NovelToon NovelToon
Lelaki Yang Kutemui Di Koridor Takdir

Lelaki Yang Kutemui Di Koridor Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy / Dijodohkan Orang Tua / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Wanita Karir / Keluarga / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:314
Nilai: 5
Nama Author: chayra

zaira Kalya , gadis bercadar yang bernasib malang, seolah cobaan terus mendatanginya. Setelah Tantenya-tika Sofia-meninggal, ia terpaksa menerima perjodohan dengan albian Kalvin Rahardian-badboy kampus-yang begitu membencinya.

Kedua orang tua ziara telah meninggal dunia saat ia masih duduk dibangku sekolah menengah pertama, hingga ia pun harus hidup bersama tika selama ini. Tapi, tika, satu-satunya keluarga yang dimilikinya juga pergi meninggalkannya. tika tertabrak oleh salah satu motor yang tengah kebut-kebutan di jalan raya, dan yang menjadi terduga tersangkanya adalah albian.

Sebelum tika meninggal, ia sempat menitipkan ziara pada keluarga albian sehingga mereka berdua pun terpaksa dinikahkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chayra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 5

Sesampainya di lantai bawah, diana membawa albian menuju ruang tamu dengan langkah yang tergesa-gesa.

“Ayo dong cepetan, bian. Kamu kok lelet banget sih jalannya?!” kesal diana seraya menggandeng tangan sang putra.

“Sabar dong, Ma. Kaki bian belum sembuh betul nih. Masih agak sakit,” keluh albiana yang ditarik paksa.

Begitu sampai di ruang tamu, langkah albian seketika terhenti dengan mata yang terbelalak melihat sosok gadis yang begitu ia kenal dan juga ia benci duduk di salah satu sofa ruang tamu rumahnya.

Ziara menoleh ke arah diana dan albian yang berjalan dari dalam. Lantas ia bangkit berdiri. Ziara tak kalah terkejutnya dengan albian. Ia tak menyangka kalau albian lah putra diana yang akan dijodohkan dengannya.

“Ngapain lo di rumah gue?” bentak albian sambil menunjuk ziara. “Pergi dari sini sekarang!” teriaknya lantang.

“Kamu apa-apaan sih, bian? Jaga bicara kamu! Jangan kasar!” ucap diana tegas. “zia ini tamu Mama. Jadi kamu gak berhak ngusir dia.”

Bukan Cuma albian, tapi Brigita pun ikut terkejut melihatnya. Apalagi saat diana berjalan menghampiri ziara dan mengusap bahu gadis itu lembut.

“Gila! Ini beneran kan? Masa iya si buruk rupa itu bisa kenal sama Mamanya albian?” gumam Brigita menolak percaya.

Ziara menundukkan wajahnya saat albian berjalan menghampirinya. Sontak saja ia melangkah mundur ketika tangan kekar albian hendak menyentuhnya, lebih tepatnya albian berniat mendorong tubuh ziara agar tak terlalu dekat dengan sang Mama.

“Mama kenal dia di mana? Dia ini cewek gak bener, Ma!” ucap albian.

“Astaghfirullah.” Ziara mengangkat kepalanya dengan tegap. “Kita bahkan gak terlalu kenal. Tapi, gimana bisa kamu menilai aku kayak gitu?”

“Kenapa? Lo gak terima gue bilang cewek gak bener? Mau protes? Emang kenyataannya kayak gitu kok,” balas albian tak mau kalah.

“albian... Cukup!” bentak diana kesal. “Kamu udah keterlaluan, bian! Zia ini calon istri kamu. Gak seharusnya kamu bicara kasar kayak gitu sama dia!” sambungnya.

Alzian terbelalak mendengarnya. “Mama serius? Aku gak salah denger kan? Mama mau jodohin aku sama dia ini ceritanya? Yakin? Udah cari tau dulu asal usulnya?”

“Mama jauh lebih percaya kalau zia akan jadi istri yang baik untuk kamu, pilihan terbaik yang Mama berikan untuk kamu. Dari pada kamu harus nikah sama perempuan seperti Brigita,” ucap diana tegas dan penuh penekanan.

Brigita mengepalkan kedua tangannya kuat. Gadis itu tak terima terus dipandang hina oleh diana. Apalagi kalau dibanding-bandingkan dengan ziara. Baginya, ziara hanya gadis munafik yang Cuma menjadikan cadarnya untuk menutupi kebusukannya.

“Dasar licik! Emang dasar cewek uler dia,” gumam Brigita melempar tatapan tajam pada ziara.

Belum sempat albian menolak lebih jauh rencana perjodohannya dengan ziara, diana bergegas menariknya keluar rumah sebelum pemuda itu melontarkan kata-kata yang jauh lebih menyakitkan pada ziara.

“Ayo ikut Mama,” ucap diana tak terbantahkan.

Begitu diana dan albian pergi, Brigita menghampiri ziara dengan langkah lebar. Tanpa basa basi, Brigita mengayunkan tangan kanannya untuk menampar ziara untuk melampiaskan amarahnya yang sejak tadi ia tahan. Tapi, lziara segera meraih pergelangan tangannya, dan mencengkeramnya erat.

“Kamu mau tampar aku? Kamu pikir kamu berhak? Aku gak akan biarin kamu nampar aku, karena aku merasa gak salah apapun sama kamu,” ucap ziara tegas. Tak ada rasa takut yang terlihat dari tatapannya. Manik hitam itu sama sekali tak goyah, menatap tajam ke arah Brigita.

“Lepas! Sialan lo!” Brigita menarik tangannya kuat hingga terlepas dari genggaman ziara. “Awas aja ya kalo sampe lo setuju nikah sama albian. Gue gak akan tinggal diam!” ancam Brigita, lalu menabrak bahu ziara dengan sengaja dan berjalan menuju sofa untuk menunggu albian kembali.

Sementara itu, albian yang diseret keluar oleh diana hanya bisa pasrah mengikuti langkah kaki diana membawanya. Tekadnya sudah bulat kalau ia akan tetap menolak perjodohan yang diatur oleh sang Mama.

“Mama mau dijodohin aku sama ziara? Yang bener aja, Ma?! Aku gak mau pokoknya. Mama gak akan bisa maksa aku karena aku gak sudi nikah sama cewek buruk rupa kayak dia,” ucap albian begitu dianq menghentikan langkahnya di dekat air mancur.

“Kamu gak bisa nolak kali ini, bian. Kamu tetap harus menikah sama ziara. Lagi pula dia perempuan baik-baik, perempuan sholehah. Apa yang kurang? Dia bisa membantu kamu jadi laki-laki yang jauh lebih baik dari sekarang.”

“Enggak, Ma! Sekali enggak, tetap enggak! Albian gak akan pernah setuju untuk nikah sama ziara sampe kapan pun. Titik!” tegas albian dengan penuh penekanan.

Diana menghela napas kasar. “Kalau begitu, siap-siap aja kamu mendekam di penjara.”

Alis albia bertautan, ia tak paham dengan ucapan diana barusan. “Maksud Mama apa?” tanyanya bingung.

“Kamu harus bertanggung jawab atas meninggalnya Tante dari ziara dalam kecelakaan itu. Bukan Cuma kamu yang jadi korban, bian. Tapi, orang yang gak bersalah harus merenggang nyawa gara-gara ulah kamu!” jawab Dianara sambil memegangi kedua bahu Alzian.

Kepala albian menggeleng kuat. “Gak mungkin! Mama pasti salah. Gak mungkin aku nabrak orang.”

Pegangan diana pada bahu albian semakin kuat. “Kamu mungkin gak ingat soal kecelakaan itu karena ingatan kamu belum sepenuhnya kembali. Tapi perlu kamu tau, kalau Mama melakukan ini semua demi kami, bian. Mama sendiri yang menemui Tantenya ziara saat di IGD waktu itu. Dia menitipkan ziara pada Mama. Sekarang gadis itu sebatang kara.”

“Mama pikir satu-satunya cara hanya dengan kamu menikah dengannya. Kamu bisa bertanggung atas kesalahan kamu pada ziara. Dan Mama nanti yang akan bicara sama dia untuk tidak melanjutkan pencarian tersangka atas meninggalnya Bu tika. Kamu akan aman selama nurut sama Mama.

Paham?”

“Gue akan terima perjodohan ini dan nikah sama lo, zia,” ucap albian dengan suara yang hampir tak terdengar saking pelannya.

Brigita yang awalnya duduk manis di sofa ruang tamu sontak berdiri dengan mata yang terbelalak. Kepalanya menggeleng kuat menolak percaya dengan yang didengarnya barusan.

“Gak mungkin! Lo pasti salah kan, bian? Lo gila ya mau nikah sama dia? Bukannya lo benci banget sama dia? Gara-gara dia waktu SMA dulu lo hampir dikeluarin,” sahut Brigita sambil berjalan menghampiri albian.

Belum sampai di dekat albian, tangan Brigita sudah ditarik lebih dulu oleh diana. “Kenapa kamu masih di sini? Harusnya kamu segera pergi karena kami sedang membahas masalah penting.”

“Tante!” bentak Brigita dengan suara yang meninggi. “Tante sadar dong! Masa iya anaknya mau dinikahin sama cewek modelan kayak gitu.

1
shora_ryuuka shoyo
Wow, luar biasa!
Raquel Leal Sánchez
Membuat saya terharu
y0urdr3amb0y
Ayo thor, jangan bikin pembaca kecewa, update sekarang!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!