NovelToon NovelToon
Second Chance To Love You More

Second Chance To Love You More

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ericka Kano

Sebuah kisah cinta rumit dan menimbulkan banyak pertanyaan yang dapat menyesakan hari nurani

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ericka Kano, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bak disambar petir di siang bolong (2019)

Awal tahun 2019, bukannya makin membaik. Keadaan kantor makin buruk. Hari ini kami dikumpulkan di kantor cabang. Tidak ada yang tahu apa yang akan diumumkan oleh Bu Tri. Kami semua deg-degan. Bahkan saling ngobrol pun rongga mulut kami seolah-olah tersumbat. Dinginnya AC ruangan rapat menambah rasa deg-degan kami. Kami masih menunggu Bu Tri untuk masuk ke ruangan. Kata Millytia, Bu Tri masih sementara teleconfrence dengan orang pusat.

Setelah 20 menitan menunggu, akhirnya Bu Tri dan Jein, Kabag Akademik pun masuk. Wajah mereka berdua begitu serius.

Aku dan staf unitku saling pandang. Ingin berkata-kata tapi sekali lagi suasananya tidak memungkinkan.

Bu Tri berdehem. Tubuhnya yang tinggi 160 cm terlihat semakin kecil dengan balutan dress batik andalannya.

"Selamat siang," sapanya dengan suara yang agak tawar

"Selamat siang," jawab kami semua

"Terima kasih semua sudah berkumpul. Baik dari cabang, maupun dari dua unit kita. Terima kasih Bu Christy dan Bu Triana yang sudah membawa semua stafnya untuk datang. Sebelumnya, saya turut sedih mendengar kondisi rekan kita, Stella, yang sudah beberapa bulan ini dirawat di rumah sakit. Semoga Stella segera sembuh dan dapat bergabung lagi dengan kita," kata-kata pembukaan Bu Tri.

"Sebelum saya menyampaikan info penting hari ini, izinkan saya membacakan hasil Marketing cabang kita dan Bu Jein akan membacakan resume akademik kita belakangan ini,"

Bu Tri membacakan hasil Marketing cabang dan dua unit, dilanjutkan Jein yang membacakan resume akademik yang tidak kalah buruk dari laporan marketing cabang.

"Setelah kita mendengar laporan marketing dan akademik yang memang sangat merosot, kita sebenarnya bisa menyimpulkan bahwa cabang kita sedang dalam keadaan sangat tidak baik. Sebelum masuk ke sini, saya dan Bu Jein meeting virtual dengan beberapa manager dan kami tiba pada kesimpulan..,"

Bu Tri menarik napas panjang,

"Perlu kita semua ketahui, ini bukan keputusan sepihak dari saya. Ini adalah keputusan bersama para manager dengan melihat kondisi cabang kita,"

Bu Tri menjeda lagi,

"Apapun yang terjadi, saya berharap kita bisa legowo menerimanya,"

Satu ruangan dibuat lebih deg-degan dan bertanya-tanya.

Bu Tri menarik napas dan membuang napas dengan kasar.

"Cabang akan melakukan pengurangan karyawan," semua mata terbelalak mendengar itu.

Lanjut Bu Tri,

"Saya tahu ini sangat mengejutkan dan mungkin ada yang tidak akan menerima. Namun, tidak mudah juga bagi saya untuk menyampaikan ini,"

Semua sudah saling pandang, ingin menebak tapi takut salah tebak, siapa yang akan diberhentikan.

Bu Tri melanjutkan lagi,

"Yang diberhentikan adalah semua staf marketing baik cabang maupun unit,"

Semua terkejut. Tidak, tidak mungkin. Di situasi begini seharusnya tidak melakukan pemecatan bagian marketing. Kenapa harus mereka. Aku melirik ke arah Riva dan Windy. Mata mereka langsung berkaca-kaca.

"Saya juga akan memberhentikan Stella dikarenakan situasinya yang sepertinya berat untuk kembali bekerja,"

Oh my God, keputusan macam apa ini. Stella sudah jatuh tertimpa tangga pula.

"Tapi Bu," aku refleks mengangkat tangan ingin menyela

"Cukup Bu Christy . Keputusan ini bulat dan tidak bisa diganggu gugat lagi. Kalau ibu masih mau memprotes, ibu bisa ikut undur diri dengan tim marketing," bentak Bu Tri kepada ku. Lalu dia segera ke luar ruangan.

Tangis kami pun pecah. Semua tim marketing diberhentikan. Tidak mungkin. Sungguh keputusan yang tidak manusiawi.

"Kenapa bukan dia yang diganti pusat, Bu? Bukankah ini terjadi karena kebijakannya? Kenapa kami yang harus menanggung konsekuensinya," tangis Windy pecah

Aku segera memeluk Windy dan Riva yang duduk berdampingan. Triana juga terlihat langsung memeluk tim marketingnya. Teman-teman lain juga ikut menangis. Suasana ruangan saat itu langsung mengharu biru.

Berita ini bagi kami bak disambar petir di siang bolong.

1
.
/Rose//Rose//Rose/
eyyyy: Ikuti sampai episode terakhir ya kak🤗🙏🏻
total 1 replies
Bipana Telaija Gurung
Terbaik! Worth to read!
eyyyy: Thank u kak🤗🙏 Ikuti hingga episode terakhir ya🌹
total 1 replies
Gatita✨♥️😺
Wah, ini baru karya yang bikin aku ngerasa terngiang-ngiang, keren banget thor!
eyyyy: Thank u kak🤗🙏 Ikuti hingga episodenya terakhir🌹
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!