Pulang Ke Indonesia. Arcilla Armahira harus mendapatkan tugas dari Kakeknya seorang Pengusaha kaya raya yang dikenal sangat dermawan dan selalu membantu orang kecil. Tetapi siapa sangka pria 70 tahun itu sering mendapatkan ancaman.
Sampai pada akhirnya terjadi insiden besar yang membuat Mizwar diserang oleh musuh saat mengadakan konferensi pers. Kericuhan terjadi membuat banyak pertumpahan darah.
Mizwar dilarikan ke rumah sakit. Arcilla mendapat amanah untuk menjalankan tugas sang Kakek.
Keamanan Arcilla terancam karena banyak orang yang tidak menyukainya seperti kakeknya yang ingin menyingkirkannya. Pengawal pribadi Mizwar yang selalu menemaninya dan mengajarinya membuat Arcilla merasa risih karena pria itu bukan mahramnya.
Sampai akhirnya Arcilla meminta kakeknya untuk menikahkannya dengan pengawalnya dengan alasan menghindari dosa.
Bagaimana kehidupan rumah tangga mereka ditengah persaingan bisnis?
Apakah keduanya profesional meski sudah menikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19 Cemburu Tipis-tipis.
Cilla bersama dengan Rasyid diantarkan kepala lingkungan menuju penginapan Cilla. Cilla juga bersama dengan dua anak buah pria yang lain dan Metta.
"Nona Cilla kami hanya bisa memberikan tempat tinggal seperti ini. Ini sangat kecil sekali dan kami sangat berharap Nona bisa memakluminya," ucap pria tersebut merasa tidak enak.
"Tidak apa-apa yang terpenting bisa untuk tempat beristirahat, saya tidak mengharapkan tempat tinggal yang seperti apapun," jawab Cilla dengan tersenyum.
"Baiklah, saya sangat berterima kasih dengan kemurahan hati Nona Cilla," ucap pria itu.
"Saya akan periksa terlebih dahulu!" ucap Rasyid memasuki kamar penginapan tersebut.
"Jangan tersinggung. Pak. Karena segala sesuatu memang harus diperiksa," ucap Cilla merasa tidak enak dengan kepala lingkungan tersebut atas sikap Rasyid yang selalu berlebihan.
"Tidak apa-apa, hal itu sangat wajar dan saya juga melihat berita di televisi bagaimana keamanan Nona sedang terancam," sahut pria tersebut memberi pengertian.
"Kalau begitu saya permisi dulu! semoga Nona bisa betah tinggal di tempat ini," ucap pria tersebut berpamitan membuat Cilla menganggukkan kepala.
Tidak lama akhirnya Rasyid keluar dari penginapan itu.
"Semuanya aman, masuklah!" titah Rasyid.
"Lalu bagaimana dengan pengawal yang lain?" tanya Cilla
"Mereka akan tinggal dirumah sebelah," jawab Rasyid.
"Baiklah, kalian juga sebaiknya istirahat!" ucap Cilla memberi perintah dan kemudian dia memasuki penginapan itu.
"Rasyid tunggu!" Metta mendekati Rasyid.
"Kamu di dalam bersama dengan Nona Cilla?" tanya Metta.
Cilla ternyata mendengar pertanyaannya itu membuat ekor matanya melirik.
"Apa dia tidak mengetahui bahwa aku dan Rasyid sudah menikah," batin Cilla kembali melanjutkan langkahnya memasuki penginapan.
"Benar!" jawab Rasyid.
"Hanya berdua saja?" tanya Metta memastikan sekali lagi.
Rasyid menjawab dengan menganggukkan kepala dan kemudian menyusul Cilla memasuki rumah tersebut.
"Rasyid serius hanya akan tinggal berdua dengan Nona Cilla? Apa itu tidak berlebihan," gumam Metta masih tidak percaya.
Cilla berdiri dengan kepala berkeliling melihat rumah yang tampak sederhana itu, terdapat ruang tamu dengan kursi berbahan kan kayu dan menyatu dengan dapur tanpa pembatas. Rumah sederhana berbahankan kayu yang mungkin itu sudah paling bagus di desa tersebut.
"Aku sudah memeriksa kamarnya, tidak ada alat penyadap ataupun di dalam kamar," ucap Rasyid membuka pintu kamar tersebut memastikan semua telah aman.
"Aku sangat tidak suka dengan apa yang kamu lakukan," ucap Cilla.
Rasyid mengerutkan dahi ketika mendapat teguran dari istrinya.
"Kamu harusnya pilih-pilih ketika menaruh curiga, sampai anak kecil saja kamu curigai, dia hanya bermain ketapel dan tidak sengaja mengenai lenganku, tidak seharusnya bertindak seperti itu membuat orang takut kepadamu," tegas Cilla dengan wajah serius.
"Saya hanya menjaga keamanan kamu dan anak kecil apapun itu harus diperhatikan," jawab Rasyid.
"Percuma bicara denganmu, kau tidak pernah mau kalah dan selalu paling benar," ucap Cilla kesal memasuki kamar tersebut yang melewati Rasyid.
Cilla berdiri di pinggir ranjang memegang lengannya dengan suara lirihan.
Tiba-tiba saja bahunya dipegang membuat tubuhnya berbalik dan Rasyid sudah berdiri di depannya dan membawa kompresan.
"Pasti membengkak, kompres sebelum semakin parah," ucap Rasyid meletakkan kompresan tersebut di telapak tangan Cilla.
Walau dimarahi oleh istrinya dan ternyata dia masih peduli. Rasyid tidak mengatakan apapun, kemudian keluar dari dan tidak lupa menutup pintu kamar kembali.
"Memang cukup sakit," ucap Cilla menyadari lengannya terasa begitu sakit karena mengenai ketapel tadi.
Kompresan yang diberikan Rasyid mampu mengurangi rasa sakitnya.
*****
Cilla terlihat duduk dengan laptop di atas meja dan wajahnya sangat serius mempelajari dokumen Perusahaan yang diberikan kembali kepadanya dan sementara Rasyid sibuk berada di dapur dengan menyiapkan makanan.
Sesekali Cilla menoleh kearah Rasyid melihat bagaimana telatennya pria itu dalam memotong sayuran memegang alat masak dan lain sebagainya.
"Benarkah dia pria dengan penuh keahlian, bukan hanya ahli dalam memegang senjata dia juga pintar memasak. Entahlah aku juga tidak tahu apakah yang dia masak enak atau tidak dan memang lebih baik dia memasak, jadi tidak perlu mencicipi terlebih dahulu, karena jika ada sesuatu pada makanan itu dan dia yang harus bertanggung jawab," batin Cilla menoleh kembali ke arah laptop tersebut dan melanjutkan pekerjaannya.
Tidak lama Rasyid sudah selesai memasak, Rasyid membawa makanan yang sudah disusun ke dalam nampan, terlihat sup, nasi dan juga tumisan dengan aroma yang sangat lezat.
Tanpa bicara sepatah kata Rasyid meletakkan makanan tersebut diatas meja disamping laptop Cilla.
Cilla hanya mengangkat kepala sebentar melihat pria itu seperti seorang pelayan Restaurant yang sangat ahli dalam menata makanan di atas meja.
"Makanlah!" titah Rasyid kembali menuju dapur untuk mengambil air minum.
Cilla menghela nafas dan mencicipi masakan Rasyid.
"Lumayan," gumam Cilla pelan.
Cilla menikmati makanan itu sembari tetap bekerja, matanya fokus pada laptop, satu tangannya membuka-buka dokumen dan satu tangan yang menyendokan makanan ke dalam mulutnya.
Rasyid bersandar di pinggir meja dengan kedua tangannya dilipat di dadanya memperhatikan istrinya.
Sampai akhirnya Cilla menyadari bahwa sejak tadi ada mata yang tertuju ke arahnya dan membuatnya menoleh ke arah tersebut.
"Ada apa?"
"Kau juga ingin makan?" tanya Cilla dengan dahi mengkerut.
"Tidak!" jawab Rasyid.
"Lalu mengapa harus menatapku seperti itu? Aku sangat risih ditonton makan," ucap Cilla.
"Saya juga sangat risih melihat kamu makan sembari bekerja. Alangkah baiknya kamu makan terlebih dahulu dan setelah selesai baru melanjutkan pekerjaan," ucap Rasyid memberi saran.
"Kenapa setiap hari hanya bisa memerintah dan mengaturku," sahut Cilla dengan kesal dan kembali melanjutkan makan dan tidak mengajak suaminya berbicara lagi
Tok-tok-tok
Mata mereka berdua berpindah ke arah pintu yang diketuk. Rasyid menghampiri pintu tersebut dan membukanya dan ternyata itu adalah Metta dengan membawa makanan di atas nampan.
"Ini aku sudah mengambilkan makanan kamu dari Bibi. Kamu makanlah!" ucap Metta tampak begitu perhatian dan mencuri perhatian Cilla.
"Terima kasih, tapi seharusnya tidak perlu melakukan ini dan jika aku ingin makan maka aku akan ambil sendiri," ucap Rasyid.
"Kamu terlalu sibuk dan aku yakin kamu juga tidak akan sempat mengambil makanan dan membuatku inisiatif mengambil sendiri. Kamu harus makan," jawab Metta.
"Baiklah," sahut Rasyid mengambil makanan tersebut.
Metta masih berdiri di depan pintu yang sepertinya ingin berbicara banyak dengan Rasyid. Namun Rasyid langsung menutup pintu penginapan itu, tetapi di tahan Metta.
"Ada apa?" tanya Rasyid.
"Aku juga belum menyelesaikan makananku dan meninggalkan di sana. Ayo kita makan di sana!" ajak Metta.
"Tetapi....."
"Kita tidak jauh-jauh dari tempat Nona Cilla, hanya didepan!" ucap Metta menunjuk teras untuk mereka berdua menikmati makan bersama.
Rasyid tidak memberi jawaban tetapi dipaksa Metta dengan menarik tangannya yang akhirnya membuat Rasyid tidak punya pilihan lain dan mengikuti Metta.
"Apa mereka memiliki hubungan spesial?" batin Cilla tiba-tiba saja penasaran.
"Mungkin saja mereka memang memiliki hubungan satu sama lain dan karena permintaanku juga permintaan Kakek membuatnya tidak punya pilihan lain dan akhirnya menikah denganku,"
"Lalu apa aku salah menyuruh seseorang menikahiku tanpa mengetahui dulu apakah dia memiliki hubungan dengan orang lain atau tidak?"
Cilla tiba-tiba saja memikirkan Metta dan Rasyid. Dia memang sering memperhatikan bagaimana wanita tersebut yang akhir-akhir ini suka dekat dengan Rasyid
Bersambung....
...Hay para pembaca, aku kembali memberikan karya baru. Aku tidak akan bosan-bosan memberikan karya jika terus didukung para pembaca setiaku....
...Ku Balas Pengkhianatan Dengan Setimpal...
...Karya ini dibuat dengan sepenuh hati dan atas dukungan kalian, kita sama-sama berdoa agar karya ini sukses dan disukai para pembaca....
...Jangan lupa untuk terus memberikan dukungannya, subscribe, like, vote dan berikan komentar yang positif dan membangun....
...Ingan jangan suka nabung BAB, baca dari bab 1 sampai akhir karena setiap episode memiliki kejutan....
...Terima kasih saya ucapkan untuk para pembaca, salam cinta dari saya Author 🌹🌹...
penuh rahasia