Aku memang mencintainya tapi aku lebih menyayangimu. Tahukah kamu apa yang akan terjadi saat Dia tahu yang sebenarnya. Berjuanglah, jangan pernah lari dari kodratmu. Belajarlah menerima takdirmu meskipun itu sulit dan menyakitkan.
Bagaimana dengan aku jika kamu bersikeras untuk memilikinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Mom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mirip tapi beda karakter
Pulang dari kampus Farhan dan teman-temannya pergi ke Mall untuk nongkrong. Dengan modal ketampanannya Farhan lebih sering menjadi pusat perhatian kaum hawa dari pada teman tongkrongannya yang lain.
"Bro...coba kamu lihat cewek yang sedang minum Boba di meja depan." kata Nico teman Farhan.
"Yang mana?" tanya Farhan
"Ealah... Bro fokus dikit dong, liat ni arah telunjuk aku di mana, cewek rambut ikal pake dress orange... alamak cantiknya!" dengan alay Nico mengagumi gadis rambut panjang yang duduk diantara kedua temannya.
Pandangan Farhan tidak tertuju ke gadis yang di tunjuk Nico, tapi Dia malah melihat dua orang yang masuk ke butik fashion brand ternama dalam Mall. Sambil ngucek kedua matanya bahkan sampai melotot juga Farhan memastikan apakah penglihatannya tidak ada masalah.
"Itu kenapa wanita tomboy ada di Mall sini ya, pasti deh Dia ngikuti aku!" dengan PD nya Farhan berkata lirih.
Seorang wanita yang dandanannya bak model sedang asyik memilih dres pesta dengan seorang pria muda, cakep, putih bertopi yang hanya menggunakan kaos oblong dan celana pensil. Dia adalah Laras dan adiknya Stefina Aliando. Bukan salah Farhan kalau Dia mengira Stevina adalah Candy karena sekilas mereka terlihat sangat amat mirip.
Farhan semakin menajamkan kembali pandangannya, Farhan memusatkan kedua matanya pada Stevina, yang sengaja kalau keluar rumah Dia selalu memakai topi.
"kurang ajar nih Candy, sengaja nantangin aku, Dia pikir aku akan tertarik apa sama Dia!" Kata Farhan lebih jelas.
Melihat tingkah Farhan yang mencurigakan, Nico menepuk bahu Farhan.
PLAK... !
"Han kamu kenapa, kayak melihat hantu saja?" tanya Nico mengagetkan.
"Denger ya Nico, aku gak bakalan tertarik sama wanita tomboy macam Dia!" kata Farhan nyolot.
Nico pun semakin kebingungan dengan perkataan Farhan.
"(Ni anak kesambet apa koq bisa kayak gini)" batin Nico sambil menyentuh kening Farhan.
"Apaan sih kamu Nico, singkirin tanganmu!" bentak Farhan.
"Han sadar, kamu lihat apa?" tanya Nico
"Tuh lihat wanita tomboy yang sok jagoan!" tangan Farhan menunjuk dua orang yang berada dalam butik.
"Haaaa... yang begituan kamu katakan wanita tomboy!" kata Nico sambil tertawa setelah melihat dua orang yang dimaksud Farhan.
"Kenapa kamu ketawa?" tanya Farhan
"Ya pasti lah ketawa, orang mereka itu sepasang pria dan wanita, mungkin mereka sedang cari gaun untuk nikahan!" terang Nico.
"(masak sih, jelas-jelas yang bertopi itu mirip banget sama Candy... apa memang aku yang salah lihat ya, atau aku yang keinget terus sama Dia?)" Farhan bengong sambil melihat kedua orang itu.
"Han !" bentak Nico lagi
Karena Farhan sedikit malu dan merasa aneh dengan dirinya sendiri, Dia mengajak Nico untuk pulang duluan.
"Nic, pulang sekarang yuk!" ajak Farhan
"Gak lah, nanti aja. Apa kamu gak bosen tiap hari cuma belajar ma tidur doang?" jawab Nico.
"Ya gak gitu juga, kita pindah tempat saja gimana?" ajak Farhan lagi.
"Kenapa sih Han, setelah lihat orang tadi kamu terus merasa gak nyaman, apa kamu berbuat yang gak bener!" tuduh Nico.
"Enak aja kamu ngomong!" jawab Farhan sambil meninggalkan temen-temennya.
"Eh... tunggu Han!" teriak Nico sambil berlari mengejar Farhan.
Sampai di parkir basemen, Lagi-lagi Farhan bertemu dengan Laras dan Stevina. Dan kebetulan juga mobil mereka parkirnya bersebelahan. Saat Laras mau memasukan barang belanjaannya di kursi belakang, salah satu paperbag jatuh di dekat Farhan berdiri. Reflek Farhan mengambil paperbag itu untuk Laras.
"Makasih ya, sudah ambilin belanjaan aku." ucap Laras ke Farhan.
"sama-sama!" kata Farhan.
"Kenalin nama aku Laras, bisa tuker no WA gak?" tanya Laras sambil mengulurkan tangannya.
"Oh... aku Farhan, boleh koq biar aku yang scan!" Farhan menyambut uluran tangan Laras dan mereka berduapun bertukar kontak WA.
Terlihat Nico datang sambil berlari ke arah mobil Farhan.
"Han... tungguin dong, kamu mau ninggalin aku!" teriak Nico.
Nico sangat kaget melihat Farhan dan Laras sedang ngobrol berdua. Dia pun segera menarik tangan Farhan sedikit menjauh dari Laras.
"Han apa kamu sudah gila? tu ada calon suaminya mau kamu embat juga?" bisik Nico.
Farhan pun berpindah pandangan ke arah Laras. Dengan senyum cute nya Laras menyambut pandangan Farhan.
Dari dalam mobil terdengar suara yang memanggil Laras.
"Laras, sudah apa belum!" teriak Stevani.
Laras menghampiri Farhan dan Nico.
"Han, aku balik dulu ya nanti kita WA nan!" kata Laras.
"Ok...!" jawab Farhan semangat.
Farhan dan Nico melihat Laras masuk ke mobil dengan fikiran mereka masing-masing.
"Han, ayo cuz katanya mau pindah tempat nongkrong?" tanya Nico mengagetkan Farhan yang sedang mengagumi Laras, wanita yang terlihat anggun dan lembut tutur katanya.
Mereka berdua meninggalkan area parkir basemen Mall itu dan mencari tempat nongkrong lain.
Tiba di warung steak mereka turun dan mencari meja yang kosong.
Karena penasaran dengan tingkah Farhan tadi, Nico mencoba untuk klarifikasi.
"Han, sebenarnya apa sih yang ada di pikiran kamu tadi?" tanya Nico
"Nico , menurut kamu apa tadi yang bareng Laras itu benar-benar pria?" tanya Farhan kepo.
"Lha iya ...kan memang Dia pria, cuma wajah nya terlihat imut dan kulitnya putih, apa lagi bibirnya tuh warnanya ke pink-pink an.
Model pria versi opa-opa Korea seperti Dia pasti banyak wanita cantik yang ngejar, tuh buktinya Laras !
Sudah cantik, anggun, body aduhai... Dah pokoknya cocok mereka berdua.
Pesen ku jangan sampai kamu jadi orang ke tiga antara mereka!" dongeng Nico ke Farhan.
Farhan hanya bengong dan melamun mendengar perkataan yang panjang dan lebar dari Nico.
"(tapi koq aku masih penasaran ya, kalau Dia itu pria, padahal wajahnya bener-bener sama persis dengan Candy)"
Farhan menggeleng-gelengkan kepala berharap wajah Candy hilang dari pikirannya.