Menjadi seorang Duda tunanetra serta memiliki seorang putri, dalam waktu dekat, bukan lah hal yang mudah untuk Jade jalani.
Berulang kali ia mencoba mengakhiri hidupnya, namun putri kecil nya selalu saja menggagalkan niat nya tersebut.
Sampai suatu saat ia bertemu dengan seorang gadis bernama Sarah, kehidupan nya menjadi berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ENMom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8
Usai makan malam bersama keluarga. Alan menuju kamar nya. Ia mencari buku Sarah yang tertinggal di penginapan.
"apa yang ada di dalam buku ini?" Alan meraba nya.
"ini seperti buku sketsa" lirihnya
Alan tidak pernah membukanya, karena ia juga tidak bisa melihat, dan Alan tidak ingin bertanya pada orang lain tentang isi buku tersebut, karena Alan takut isi nya adalah sebuah rahasia yang Sarah simpan. Tapi malam ini, Alan penasaran dengan buku itu.
Ia membuka buku itu untuk pertama kali nya. Alan meraba nya lalu menutup nya kembali.
"hufffttt" ia merasa kesal sendiri karena tidak bisa melihat.
" apa benar tadi itu dia " ucap nya pelan
" dia siapa Lan? " suara ibu Kania tiba-tiba mengejutkan Alan
" eh hmm Ibu, bukan siapa-siapa. Ada apa?"
"gimana perkembangan mata mu?"
" Minggu depan dokter Indra akan ambil tindakan yang pertama "
"semoga semua nya sesuai harapan kita"
" iya Bu"
" tadi siang Lila menangis "
Alan terkejut.
" kenapa dengan nya?"
" ia tiba-tiba bilang ingin bertemu Sarah "
*deg*
Jangan kan Lila, ia sendiri pun ingin bertemu dengan Sarah tapi ia masih belum bisa melakukan nya. Ia masih mencari dimana Sarah. Ia masih ragu untuk menyimpulkan wanita tadi adalah Sarah.
"itu apa Lan? " ibu Kania melihat buku yang dipegang oleh Alan.
Alan berusaha menyembunyikan nya
"hanya buku biasa" jawab Alan
Ibu Kania lalu melihat photo yang terjatuh di lantai. Ia pun mengambil nya.
"ini photo Sarah, kenapa ada disini?"
Alan terkejut terus meraba photo tersebut dari tangan ibu nya. Ia pun segera merampas Poto tersebut. Ibu Kania tersenyum melihat Alan yang sedikit panik.
" dia wanita yang cantik dan berani, ibu yakin jika kamu bisa melihat. Kamu pasti akan jatuh cinta pada nya "
" saat ini pun aku sudah jatuh cinta pada nya" ucap Alan dalam hati
Alam tersenyum tipis mendengar ucapan ibu nya.
"Bu, Alan mau istirahat"
"baik lah kalau begitu, istirahat lah" ucap Bu Kania.
Ibu Kania pun keluar dari kamar Alan. Alan menuju tempat tidur nya sembari memegang foto Sarah.
" secantik apa dia ? " ucap nya pelan. Alan semakin penasaran. Alan merasa konyol dengan diri nya sendiri, ia tidak mengenal Sarah lebih dalam, ia juga tidak mengetahui wajah nya seperti apa. Tapi Sarah selalu membuat Alan tidak berhenti memikirkan nya. Secara tidak langsung Sarah lah orang yang sudah menyadarkan diri nya untuk lebih peka dengan orang terdekat nya, merubah diri nya jadi lebih baik, menurunkan ego nya serta merubah cara pikirnya dalam menilai kehidupan nya yang akan datang.
Selama ia tidak bisa melihat, ia seperti terkurung dalam ketakutan. Ia tidak berani melangkah untuk mengambil keputusan, ia selalu overthinking dengan apa yang akan terjadi pada dirinya maupun putri nya jika ia salah mengambil keputusan. Ia tidak punya kepercayaan diri untuk berdiri sendiri, hidup nya seperti terombang ambing yang tidak tahu kemana arah langkahnya akan pergi.
Setelah ucapan Sarah malam itu, Alan seperti tertampar, ia tersadar, ia telah menyeret putri nya kedalam ketidak berdayaan nya. Dan Ia menyadari diri nya telah egois terhadap Lila.
1 Tahun Kemudian
Alan kini telah tinggal dikota, setelah sembuh dan dapat melihat kembali, ia membantu ayah nya untuk mengurus perusahaan, karena kesehatan pak Deny selama setahun ini sedikit menurun.
Ia hanya sesekali saja melihat penginapan nya didesa. Dan itu membuat Selly menjadi kecewa, karena ia tidak bisa mendekati Alan lagi.
Setelah Alan dapat melihat dan kembali tinggal di kota, perasaan Selly terhadap Alan menjadi semakin dalam. Perlakuan dan sikap baik Alan selalu disalah artikan oleh Selly. Namun sayang, perasaan nya tidak pernah berbalas, Alan tidak pernah melihat nya sedikit pun. Alan hanya menganggap Selly sebagai keluarga nya di desa.
Hari ini Selly nekat untuk pergi ke kota untuk menyusul Alan, walaupun orang tua nya telah melarangnya namun ia tetap pergi.
Ia mencari kantor Alan, namun saat berada dikantor nya belum sempat ia bertemu dengan Alan ia mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan.
"permisi, mau tanya apa betul ini kantor mas Alan?"
Segerombolan Karyawan tersebut mengeryitkan dahi nya, sembari saling menatap satu sama lain, mereka melihat penampilan Selly dari ujung kaki hingga ujung kepala. mereka pun tidak menjawab pertanyaan Selly, mereka malah tertawa lalu meninggalkan Selly.
"mas? Emang dia pikir siapa manggil pak Alan dengan sebutan Mas, dasar gadis kampung"
Ucapan mereka terdengar oleh Selly, Selly mengepalkan tangan nya karena ia merasa sakit hati dengan ucapan para karyawan tersebut.
Selly pun keluar dari kantor tersebut. langkahnya terhenti karena melihat Alan turun dari mobil nya yang di ikuti oleh bodyguard nya. Alan terlihat sangat berbeda saat mengenakan jas hitam nya, mata Selly tidak mengedip sedetik pun saat melihatnya.
*brugh*
Ia terjatuh, Seseorang telah menabraknya sehingga Alan hilang dari pandangan nya.
"maaf, ngga sengaja" orang yang menabrak nya pun hanya berlalu pergi tanpa membantu nya untuk berdiri.
Selly benar-benar kesal
"sial!!"
Selly memutuskan untuk pergi, ia mencari tempat tinggal untuk ia tinggali selama ia tinggal di kota. Dengan tabungan yang ia punya, Selly pun merubah penampilan nya seperti para wanita dikota. Ia pun mencoba melamar pekerjaan dikantor Alan agar ia bisa bertemu dengan Alan setiap hari.
Namun sayang ia tidak pernah bertemu Alan saat melakukan interview, sehingga ia selalu gagal mendapat pekerjaan dikantor Alan. Hari ini yang ke 4 kali nya ia melamar pekerjaan disana. Ia berharap mendapat keberuntungan bertemu Alan. Karena menurutnya jika ia bertemu Alan ia akan keterima kerja disana.
"kamu lagi?" ucap yang menginterview Selly sembari menggelengkan kepala nya.
"kenapa kamu tidak mencoba mencari pekerjaan di kantor lain? Karena dengan pendidikan mu dan pengalaman mu ini, disini kamu hanya bisa menjadi cleaning service, kamu tidak masuk dalam kriteria yang kita cari"
" bapak bisa mencoba nya dulu selama 1 bulan, ngga ngga 2 Minggu, beri saya kesempatan, saya akan belajar dengan cepat " ucap Selly memohon.
Orang tersebut hanya tersenyum sinis lalu menggelengkan kepalanya.
Di desa Selly memang terkenal pintar, di sekolah ia selalu menjadi juara kelas, namun dibanding dengan orang di kota, kemampuan Selly masih dibawah rata-rata orang kota. serta kemampuan nya dalam berkomunikasi pun sangat kurang, sehingga tidak ada nilai plus untuk Selly keterima di perusahaan Alan.
Namun saat Selly memohon mata nya tertuju pada Alan yang melewati ruang interview.
" mas Alan" tegur Selly. Membuat semua mata tertuju pada Selly.
Alan pun menoleh melihat Selly.
" Selly, sedang apa kamu disini?" Alan melihat ruang interview.
Alan melihat kepala personalia dan 2 orang manager perusahaan. Alan pun masuk dan berbisik pada bahawan nya tersebut. Ia melihat kertas lamaran milik Selly. Alan pun kembali berbisik pada karyawan nya tersebut.
" kamu pulang lah, besok mereka akan menghubungimu" ucap Alan.
Selly tersenyum bahagia, akhir nya ia bisa bertemu dengan Alan dan ia cukup percaya diri bahwa diri nya akan diterima di perusahaan Alan.
Bersambung......