Bu Bai, Seorang Raja Assassin di Dunia Modern meninggal karena umur.
Setelah kematiannya, Jiwa Bu Bai berpindah ke tubuh Pria bernama Xiao Bu Bai Didunia Kultivator yang merupakan seorang pelayan pembersih di sebuah sekte tingkat 3 yang juga dalam keadaan kritis akibat siksaan disebuah ruangan.
Walaupun dalam keadaan begitu, Keberuntungan Bu Bai seorang Raja Assassin masih berpihak padanya.
Sebuah System muncul dihadapan-nya dan membantunya untuk menjadi tak terkalahkan hingga yang terkuat dan mencapai keabadian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wartrick, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 01- Kematian Raja Assassin
Ditengah Hutan yang sangat jauh dari Kota, Terdapat sebuah bangunan kecil.
...
Bangunan yang berada ditengah-tengah Hutan tersebut merupakan tempat kediaman Mahkluk yang sangat ditakuti semua orang.
Mahkluk tersebut adalah Sang Raja Assassin, Yang tak terkalahkan, Bu Bai.
Bu Bai yang pekerjaan-nya sebagai Pembunuh yang di takuti semua orang, sekarang harus tergeletak di tempat tidur karena umur yang sudah Tua.
"Hah..." Bu Bai, Sang Raja Assassin menghela nafas panjang.
Dia hanya bisa menatap langit-langit kediaman-nya dari atas tempat tidur-nya. Tubuh-nya bahkan tidak sanggup untuk bergerak lagi.
"Aku... Sang Raja Assassin, yang mampu menaklukkan apa saja, Sekarang harus ditaklukkan oleh Umur."
Bu Bai berkata dengan putus asa, dia merasa umur-nya yang sekarang sangat-lah begitu pendek.
Dia juga cukup menyesali kehidupan-nya yang selama puluhan tahun tersebut ada hanya untuk membunuh. Dan di penghujung Hidup-nya, Bu Bai sangat ingin menikmati Hidup seperti Biasa.
Mempunyai Keluarga, Istri, dan Anak yang akan merawat dia di hari Tua-nya. Bukan seperti sekarang, Sekarat diruangan sendirian tanpa ada yang tahu bahwa dia hidup atau mati.
"Kalau saja ada kehidupan selanjut-nya, Aku ingin menikmati hidupku....." Ucap Bu Bai, Sang Raja Assassin kemudian, dengan perlahan mata-nya tertutup.
Itu adalah Kata-kata terakhir Sang Raja Assasin yang tak terkalahkan.
...
...
...
Disebuah Bangunan yang tampak tidak terawat, didalam Bangunan tersebut, terdapat seorang Pria tergeletak di lantai bangunan tersebut tak sadarkan diri.
Kondisi Tubuh Pria tersebut penuh dengan luka dan darah berceceran di lantai tersebut.
Tangan kiri Pria tersebut diikat oleh rantai besi.
"Uh..." Pria tersebut tiba-tiba saja bergerak, dan mata-nya perlahan-lahan terbuka.
Dia juga melihat tangan kiri-nya dalam keadaan di rantai.
"Bukankah aku sudah mati? K-Kalau begitu, apa ini Neraka?" Setelah berpikiran seperti itu, Dia melihat kiri dan kanan-nya dengan wajah penuh kepanikan.
Beberapa detik kemudian, dia kembali tenang, "Aku memang di rantai, tapi ini sepertinya bukanlah neraka."
Karena awal-nya dia melihat tangan-nya di rantai, Pria tersebut berpikir dia berada di Neraka dan sedang menjalani hukuman akibat dari kelakuan semasa hidupnya.
Pria tersebut adalah Bu Bai, Sang Raja Assassin, Atau lebih tepat-nya, Jiwa Bu Bai Sang Raja Assassin dari Bumi berpindah ke Tubuh Seorang Pria muda.
"Argh!" Tiba-tiba saja kepala Bu Bai seperti tersengat Listrik.
Bu Bai mengerang kesakitan, sambil menahan sakit-nya kepala-nya, Aliran-aliran ingatan milik orang lain muncul didalam kepala Bu Bai.
...
Beberapa menit kemudian,
Setelah menahan rasa yang begitu menyakitkan, Bu Bai akhirnya memahami kalau Jiwa-nya dari Bumi berpindah ke sebuah Tubuh Pria muda yang berasal dari Benua Tianxu.
Tubuh Pria yang di masuki Bu Bai juga memiliki nama yang sama dengan-nya, namun dia memiliki nama Keluarga Xiao,
Xiao Bu Bai.
Berbeda dengan Bumi, Benua Tianxu yang tempat dia sekarang sangat-sangat berbeda. Orang-orang yang berada di Benua Tianxu, penuh dengan banyak Kultivator yang mengerikan. begitu banyak pertumpahan darah, semua-nya hanya soal membunuh atau dibunuh.
Dunia tempat Bu Bai sekarang juga memiliki banyak Ras, bukan hanya Manusia saja seperti di Bumi, tempat dia sebelumnya.
Bu Bai merasa tempat dia yang sekarang cukup menarik, tapi juga terdapat kekecewaan.
Dia sudah menghabiskan banyak waktu hanya untuk membunuh dan di akhir hidup-nya, Bu Bai hanya ingin menikmati hidup-nya. Namun, sekarang dia malah berpindah ke Dunia yang lebih jauh berbahaya dari Bumi.
"Dari ingatan tadi, Sekarang aku disekap seseorang ya..." Bu Bai sekali lagi melihat kondisi tubuh-nya yang penuh dengan luka-luka.
"hah! Ini sangat menyakitkan." Karena dia sudah menempati Tubuh yang baru, tentu saja rasa sakit yang diterima Bu Bai sebelum-nya sekarang berpindah ke dirinya.
"Baiklah, Sekarang... Bagaimana aku bisa keluar dari tempat ini." Bu Bai masih memikirkan cara untuk dia kabur dari tempat tersebut.
Jika itu Tubuh muda-nya yang sebagai Raja Assassin di Bumi, Bu Bai sudah pasti dengan mudah melepas rantai yang mengikat pada lengan-nya. Tapi sekarang, Tubuh yang dia tempati sangat lah lemah dan rapuh.
Bu Bai khawatir, Jika dia memaksa menarik rantai yang terikat di lengan-nya, maka lengan-nya pasti akan langsung patah.
Dia mengamati sekitarnya, hanya terdapat kayu didekat kaki-nya dan kayu tersebut cukup tajam. Tapi itu tidak akan mungkin bisa menghancurkan rantai besi-nya.
Saat Bu Bai masih mencari cara untuk melepaskan nya dari ikatan yang ada pada lengan-nya, terdangar suara dari seorang pria pada luar ruangan yang mendekat ke tempat Bu Bai.
"Sialan! Sampai kapan aku menunggu mereka datang! Sangat membosankan disini." Nada suara itu terdengar sangat jengkel.
Mendengar suara itu, Bu Bai dengan cepat menggeser kayu dengan kaki-nya.
Pada saat itu juga, pintu tempat Bu Bai di kurung terbuka.
"Krek"
Seorang Pria berdiri di tengah-tengah pintu tersebut dan menatap Bu Bai. "Oh, Kau ternyata sudah sadar." Pria itu berbicara sambil memberikan senyuman.
Bu Bai tidak membalas ucapan Pria tersebut, dia menyembunyikan kayu dibelakang punggung-nya, lalu menatap Pria tersebut dengan tatapan tajam sambil dengan mengamati sekitaran tubuh-nya.
"Apa yang kau lihat!? Apa mata-mu ingin ku cungkil?" Kata Pria tersebut yang Sambil berjalan mendekat ke arah Bu Bai.
Ancaman yang dilontarkan oleh Pria tersebut sama sekali tidak menggentarkan jiwa dan raga Bu Bai. Dia tetap terus memperhatikan Pria tersebut dan berharap terus untuk mendekat.
"Mendekatlah~" Batin Bu Bai, dia sudah berencana memberikan serangan kejutan.
Bu Bai tentu tahu, dari pandangan pria tersebut, dengan keadaan-nya sekarang pasti tidak mungkin untuk menyerang dan akan membuat seseorang lengah.
Dengan kayu yang dia sembunyikan, Bu Bai ingin langsung menusuk-kan kayu tajam tersebut untuk mengakhiri Pria yang dihadapan-nya dan mengambil pedang yang berada di pinggang-nya untuk lepas dari rantai besi tersebut.
Setelah Pria tersebut mulai mendekat ke arah Bu Bai, dia tiba tiba berhenti lalu berkata, "Tapi tidak mungkin aku mencungkil mata-mu, itu pasti akan mengurangi harga tubuh-mu." Kata Pria tersebut.
Bu Bai yang melihat Pria tersebut menghentikan langkah-nya, Bu Bai mengutuk didalam hati-nya. "Sial, Kenapa kau malah berhenti! Cepat mendekat lagi lah!"
Setelah mengatakan hal tersebut, Pria itu menarik pedang dari sarung-nya. "Sekarang ini aku sedang bosan, Menggores sedikit lagi tubuh-mu pasti tidak akan menggurangi harga mu, Hehehe!" Ucap Pria itu.
Jika itu jiwa biasa yang menempati tubuh Bu Bai sebelum-nya, pasti dia akan ketakutan. Tapi berbeda dengan Sang Raja Assassin Bu Bai, dia malah bersyukur. Karena dengan begitu, Pria tersebut akan lebih mendekat dengan dirinya.
Pria itu pun sudah berada beberapa centimeter dari Bu Bai, dia kemudian berjongkok.
Sret~ Pria tersebut mengayunkan pedang-nya dan melukai tubuh luar Bu Bai.
Walaupun dimasalalu Bu Bai seorang yang tangguh, tapi keadaannya sekarang membuat luka goresan yang diberikan Pria tersebut tentu sakit.
Dia sedikit mengernyit.
"Hmm~ Kau berbeda seperti sebelum-nya, sebelum-nya kau tampak begitu pecundang dan sangat penakut." Pria itu cukup terkejut.
"Hehehe, apa mungkin kau sudah pasrah dengan hidup-mu? Kalau begitu itu bagus!" Pria itu berkata lagi.
Pria itu memberikan goresan kedua lagi dengan pedang-nya dan darah keluar dari kulit Bu Bai. Melihat darah mengalir, rasa kebosanan Pria itu sedikit mereda.
Saat Pria tersebut ingin memberikan goresan ketiga-nya ke tubuh Bu Bai. Bu Bai tiba tiba tersenyum jahat.
....
Bersambung~
percuma punya sistim pelit dan ngk guna saat di butuhkan LBH baik ngk ada sistim