NovelToon NovelToon
Sistem Suami Sempurna

Sistem Suami Sempurna

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Sistem / Mengubah Takdir
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: farinovelgo

Raka, 28 tahun, pria biasa dengan pekerjaan seadanya dan istri yang mulai kehilangan kesabaran karena suaminya dianggap “nggak berguna”.
Hidupnya berubah total saat sebuah notifikasi aneh muncu di kepalanya:
[Selamat datang di Sistem Suami Sempurna.]
Tugas pertama: Buat istrimu tersenyum hari ini. Hadiah: +10 Poin Kehangatan.
Awalnya Raka pikir itu cuma halu. Tapi setelah menjalankan misi kecil itu, poinnya benar-benar muncul — dan tubuhnya terasa lebih bertenaga, pikirannya lebih fokus, dan nasibnya mulai berubah.
Setiap misi yang diberikan sistem — dari masak sarapan sampai bantu istri hadapi masalah kantor — membawa Raka naik level dan membuka fitur baru: kemampuan memasak luar biasa, keahlian komunikasi tingkat dewa, hingga intuisi bisnis yang nggak masuk akal.
Tapi semakin tinggi levelnya, semakin aneh misi yang muncul.
Dari misi rumah tangga biasa… berubah jadi penyelamatan keluarga dari krisis besar.
Apakah sistem ini benar-benar ingin menjadikannya suami sempurna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farinovelgo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Hari itu dimulai dengan biasa saja.

Matahari baru muncul di balik jendela, suara ayam dari rumah sebelah bikin suasana terasa tenang, dan aroma teh buatan Dinda memenuhi dapur.

Dinda sibuk menyiapkan bekal, sementara aku duduk di meja makan sambil scroll berita di HP.

Semuanya terasa normal… sampai sistem tiba-tiba muncul.

[Misi Harian: Lakukan sesuatu yang membuat istrimu merasa aman.]

[Hadiah: +20 Poin Kehangatan, +1 Skill “Insting Pelindung Lv.1”]

Aku baca dua kali untuk memastikan.

“Membuat istri merasa aman…” aku mengulang pelan. “Kayak gimana maksudnya?”

[Kamu bebas berkreasi. Sistem hanya menilai dari hasil emosional, bukan tindakan spesifik.]

“Oke,” gumamku, “berarti bebas asal hasilnya bikin Dinda ngerasa tenang.”

Tapi ya, gampang dibilang, susah dilakuin.

Soalnya Dinda itu tipe perempuan mandiri yang jarang minta tolong.

Kadang aku ngerasa kayak nggak dibutuhin, padahal aku tahu dia cuma nggak mau nyusahin aku.

Jadi… gimana caranya bikin dia merasa aman?

Sore harinya, aku sempat jemput Dinda dari kantor.

Biasanya dia pulang sendiri naik ojek online, tapi kali ini aku nekat datang tanpa bilang-bilang.

Pas dia keluar gedung dan lihat aku nunggu di motor, ekspresinya antara kaget dan senang.

“Eh, kamu ngapain di sini?” katanya sambil nyengir.

“Jemput istri tercinta, lah. Salah?”

Dia ketawa kecil. “Tumben banget kamu sok romantis gini.”

“Aku takut kamu diculik fans kantor.”

“Fans apaan, yang ada juga bos bawel,” balasnya sambil naik ke motor.

Perjalanan pulang itu terasa beda.

Kami ngobrol santai, ketawa kecil, dan sesekali aku lihat dia nyender pelan ke punggungku.

Entah kenapa, momen sederhana itu bikin dada hangat.

Sampai akhirnya, HP-ku bergetar di saku.

[Misi selesai! +20 Poin Kehangatan.]

[Skill Baru Diperoleh: Insting Pelindung Lv.1.]

Aku tersenyum tanpa sadar.

Dinda menepuk bahuku. “Kenapa senyum-senyum sendiri?”

“Nggak, cuma senang aja bisa jemput kamu.”

“Cieee,” katanya menggoda. “Jangan-jangan kamu lagi jatuh cinta lagi sama aku nih.”

Aku cuma ketawa. “Kayaknya sih gitu.”

Dan jujur… rasanya emang kayak jatuh cinta lagi.

Setelah makan malam, kami duduk di ruang tamu sambil nonton TV.

Dinda tiba-tiba nyeletuk, “Kamu berubah ya akhir-akhir ini.”

Aku refleks gugup. “Berubah gimana?”

“Lebih perhatian. Dulu kamu tuh jarang mau dengerin aku cerita soal kerjaan. Sekarang malah suka nanya duluan.”

Aku menelan ludah, pura-pura santai. “Hehe, mungkin karena sekarang aku punya waktu lebih.”

“Ya, tapi aku senang kok,” katanya lembut. “Aku ngerasa… kamu mulai kayak dulu lagi.”

Kata-katanya nyangkut di kepalaku.

Kayak dulu lagi.

Mungkin maksudnya waktu awal-awal nikah, saat semuanya masih hangat dan penuh tawa.

Tapi sebelum aku sempat jawab, sistem muncul lagi.

[Kehangatan mencapai 78/100. Status hubungan meningkat: Nyaman.]

Aku tersenyum kecil. “Bagus,” bisikku pelan.

Malamnya, aku baru sadar skill baru yang kudapat ternyata punya efek aneh.

Waktu Dinda lagi di kamar mandi dan tiba-tiba lampunya mati, aku langsung refleks bangkit bahkan sebelum dia teriak.

Biasanya aku bakal panik dulu, tapi kali ini badanku bergerak sendiri.

“Dinda, kamu nggak apa-apa?”

“Nggak, cuma mati lampu.”

Aku langsung nyalain senter dan jalan ke arah kamar mandi.

Begitu buka pintu, dia kelihatan agak kaget tapi senyum lega.

“Wah, cepat banget kamu datang.”

Aku nyengir. “Skill baru: suami siaga.”

Dia ketawa kecil. “Untung kamu bukan super hero, nanti semua istri tetangga rebutan.”

Kami sama-sama ketawa, tapi di balik itu, aku sadar sesuatu skill dari sistem beneran punya efek di dunia nyata.

Reaksi tubuhku jadi lebih cepat, instingku lebih tajam.

Dan jujur, itu agak… menakutkan juga.

Keesokan paginya, aku keluar rumah buat beli sarapan.

Tapi di jalan aku lihat Rian lagi berdiri di depan rumahnya, menatap layar HP dengan wajah datar.

Entah kenapa, aku ngerasa hawa di sekitar dia agak beda.

Kayak dingin, padahal matahari udah tinggi.

Aku nyapa aja, “Pagi, Pak Rian!”

Dia mendongak pelan. “Pagi.”

“Tadi malem listrik sempat mati nggak di rumah Bapak?”

Dia menatapku beberapa detik sebelum jawab. “Mati. Tapi cuma sebentar.”

“Oh, kirain cuma rumah saya aja,” kataku sambil nyengir.

Dia nggak jawab apa-apa, cuma balik menatap HP-nya lagi.

Sekilas, aku sempat lihat layar HP dia… tampilannya mirip banget sama sistemku.

Desainnya sama, bahkan warna birunya identik.

Aku pura-pura nggak lihat dan cepat-cepat pergi beli bubur.

Tapi sepanjang jalan, pikiranku muter.

Kalau benar sistem dia sama kayak punyaku, berarti kemungkinan besar dia juga dapet misi harian.

Tapi… jenis misinya apa?

Siang itu, Dinda ngabarin lewat chat kalau dia pulang agak malam.

Katanya ada kerjaan tambahan.

Aku jawab santai aja, tapi entah kenapa firasatku nggak enak.

Dan benar, jam delapan malam dia belum juga pulang.

Aku coba telepon, tapi sinyal putus-putus.

Di luar, hujan deras banget.

Tiba-tiba sistem muncul lagi.

[Deteksi bahaya ringan terhadap istri terdaftar.]

[Aktifkan skill “Insting Pelindung Lv.1”?]

Aku langsung panik. “Ya! Aktifkan!”

[Aktif.]

Nggak tahu kenapa, badanku langsung ngerasa aneh.

Kepalaku dingin, tapi detak jantung malah cepat.

Seolah-olah aku tahu arah yang harus kutuju.

Aku pakai jas hujan, ambil motor, dan langsung nyusul ke arah kantor Dinda.

Padahal aku nggak tahu pasti dia di mana, tapi entah kenapa, aku merasa kayak dituntun.

Begitu sampai di jalan raya depan gedung kantornya, aku lihat motor Dinda berhenti di pinggir, dan dia berdiri di bawah atap toko, kehujanan karena nunggu ojek yang batal datang.

Aku ngerem cepat dan lari ke arahnya. “Dinda!”

Dia kaget tapi langsung senyum lega. “Kamu? Kok tahu aku di sini?”

Aku nyengir, pura-pura santai. “Feeling suami. Insting cinta.”

Dia ketawa. “Wah, insting kamu keren juga.”

Aku kasih jas hujan cadangan dan antar dia pulang.

HP-ku bergetar lagi.

[Misi tambahan selesai. Poin Kehangatan +25.]

[Skill “Insting Pelindung” meningkat ke Lv.2.]

Sampai rumah, Dinda langsung mandi dan tidur lebih cepat dari biasanya.

Mungkin capek.

Aku duduk di ruang tamu, masih pakai baju basah, sambil merenung.

Barusan itu… bukan kebetulan.

Skill dari sistem beneran menuntun aku.

Tapi yang bikin bingung, kenapa sistem tahu Dinda dalam bahaya bahkan sebelum aku tahu posisinya?

Apakah sistem ini memantau dia juga?

Aku coba tanya.

“Sistem, dari mana kamu tahu istri saya kehujanan di luar?”

[Aku hanya memantau kondisi emosional pengguna utama dan orang penting dalam radius tertentu.]

“Orang penting?”

[Istrimu termasuk orang penting dalam data sistemmu.]

Aku mengangguk pelan. “Berarti kamu bisa tahu kalau dia sedih, marah, atau bahaya?”

[Benar.]

Aku diam lama, menatap layar HP itu.

“Kalau gitu…” aku bicara pelan, “tolong bantu aku jaga dia, ya. Tapi jangan bikin aku kehilangan kendali.”

[Permintaan tercatat. Sistem akan menyesuaikan algoritma untuk mendukung keharmonisan tanpa mengurangi kebebasan pengguna.]

Aku tersenyum tipis. “Nah, gitu dong. Kita kerja sama aja.”

Malam makin larut.

Aku menatap Dinda yang tidur pulas, lalu pandanganku kembali ke layar HP yang kini menampilkan kalimat pendek:

[Cinta tidak selalu dimulai dari rasa, tapi dari niat untuk terus berusaha.]

Aku nggak tahu kenapa, tapi kalimat itu bikin hatiku hangat.

Untuk pertama kalinya sejak sistem ini muncul, aku nggak merasa dia cuma mesin.

Mungkin… dia juga belajar, sama sepertiku.

Aku matikan layar HP, lalu merebah di samping Dinda.

Hujan di luar masih turun, tapi untuk malam ini, semuanya terasa aman.

1
Aisyah Suyuti
bagus
💟《Pink Blood》💟
Wuih, plot twistnya nggak ada yang bisa tebak deh. Top deh, 👍!
Uryū Ishida
Wah, seru banget nih, thor jangan bikin penasaran dong!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!