Warning 21+ Cerita Dewasa!!!!!!
Bijaklah dalam memilih bacaan, karena novel ini bisa membuat ada jungkir balik, panas dingin, ngakak berkepanjangan dan juga mengandung kebucinan yang hakiki.
Wanita malam julukan segelintir orang disekitar pemukiman tempat tinggal Berlian Ayunda yang memandang rendah pekerjaannya, tapi Berlian tidak pernah menghiraukan perkataan mereka yang terpenting dirinya bisa menjaga diri dan juga kehormatannya.
Hingga suatu hari Berlian harus menikah dengan seseorang karena desakan dan aturan dari lingkungan tempat tinggalnya.
Alvaro Waradhana seorang cassanova suami Berlian yang menganggap Berlian sama seperti wanita malam yang selalu menemani tidurnya.
Akankah Berlian bisa bertahan dengan Alvaro Waradhana?
Dan apakah Alvaro Waradhana bisa merubah statmen terhadap Berlian setelah dirinya mengenal lebih jauh siapa Berlian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaruMini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 05 Sabar Ini Ujian
"Ada apa pak?" tanya bu Sofyan menghampiri suaminya.
"Biasa Varo bu dari dulu tidak berubah bapak harus bagaimana merubah dia menjadi lebih baik belum apa-apa kita sudah disusahkan olehnya" ujar pak Sofyan sambil menghembusakan nafasnya kasar.
"Sabar ini ujian" ucap bu Sofyan membuat pak Sofyan langsung mengangkat kedua alisnya dan menatap istrinya.
"Kenapa bapak melihat ibu seperti itu, benar bukan semua yang diberikan oleh Allah mau itu baik ataupun buruk itu adalah ujian?"
"Iya betul bu, ibu sekarang jadi lebih pintar"
"Maksud bapak dari dulu ibu bodoh begitu, oh awas ya tidak ada jatah malam ini" ujar bu Sofyan pergi meninggalkan pak Sofyan dan dengan segera pak Sofyan mengikutinya dari belakang sambil merayu dan memelas kepada istrinya.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam" jawab pak Sofyan menghentikan langkahnya menyusul bu Sofyan. "Alhamdulillah anak bapak sudah sampai" ujar pak Sofyan menghampiri Malik anaknya yang sedang berdiri didepan pintu kemudian Malik bersalaman dan mencium punggung tangan pak Sofyan.
"Astagfirullahaladzim" ujar pak Sofyan saat melihat ke depan rumahnya banyak ibu-ibu yang berkerumun dan tersenyum kepadanya.
"Ada yang bisa saya bantu bu?" tanya pak Sofyan kepada ibu-ibu yang masih di halaman rumahnya.
"Ini pak tolong kasih kepada Malik" ujar ibu-ibu bersamaan sambil memberikan secarik kertas bergantian.
"Apa ini bu?" tanya pak malik lagi ketika melihat kertas yang berada di tangannya.
"Tolong berikan kepada Malik suruh menghubungi nomor itu pak"
"Iya pak jangan lupa semuanya" sahut ibu-ibu yang lainnya.
"Untuk apa?" tanya pak Sofyan penasaran.
"Siapa tahu dari salah satu nomor itu ada yang cocok dan bisa menjadi menantu pak Sofyan" ucap ibu-ibu sambil tersenyum malu.
"Baiklah terima kasih nanti saya berikan kepada anak saya" ujar pak Sofyan tidak ingin melayani ibu-ibu yang pasti akan lama dan banyak pertanyaan yang akan ditanyakan kepadanya.
"Terima kasih pak Sofyan" ucap ibu-ibu serentak dan langsung meninggalkan rumah pak Sofyan.
"Sabar, sabar" ujar pak Sofyan sambil masuk kedalam rumahnya.
Lima tahun waktu yang begitu lama untuk pak Sofyan beradaptasi di lingkungannya setelah dirinya memutuskan untuk tinggal dirumahnya sekarang karena dirinya ingin merasakan hidup sebagai rakyat biasa tanpa ada kemewahan yang diberikan oleh orang tuanya, Syukurlah istri dan anaknya mau mengerti dan menerimanya.
"Ada apa pak" tanya bu Sofyan kepada suaminya ketika sudah berada di ruang tamu.
"Biasa bu"
"Apa seperti biasa ibu-ibu datang kerumah kita ketika Malik pulang?" tanya bu Sofyan penasaran.
"Betul, siap-siap saja rumah kita akan kebanjiran makanan setiap hari" ujar pak Sofyan sambil menghembuskan nafasnya mengingat bagaimana tetangga disekitar yang mempunyai anak perempuan berlomba lomba ingin dekat dengan Malik anaknya dengan cara mengirim anak gadis mereka mengantar makanan untuk Malik, karena mereka percaya dari makanan bisa menumbuhkan cinta.
"Makanya itu aku paling malas pulang kerumah dan aku lebih senang tinggal bersama kakek di Dubai" ujar Malik ketika keluar dari kamarnya dan menuju ruang tamu dimana ayahnya dan ibunya berada.
"Kenapa kamu berkata seperti itu nak, apa kamu tidak merindukan bapak dan ibu?" tanya bu Sofyan pada Malik.
"Jelas saja aku merindukan kalian tapi aku lebih merindukan……ah sudah lah, ibu sudah masak makanan kesukaan aku kan?" tanya Malik tidak meneruskan perkataannya dan beralih menuju ke ruang makan diikuti oleh kedua orang tuanya.
"Terima kasih bu, sudah pasti ini enak aku selalu rindu dengan rendang buatan ibu yang paling enak" ujar Malik yang langsung menyantap makanan di hadapannya dengan lahap.
"Oh ya nak, Varo sekarang akan tinggal dirumah ini" ujar pak Sofyan ketika mereka sudah selesai menyantap makanan nya.
"Oh ya aku sudah lama tidak bertemu denganya, apa sekarang dia sudah di indonesia?" tanya Malik antusias.
"Sudah nak dia sedang keapartemenya untuk mengambil berkas-berkas yang dibutuhkan untuk dia menikah" jelas pak Sofyan.
"Bagus mudah-mudahan dengan dia menikah akan merubah sikap buruknya, siapa wanita yang tidak beruntung yang akan dinikahinya kasihan sekali dia" ujar Malik mengingat kelakuan sepupunya.
"Berlian" ujar bu Sofyan singkat yang langsung membuat Malik tersedak ketika dirinya sedang minum dan membuat pak Sofyan dan bu Sofyan saling menatap.