NovelToon NovelToon
Ketika Aku Menyerah

Ketika Aku Menyerah

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1M
Nilai: 5
Nama Author: Bhebz

"Buka hatimu untukku kak Praja," mohon Ardina Rezky Sofyan pada sang suami dengan penuh harap. Air matanya pun sejak tadi sudah menganak sungai di pipinya.

Pernikahan sudah berlangsung lama tapi sang suami belum juga memberinya kebahagiaan seperti yang ia inginkan.

"Namamu belum bisa menggantikan Prilya di hatiku. Jadi belajarlah untuk menikmati ini atau kamu pergi saja dari hidupku!" Balas Praja Wijaya tanpa perasaan sedikitpun. Ardina Rezky Sofyan menghapus airmatanya dengan hati perih.

Cukup sudah ia menghiba dan memohon bagaikan pengemis. Ia sudah tidak sabar lagi karena ia juga ingin bahagia.

Dan ketika ia menyerah dan tak mau berjuang lagi, akankah mata angin bisa berubah arah?

Ikuti perjalanan cinta Ardina Rezky Sofyan dan Praja Wijaya di sini ya😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 Ternyata Merindu

Hampir seminggu berada di luar kota untuk mengurus proyek yang ia kerjakan kini Praja Wijaya sudah kembali ke rumah. Dadanya berdebar bahagia karena untuk pertama kalinya ia begitu rindu untuk pulang. Ia tidak tahu kenapa, tapi ia sangat ingin bertemu dengan seseorang di kamar itu.

Pria itu turun dari mobilnya dengan langkah ringan memasuki rumah yang nampak sangat sepi itu. Mang Karta ia panggil untuk mengambil oleh-oleh yang ia beli untuk semua orang di rumah itu.

"Kok sepi?" ucapnya dengan wajah penasaran.

"Tak biasanya rumah begitu sepi seperti ini," lanjutnya seraya melangkahkan kakinya menuju bagian dalam rumah. Ia pun memandang berkeliling keadaan di dalam rumah itu. Semua ruangan ia masuki untuk mencari anggota keluarga yang lain. Akan tetapi, Papa dan mamanya tidak ia temui apalagi Ardina.

"Bu Ani, papa dan mama pada kemana? Kok gak kelihatan?" tanyanya dengan wajah bingung. Kebahagiaannya yang baru datang rasanya langsung hambar karena orang-orang yang ingin ditemuinya tidak berada di tempat.

"Oh, tuan dan nyonya besar sedang mengikuti arisan keluarga di rumah keluarga paka Janu Harun." Perempuan itu menjawab seraya menundukkan wajahnya.

"Ah iya makasih Bu," ucap pria itu tersenyum. Sesungguhnya, ia juga ingin menanyakan tentang Ardina, tetapi ia merasa sangat malu untuk menanyakan istrinya itu.

Bu Ani mengangkat wajahnya kemudian menjawab, "Sama-sama tuan, ta-pi," Bu Ani sepertinya sedang ingin membicarakan sesuatu tetapi ia urungkan karena tuan muda di keluarga itu sudah meninggalkannya dan memasuki kamarnya.

Akhirnya, ia pun pergi dari sana sedangkan Praja Wijaya membuka pintu kamarnya yang sudah ia tinggalkan hampir seminggu.

Sesampainya di dalam kamar, pria itu juga melakukan hal yang sama yaitu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan mencari penghuni kamar yang selama ini ia temani.

"Apa Ardina juga ikut arisan bersama mama?" tanyanya dengan perasaan yang kecewa. Kamar yang sangat ia rindukan karena ada istrinya disana kini juga tidak nampak. Sebuah kotak kecil ia keluarkan dari saku jasnya kemudian ia duduk di bibir ranjang. Memandang kembali sofa yang biasa ditempati Ardina selama ini.

Ia pun berjalan kesana dan duduk diatasnya. Meraba permukaan sofa itu membayangkan penghuninya yang selama ini duduk dan tidur selama berbulan-bulan di tempat itu.

Aaaa, tiba-tiba saja ia merasakan sesuatu yang sangat tak nyaman dihatinya. Ada rasa sesak dan sesal muncul secara tak terduga di dalam dadanya.

Lama ia duduk di situ dan akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Ia menemui Bu Ani lagi yang sedang sibuk memberikan perintah kepada semua asisten rumah tangga di rumah itu untuk melakukan tugasnya dengan baik.

"Maaf Bu An, apakah aku boleh minta tolong?" ucapnya dengan tidak bermaksud mengganggu pekerjaan perempuan paruh baya itu.

"Ah iya tuan muda. Ada apa?" Bu Ani segera meninggalkan semua asisten rumah di rumah itu dan menghampiri sang tuan muda.

"Apakah Ardina juga ikut arisan sama mama?" tanyanya dengan suara pelan bagaikan bisikan. Ia nampak malu menanyakan hal ini karena masih ada sedikit rasa egois yang memenuhi hatinya saat ini.

Perempuan paruh baya itu langsung merasakan dadanya berdebar. Hal inilah yang ingin disampaikannya pada pria itu sejak tadi.

"Tidak tuan muda," jawabnya singkat.

"Lalu? Ardina memangnya kemana Bu An? Apa ia sedang berada di taman?" tanya Praja dengan perasaan tak sabar. Ia pun melangkahkan kakinya menuju pintu meninggalkan Bu Ani tanpa pamit.

"Tidak tuan muda. Nyonya muda tidak ada di sana." Praja menghentikan langkahnya dan berbalik. Ia menatap Bu Ani dengan tatapan tanya.

"Lalu kemana dia? Di dalam kamar juga dia tidak ada."

Bu Ani menelan ludahnya kasar kemudian menjawab, "Nyonya muda sudah tidak tinggal di rumah ini tuan."

"A-apa?! Apa maksudmu bu An? Ini bukan lelucon lho," ucap pria itu dengan tatapan tajam.

"Ini memang benar tuan, malam itu sewaktu ada pesta ulang tahun untuk tuan muda, nyonya Ardina pergi meninggalkan rumah."

Deg

Untuk beberapa saat Praja Wijaya merasakan kepalanya baru saja ditimpa sebuah benda besar. Ia merasa pusing dengan apa yang telah terjadi.

"Bu Ani hanya bercanda 'kan?" ucapnya untuk menolak sebuah kenyataan buruk yang baru saja ia dengar.

"Ini beneran tuan. Nyonya Ardina pergi malam itu juga tanpa pamit dan juga dalam keadaan yang sangat mengkhawatirkan. Ia sedang sakit." Perempuan paruh baya itu tak sadar meneteskan air matanya.

"Aku tidak percaya Bu An. Kamu hanya ingin mengerjai ku bukan?" Praja langsung berlari ke arah kamarnya. Ia ingin membuktikan sesuatu. Sedangkan Bu Ani menyusut airmatanya. Ia tak menyangka kalau Ardina telah menyerah dengan keadaan ini.

Praja memasuki kamarnya dengan langkah cepat. Ia berjalan ke arah lemari pakaian tempat istrinya itu menyimpan pakaiannya selama ini dan ternyata sudah kosong. Tidak ada selembar pun pakaian milik perempuan itu tersimpan.

Ia pun memandang ke sekeliling ruangan yang berukuran 4x5 itu. Dan ia benar-benar tidak menemukan apa pun yang berhubungan dengan Ardina Rizky Sofyan, sang istri.

"Ya Allah, bahkan satu kata pun tak kamu tinggalkan untukku Din," ujarnya dengan perasaan yang sangat sakit. Pria itu pun berlari keluar dari kamarnya dan bersiap menuju garasi mobil. Ia akan menggunakan mobilnya lagi untuk mencari Ardina di rumah Asna, ibunya.

"Praja, kamu mau kemana?" tanya Dewinta yang baru akan memasuki rumah setelah dari acara arisan keluarga.

"Ardina tidak ada di rumah ma. Dan aku mau mencarinya di rumah Bu Asna."

"Kami sudah mencarinya beberapa hari yang lalu akan tetapi rumah itu telah kosong dan tak berpenghuni." Dewinta menjawab dengan perasaan sesak di dalam hatinya.

"Lalu kenapa mama tidak menghubungi aku kalau Ardina pergi dari rumah?" Praja Wijaya menatap mamanya dengan tatapan tanya.

"Ya, karena mama pikir kamu itu tidak perduli padanya dan tidak ingin menjalin hubungan lagi dengan istrimu itu. Tapi sebenarnya kami juga tidak percaya kenapa Ardina pergi tanpa minta izin apalagi kata Bu Ani, malam itu istrimu sedang sakit."

Praja meraup wajahnya kasar. Dadanya sesak karena emosi sedang ia tahan.

"Sekarang seharusnya kamu sudah senang karena kamu bebas menggunakan kamar pribadimu tanpa harus marah dan juga benci lagi sama Ardina. Kamu harus bahagia nak," ujar Dewinta tersenyum kemudian meninggalkan sang putra di tempat itu.

"Seharusnya aku senang ma tapi kenyataannya aku baru sadar kalau aku ternyata sangat merindukan perempuan itu." Praja itu pun naik ke atas mobilnya untuk melanjutkan mencari Ardina di rumahnya atau di tempat lain di kota itu.

🌹🌹🌹

"Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?

Nikmati alurnya dan happy reading 😊

1
Ratna Fika Ajah
Luar biasa
Khairul Azam
dr bab ini aku stop baca jujur sih meski ini novel aku paling gak suka perempuan yg memakasakan cinta, merendahkan harga diri jadi perwmpuan mahal dikit dong. geli sendiri aku bacanya
Dede Bleher: betuul.
aku benci pd perempuan yg menghiba pd pria demi Cinta.
krna aku pernah di tolak oleh pria jg!
aku di tolak malah aku gandeng mas bule.
taraaaaa, sekarang 31 thn nikah.
dan dia malah di jodohkan sm tetangga nya krna bujang lapuuuuk 🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Khairul Azam
ya bener sih dibilang murahan menjijikan perempuan seperti itu
delfastri
ntar aje maafanya ramadhan aja masih lama pa lagi lebaran..
Diana Sofya
Luar biasa
Normah Basir
ternyata..,....oh ternyata
Normah Basir
double2 SJ mumpung masih kuat2nya
Normah Basir
sahabat lebih baik, tp adakah teman dekat sama laku2tanpa membawa perasaan
Normah Basir
valda buat penasaran penggemarnya pasti ramai
Normah Basir
kalau halus tak bisa masuk,kan TDK jdde bela durennya
Normah Basir
modul kamu David mau dilayani sama istri mau pijat2 ples
Normah Basir
tahan dululah ada orang lihat/Grin//Grin/
Normah Basir
TDK mau tersaingi orangtua SM menantu/Facepalm//Facepalm/
Normah Basir
tahanlah David di Tokyo bisa berkali2 ronde
Normah Basir
mau solo aja david
Normah Basir
David perempuan kadang bicara sebaliknya,kok dicuekan TDK peka
Normah Basir
apa lagi taktik David supaya dapat belah durennya
Normah Basir
David pencitraan seolah2 tak butuh padahal kebelet nikah
Normah Basir
deg-degan dulu valda bahagia akhirnya
Normah Basir
David kamu sungguh pemain handal mempermainkan valda
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!