Istri Rahasia Suamiku

"Antoni, apa kamu berencana memiliki anak dengan Diandra?" tanya Maria saat Antoni datang mengunjunginya.

"Ya," jawap Antoni dengan santai.

Brak !!

"Aku tidak terima." Maria menggebrak meja.

"Apa maksud kamu? Bukankah sudah sewajarnya aku dan Diandra memiliki momongan?"

"Antoni, Kamu berjanji kamu akan segera meresmikan pernikahan kita dimata negara dan juga menceraikan Diandra?"

"Maria, tidak seperti itu."

"Jadi apa sekarang Antoni sudah benar-benar mencintai Diandra?"

"Maria..."

"Antoni, aku sudah cukup sabar menunggu 3 tahun untuk bisa memiliki kamu."

"Maria, Kamu sendiri yang mengatakan jika kamu rela menjadi yang kedua asalkan aku bisa membagi waktu bersama dengan kamu juga?"

"Antoni..."

"Maria, aku rasa sikap kamu ini terlalu egois dan berlebihan jika kamu melarang aku untuk memiliki anak bersama dengan Diandra."

"Antoni, Jika kamu akan tetap memiliki anak dari Diandra. Lihat saja aku akan membuat kamu menyesal karena kamu telah berlaku tidak adil terhadap aku."

"Maria, Maria. Memangnya apa yang bisa kamu lakukan setelah kamu tidak mendapatkan apapun dari keluarga kamu."

"Jadi ini hanya karena aku yang batal menjadi orang kaya seperti Diandra?"

"Bukan seperti itu."

"Baiklah Antoni, lihat saja apa yang akan aku lakukan terhadap rumah tangga kamu dan juga Diandra."

Antoni menghela nafas panjang kemudian bangkit dari tempat duduknya dan bersiap untuk pergi meninggalkan Maria.

"Antoni, aku belum selesai bicara dan kamu akan pergi meninggalkan aku?"

Antoni yang sudah memegang gagang pintu dan bersiap untuk membuka pintu itu berhenti dan menoleh sebentar ke arah Maria.

"Aku mulai bosan dengan sikap kamu yang merasa bahwa aku tidak berlaku adil terhadap kamu. Seharusnya kamu tahu apa yang harus aku lakukan kepada Diandra karena memang dialah yang menjadi istri pertama ku setelah dirimu."

Antoni kemudian segera pergi setelah mengatakan itu, Maria tentu saja merasa dikecewakan dan merasa ditipu oleh Antoni.

"Baiklah, lihat saja apa yang akan aku lakukan."

Hari itu juga Maria memutuskan untuk kembali dan tidak ingin lagi berada di kota itu. Maria membiarkan Antoni bersama dengan Diandra untuk berbulan madu.

Diandra tersenyum melihat kedatangan Antoni.

"Kamu sudah pulang?" tanya Diandra berbasa-basi.

"Iya, Aku merasa sangat lelah Aku ingin berendam air hangat," ucap Antoni saat Diandra membantunya membuka jas yang dikenakan.

Antoni segera pergi dari hadapan Diandra menuju kamar mandi. Antoni benar-benar tidak menyangka jika sikap Maria akan berubah 90 derajat setelah Antoni menikahi nya.

"Sebenarnya apa yang terjadi kepada Maria, Kenapa dia tiba-tiba menginginkan waktu bersamaku sepenuhnya." Antoni memejamkan mata dan mencoba untuk memecahkan masalah dari kehidupan yang sebenarnya sangat berbeda dari rencana yang dia inginkan.

Jika sebelumnya Antoni berencana untuk melupakan Maria dan mulai mencintai Diandra, dan melupakan obsesinya untuk mendapatkan harta kekayaan dari keluarga Gautama. Kini Antoni kembali merasa bahwa dia harus mewarisi perusahaan tempat di mana dia sekarang bekerja. Soal Maria, Antoni berpikir jika Antoni sudah memegang penuh kendali atas perusahaan dan harta kekayaan Gautama. Maria pasti akan kembali bersikap manis padanya.

Yang harus Antoni lakukan untuk mewujudkan semua itu adalah membuat Diandra hamil.

Tiga minggu berlibur bersama, nyatanya tidak terjadi seperti yang diharapkan oleh Antoni.

Diandra demam sehingga membuat mereka tidak bisa melakukan honeymoon seperti yang direncanakan sebelumnya, dan..... Hari ini mereka akan segera kembali pulang.

"Antoni, maafkan aku karena ternyata kita tidak bisa mewujudkan keinginan Papa untuk memberikan cucu setelah kita pulang dari sini," lirih Diandra.

"Tidak apa apa, kesehatan kamu yang utama." Antoni tersenyum kemudian mencium kening Diandra sebelum mengangkat barang-barang milik mereka.

Hmm, setelah kamu mengetahui bahwa papa akan memberikan perusahaannya kepada kamu. Sikap kamu padaku langsung berubah 90°. Sayang nya, Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Mulai sekarang aku akan mengikuti skenario dan mengumpulkan semua bukti-buktinya sebelum aku akan menghempaskanmu dari hidupku.

...----------------...

"Diandra, kamu sudah pulang?" Papa menyambut kedatangan Diandra dan juga Antoni.

Diandra dan Antoni saling berpandangan sebelum akhirnya mereka tersenyum dan menghampiri Papa serta memeluknya.

"Kenapa Diandra merasa ada sesuatu yang sangat membuat Papa berbahagia?"

Hendri tersenyum kemudian memeluk Diandra, hal itu tentu saja membuat Diandra semakin merasa bahwa memang ada sesuatu yang terjadi.

"Papa menemukan seseorang yang mampu membuat hari-hari papa bahagia."

"Ha?" Diandra mengerutkan dahinya sambil menatap ayahnya yang terlihat berbinar-binar seperti seorang pemuda yang sedang jatuh cinta.

"Apa maksud papa?"

"Bukankah kamu selalu mengatakan kepada Papa agar Papa mencoba mencari kebahagiaan papa sendiri selagi menunggu kebahagiaan yang akan kamu berikan?"

"Iya, lalu?"

"Papa sudah menemukannya," ucap Hendri yang membuat Diandra dan Antoni saling berpandangan.

"Awalnya papa tidak sengaja bertemu dengan nya beberapa tahun lalu, tapi wanita itu menolak saat Papa mengajaknya untuk menjalin hubungan yang lebih serius. Lalu sekarang, dia datang kepada papa dan mengatakan bahwa dia sudah siap untuk menjalin hubungan yang lebih serius bersama dengan papa."

"Tunggu, Jangan bilang papa akan menikahi wanita itu?"

"Diandra, Dia adalah wanita yang baik, penyayang. Walaupun umurnya jauh di bawah papa tapi dia bisa mengimbangi sifat Papa."

"Baiklah, tapi sebelum Papa menikahi wanita itu. Sesuai perjanjian aku akan memutuskan apakah wanita itu baik untuk berada di dalam keluarga kita atau tidak."

Hendri tersenyum dan menganggukkan kepala, Diandra dan Antoni kemudian masuk ke dalam rumah bersama dengan Hendri.

"Jadi kapan papa akan mempertemukan Diandra dengan wanita yang sudah berhasil membuat hati papa berbunga-bunga?" tanya Diandra saat dia sedang makan malam bersama dengan sang ayah.

"Besok, saat jam makan siang di Dainil Restoran."

"Baiklah. Diandra dan Antoni akan datang. Benarkan?" ucap Diandra sambil melihat ke arah Antoni yang sibuk dengan ponselnya.

Raut wajahnya tegang, sepertinya Antoni sedang menerima pesan yang cukup serius.

"Tentu saja, maaf aku harus pergi karena ada masalah yang menyangkut nama baikku di perusahaan papa,"

"Pergilah," Ucap Hendri.

"Pa, kenapa papa membiarkan Antoni pergi? padahal ini sudah larut malam, apa sebegitu percayanya Papa terhadap Antoni?"

"Loh, memangnya kamu tidak percaya pada suami kamu sendiri?"

"Bukan begitu, hanya saja.."

"Diandra, langgengnya rumah tangga itu harus didasari oleh kejujuran dan saling percaya satu sama lain. Kamu harus selalu percaya kepada Antoni dan yakinlah bahwa dia tidak akan berbuat sesuatu yang akan menyakiti hati kamu."

Seandainya saja Papa tahu bahwa kepercayaanku terhadap Antoni sudah hilang. Aku hanya harus mencari bukti untuk meyakinkan Papa bahwa Antoni tidak sebaik yang papa pikiran.

Keesokan harinya..

Antoni menjemput Diandra, setelah Antoni menyelesaikan pekerjaannya. Karena hari ini mereka akan bertemu dengan wanita yang akan menjadi bagian dari keluarga Gautama.

"Antoni, kenapa aku melihat kegelisahan di wajah kamu?" tanya Diandra saat mereka dalam perjalanan menuju restoran.

"Tidak ada, mungkin aku hanya merasa lelah karena semalam benar-benar menguras tenaga dan pikiranku."

Diandra hanya tersenyum kemudian mengalihkan pandangannya ke arah luar jendela. Diandra tahu jika semalam Antoni pergi menemui Maria, hanya saja Diandra tidak lagi mengetahui percakapan di antara mereka karena tas yang terdapat alat penyadap tidak berada di rumah Maria.

Sesampainya di restoran, Antoni dan Diandra lebih dulu memilih tempat karena memang sang Papa sedang dalam perjalanan menuju restoran setelah menjemput wanitanya.

Beberapa saat kemudian, Hendri terlihat memasuki restoran dan segera berjalan menuju meja tempat di mana Diandra dan Antoni berada.

"Diandra, Antoni. Kenalkan, ini adalah wanita yang papa ceritakan."

"Hai Diandra, Antoni..."

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...