Wang Wu Xie hidup damai bersama keluarganya di perbatasan dunia fana dan dunia kultivasi. Namun jauh di dalam hatinya, tumbuh kerinduan akan dunia yang lebih luas dan keinginan untuk menapaki jalan keabadian.
Suatu malam, ia bermimpi tentang sosok misterius yang melawan tiga tetua sekte besar demi mempertahankan Pusaka Penentang Langit dan Kitab Reinkarnasi. Mimpi itu terasa terlalu nyata untuk sekadar bunga tidur.
Siapa sebenarnya sosok dalam mimpi itu? Apa hubungannya dengan darah Wang Wu Xie sendiri?
Pertanyaan-pertanyaan itu akan menyeretnya menuju takdir yang tidak pernah ia bayangkan.
Penuh ketegangan dan intrik, jadi ikuti misteri yang ada dalam cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hamtaro Dasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23 - Niat Buruk
Hari itu, Wang Wu Xie membuka kantong spiritual pemberian Bai Yue. Dari dalamnya, ia mengeluarkan beberapa pil berwarna pucat dan selembar slip giok tipis yang memantulkan cahaya redup.
Saat botol giok pemberian Tetua Fu Tian kembali ia buka, hidungnya segera menangkap empat aroma berbeda. Tiga di antaranya ternyata sama persis dengan wangi halus dari pil-pil yang dimilikinya. Namun satu aroma lain, yang menyelusup samar di balik semuanya, tidak mungkin ia abaikan... Itu adalah aroma bunga Huan Shou.
Tangan Wang Wu Xie bergetar ringan. Ia segera memfokuskan Qi pada slip giok di depannya dan membaca keterangan yang tersimpan di dalamnya dengan hati-hati.
".... Tanaman herbal ini, bila dicampur dengan bunga Huan Shou.... Akan memperlancar aliran Qi di meridian secara paksa," Wang Wu Xie bergumam. Napasnya tercekat ketika membaca baris berikutnya. "Dan efek sampingnya.... Melumpuhkan saraf otak... Perlahan."
Tubuh Wang Wu Xie seketika menggigil. Seolah dingin merambat dari tulang punggungnya. Dia memandang lurus ke depan dan sama sekali tidak menyangka bahwa makhluk Abadi yang baru saja ditemuinya, tersenyum padanya, dan bahkan dengan murah hati mengakuinya sebagai murid, justru menyimpan niat yang teramat buruk.
Cukup lama Wang Wu Xie terdiam sebelum akhirnya menarik napas dalam. Tatapan matanya menajam, lalu sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman yang dingin.
"Jadi itu maksudnya..." Wang Wu Xie berbisik lirih, "Aku masih muda dan itu sudah bagus?"
Wang Wu Xie mendengus, sorot matanya dingin. "Pertama kali aku melihat kultivator Aliran Hitam dari sekte milik Mo Tian Shen dan menyaksikan perbuatannya... Aku langsung menganggap mereka jahat. Tapi kemudian aku melihat kultivator Sekte Teratai Putih dan aku tahu... Mereka pun tidak ragu mengambil nyawa seseorang. Dan sekarang..."
Kedua tangan Wang Wu Xie terkepal, denyut aneh terasa bersamaan saat senyum tipis menghiasi wajahnya. "Semuanya semakin jelas. Baik Aliran Hitam maupun Aliran Putih... Tidak ada bedanya. Pada akhirnya... Hanya yang terkuat yang mengendalikan segalanya."
*
*
Wang Wu Xie tetap menyimpan botol giok pemberian Tetua Fu Tian, kemudian fokus mempelajari slip giok yang diberikan oleh Bai Yue-bahkan sampai malam tiba.
Wang Wu Xie baru berhenti saat mendengar suara ketukan dari pintu. Murid Sekte Awan Putih datang mengantarkan pakaian, makanan, serta gulungan yang berisi jadwal latihannya.
Murid Sekte Awan Putih itu tidak banyak bicara. Dia bahkan langsung pergi setelah menyerahkan barang yang dibawanya. Wang Wu Xie sendiri juga tidak mempermasalahkan hal itu. Dia kembali melanjutkan aktivitasnya dan beristirahat ketika malam semakin larut.
Berada di rumah kayu ini sebenarnya tidak terlalu membuat Wang Wu Xie kesepian. Ini karena sebelumnya di keluarga Wang-dia juga mendapat kamar yang luas dan tidur terpisah dengan ibunya. Satu-satunya yang mungkin berbeda adalah bahwa tempat ini mempunyai udara malam hari yang lebih dingin.
Wang Wu Xie tertidur dalam diam, namun wajahnya tidak pernah benar-benar tenang. Keringat dingin mengalir di dahinya dan kedua tangannya mencengkeram selimut dengan erat. Dia jelas sedang bermimpi buruk saat ini.
Mimpi tersebut sama dengan saat dirinya tinggal di Desa Bai Shui. Padahal selama berada di kediaman Wang, mimpi itu tidak pernah kembali.
"Ukh.."
Dalam mimpinya, kabut hitam merayap di sekeliling tubuhnya. Wang Wu Xie berdiri di tanah retak yang tidak berujung dan langit di atasnya kelabu bagai kain usang yang hendak sobek.
Dari balik kabut tersebut, dua bayangan samar menatap ke arahnya. Suara mereka bergema, berat, dan penuh tuduhan.
"Kau pikir dengan Kitab Reinkarnasi dan Pedang Penentang Langit... Kau bisa bertindak sesukamu? Kau akan dituntut atas semua kejahatan yang kau perbuat!”
"Kejahatan? Hmph, di antara kita... Siapa yang sebenarnya jahat? Kalian membunuh sepuluh, aku membunuh sepuluh. Di mana bedanya?"
Wang Wu Xie bersumpah tidak bicara, namun suara sinis dan terdengar sangat dingin itu seakan baru saja meluncur dari bibirnya. Perasaannya semakin memburuk.
"Jangan samakan kami, denganmu..! Kau tahu benar kesalahan yang kau perbuat..! Kitab Reinkarnasi dan Pedang Penentang Langit... Bukanlah milikmu..!"
Tawa sinis terdengar. Suara dingin meluncur seperti ribuan belati ketika Wang Wu Xie mendengarnya.
"Kesalahan? Kesalahanku hanyalah terlalu kuat. Dan bahkan karena hal itu... Kalian harus bekerjasama seperti ini untuk bisa merebut Kitab dan Pedang di tanganku."
"█ █ ..! Serahkan saja benda itu dan akan kuampuni nyawamu!"
"Ha ha ha, yang memohon pengampunan... Seharusnya kalian!"
Langit pecah oleh kilatan cahaya merah dan putih yang saling bertabrakan. Ledakannya melahap kabut, melumat tanah, seakan seluruh ruang mimpi runtuh bersamaan.
Wang Wu Xie terperanjat bangun. Dadanya naik turun dengan napas yang memburu. Seluruh tubuhnya basah oleh keringat dingin dan tenggorokannya terasa perih.
"Siapa..." suaranya parau, hampir tidak terdengar. Wang Wu Xie menelan ludah, "Siapa sebenarnya... Dia?"
Dengan wajah pucat, Wang Wu Xie mengusap keringat dari dahinya. Tangannya bergetar ringan. Ia memaksakan diri untuk menarik napas panjang, mencoba menenangkan degup jantungnya yang tidak terkendali. Namun bayangan suara itu masih berputar di telinganya, menggema dalam kepala dan membuat hatinya tidak tenang.
******
Perjalanan MC di mulai dari nol,,, sehingga terlihat seperti real,, bukan sekedar fiksi
Dan tinggalkan jejak 👣👣👣👣
Semangat 💪💪💓💓
Jangan berhenti,,,, raihlah apa yang jadi mimpi mu.....
Ingatlah,,,, sukses berawal dari mimpi....
Meskipun tak menyukai Wu Xie,,,, nyatanya masih perduli,,, meskipun mungkin hanya untuk menjaga martabat keluarga Wang di mata umum,,,,
hehehehe 😁😁😁😁
Kenapa begitu panik...?!
Klo kematiannya begitu miris,, maka aku harap itu bukan Xiao Shuxiang, thor...
Cari tokoh lain aja,,, aku ngga rela Xiao Shuxiang di cabik-cabik...
Ini jejak-jejak 👣👣👣👣 kehadiranku