya mendekati Mila.
"Kamu siapa? kenapa kamu bisa ada di rumahku dan bisa masuk ke kamarku?" tanya Zaki yang masih penasaran dengan wanita yang ada di hadapannya.
Mila tersenyum.
"Nama saya Mila Mas."
"Mila?"
Mila menganggukan kepalanya.
"Kenapa kamu bisa masuk ke dalam rumahku sembarangan? dan kamu, dari mana kamu kenal dengan ibuku?"
"Sudah satu minggu saya tinggal di sini Mas. Bu Suci yang menyuruh saya untuk tinggal di sini."
Zaki menatap Mila lekat. Dia memperhatikan penampilan Mila dari atas sampai bawah. Mila wanita cantik berhijab, kesehariannya selalu memakai gamis, dan Zaki fikir, mana mungkin Mila mau maling di rumahnya.
Dia seperti wanita baik-baik. Tidak mungkin mama memasukan sembarang orang ke dalam rumah, batin Zaki.
Ring ring ring...
Ponsel Zaki tiba-tiba saja berdering. Zaki merogoh ponselnya yang ada di saku kemejanya.
"Mama," ucap Zaki saat melihat panggilan dari ibunya.
Zaki meninggalkan Mila dan buru-buru masuk ke kamarnya untuk mengangkat panggilan dari ibunya.
"Halo. Assalamualaikum."
"Wa'alakiumsalam Zaki, kamu udah nyampe rumah belum?"
"Udah Ma. Zaki udah nyampe rumah."
"Bisa kamu langsung ke kantor? Mama butuh bantuan kamu Zaki."
"Iya Ma. Aku ke sana sekarang."
"Iya Zaki. Mama tunggu ya."
"Iya Ma."
Setelah memutuskan saluran telponnya, Zaki kemudian bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Setelah siap, Zaki keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga.
Sesampainya di ruang tengah, Zaki menghentikan langkahnya.
"Bik Inem mana?" tanya Zaki pada Mila.
"Bik Inem siapa? saya tidak kenal sama Bik Inem"
"Jangan bercanda kamu. Bik Inem itu pembantu ibu saya."
"Saya tidak tahu di mana dia Mas. Karena waktu saya datang ke sini, ibu anda sendirian. Dan kata Bu Suci, asisten rumah tangganya lagi pulang kampung."
"Oh..."
Zaki pergi begitu saja meninggalkan Mila.
"Ih, aneh banget sih tuh orang. Nuduh-nuduh orang sembarangan. Lagian, siapa yang mau maling di kamarnya coba. Di kamarnya juga nggak ada apa-apa," gerutu Mila.
Setelah Zaki pergi, Mila kemudian melanjutkan pekerjaannya untuk beres-beres di rumah Bu Suci.
Mila tahu diri, dia sudah di berikan tumpangan oleh Bu Suci, tidak mungkin untuk dia berdiam diri. Dia harus membantu Bu Suci mengerjakan pekerjaan rumah.
****
Sesampainya di depan kantor, Zaki memarkirkan mobilnya di tempat parkir. Setelah itu Zaki turun dari mobilnya dan melangkah masuk ke dalam kantor.
"Selamat siang Ma," ucap Zaki setelah dia sampai di ruangan ibunya.
"Siang Zaki. Duduklah!" pinta Bu Suci.
Zaki mengangguk. Setelah itu dia pun duduk di depan ibunya.
"Setengah jam lagi, meeting akan segera di mulai Zaki. Apa kamu sudah membawa berkas-berkas yang mama minta?"
"Sudah Ma. Ini Ma," ucap Zaki sembari mengeluarkan berkas-berkas yang dia bawa dari rumah.
Zaki meletakan berkas-berkas penting itu di atas meja kerja ibunya.
"Ma, ada yang mau aku tanyakan sama Mama," ucap Zaki.
"Apa?" tanya Bu Suci menatap Zaki lekat.
"Ma, tadi aku lihat ada wanita di dalam rumah kita. Siapa dia Ma? apa Mama yang sudah membawa wanita itu tinggal di rumah kita."
"Dia Mila. Dia wanita yang satu minggu lalu mama tolongin. Mama sengaja bawa dia ke rumah dan ajak dia tinggal di rumah. Karena mama kasihan sama dia. Dia tidak punya tempat tinggal lagi, dan saudaranya juga jauh di kampung."
"Ma, mama jangan sembarangan bawa orang asing untuk tinggal di rumah kita Ma. Aku takut, wanita itu akan jahatin keluarga kita."
"Jahatin gimana maksud kamu Zaki?"
"Jaman sekarang kan banyak Ma, orang yang cuma pura-pura baik di depan kita. Tapi jahat di belakang kita. Aku takut, wanita itu cuma mau memanfaatin kekayaan mama saja."
Bu Suci tersenyum.
"Dari mana kamu tahu soal itu Zaki. Kita tidak boleh Su'udzon gitu. Menurut Mama, Mila itu wanita yang baik."
"Ma, kita tidak bisa menilai orang hanya dari penampilannya saja. Dia memakai hijab dan baju tertutup, belum tentu hatinya baik."
"Zaki, mama nggak tega melihat Mila. Dia itu baru ditalak suaminya dan diusir suaminya dari rumah. Mila nggak punya tempat tinggal sekarang. Saudaranya juga jauh di kampung."
Zaki terkejut saat mendengar penjelasan ibunya.
"Apa! ditalak dan diusir suami?"
"Iya Zaki. Biarkanlah untuk sementara Mila tinggal di rumah kita ya."
"Terserah mama saja lah kalau begitu."
"Kamu itu belum kenal Mila. Mila itu wanita yang baik. Selama dia tinggal bersama Mama, dia juga rajin bantu-bantu mengerjakan pekerjaan rumah."
Zaki diam. Sebenarnya Zaki itu tipe orang yang tidak mudah percaya dengan orang baru. Karena Zaki sudah sering kena tipu orang. Apalagi seorang wanita.
Selama ini Zaki trauma untuk menjalin hubungan dengan seorang wanita. Karena sudah banyak wanita yang mengecewakannya.
Mereka dekat dengan Zaki hanya karena kekayaan Zaki saja. Tidak ada wanita yang tulus mencintai Zaki. Entah kenapa, Zaki selalu gagal dalam memilih pasangan. Dan sampai usia tiga puluh tahun, Zaki belum memiliki istri. Mungkin memang belum ada jodoh untuk Zaki. Padahal ibunya sangat menginginkan anak semata wayangnya itu menikah.
karena ketika enak sj yg d kejar setelah dapat akan di balik kondisinya. apalagi kau memulai ny dgn tidak baik.
.
buat koreksi aj kak, agar ke depan ceritanya lebih enak di baca, ^^