NovelToon NovelToon
Satu Perempuan

Satu Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Keluarga / Satu wanita banyak pria
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nurcahyani Hayati

Bagaimana jadinya jika kamu menjadi anak tunggal perempuan di dalam keluarga yang memiliki 6 saudara laki-laki?
Yah, inilah yang dirasakan oleh Satu Putri Princes Permata Berharga. Namanya rumit, ya sama seperti perjuangan Abdul dan Marti yang menginginkan anak perempuan.

Ikuti kisah seru Satu Putri Princes Permata Berharga bersama dengan keenam saudara laki-lakinya yang memiliki karakter berbeda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurcahyani Hayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. Lagi Dan Lagi

Dedaunan berjatuhan mengenai permukaan rerumputan di parkiran, tempat rumah sakit persalinan sayang ibu. Setiap tahunnya pasti Abdul dan Marti selalu datang ke tempat ini. Yap, Marti hamil lagi dan lagi.

Ini sudah kehamilan yang keempat dan Marti sangat berharap jika kehamilan ini akan memberikannya anak perempuan. Aku tau ini sulit dipahami tapi percayalah Marti sangat menginginkan anak perempuan di dalam keluarganya.

Bagaimana dengan kabar tetangga? Yah, tentu saja semakin menyala. Gosip selalu berjalan seperti biasanya. Entah itu di saat pagi, siang, sore atau bahkan malam hari.

Marti tak peduli, iya tak mau ambil pusing. Ia tahu jika tetangga-tetangganya itu selalu menyebut nama dengan masalah kehamilannya, toh ia tidak rugi.

"Jaga adik-adik, ya Tama!"

Abdul mengusap kepala Prtama yang kini telah genap usia enam tahun. Tapi percayalah jika orang-orang melihatnya mereka berpikir jika Pratama sudah berusia delapan tahun, itu semua karena tubuhnya yang terlihat lebih besar dibandingkan seusianya.

Semakin bertambah usia Pratama maka semakin besar juga badannya. Nafsu makannya semakin meningkat, meningkat seperti harga beras yang terkena mahal setiap tahunnya.

Abdul melangkah masuk menyusul Marti yang hari ini akan melahirkan. Sudah sejak subuh wanita itu meringis merasakan kontraksi awal dan kini sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Sepertinya tidak lama lagi anak kelimanya itu akan lahir.

Pratama menunduk menatap tiga adiknya yang telah ia ikat dengan tali rafia. Hal sama yang pernah ia rasakan dulu. Ini cara jitu agar adik-adiknya tidak lepas terutama pada Praga yang paling nakal walau usianya baru satu tahun.

Setiap harinya selalu ada saja ulah nakal yang membuat Abdul menangis. jika bukan Abdul yang menangis ya tentu saja dia, Pradu, atau juga Prapat.

Pratama terdiam sejenak menatap serius pada Pradu yang hanya berdiam diri.

"Kenapa?"

"Pladu mau duduk, tidak sanggup beldili," jawabnya dengan nada bicara ciri khas anak-anak.

Dasar lemah! Mau tak mau Pratama terpaksa melepas tali Rafi yang terikat pada Pradu. Yah menurutnya tak masalah jika harus melepasnya karena adik keduanya itu tidak sekuat dirinya. Memang dia adalah adik laki-lakinya tetapi fisiknya seperti perempuan, lemah.

"Etdah, gila si Abdul. Die bikin anak apa bikin pasukan bola," ujar Kabo yang sudah sejak tadi memperhatikan mereka.

Tori menopang pinggang, ikut memandang.

"Bukan Abdul yang gila tapi pabriknya," sahutnya ikut berkomentar.

...----------------...

"Pokoknya kalian berdua tidak boleh pergi-pergi, ya! Nanti bapak marah!"

"Kalau bapak marah nanti Bapak tidak belikan aku coklat kacang."

Pratama menjelaskan sembari menggerakkan jari telunjuknya berlagak seolah ia adalah seorang bos yang sedang memperingati anak buahnya.

Anak buah? Yah, dua bocah kembar itu masih terikat dengan tali rafia. Prapat hanya terdiam sementara Praga memberontak seperti seekor kambing yang ingin lepas dari tali yang menjerat lehernya.

"Hust! Jangan ribut!" ujarnya memperingati.

Sementara di dalam ruangan persalinan Marti berjuang dengan sekuat tenaga sebenarnya tidak sulit bagi Marti karena bisa dikatakan ia sudah terbiasa.

Ibu bidan pun sudah bosan melihat Marti. Segala penjelasan mengenai kesehatan atau mengatur jarak kehamilan sudah ia jelaskan pada Marti akan tetapi satupun tidak pernah dilaksanakan oleh Marti jadi percuma saja jika Ibu bidan harus kembali memperingati karena itu tidak ada gunanya.

Yang perlu dilakukan oleh ibu bidan hanyalah pasrah, toh bukan juga dia yang membiayai anak-anak Marti.

Abdul menghampiri istrinya. Marti yang melihat kedatangan suaminya itu seketika terdiam, tak ada suara ringisan yang keluar dari bibirnya.

Marti menatap kepala suaminya yang ditutupi dengan peci. Tak seperti penampilan saat proses kelahiran ke-4 anaknya itu.

"Ke-kenapa pakai peci?"

"Aku?"

Marti mengangguk.

Abdul cengengesan lalu menjawab, "Agar ibu tidak menarik rambut bapak lagi."

Kedua mata Marti membulat rupanya seperti itu. Menyadari raut wajah marah istrinya membuat senyum Abdul lenyap.

"Tidak semudah itu!" teriaknya lalu menarik kerah baju Abdul.

Ibu bidan dan beberapa asistennya terkejut. Apakah mereka akan berkelahi?

Marti menarik peci Abdul membuat Abdul meringis ketakutan. Sepertinya ia akan kembali tersiksa, ya seperti tahun lalu.

"Aaaaa!!!" teriak Abdul saat rambutnya di tarik oleh istrinya membuat orang-orang yang ada di dalam ruangan ikut bergidik ngeri.

Di satu sisi Pratama menggerak-gerakan tangannya ke arah Pradu yang meminta untuk di kipas. Sudah sejak tadi adiknya itu mengeluh panas jadi mau tidak mau Pratama harus menuruti.

"Sudah belum?"

"Beyum," jawabnya dengan suara lembut.

Pratama mendengus kesal, wajahnya cemberut namun wajah cemberutnya itu tak bertahan lama. Seketika wajahnya menjadi panik. Kedua matanya membulat menatap kedua adik kembarnya yang kini tersisa satu.

Hanya ada Prapat dan...

"Praga!" teriak Pratama yang dengan cepat berlari menghampiri tempat di mana terakhir kali ia melihat Praga.

"Parapat! Dimana Praga?"

Pratama memegang kedua pundak adiknya itu yang hanya terdiam. Pratama ikut terdiam menanti jawaban dari adik kecilnya tetapi Prapat yang baru berusia satu tahun itu tak menjawab apa-apa.

Sedetik kemudian Prapat menghisap ingus berwarna putih yang keluar dari lubang hidung sebelah kiri.

"Apa itu? Abang Tama minta jawaban, bukan suara ingus."

"Aaaaa!!!" suara teriakan dari Kabo terdengar membuat semua orang menoleh menatap ke arah pos satpam.

"Anak siape nih?!" teriak Kabo sambil mengangkat Praga dengan satu tangan.

"Itu adik saya om," jawab Pratama yang telah tiba setelah berlari menghampiri.

"Oh rupanya adek lu, noh ambil! Bawa jauh-jauh," cerocosnya penuh kesal.

Pratama menggenggam jemari kecil Praga yang terlihat tersenyum lebar seakan telah melakukan sesuatu hal yang sangat membahagiakan.

"Kalau punya adik tuh dijaga jangan dilepas ajee dong!"

"Eih, kenapa sih?"

Kabo menoleh menatap kehadiran Tori yang baru saja tiba setelah berkeliling memeriksa keamanan di sekitar rumah sakit.

"Noh, bocah gendeng! Numpahin kopi gua. Ampe basah," adunya sambil memperlihatkan baju putihnya yang sudah berwarna kecoklatan bekas tumpahan kopi.

Pratama menghela nafas panjang rupanya adik nakalnya itu tidak hanya nakal di rumah tetapi di luar rumah juga.

"Maaf ya, om. Soalnyakan adik saya belum tahu apa-apa umurnya juga masih satu tahun."

"Nah, itu. Umur adik lu emang baru satu tahun tapi nakalnya minta ampun. Sana pergi jauh-jauh!" Marahnya sambil menunjuk.

Pratama menunduk menatap Praga yang nampak menjulurkan lidahnya ke arah Kabo membuat Kabo terkejut bukan main.

"Etdah bocah gen-"

Pratama tak mendengar ujaran pak satpam itu secara lengkap karena belum selesai pria gendut itu bicara Pratama sudah berlari membawa adiknya pergi jauh-jauh. Sebelum pria bertubuh kurus dengan Gigi yang terlihat keluar walau hanya diam saja itu ikut marah jadi Pratama harus pergi jauh-jauh.

1
Sena Safinia
kocak suka ........gimana klo ad cwok naksir incess .....ga sabar nunggu next
balabulu
lanjut Thor
balabulu
semngat thor punya
balabulu
aduh kapan yah semua anaknya kumpul duduk bareng
balabulu
semangat Thor up nya
balabulu
nggak sabar ni pengen tau kelanjutannya
balabulu
semangat Thor up nya
balabulu
giginya kakak
balabulu
ahahahha 🤣, salah tangkap kamu pak 🤣
balabulu
semangat Thor up. ya kalau perlu dobel deh yah 🥹
balabulu
kasian kamu Prapat nasip punya kembaran
balabulu
aduh kasian praga semangat Thor up nya
balabulu
next thoorrr heheh seruh niii
Salju
next thoor
Salju
Pratama jadi anak pemalas nh
Salju
Next thoor
Seru juga bacanya
Salju
kasian banget si kabo tapi lucu
Salju
si pradu jadi bahan resep hahaha
Salju
Pokoknya aku pilih pralim hahaha anak marti yg pling ganteng
Salju
Anaknya ada yang kembar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!