NovelToon NovelToon
SATU MALAM YANG MENINGGALKAN TRAUMA

SATU MALAM YANG MENINGGALKAN TRAUMA

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dikelilingi wanita cantik / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:286
Nilai: 5
Nama Author: ScarletWrittes

Helen Hari merupakan seorang wanita yang masih berusia 19 tahun pada saat itu. Ia membantu keluarganya dengan bekerja hingga akhirnya dirinya dijual oleh pamannya sendiri. Helen sudah tidak memiliki orang tua karena keduanya telah meninggal dunia. Ia tinggal bersama paman dan bibinya, namun bibinya pun kemudian meninggal.

Ketika hendak dijual kepada seorang pria tua, Helen berhasil melawan dan melarikan diri. Namun tanpa sengaja, ia masuk ke sebuah ruangan yang salah — ruangan milik pria bernama Xavier Erlan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ScarletWrittes, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 5

Bobby pasti akan setuju dengan apa pun yang Helen minta.

Selain mencintai Helen, Bobby juga rela melakukan apa pun demi Helen, asal Helen bahagia bersamanya.

Sedikit bucin, tapi begitulah kenyataannya Bobby itu.

Helen tahu kalau Bobby menyukainya, tapi Helen tetap mencoba memanfaatkan Bobby di situasi yang menurutnya bisa membantunya.

Bobby di sana jabatannya sebagai bartender VIP, jadi dirinya jarang kelihatan sama sekali.

Xavier yang berada di ruangannya hanya diam saja dan tidak berbicara apa-apa.

Tak lama, sekretarisnya datang memberi info untuk Xavier. Saat Xavier melihat laporan yang diberikan sekretarisnya, ia kaget dan tidak habis pikir kalau pria yang dicintai Helen adalah pegawainya sendiri — dan jabatannya hanya bartender VIP.

Xavier berpikir, apa Helen tidak salah target menyukai pria seperti ini?

Kenapa jauh sekali dari Xavier? Seenggaknya lebih di atas Xavier, bukan di bawah Xavier.

Xavier memutuskan untuk membiarkan Helen bermain sampai puas.

Ketika marah Xavier sudah memuncak, maka Helen harus berada dalam genggamannya — dan hal itu akan terjadi bila Xavier yang melakukannya.

Xavier tidak mau terlihat seram di mata Helen karena ia berharap Helen selalu berada dalam pelukannya, sampai Helen merasa kalau hanya Xavier yang ia perlukan.

Tidak perlu orang lain dalam menghadapi semua masalahnya, karena Xavier bisa melakukan semuanya demi Helen. Tidak ada satu pun yang tidak bisa Xavier lakukan untuk Helen.

Sekretarisnya yang melihat antusias Xavier hanya terdiam. Ia tidak menyangka kalau Xavier adalah orang yang seperti itu dalam percintaan.

Xavier tidak tahu awalnya kalau wanita yang tidur bersamanya adalah Helen, sampai akhirnya Xavier bertemu kembali dengan Helen.

Walau Helen mirip dengan anak kecil itu, entah kenapa ada sisi Helen yang Xavier tidak kenal pada Helen yang sekarang sudah dewasa.

Apa karena sekarang Helen sudah dewasa, jadi sulit bagi Xavier mengenali Helen kecil dan Helen dewasa secara bersamaan?

Xavier berharap dirinya tidak salah orang. Bila dirinya salah orang, selama ini Xavier hanya membuang-buang waktunya demi wanita yang tidak jelas.

Xavier sudah pernah kehilangan Helen sekali, dan ia tidak mau kehilangan lagi karena tidak ingin hal itu terulang.

Xavier merasa, kalau memang dirinya tidak bisa bertemu dengan Helen kecil, seenggaknya ia bisa membuka hati untuk wanita yang sama bernama Helen ini.

Xavier mengerutkan dahi dan berpikir, selama ini ia hanya membuang-buang waktu. Jadi, untuk apa Xavier berpikir hal yang tidak penting?

Ia mencoba percaya dengan Helen ini, walau namanya sama, tapi tidak menutup kemungkinan kalau Helen ini adalah Helen palsu. Karena itu, Xavier membutuhkan bukti konkret agar semuanya jelas.

Helen yang bisa bebas dari Xavier malah merasa senang. Akhirnya, dirinya tidak perlu pusing lagi memikat Xavier.

Xavier juga tidak mau mencari Helen karena pikirnya, gampang kalau mau ketemu Helen.

Xavier mencoba metode pendekatannya kepada wanita lain. Setelah mencoba, Xavier merasa caranya agak jahat, namun ia pikir tidak ada salahnya dicoba.

Helen yang sedang bekerja berpapasan dengan Bobby. Bobby hanya tersenyum kepada Helen, sementara Helen biasa saja dan tidak peduli sedikit pun.

Bobby sudah terbiasa dengan sikap Helen itu.

Bobby yang sedang membuat minuman di ruangan VIP tidak tahu aktivitas Helen di luar ruangan VIP.

Di tempat tersebut, bagian VIP lebih ke arah melayani orang-orang penting, sedangkan bagian biasa melayani semua orang dan bisa mendapat tip.

Sementara di bagian VIP, boleh dapat tip atau tidak pun tak masalah karena fee per bulannya berbeda.

Helen yang sedang melayani customer hanya diam saja, merasa tidak ada yang mau dibuatkan minumannya kecuali Xavier.

Tak lama, Xavier datang — tapi Xavier tidak mau dibuatkan minuman oleh Helen.

Helen merasa senang saat Xavier tidak peduli padanya. Xavier justru merasa dirinya menang dan tidak bersalah sama sekali.

Setelah itu, Xavier terus menatap Helen dari jauh. Helen hanya mencoba melayani customer lain.

Tak lama, Xavier duduk sambil menelepon kliennya. Namun, Xavier tidak terlalu fokus berbicara dengan kliennya karena pikirannya lebih tertuju pada Helen.

Helen yang tahu hal itu hanya diam dan tidak mau berkata apa-apa. Tak lama, Xavier pergi.

Helen merasa heran, biasanya Xavier selalu mengganggunya atau meminta dibuatkan minuman.

Apa minuman buatan Helen tidak enak? Kalau begini, Helen tidak dapat uang tambahan dong.

Xavier hanya diam melihat sekretarisnya, lalu berkata,

“Tolong jaga dia untuk saya, ya. Karena saya tidak mau dia kenapa-kenapa.”

“Baik, Pak,” jawab sekretarisnya.

Xavier hanya diam dan masuk ke dalam mobil.

Sementara itu, Helen merasa jenuh karena tidak ada Xavier di sana. Aneh, Helen malah merasa kehilangan padahal harusnya ia senang, bukan sedih.

Xavier terdiam dan menatap langit melalui kaca mobil. Ia ingin berbicara, mengakui bahwa dirinya rindu pada Helen.

Apakah dirinya sudah terlalu jahat kepada Helen? Seharusnya Xavier tidak seperti anak kecil seperti itu.

Dia sudah dewasa, tidak seharusnya bersikap kekanak-kanakan.

Apa Xavier harus kembali lagi untuk bertemu dengan Helen?

Tapi kalau Xavier kembali, nanti Helen akan merasa dirinya menang. Jadi lebih baik dari jauh saja Xavier tahu bagaimana keadaan Helen.

Xavier memutuskan untuk mendiamkan Helen selama satu minggu. Siapa tahu akan ada perubahan yang membuat Helen sadar seperti apa sebenarnya perasaan Xavier.

Selepas kerja, Xavier tetap sibuk hingga subuh dan tidak sadar bahwa dirinya terlalu serius bekerja.

Ia menatap layar handphonenya — tidak ada notifikasi dari Helen sedikit pun.

Padahal Xavier berharap, sedikit saja Helen sadar bahwa dirinya kehilangan seseorang.

Xavier berpikir, “Mana mungkin orang seperti Helen akan merasa kehilangan aku. Andai dia tahu seperti apa kabar dunia tanpa aku.”

Xavier yang tidak merasa ngantuk malah terus bekerja hingga tertidur di kantor.

Saat tengah tidur lelap, sekretarisnya datang ingin memberi pekerjaan lagi, tapi melihat Xavier tertidur membuatnya tidak tega membangunkan.

Bagaimanapun, Xavier adalah pimpinan di sana, jadi suka-suka dia soal jam kerjanya.

Xavier juga tidak pernah memaksa pegawainya bekerja di luar jam kerja karena ia tahu bekerja berlebihan tidak baik untuk kesehatan.

Kebetulan saja Xavier sedang dalam keadaan tidak baik, makanya ia seperti itu. Biasanya Xavier tidak pernah bertindak sejauh ini untuk dirinya sendiri.

Xavier merasa dirinya selalu tidak memikirkan diri sendiri. Kalau saja ia lebih sayang pada dirinya, mungkin tidak akan seperti ini.

Sejak bertemu dengan Helen, Xavier jadi tidak menghargai dirinya sendiri.

Padahal, Xavier sudah melakukan banyak hal, tapi tetap saja tidak mendapatkan apa yang ia inginkan — padahal yang ia inginkan tidaklah sulit.

Lantas, kenapa hal seperti ini saja tidak bisa membuat hati Helen terbuka untuknya?

Apa Xavier salah mengambil langkah, sehingga Helen tidak nyaman dengan sikap Xavier yang terlalu terbuka?

Xavier hanya bisa mencoba sabar dengan sikap Helen yang selalu acuh kepadanya.

Ia berharap suatu saat nanti Helen akan membuka hatinya untuk Xavier.

Tidak tahu kapan, yang pasti suatu saat nanti.

Xavier terbangun dari tidurnya dan tersenyum miris.

“Di mimpi saja aku tidak bisa bersama kamu. Tapi aku selalu berharap sama kamu. Ternyata, di mimpi dan dunia nyata sama saja — kita tidak pernah bersama.”

Xavier berpikir, mungkin dirinya harus memikirkan hal yang lebih penting daripada terus menyakiti perasaannya sendiri tanpa sebab.

Ia merasa, kalau nanti Helen memang jodohnya, pasti akan dipertemukan lagi.

Jadi, untuk apa dirinya merasa terbebani dengan perasaan yang ada?

Maka dari itu, Xavier selalu mencoba sabar kepada Helen, karena ia tidak mau menjadi orang yang tidak penyabar.

Malam itu, setelah Xavier pulang dari kantor, tiba-tiba hujan deras turun.

Xavier teringat pada Helen — apa Helen sudah pulang sekarang? Atau masih di tempat kerja?

Tapi untuk apa juga Xavier peduli? Kan dia sudah ada pria yang dikaguminya. Lebih baik Xavier tidak usah peduli soal Helen lagi.

Xavier masuk ke dalam mobilnya, lalu menatap langit malam yang indah, walau ada rintik hujan yang membasahi kaca mobilnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!