Kehilangan akibat peperangan dari pengkhianatan. Membuat Hui Wen juga tiada pada akhirnya. Tapi keinginan yang belum tercapai membawa keluarganya ke dalam kedamaian membuat Hui Wen justru terpanggil ke masa yang begitu jauh dibandingkan masa kelahirannya.
Hui Wen terbangun di raga seorang putri kaya yang ceroboh, b0doh dan suka foya-foya. Akankah Hui Wen dapat beradaptasi dengan cepat dan menjadikan keluarga itu seperti yang diinginkannya?
"Aku harus merubah pesona gadis ceroboh ini!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Disambut Pelukan
"Sera....."
"Sudah kak. Kak Sera, memang aku belum sempat datang ke kamar kakak. Aku ingin ke toilet dulu, tapi ternyata kakak sudah datang. Aku bisa melihat bayangan kakak." Jelas Lexa dengan senyuman.
"Kau dengar? Jadi berhentilah asal bicara." Ujar Xander.
"Ya sudah, kakak bisa menyetir sekarang. Berhentilah bicara." Sera mengulangi beberapa kata dan membuat Xander menarik napas sebelum melajukan mobilnya.
Mereka meninggalkan area rumah sakit. Sepanjang perjalanan, Sera memperhatikan jalan yang dilewati. Dia melihat bangunan yang tinggi seperti benteng dan juga istana, tapi dengan banyak tingkatan. Begitu banyak kaca, terlihat dari pantulan cahaya yang disapa oleh sinar matahari. Pepohonan juga tumbuh dengan baik di kanan kiri jalan dan setiap bangunan berdiri dengan rapi.
Xander kembali menoleh pada Sera, dia merasa janggal. Apalagi dengan keterdiaman Sera, satu lagi.... Xander melihat ada yang beda dari wajah adiknya itu.
"Ada barang yang ketinggalan?" Tanya Xander.
"Tidak kak! Kenapa?" Jawab Lexa dibelakang.
"Bukan kau Lexa. Tapi Sera, aku bertanya padamu!"
Sera langsung menoleh. "Oh, aku kira untuknya. Lagipula, tidak ada tujuan dari kalimat tanya itu."
"Jawab pertanyaan ku!"
"Tidak ada." Jawab Sera.
"Kau tidak memakai apapun di wajah mu."
Sera menatap kaca yang tergantung di dalam mobil."Kenapa memang nya? Semuanya tampak baik. Apa aku harus merias wajah ku?"
"Biasanya kan begitu." Ujar Xander dengan datar.
"Kakak bisa pakai lipstik ku kalau mau....."
"Tidak perlu. Aku tidak pergi kemanapun. Kenapa harus memakai riasan?" Lexa kembali memasukkan lipstik nya yang sempat keluar, dan Sera tidak peduli akan itu.
"Dengar Sera, jangan membuat masalah lagi. Saat sampai di rumah!" Tekan Xander sekali lagi.
'Aku penasaran sekali, bagaimana keadaan rumah pemilik tubuh ini.'
*********************
Bangunan besar dengan gaya klasik Eropa itu tampak tengah dibersihkan, tentunya dengan para pelayan yang bekerja seperti biasanya. Tampak seorang pria tengah duduk dengan laptop yang terbuka didepannya.
"Masih bekerja? Putri kita akan pulang." Ujar wanita berwajah lembut itu.
"Kau tau apa yang terjadi selanjutnya. Untuk apa? Dia sudah membuatnya kekacauan karena ulahnya. Dia juga tidak sadar."
"Dia baru saja kecelakaan Xavier, jangan begitu."
"Aku sedang mengendalikan diriku saat ini Lea. Jadi, jangan memaksa ku."
Istrinya menghela napas. "Baiklah, aku akan minta pelayan untuk membersihkan....."
"Jangan coba-coba!" Henti suaminya.
"Tapi, kamarnya...."
"Biarkan saja! Itu ulahnya sendiri, tidak perlu dibersihkan! Tidak perlu! Dengar Lea, ini adalah bentuk didikan kita untuknya. Kalau kau tidak bisa, baiklah... Biar aku saja. Aku yakin, kau mengerti Lea." Xavier menutup laptopnya dengan cepat saat melihat mobil yang dikenalnya sudah memasuki halaman rumah.
Manik biru Sera menatap bangunan di depannya. Kehidupannya sebagai seorang putri jenderal yang memiliki kehidupan cukup dan rumah yang indah, tetap saja memiliki kekaguman dengan bangunan di depannya.
"Ayo kak, kita masuk." Ajakan itu terdengar ramah, tapi ada sesuatu dibalik nya.
"Tentu, aku bisa sendiri." Sera mulai mengambil langkah, dia memasuki rumah besar bernama mansion itu. Suara kakinya yang bercampur dengan sandal langsung menciptakan suara khas dari lantai yang dia pijaki.
Aroma khas yang harum dan pajangan berupa foto langsung menyambut matanya. "Sera, putriku!" Sera langsung menoleh, dia melihat seorang wanita yang menatap lembut ke arahnya.
"Mommy....." Panggilnya, kakinya mendekat dan langsung memeluk tubuh wanita itu.
"Sera....."
'Kenapa begini? Kenapa ada adegan pelukan? Padahal aku sudah menunggu keributan!' Batinnya menahan kesal, tapi bibirnya tersungging kecil saat melihat sosok pria dengan tatapan tajam menatap adegan pelukan itu.
'Tidak masalah, keributan nya akan segera datang!
Bersambung....
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak 🥰 🙏 🥰
semoga ketahuan n di gagalin