NovelToon NovelToon
Miracle Of Love

Miracle Of Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Romansa Fantasi
Popularitas:437
Nilai: 5
Nama Author: Yulynn

Cerita tentang Dewa dan Dewi Cinta yang awalnya saling mencintai. Mereka bertugas di alam manusia untuk menolong dan meringankan penduduk di bawah bukit cinta. Tetapi semuanya musna ketika Dewi Cinta jatuh cinta kepada manusia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulynn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 5

Waktu di bumi sudah melewati beberapa minggu. Di langit Lu Feng baru saja keluar dari kamar kerjanya dan hendak istirahat. Dia masuk ke kamar dan tidak melihat Fei Yi. Kemudian dia pergi ke halaman mencari Fei Yi, tapi nihil. Lu Feng lantas bertanya kepada pelayan-pelayannya, tapi tidak ada yang melihat Dewi nya. Lu feng pergi ke sekitaran langit siapa tau melihat Fei Yi sedang berjalan-jalan. Tapi tetap saja tidak menemukan Fei Yi.

Lu Feng teringat ruang cermin. Dan langsung mencari keberadaan Fei Yi di sana. Perasaan Lu Feng semakin tidak enak karena Fei Yi tidak menemukannya juga. Dengan berat hati, dia mendekati cermin dan menggunakan sihirnya untuk mencari tahu keberadaan istrinya.

Seperti dugaan yang tidak diharapkan, dia melihat Fei Yi di lembah sedang duduk di padang bersama seekor kerbau. Tanpa melihat lebih lama lagi, Lu Feng langsung bergegas turun ke lembah. Dalam hati dia bertanya-tanya apa yang membuat Fei Yi bersikeras turun ke lembah sampai tidak memberitahunya.

"Fei Yi." Panggil Lu Feng begitu sampai di padang.

Fei Yi kontan terperanjat begitu juga si Kerbau langsung melenguh sekuat-kuatnya.

"Lu.. Lu Feng." Fei Yi panik.

"Aku mencarimu kemana-mana. Sesuai dugaan ku, kamu turun ke lembah." Ujar Lu Feng. Dia bingung dengan reaksi Fei Yi.

"Aku menolong Tuan Kerbau. Beberapa waktu yang lalu kakinya terjepit perangkap besi." alasannya

"Sekarang dia keliatannya baik-baik saja." Lu Feng mengelus kepala Sang Kerbau.

"Iya, dia sudah sembuh sekarang." Fei Yi masih sedikit salah tingkah.

Lu Feng berbalik, berhadapan dengan Fei Yi. Dia menatap Fei Yi dengan tatapan penuh cinta lalu memeluknya.

"Aku tau perasaanmu terpengaruh karena ramalan itu. Aku juga berharap lembah dan bukit kita akan baik-baik saja." Hiburnya.

"Tapi, dari pada memikirkan kemungkinan itu, bukankah lebih baik kita terus melakukan pekerjaan kita." Ujar Fei Yi. Dia tidak sanggup lagi jika Lu Feng akan mengajak dia ke langit, yang akan membuat dia berpisah lagi dengan Meng Hao. Usaha satu-satunya adalah membujuk Lu Feng agar tetap berada di sini sampai waktu itu tiba.

"Kamu ingin terus di sini?" Tanya Lu Feng

"Tentu saja. Aku tidak ingin meninggalkan warga lembah hanya karena kita tahu tentang musibah itu. Bagaimana dengan mereka? Mungkin saja ketika musibah itu tiba, kita bisa menolong mereka." Katanya berusaha meyakinkan Lu Feng.

"Aku senang sekali kamu punya pemikiran seperti ini. Sekarang aku malu pada keputusanku karena hendak menahanmu di langit." Lu Feng menunduk

"Sekarang masih belum terlambat. Lihat, bukankah lembah ini baik-baik saja? Bukit tempat tinggal kita juga masih indah seperti biasanya. Aku bahkan mengundang beberapa keluarga burung untuk bersarang di pohon sakura taman kita. Sekarang kediaman kita sudah semakin ramai." Ujarnya semangat karena berhasil membujuk Lu Feng.

"Kita akan jaga lembah ini agar tetap baik-baik saja." ujar Lu Feng memeluk istrinya.

Si kerbau berbalik dan melangkah jauh. Dia tampak sedih melihat pemandangan di depan matanya. Seolah-olah bisa ikut merasakan kesedihan majikannya jika melihat gadis yang dicintainya sedang berpelukan dengan pria lain.

***

Rindu adalah desiran abadi yang mengalir di hati Fei Yi, membawa siluet sosok Meng Hao, manusia yang telah mencuri hatinya, bukti bahwa cinta sejati mampu menembus batas dunia dan takdir. Namun, sebagai seorang dewi, Fei Yi terikat pada tugas dan tanggung jawab yang tak bisa ditinggalkan, sebuah pengorbanan abadi meski hatinya hancur mengingat benang merah yang terikat dengan Lu Feng, tidak bisa diputuskan bahkan jika hatinya telah bercabang. Rasa bersalah menghantuinya setiap kali ia memikirkan Meng Hao, karena dia tahu bahwa cintanya pada manusia itu adalah pengkhianatan terhadap Lu Feng dan dunia langit.

Suasana di lembah hari ini berjalan seperti biasanya. Pasar tetap ramai, seorang pemburu memamerkan hasil buruannya dan mencoba menjual ke tukang daging, sementara para pencari tanaman obat menawarkan ramuan-ramuan ajaib yang konon mampu menyembuhkan segala penyakit. Di sudut lain, para tukang kayu sibuk mengukir kayu menjadi perabot rumah tangga yang indah, dan para nelayan menjajakan ikan segar hasil tangkapan semalam, aroma laut memenuhi udara, mengingatkan setiap orang akan berkah yang diberikan oleh lembah ini. Langit juga terlihat sangat cerah dan diramalkan malam akan turun hujan yang berdampak baik pada tanah pertanian. Sama sekali tidak terlihat tanda-tanda musibah yang seperti diramalkan Dewi Bintang. Lu Feng dan Fei Yi yakin, musibah tersebut tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Mungkin seratus atau dua ratus tahun kedepan baru akan terjadi.

Namun, takdir memiliki cara yang kejam untuk mempermainkan mereka; sebenarnya, tangan merekalah yang akan menggali kubur bagi penghuni lembah.

***

Seperti hari-hari biasanya di lembah, Meng Hao dan Fei Yi berpisah jalan. Meng Hao menuju keramaian kota, sementara Fei Yi menyusuri jalan setapak menuju daerah terpencil. Namun, hari ini berbeda. Air mata Fei Yi tumpah di gubuk reyot seorang nenek yang telah lama sakit. Nenek itu telah menghembuskan napas terakhirnya, meninggalkan Fei Yi dengan penyesalan yang mendalam. Ia menggenggam tangan keriput sang nenek, membayangkan betapa kesepiannya ia saat ajal menjemput. Dengan hati hancur, Fei Yi berlutut dan berdoa, memohon agar nenek itu mendapatkan kedamaian dan kebahagiaan di kehidupan selanjutnya.

Fei Yi bertanya-tanya di mana cucu yang tinggal bersama Nenek? Harus ada ritual pemakaman untuk nenek. Fei Yi mencari cucunya yang mungkin sedang berburu di dalam hutan. Dan akhirnya menemukan cucu laki-laki Nenek sedang memanggul keranjang rotan berisi tanaman-tanaman herbal dan hendak turun dari gunung.

Fei Yi menggunakan sihirnya untuk mempersingkat perjalanan cucu tersebut sampai ke rumah. Fei Yi melihat cucu Nenek masuk ke dalam rumah kemudian menangis sejadi-jadinya. Dia tahu kalau cucu nenek tersebut adalah cucu yang berbakti. Dengan begitu Fei Yi sudah tenang, pemakaman pasti akan di lakukan dengan baik olehnya.

Fei Yi berjalan sambil melamun. Sampai-sampai tidak sadar kalau dia sedang diikuti oleh sekeluarga kelinci, burung-burung, kupu-kupu, bahkan anak rusa yang tersesat di dekat sana juga ikut-ikutan berjalan di belakang ditambah lagi induk dan anak domba yang sedang merumput juga bergabung dengan hewan-hewan lain membuntuti Fei Yi. Tidak ada satu pun dari mereka yang mengeluarkan suara, seolah-olah ikut larut dalam kesedihan dan kegalauan Fei Yi.

Seperti sudah diprogram, Fei Yi tidak sadar sudah berjalan sampai di rumah Meng Hao. Meng Hao yang kebetulan sedang memotong kayu di samping rumah melihat kedatangan Fei Yi langsung geli melihat segerombolan hewan yang mengikutinya.

"Fei Yi, makasih yah. Aku tidak usah capek-capek pergi berburu lagi." Seru Meng Hao.

Fei Yi yang baru tersadar, sontak melihat ke belakangnya. Tapi hewan-hewan yang barusan mendengar kata 'berburu', langsung seketika bubar dan kabur masuk ke dalam hutan.

Meng Hao melempar kapaknya ke lantai lalu berlari ke arah Fei Yi dan memeluknya senang.

"Beberapa hari ini kamu kemana?" tanya Meng Hao

"Aku pulang." ucapnya singkat.

"Apakah ada masalah di rumah?" tanya Meng Hao khawatir di tambah melihat wajah Fei Yi yang tampak murung.

"Tidak ada. Hanya pengen pulang saja." bohongnya.

"Bolehkah aku mengantar kamu pulang nanti? Aku ingin bertemu dengan keluarga mu." Rayu Meng Hao.

"Aku tidak punya keluarga." Ucapnya cepat "ehm, aku hanya punya kakak laki-laki." Ralatnya lalu merasa bersalah mengucapkan Lu Feng adalah Kakaknya.

"Tidak masalah. Aku ingin menyapa Kakakmu." Bujuk Meng Hao

"Kakakku galak. Aku takut dia bisa meninjumu." Alasannya lagi

"Aku bisa menghindar. Liat gerakanku, gesit kan?" Meng Hao memperagakan gaya menghindar lalu mereka tertawa bersama.

"Tapi, kurasa, lebih baik..."

"Aku tidak akan memaksamu kalau kamu belum siap." Meng Hao mengelus kepala Fei Yi dengan lembut.

“Hari ini ibu panen banyak sekali sawi. Mau ikut makan malam di rumah?” ajaknya penuh harap.

“Maaf, tapi aku harus segera pulang.” Fei Yi menatap Meng Hao dengan sedih. Dia juga tidak ingin pertemuan ini begitu cepat berakhir.

“Sebegitu seramnya kah Kakakmu? Aku harus memikirkan mas kawin apa yang bisa meluluhkan kakakmu.” Meng Hao mengatakan dengan nada bercanda. Tapi Fei Yi bukannya senang  mendengar lamaran Meng Hao. Dia semakin merasa bersalah, karena dia tahu kalau dia dan Meng Hao tidak boleh bersama maupun menikah. Karena dia adalah istri Lu Feng yang telah disahkan oleh Raja Langit. Tidak ada Dewa yang boleh mengingkarinya atau akan menerima hukuman berat oleh Raja Langit.

Hati Fei Yi sakit memikirkan kenyataan ini. Andaikan dia adalah manusia yang mempunyai kebebasan untuk mencintai, dia yang punya kuasa atas dirinya sendiri untuk menikah dengan pria pilihannya. Hatinya seperti teriris-iris melihat pria yang di hadapannya berpura-pura melakukan atraksi lucu untuk membuatnya tertawa. Fei Yi memaksakan dirinya tertawa dan mengubur semua kesedihan dan perasaan bersalahnya di hadapan Meng Hao saat ini. Cukup dia yang merasakan kepedihan ini, Meng Hao tidak boleh.

Senja sudah hampir tiba, matahari juga sudah mulai tenggelam. Fei Yi berpamitan pada Meng Hao yang sedang menggiling kacang kedelai di batu penggiling yang besar. Sebelum pergi, Meng Hao memberikan semangkok rebusan susu kedelai untuk diminum di perjalanan. Fei Yi menerimanya dengan senang hati dan berjalan masuk ke dalam hutan sambil sesekali menolehkan kepalanya untuk melihat Meng Hao yang melambai-lambai tangannya sambil beberapa kali meneriakkan kata ‘hati-hati di jalan’.

Fei yi berjalan masuk ke dalam hutan, hewan-hewan yang tadi mengikutinya keluar dari persembunyiaannya di balik pohon dan ada yang bersembunyi di semak. Fei Yi tertawa melihat mereka yang keluar secara bersamaan di hadapan Fei Yi.

“Kalian tidak tahu jalan pulang dan menungguku ya?” Fei Yi menggendong seekor kelinci yang tubuhnya basah kuyup habis tergelincir di kubangan air saat hendak minum. Fei Yi menggunakan sihirnya dan bulu-bulu kelinci langsung kering dan berkilap lagi.

Fei Yi menelusuri jalan yang diambil secara berlawanan dari rumah Meng Hao menuju ke rumah Nenek yang barusan meninggal tadi siang. Hewan-hewan sudah kembali tempat tinggalnya masing-masing. Fei Yi mengintip ke jendela rumah Nenek tersebut dan tampak cucu laki-laki sang Nenek sedang mengukir papan nisan dengan sedih di bawah cahaya lilin, sesekali dia mengusap air matanya yang jatuh. Detik berikutnya Fei Yi terlonjak kaget karena punggungnya baru saja ditepuk oleh seseorang. Fei Yi mengira ada hewan besar yang sedang mengisengi dirinya, begitu menoleh seorang sosok bertubuh tinggi, tampan bersinar di bawah cahaya bulan.

“Feng, kok bisa ke sini?” Fei Yi kaget karena tiba-tiba saja Lu Feng berada di sana. Padahal tempat ini bukan tempat biasanya Lu Feng berpatroli.

“Pemuda ini adalah jodoh wanita yang tinggal di pedesaan. Aku bermaksud hendak mempertemukan mereka berdua dalam waktu dekat ini.” Jelas Lu Feng sambil mengintip ke dalam jendela “Apa yang terjadi dengannya?”

“Dia baru saja kehilangan satu-satunya keluarga yang dia punya. Neneknya baru tadi siang meninggal dan dia sedang mengukir papan nisan untuknya.” Fei Yi teringat penyesalannya karena terlambat untuk mendengar permintaan terakhir Sang Nenek. “Dia adalah cucu yang berbakti. Andai saja tadi aku lebih cepat sampai di sini sebelum Sang Nenek mengembuskan nafas terakhir, mungkin aku bisa meninggalkan pesan terakhirnya untuk cucu kesayangannya.”

Lu Feng memeluk Fei Yi yang tampak sedih “Jangan di pikirkan lagi, kita tidak tahu batas terakhir umur manusia dan aku yakin kamu pasti sudah berusaha.”

1
suhardi wu
ceritanya menarik, gaya bahasanya mudah dimengerti. mantap lah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!