NovelToon NovelToon
Cinta Di Dalam Cerita

Cinta Di Dalam Cerita

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Cinta Beda Dunia / Mengubah Takdir / Romansa / Idola sekolah / Ruang Ajaib
Popularitas:138
Nilai: 5
Nama Author: Eireyynezkim

Alseana, penulis muda berbakat yang masih duduk di bangku SMA, tak pernah menyangka kehidupannya akan berubah hanya karena sebuah novel yang ia tulis. Cerita yang awalnya hanya fiksi tentang antagonis penuh obsesi, tiba-tiba menjelma nyata ketika Alseana terjebak ke dalam dunia ciptaannya dan menjadi salah satu tokoh yang berhubungan dengan tokoh antagonis. Saat Alseana masuk kedalam dunia ciptaannya sendiri dia menjadi Auryn Athaya Queensha. Lebih mengejutkan lagi, salah satu tokoh antagonis yang ia tulis menyadari rahasia besar: bahwa dirinya hanyalah karakter fiksi dengan akhir tragis. Demi melawan takdir kematian yang sudah ditentukan, tokoh itu mulai mengejar Alseana, bukan hanya sebagai karakter, tapi sebagai penulis yang mampu mengubah nasibnya. Kini, cinta, kebencian, dan obsesi bercampur menjadi satu, membuat Alseana tak tahu apakah ia sedang menulis cerita atau justru sedang hidup di dalamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lo pengen jadi gue?

"Apa maksudnya?" Auryn membuka suara akhirnya, semua terlihat makin panas apalagi aura pesta yang seharusnya bahagia berubah menjadi suram.

"Sayang, lebih baik kita masuk kedalam." Ucap nyonya Analise pada Auryn yang masih belum mengerti tentang ini semua.

Auryn masih belum ingin dibawa masuk oleh mamanya namun nyonya Analise tetap memaksanya

"Nanti mama akan jelaskan, ayo masuk lebih dulu." Ucap nyonya Analise dan menyeret anaknya tersebut untuk masuk ke dalam.

Tuan Cassian tersenyum manis melihat Auryn, dan dia hanya bisa melihatnya saja dan langsung masuk ke dalam.

"Ma sebenarnya apa yang terjadi? siapa dia? dan kenapa dia bilang jika mama dan papa mengambil darah murni keluarga mereka. Siapa yang dia maksud? anak papa dan mama hanya aku jadi siapa lagi yang dia maksud ma?! Kenapa mama diam saja jawab ma!" Desak Auryn saat dirinya sudah berada di kamar miliknya.

Nyonya Analise hanya diam membisu ia tak berani menjawab, ia hanya bisa melihat anaknya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Sayang, maafkan mama mungkin ini sudah waktunya kamu tahu tapi mama benar-benar menyayangimu apalagi papa kamu sangat mencintai kamu sayang." Ucap nyonya Analise yang membuat Auryn semakin bingung.

"Apa maksud mama sih? aku benar-benar anak tuan Maximilian?" Tanya Auryn untuk mengkonfirmasi semuanya.

"M-mama tidak tahu, tapi mama yakin kau anak papa Marava." Jawab nyonya Analise yang semakin membuat Auryn menaikkan alisnya kemudian kepalanya mendadak menjadi sedikit pusing.

Dia menghela nafasnya dengan pelan, seakan sedang mengisi energinya untuk bertanya lagi. Pikirannya tidak sampai dengan ucapan mamanya.

Mamanya tidak yakin aku anak siapa, jadi selama ini aku sedang dalam situasi macam apa?

Apa mamanya selingkuh atau mamanya pernah menikah lagi?

Dia langsung terduduk di ranjang miliknya, ia memegang pelipisnya yang sedikit pusing.

"Sayang, jangan terlalu dipikirkan okey? kau akan tetap bersama kami apapun yang terjadi, kau anak papa dan mama." Ucap nyonya Analise dengan mata yang sangat meyakinkan Auryn jika semua ini tak akan mengganggu kehidupannya.

Tapi mengetahui hal itu tentu saja pikirannya tak bisa tenang.

"Tapi-"

"Sstttt, jangan banyak bertanya saat ini. Mama akan turun ke bawah dan ikut menyelesaikan semua ini. Kau hanya cukup diam dan jangan keluar apapun yang terjadi. Apa kau mengerti?"

"Baiklah." Ucap Auryn pada akhirnya.

Nyonya Analise pun pergi dari kamarnya dan keluar. Auryn hanya menghela nafasnya sebentar ia sungguh tak habis pikir dengan kehidupan Auryn sebelumnya.

Ia akhirnya berdiri dan menuju ke arah balkon, ia melihat langit sangat cerah malam ini hingga bintang terlihat sangat cantik di kegelapan malam ini.

Lima belas menit kemudian, Auryn bisa melihat pria paruh baya tadi pergi keluar dari acara pestanya dengan wajah dinginnya.

Ia hanya menatapnya saja, sebenarnya siapapun orang tuanya yang sebenarnya bukanlah urusannya karena dia yakin dia akan bisa kembali ke dunia asalnya. Jadi semua hubungan ini hanya akan berlalu begitu saja.

Namun tak disangka pria paruh baya tersebut melihat ke arah balkon kamarnya sehingga dia melihatnya.

Pria itu tersenyum lalu melambaikan tangannya seakan berkata sampai jumpa lagi.

Auryn hanya diam mengamati saja tanpa ingin merespon lebih.

Pria itu ternyata datang sendiri, ia kira akan banyak pengawal yang akan menjaganya namun bahkan untuk mengendarai mobilnya dia melakukan sendiri seakan statusnya menjadi orang berpengaruh di dunia ini tak membuatnya ingin selalu dilayani.

Mobil mewah tersebut sudah melaju hingga jauh dari pandangan mata Auryn, ia hanya melihatnya dengan datar saja.

"Hei jelek!" Suara itu tiba-tiba terdengar di telinga Auryn.

Dia mencari sumber suara tadi namun tak ada siapapun yang ia lihat di sekitarnya.

Bruk!

Tiba-tiba dari arah belakangnya ada seseorang yang lompat dan menuju ke arah balkonnya.

Auryn yang melihat itu tentu saja terkejut.

"Fredo??"

"Lo- eh Kamu ngapain disini??" Tanya Auryn dengan terkejut sekaligus bingung.

"Tadi lo belum bilang makasih ke gue pas anter pulang dan nyelonong masuk aja." Ucap Fredo dengan tenang.

"H-ha?"

"Cih, udah jelek lelet juga. Ganti baju lo, lo jelek banget hari ini." Perintah Fredo dengan seenak jidat kepada Auryn.

"Aku masih ada acara dirumah, kamu gak liat dibawah ramai?"

"Gue gak peduli, atau lo milih pake baju ini aja?"

"Kalo iya gue gak masalah."

"Aku gak ingin keluar malam ini."

"Gue gak minta persetujuan lo." Tegas Fredo.

Auryn hanya menghela nafasnya perlahan.

"Kamu tunggu di bawah nanti aku keluar, tapi aku ganti baju dulu."

Fredo hanya mengangguk saja dan melompat kembali tanpa takut cedera sedikitpun.

Hanya butuh waktu sepuluh menit Auryn mengganti bajunya dengan Hoodie warna abu-abu gelap dan celana Jeans hitam miliknya tak lupa sepatu putih yang ia kenakan.

Tadi ia juga sempat menghapus make upnya karena tak mungkin dia pergi dengan make up seperti tadi.

"Fredo, aku gak mungkin turun lewat tangga tapi aku juga takut jika loncat dari lantai dua." Ucap Auryn dengan pelan namun masih didengar oleh Fredo.

"Loncat aja, jangan jadi cewe lemah!" Ketus Fredo.

"Ini sangat tinggi, tulangku bisa remuk."

"Cepat turun!"

Auryn tak bisa menolak lagi, ia akhirnya menuruti kata Fredo untuk lompat dari balkon kamarnya dan kemudian ia mendarat.

Namun ia merasakan jika dia seperti melayang dan tak jatuh ke tanah. Ketika ia membuka mata, bola matanya menatap bola mata hitam pekat yang sangat cerah. Ia terpesona dengan jernihnya mata itu hingga

BRUK!

"Awwsss, kenapa dijatuhin sih!" Kesal Auryn sambil membersihkan tanah yang berada di bokongnya akibat mendarat dengan tidak etis.

"Lo nanti jatuh cinta ke gue." Ucap Fredo dengan dingin lalu berjalan begitu saja meninggalkan Auryn.

Auryn hanya diam mengekor saja tanpa ingin berdebat lebih panjang lagi.

"Kamu ga bawa mobil?" Tanya Auryn.

"Kenapa? mau alasan gak punya helm? atau mau alasan rambut lepek? nih gue bawain plastik dan helm bungkus tuh rambut jelek lo." Ucap Fredo dengan tak berperasaan dan menyerahkannya dengan melempar ke arah Auryn.

"Plastik buat apaan?" Tanya Auryn sambil mengangkat plastik kresek warna hitam kearah Fredo.

"Lo tinggal masukin rambut lo ke dalam kresek trus lo pake helm itu." Ucap Fredo dengan kesal.

"Ya tapi masak kresek? rambut aku bukan sayuran!"

"Cepet anjing! lo lelet banget jadi cewe."

Auryn memberengut kesal, ia membuat kresek itu sembarangan lalu memakai helm yang dibawa oleh Fredo kemudian segera naik ke motor hitam miliknya tersebut.

Tanpa bertanya pada Auryn jika udah atau belum, Fredo tanpa basa basi langsung menarik pedal gas motornya dengan kecepatan sangat cepat.

Auryn memegang pegangan jok belakang dengan kuat karena ia takut jauh akibat Fredo yang sangat kencang membawa motornya.

Hingga tak terasa lima belas menit perjalanan akhirnya mereka sampai, Auryn segera turun.

"Ini dimana?" Tanya Auryn karena ia merasa tak asing dengan tempat ramai ini yang kebanyakan cowo berkumpul.

"Tempat balap liar." Ucap Fredo dengan dingin lalu memegang tangan Auryn untuk mengikutinya.

"Ngapain kita disini? Lo gak macem-macem kan?" Tuduh Auryn , karena ia sangat takut Fredo akan melakukan sesuatu hal yang gila pada dirinya.

"Lo jadi taruhan gue." Fredo berkata seoalah sangat santai yang membuat Auryn syok.

Ia langsung berhenti di tempat, hingga Fredo menariknya dengan kasar.

"Ayo!"

"Fredo kamu bercanda kan? Haha iya kan, ini lucu sekali." Ucap Auryn dengan tawa sumbangannya.

Namun Fredo hanya menatapnya dengan dingin.

"Fredo, kamu bercandakan! Ayo kita pulang, aku mau pulang." Tarik Auryn untuk kembali ke motor Fredo yang berada di tempat tadi.

"Apa lo budek! Lo jadi taruhan gue. Ayo cepat gue udah ditungguin mereka." Seret Fredo dengan kasar.

Auryn berusaha sekuat tenaga untuk lepas dari cekalan Fredo, namun tenaga cowo itu lebih kuat darinya.

"Wuihh, Lo dapet cewe cantik ini di mana bro?" Dax menghampiri Fredo dengan nada senangnya.

"Ini taruhan kita malam ini?" Tanya Dax.

"Hm."

"Barangnya sangat bagus, terlihat masih polos dan sangat cantik. Lo pinter juga milih cewe."

Fredo hanya diam saja dan menatap dingin Melvin.

"Tapi Lo yakin? Kalo Lo kalah dia bakal dibawa oleh mereka dan Lo gak bisa ngelarang mereka berbuat lebih pada cewe ini."

Auryn yang mendengar itu langsung merinding, ia memegang tangan Fredo dengan tangan yang tidak dicekal oleh Fredo.

Dia menggeleng pelan saat Fredo melihatnya, matanya mulai menangis.

Bukannya kasihan, Fredo tersenyum miring.

"Jika gue kalah berarti itu takdirnya."

Dax terkekeh, lalu ia mengajak Fredo untuk ke tempat dimana mereka harus menaruh taruhan mereka.

Di dalam box kaca transparan sudah ada gadis lain yang ada disana, Auryn masih menahan tangannya.

"Fredo aku mau pulang." Ucapnya dengan lirih.

Ia sangat takut, ia tak pernah bermimpi akan berada di situasi yang sama seperti tokoh utama wanita dalam ceritanya.

Tapi sebentar, kenapa ia tak ingat adegan ini sebelumnya?

Ia menatap Fredo lagi dan menatap box kaca tersebut, ia langsung bisa melihat ada Gisella juga ada disana.

Sial, kenapa dia melewatkan ini.

Tapi seingatnya yang akan menang adalah Naren bukan Fredo, jika seperti itu dia akan diserahkan ke Naren?

Dia tidak mau masuk ke kandang harimau namun juga terjebak di kandang serigala.

"Fredo-"

"Lo bisa diem ga si!!! Tenang aja gue gak bakalan kalah! Dan Lo bakal terus sama gue!" Tegas Fredo seolah meyakinkan.

Namun Auryn mendengar kata-kata Fredo mempunyai dua makna. Tapi dia tak ingin memikirkan hal lain lagi, ia harus sebisa mungkin kabur dari sini.

Tapi dalam Adegan yang dia buat Fredo akan mengalami kecelakaan karena motor yang dipakai olehnya akan mengalami rem blong karena bukan motornya sendiri sesuai kesepakatan balap motor ini dan menggunakan motor yang disediakan oleh penanggung jawab balap liar ini.

"Fredo jangan ikut balap motor hari ini, percaya sama aku." Ucap Auryn dengan serius.

Dia sudah berjanji bukan untuk mencegah sang Antagonis ini berakhir tragis. Karena berawal dari kecelakaan ini, antagonis akan mengalami pincang karena cedera parah.

"Lo bicara apa sih, Lo cuma buat alasan karena Lo gak mau jadi taruhan kan?!"

Aku menggeleng dengan serius.

"Jangan pakai motor orang lain, itu sudah disabotase. Plis percaya sama aku, sekali ini aja."

Auryn manatap Fredo dengan serius, ia tak bisa membuktikan apapun untuk bisa membuat cowo itu percaya.

Tapi seharusnya Fredo sadar jika dia penulis di cerita hidupnya dan semua kejadian yang akan terjadi mungkin bisa dihindari jika dia bicara lebih awal.

Fredo hanya diam, tapi dia tetap menyeret Auryn untuk masuk ke dalam box kaca tersebut dan langsung menguncinya.

Auryn memukul-mukul box kaca tersebut dengan keras dan berbicara sesuatu namun karena kedap suara Fredo tak bisa mendengarkan celotehan Auryn lagi.

Dia memilih untuk meninggalkan gadis itu sendiri disana.

Auryn menyerah, air matanya luruh. Entah ia harus menangisi Antagonis nanti yang berakhir berdarah atau dia yang harus jadi taruhan.

"Kamu Auryn kan? Anak pemilik sekolah?" Tiba-tiba suara gadis yang ia kenali mengajaknya bicara.

Auryn menghapus air matanya dengan segera agar ia tak terlihat sedang menangis, lalu menatap Gisella dengan tenang.

Auryn tersenyum tipis dan hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Kamu juga jadi taruhan? Kamu taruhannya kak Fredo? Kita senasib dong. Tapi aku yakin Naren akan menang." Ucap Gisella dengan nada semangatnya.

Auryn hanya tersenyum kecut mendengarnya.

"Kamu tadi ngepost foto cantik banget, kamu pakai jasa siapa untuk dandan tadi? Aku sangat suka, gaunmu juga bagus." Celoteh Gisella lagi.

Auryn sedikit kesal kepada Gisella karena gadis ini seperti tidak tahu kondisi untuk membahas hal yang tidak penting itu disini.

"Auryn beruntung ya dari keluarga kaya raya, aku hanya keluarga sederhana. Andai aku jadi Auryn pasti semua orang juga suka aku." Ucap Gisella yang membuat Auryn menaikkan alisnya dan melihat gadis itu.

"Lo pengen jadi gue?"

"Iyaa! Siapa yang tidak mau jadi Auryn yang cantik, dari keluarga kaya dan terpandang dan banyak fansnya."

"Takdir Lo udah indah, gausah pengen jadi orang lain yang belum tentu bernasib sama kaya Lo." Ucap Auryn dengan datar.

"Tapi-"

"Lo bisa diem gak! Gue mau fokus liat balap motor ini." Ucap Auryn menghentikan ucapan Gisella, entah kenapa ia tidak cocok berbicara ataupun bergaul dengan tokoh utama ini.

Seakan ada sesuatu yang membuatnya harus menjauhinya.

......................

"Bos Lo dapet jackpot bagus malam ini!" Rion berkata dengan heboh menghampiri Dion yang sedang bersiap untuk balapan.

"Hm?"

"Lo pasti seneng jika taruhan kali ini bisa Lo dapetin."

"Anjirr gila Fredo bawa Auryn buat jadi taruhan!!" Tiba-tiba Elang langsung berteriak dengan heboh hingga menjadi pusat perhatian.

Naren yang mendengar itu langsung menaikkan alisnya.

Lalu dia langsung menatap box yang juga terdapat Gisella sebagai taruhannya.

Dia memicingkan matanya untuk melihat dengan jelas, dan benar saja apa yang diucapkan oleh Elang jika ada Auryn disana.

"Bos gue mau ikut balapan!" Ucap Elang dengan heboh dan ingin mengikuti balapan ini karena mengincar taruhan malam ini.

"Lo mau mati!" Naren berkata dengan dingin.

"Ck, dahlah. Lo yang menang kali ini bos."

"Tapi kenapa Fredo bawa Auryn? Mereka punya hubungan?" Tanya Angkasa dengan penasaran.

"Bener juga kata Lo, mereka emang dekat sampai tuh cowo bawa Auryn jadi taruhannya?" Ucap Rion yang berpikiran sama dengan Angkasa.

Namun Naren tak memikirkan hal itu, ia tersenyum miring karena malam ini ia akan mendapatkan gadis yang selalu ia incar namun tak bisa ia dekati itu.

Karena dapat ia pastikan jika malam ini ia akan menang melawan cowo bajingan itu, dia tak menyangka ia akan mendapatkan dua keuntungan malam ini.

Sepertinya langit sedang mendukungnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!