NovelToon NovelToon
Lesson After Class

Lesson After Class

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Gadis nakal / Dosen / Diam-Diam Cinta / Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: SweetMoon2025

Yurika Hana Amèra (Yuri), mahasiswi akhir semester dua yang mencari tempat tinggal aman, tergiur tawaran kosan "murah dan bagus". Ia terkejut, lokasi itu bukan kosan biasa, melainkan rumah mewah di tengah sawah.

Tanpa disadari Yuri, rumah itu milik keluarga Kenan Bara Adhikara, dosen muda tampan yang berkarisma dan diidolakan seantero kampus. Kenan sendiri tidak tahu bahwa mahasiswinya kini ngekos di paviliun belakang rumahnya.

Seiring berjalannya waktu, Yuri mulai melihat sisi asli sang dosen. Pria yang dielu-elukan kampus itu ternyata jauh dari kata bersih—ia sangat mesum. Apalagi ketika Kenan mulai berani bermain api, meski sudah memiliki pacar: Lalitha.

Di tengah kekacauan itu, hadir Ezra—mahasiswa semester empat yang diam-diam menaruh hati pada Yuri sejak awal. Perlahan, Ezra menjadi sosok yang hadir dengan cara berbeda, pelan-pelan mengisi celah yang sempat Yuri rindukan.

Antara dunia kampus, cinta, dan rahasia. Yuri belajar bahwa tidak semua yang berkilau itu sempurna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SweetMoon2025, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. Kosan — eh Rumah Sewa Baru

​Yuri mendadak gugup tanpa alasan yang jelas. Padahal setahun lalu, saat memilih kosan lama, dia santai-santai saja.

​"Ah, mungkin ini karena Isa bilang ini rumah Bapak pensiunan. Pasti karena itu gue jadi gugup!" Dia mencoba mati-matian meyakinkan diri sendiri.

​Sekali lagi dia menengok cermin dimobil. Ia memoles wajahnya dengan sedikit lip tint. Rambutnya dikepang satu. Hari ini dia memakai straight jeans yang dipadukan dengan kemeja corak bunga kecil warna peach. Terlihat segar.

​"Okay, perfect."

​"Tenang, Yuri. Tarik napas, hembuskan," dia memotivasi dirinya sendiri, sekali lagi, sebelum akhirnya keluar dari mobil.

​Ting. Tong.

​Yuri memencet bel yang ada di sisi samping pagar. Dengan cemas, ia sibuk memainkan tali sling bag-nya. ​Dari pintu samping rumah, seorang ibu dengan daster panjang berjalan cepat menuju gerbang.

​"Permisi," sapa Yuri sopan.

​"Iya, cari siapa ya, Kak?"

​"Benar ini rumah Bapak Rudy? Saya dengar beliau ada kamar kos yang kosong, Bu. Apa benar?"

​"Ah... iya, benar. Kakaknya mau lihat rumahnya ya? Sebentar ya, saya kasih tahu Bapak dulu," ibu itu belum juga membuka gerbang dan kembali berjalan ke dalam rumah tergesa-gesa.

​Rumah?

Gue kan mau lihat kamar kos, pikir Yuri sambil menunggu di depan gerbang. Dia menengok ke belakang, ke arah mobilnya yang terparkir di pinggir jalanan yang sepi. Kakinya sibuk mengetuk-ngetuk jalanan.

​"Kak, mari masuk," si Ibu akhirnya membuka gerbang kecil yang muat untuk dua orang berjalan beriringan di samping gerbang besar setelah kembali dari dalam rumah.

​"Iya, Bu. Terima kasih."

***

​Yuri berjalan di belakang ibu berdaster itu sambil melihat sekeliling. Halaman depannya jelas luas. Ada beberapa pohon buah yang tertanam rapi di sisi kiri, sementara di sisi kanan ada taman bunga yang terawat baik.

​Mereka berjalan melewati rumah utama dan menyusuri jalan setapak di sampingnya. Yuri sempat menengok ke belakang. Jauh juga jalan dari depan gerbang ke rumah utama, batinnya. Dan sekarang masih harus jalan lagi lewat jalan setapak yang entah mengarah ke mana.

​"Sini, Kak," panggil si Ibu, mengembalikan lamunan singkat Yuri.

​"Ah... iya, Bu."

​Wah keren banget..., kalimat pertama yang bisa Yuri lontarkan saat berhasil melewati jalan setapak itu. Terhampar kebun sayur dan kolam ikan besar di balik tembok jalan setapak yang baru saja dia lewati. Disamping kebun dan kolam ada rumah mungil dengan cat warna putih bersih.

​"Ini tempatnya, Kak. Itu Bapak," si Ibu langsung melipir, masuk ke sebuah pintu besi disamping entah ke arah mana.

​Yuri tersenyum ramah menyapa Bapak pemilik rumah yang berdiri gagah di teras rumah.

​"Selamat sore, Pak."

​"Sore, Neng. Kamu mau lihat rumah ya?"

​"Betul, Pak. Perkenalkan, nama saya Yuri."

​"Oh, ya. Saya Pak Rudy. Ini rumahnya. Bisa kamu lihat-lihat dulu. Ini bangunan baru, belum pernah dihuni. Rencana awalnya Bapak bangun ini buat anak kedua Bapak, tapi ternyata dia kena mutasi harus pindah ke Medan."

​Yuri mendengarkan dengan baik, sambil sesekali senyum dan menganggukkan kepala.

​"Oh... begitu ya, Pak. Tapi sebenarnya saya carinya kamar kos, Pak, bukan rumah seperti ini," Yuri sedikit kikuk saat mengutarakan maksud tujuannya.

​"Begitu ya. Apa kosan ini belum cocok, Neng? Ini Bapak sewakan tidak mahal, kok. Yang penting ada yang menempati saja biar tidak rusak kalau dibiarkan kosong," Bapaknya masih berusaha membujuk. Beliau juga menjelaskan kalau rumah ini sudah beberapa orang yang melihat tapi semua nggak ada yang lanjut dengan berbagai alasan.

​"Hmm, kalau misal anak Bapak mudik ke sini, nanti tinggal di mana, Pak, kalau rumah ini saya tempati?"

​"Ah, itu gampang. Rumah utama kamarnya dia kan ada, didalam juga banyak kamar kok. Mereka bisa tinggal sama saya nanti kalau mudik."

​"Biaya sewanya berapa ya, Pak, kalau boleh tahu?" tanya Yuri lagi hati-hati. Dia sudah kadung jatuh hati sama rumah mungil itu.

Sebenarnya dia suka sekali dengan bangunannya. Di dalamnya ada ruang tamu lengkap dengan furniture, ada dua kamar tidur dengan kamar mandi dalam, dapur lengkap dengan kulkas, kompor, dan peralatan masak. Di pojok ada gudang dan laundry room lengkap dengan mesin cuci. Lengkap banget, batinnya.

​"Ayo, kita lanjut ngobrol di rumah saya saja," ajak Bapaknya sambil mengunci pintu dan berjalan menuju pintu yang tadi dilewati si ibu berdaster.

​Taman dengan kolam ikan hias langsung terpampang saat pintu besi berderit itu terbuka. Lagi-lagi membuat Yuri takjub.

​"Ayo, Neng, duduk disini," ajak Bapak Rudy duduk di kursi teras belakang.

​"Baik, Pak."

​"Ini, Kak, minumnya," ibu berdaster tadi—Bi Ati—menaruh dua teh hangat.

​"Makasih, Bu."

​Bapak Rudy minum teh melatinya sambil memandang ke depan, melihat ikan-ikan koinya dengan gemericik air yang tercipta. Yuri ikut meminum tehnya perlahan.

​"Eneng, mahasiswi?"

​"Iya, Pak. Saat ini masuk semester dua, di Boe-Univ."

​Bapak Rudy langsung menengok ke arah Yuri, cukup kaget. Tidak jauh dari kampusnya, memang ada dua kampus lagi yang namanya tidak kalah mentereng. Beliau kira, Yuri dari salah satu kampus lainnya.

​"Jurusan apa, Neng?"

​"Manajemen Bisnis, Pak," Yuri senyum manis.

​"Istri saya juga mengajar di sana, tapi beda fakultas sama kamu. Anak bungsu saya juga."

​"Oh... iya, Pak," Yuri nggak mau terlalu masuk ke ranah pribadi keluarga ini. Ia merasa basa-basinya sudah cukup lama.

Dia nggak tertarik buat kepo-in kehidupan orang lain. Dia ingin segera menyelesaikan urusan mencari kos. Kalau ternyata budget nggak cocok, dia bisa cepet-cepet cari yang lain, pikirnya.

​"Bapak sewakan ini per bulan seharga lima juta. Kamu bisa bayar bulanan atau tahunan. Bisa tunai atau transfer. Terserah saja. Untuk listriknya ditanggung sendiri, ya", kata beliau seolah bisa membaca pikiran Yuri.

​Yuri jelas kaget. Lima juta sebulan?

Murah banget untuk ukuran rumah dengan perabot lengkap. Dia jelas tergiur. Kosannya yang sekarang, cuma kamar dan kamar mandi dalam saja sudah dua juta sebulan.

​"Hmmm, maaf, Pak. Saya bawa kendaraan. Apa boleh?"

​"Oh.. iya, Neng, jelas bisa. Sebelah jalan setapak ini garasi kosong, memang khusus buat garasi rumah itu. Kamu bisa taruh kendaraan di sana nanti. Neng bawa motor apa mobil?"

​"Saya bawa mobil, Pak."

​"Bisa-bisa. Nanti rumah sama garasinya biar Bibi yang bersihkan. Nanti, Neng, Bapak bawakan kunci gerbang, rumah, sama garasi," jawab Bapaknya terdengar antusias.

​Yuri meminum tehnya lagi.

​"Baik, Pak. Saya mau sewa, ya, Pak. Bisa saya bayar sekarang?"

​"Sebentar ya, Bapak ke dalam dulu ambil HP Bapak."

​Yuri menunggu dengan sedikit lamunan. Gemericik air dari kolam membuat suasana senja makin syahdu. Semburat warna jingga sudah menghiasi langit sore ini.

​"Eneng mau transfer, kan?"

​"Iya, Pak. Ini saya langsung sewa enam bulan ya, Pak."

​"Boleh neng. Ini, Neng, nomornya," Pak Rudy menyodorkan HP-nya. Di layar tertera nomor rekening dan juga nama penerima.

​Yuri sibuk dengan ponselnya. Pak Rudy sendiri sibuk menulis kuitansi pembayaran atas kesepakatan sewa.

​"Sudah saya transfer, Pak," Yuri menunjukkan bukti transfernya. Pak Rudy menyerahkan kuitansi yang sudah ditandatanganinya dan langsung mengecek M-Bankingnya.

​"Sudah masuk, Neng. Terima kasih banyak, ya," Bapaknya terlihat senang, juga ada sedikit haru.

​"Sama-sama, Pak. Kalau begitu saya pamit, ya, Pak. Besok saya ke sini untuk bawa barang-barang saya setelah selesai kuliah," pamitnya.

​"Iya, Neng. Kabari saja Bapak, ya," beliau menyerahkan kartu nama yang langsung diterima Yuri.

​"Terima kasih, Pak. Permisi."

​"Iya, Neng. Hati-hati di jalan. Bi, antar Neng Yuri ke depan ya", perintah beliau.

​"Iya, Pak. Mari, Kak."

***

​Yuri kembali melewati pintu besi berderit dan berjalan di jalan setapak.

​"Kak, makasih ya udah mau nyewa rumah Bapak. Bapak kelihatan senang banget itu," ujar Bi Ati.

​"Eh, iya, Bu."

​"Panggil saja Bi Ati, Kak. Kalau Kakaknya butuh apa-apa, bisa panggil saya. Saya di sini kerja dari pagi sampai nanti jam enam."

​"Oh... Bibi nggak menginap disini?"

​"Nggak, Mbak. Rumah Bibi nggak jauh dari sini, kok."

​"Kalau begitu saya pamit ya, Bi. Terima kasih minumannya tadi," pamit Yuri.

​Bi Ati melambaikan tangan dan sibuk mengunci kembali gerbang.

***

​Yuri menyetir pelan, kembali ke kosannya. Di ujung jalan sebelum menyeberang, mobilnya lagi-lagi berpapasan dengan mobil Pak Dosen.

​"Lah... mobil Pak Kenan. Mau ke mana ya? Ini lama-lama gue yang hafal mobil dan arah jalan dia dibanding Widya!" gerutunya sambil menggeleng-gelengkan kepala heran.

1
Tinta Kental
hm....... menarik....
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: ditunggu komen-komen lainnya 🤗😘
total 3 replies
Siti Musyarofah
jiwa misquenku meronta😭
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: sabar ya kak. yang nulis pun sama 🤣🤭
total 1 replies
Bengkoang Studio
Anjaaay, 'Pesona dozen muda.' 😌
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: anda berisik ya... kasih hadiahnya kaka 🤣🤣🤣
total 1 replies
Vanilla Ice Creamm
hola.... nice see you again 😍
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: Hallo Miss Ice Cream 🥰❤️
total 1 replies
WidBy
waduh, jangan macem2 Ez
WidBy
Lanjut thor
WidBy
wih muncul cwo baru nih
WidBy
siapa ya?
WidBy
Hayoloh, Pak Kenan
WidBy
lanjut...
WidBy
seru
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: Makasih ya 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!