NovelToon NovelToon
I Don'T Like Bule

I Don'T Like Bule

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Identitas Tersembunyi
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: Henny

Anatari Gayatri yang sedang magang di hotel. Ia adalah cewek yang sama sekali tak suka dengan cowok bule.
Erland yang saat itu sebenarnya sedang patah hati dan ingin menyendiri, jadi kesal dengan teriakan Anatari yang tak suka cowok bule. Ia pun bertekad hendak membuat gadis itu jatuh cinta lalu meninggalkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal Perkenalan

Duduk sendiri di sudut cafe, sambil menikmati segelas kopi matcha sepertinya tak mampu menghilangkan gundah di hati Anatari. Bayangan Alea yang berciuman dengan Weda di tepi pantai tadi seakan tak mau pergi dari otaknya.

Gadis itu memijat pangkal hidungnya. Perutnya sudah berbunyi minta diisi. Sejak pagi Anatari memang belum makan.

Kopi matcha nya sudah habis. Anatari kemudian berdiri dan hendak pergi dari sana. di cafe ini memang semua makanan dan minuman yang dipesan harus dibayar dulu sebelum dinikmati. Makanya ia tak perlu ke kasir lagi.

Saat akan keluar dari cafe, Anatari berpapasan dengan 2 orang cowok bule yang nampaknya sudah sedikit mabuk.

"Hallo baby....!" sapa salah satu dari mereka.

Anatari menatap mereka dengan tatapan tajam. Ia mengangkat jari tengahnya lalu segera melangkah. Tapi teman bule itu nampaknya tak menerima saat Anatari mengangkat jari tengahnya. Lelaki itu mengejar Anatari dan langsung mencengkram lengan gadis itu.

"Hei, what are you doing?" Anatari berusaha menarik tangannya dari cengkraman lelaki itu. Ia bahkan dengan cepat melayangkan tendangan kaki menurut gerakan taekwondo yang memang sangat dikuasainya.

"Ah......!" pegangan tangan lelaki itu terlepas dan lelaki bule itu pun jatuh.

"Never bother Indonesian women! I don't like bule!" kata Anatari sambil mengangkat jari telunjuknya dan menunjuk lelaki yang masih tersungkur di atas jalan. Temannya sendiri hanya bisa menatap Anatari tanpa berkedip. Tak menyangka kalau perempuan sekecil itu bisa mengalahkan temannya yang memiliki tinggi 2 meter itu.

Erland sendiri yang sejak tadi mengikuti Anatari, ikut terkejut melihat gadis itu. "Boleh juga, dia!"

Setelah Anatari meninggalkan kedua lelaki itu, Erland mendekati mereka. "Kalian payah! Mengalahkan seorang perempuan saja tak bisa. Ini bayarannya." Erland memberikan beberapa lembar uang rupiah berwarna merah lalu ia segera pergi.

Anatari yang masih terus berjalan, segera menuju ke halaman parkir hotel untuk mengambil motornya. Namun ia tak menemukan motor kesayangannya itu. Ia bahkan sudah dua kali mengitari tempat parkir motor itu namun tak menemukan motornya.

"Ya Tuhan, apakah motorku di curi orang?" Anatari membuka tas hp yang menyilang di dadanya. Matanya terbelalak saat ia tak menemukan kunci motornya di sana. Ia juga tak menemukan kunci motor itu di saku celana jeans yang dipakainya.

"Ya Tuhan, apakah aku membiarkan kunci motornya di stang motor tanpa mencabutnya?" Anatari terduduk lemas sambil menahan tangis. Motor matic itu sebenarnya adalah motor peninggalan kakaknya.

"Kakak, maafkan aku." Anatari langsung berjalan menuju ke pos polisi yang letaknya tak jauh dari hotel ini. Ia segera melaporkan kehilangan motornya lalu segera keluar dari pos polisi itu dengan hati yang galau.

Langkahnya ia arahkan ke sembarangan tempat. Anatari ternyata kembali ke pantai. Ia duduk sambil memesan minuman.

"Mau pesan apa, mba?" tanya bar tender yang berdiri di balik meja.

"Malibu rum."

Bartender lelaki itu terkejut. Ia melihat ke arah Anatari seakan tak percaya kalau gadis itu meminta minuman yang mahal dengan kadar alkohol yang tinggi.

"Kamu pikir aku belum cukup umur? Atau kamu pikir aku nggak punya uang?" Anatari mengeluarkan KTP lalu kartu kreditnya. "Lihat tahun kelahiranku, aku sekarang sudah berusia 20 tahun. Dua bulan lagi akan genap 21 tahun. Sudah cukup umur kan? Sekarang ambil bukti pembayaran melalui kartu itu. Berapa harga minuman ini satu gelasnya?"

"Tiga ratus lima puluh ribu."

Anatari memasukan kartunya ke dalam mesin kecil itu, ia kemudian menekan angka tujuh ratus ribu. "Aku sudah bayar lunas, 2 gelas. Cepat sajikan!"

Cowok di bar tender itu segera menyajikan segelas Malibu Rum. Anatari langsung meneguknya sampai habis. Sebenarnya Anatari belum pernah merasakan minuman ini. Ia hanya asal sebut saja karena ia memang hafal beberapa jenis minuman karena papanya juga adalah seorang bar tender. Minuman ini rasanya manis namun begitu melewati tenggorokannya, Anatari merasa panas dan dadanya seperti mau terbakar. Cowok petugas bartender itu jadi terkejut melihat Anatari langsung menghabiskan minuman itu sekaligus.

"Tambahkan!" Anatari mendorong gelasnya yang sudah kosong. Ia tak menyadari kalau lelaki yang duduk di sebelahnya sedang memperhatikan Anatari. Lelaki itu dengan sengaja menjatuhkan tas Anatari yang ada di atas meja.

"Asih, maaf nona. Aku tak sengaja."

Anatari tersenyum. "Tidak apa-apa, om." Anatari menunduk lalu mengambil tas nya yang jatuh ke lantai. Lelaki itu dengan cepat menabur bubur putih di minuman Anatari.

"Sekali lagi minta maaf ya, nona."

Anatari hanya kembali tersenyum. Ia meneguk kembali minuman itu sampai habis. "Permisi!" Anatari turun dari kursinya. Ia berjalan perlahan. Namun gadis itu mulai merasakan kalau tubuhnya panas dan dia sedikit merasa pusing." Anatari memegang kepalanya.

"Nona, kamu baik-baik saja?" tanya lelaki itu sambil memegang tangan Anatari. Entah mengapa, sentuhan lelaki itu di lengan Anatari membuat tubuhnya merinding. Lelaki itu tersenyum manis saat merasakan kalau obatnya mulai bekerja. Sangat manjur sehingga tak membutuhkan waktu lama.

Lelaki itu mengusap tangan Anatari. Gadis itu merasakan tubuhnya panas.

"Sayang, kamu di sini rupanya?" Erland tiba-tiba muncul dan langsung melingkarkan tangannya di bahu Anatari.

Anatari terkejut melihat lelaki bule itu. Ia berusaha menepis tangan Anatari namun Erland berusaha menahannya. Ia memandang lelaki hidung belang di depannya itu. "Jangan ganggu istriku."

Lelaki itu pun segera pergi dengan wajah kesal karena ia merasa sia-sia sudah memberikan Anatari obat Afrodisiak itu.

Anatari yang memang sudah sedikit mabuk menatap Erland. "I don't like bule."

"I know....!"

Anatari merasakan suatu dorongan dalam dirinya. Suatu rasa yang belum pernah dirasakannya. Namun saat Erland menyentuh wajahnya, gadis itu merasakan aliran darahnya semakin panas. Akal sehatnya hilang. Ia langsung melingkarkan tangannya di bahu Erland lalu mencium bibir lelaki itu dengan rakus. Erland terkejut menerima ciuman panas itu. Matanya terbelalak saat ia dapat mencium suatu bau yang tajam itu. Ia memegang tangan Anatari namun matanya tertuju pada gelas Anatari yang masih ada di atas meja. Lelaki itu mengambil gelasnya kemudian menciumnya. "Sial....., entah berapa banyak yang lelaki itu berikan. Gadis ini bisa mati jika tidak dituntaskan." Erland menatap Anatari. Mata gadis itu sayu dan Anatari terlihat sangat bergairah. Erland tak mungkin membiarkan Anatari sendiri. Ia segera menarik gadis itu keluar dari cafe.

"Hei, kita mau kemana?" tanya Anatari. Ia benar-benar merasa pusing.

"Diam.....!" bentak Erland. Ia terus menarik Anatari. Untungnya cafe ini tak begitu jauh dari hotelnya. Erland sengaja ikut jalan khusus sehingga tak perlu melewati lobby. Ia menempelkan kartu di pintu masuk, dan pintu belakang itu terbuka.

"Kita mau kemana?" tanya Anatari dengan suara manja.

Erland terus menarik Anatari sampai keduanya masuk DNA langsung menuju ke lift khusus. Saat keduanya masuk ke dalam lift, kebetulan Winda baru keluar dari ruangan kerjanya. Perempuan itu mengerutkan dahinya.

"Itu kan pak Erland. Sejak kapan dia membawa perempuan masuk lewat pintu ini? Kayaknya aku kenal perempuan itu. Kayak Anatari si mahasiswa magang itu ya? Ah, mana mungkin pak Erland bersamanya. Selera pak Erland kan tinggi. Ngapain dia suka sama mahasiswa tengil yang nggak jelas masa depannya." Winda tersenyum sendiri dan terus melangkah menuju ke lobby hotel.

Erland dan Anatari yang sudah tiba di kamar Erland. Lelaki itu terus menarik tangan Anatari sampai di kamar mandi.

"Ngapain kita di sini bule? Aku nggak mau mandi." Anatari melepaskan tangannya.

Erland segera mengunci pintu kamar mandi. Lalu ia mengisi air dalam bathtub.

Ia kemudian kembali berhadapan dengan Anatari. Tangannya segera membuka celana jeans yang Anatari pakai. Perempuan itu ingin memberontak, namun sentuhan tangan Erland di permukaan kulitnya membuat ia semakin merinding.

"Sayang......!" Anatari kembali mencium Erland. Namun lelaki itu melepaskan ciuman Anatari. Ia membuka kaos yang Anatari pakai, lalu membuka sepatu gadis itu.

Ia kemudian mendorong Anatari ke dalam bathtub saat gadis itu hanya menggunakan baju dalamnya saja.

"Hei, aku nggak mau mandi....!" Anatari bermaksud keluar dari dalam bathtub. Ia menarik tangan Erland sehingga lelaki itu ikut masuk ke dalam bathtub. Anatari langsung melingkarkan tangannya di bahu Erland dan kembali mencium bibir lelaki itu.

"Jangan lepaskan. Aku mau bercinta denganmu." kata Anatari dengan suara yang parau.

"Kamu akan menyesalinya, nona."

"Aku tak akan menyesali nya. Aku ingin kamu." Anatari menarik kemeja Erland sehingga kancing-kancingnya terlepas.

"Jangan Anatari." Erland menahan tangan gadis itu. Tapi Anatari dengan penuh gairah mencium dada Erland sementara tangannya membuka kancing celana milik Erland.

"Aku kesakitan, tolong aku ...!" kata Anatari lalu kembali mencium Erland dengan wajah merah menahan gairah.

************

Awal Perkenalan yang tak biasa....

1
cha
Kasian Ana dikerjain..dijadiin bahan untuk naskah Film,bukannya dibayar untuk bahan cerita malah dipiutangin iming2 hotelnya...
Gia Gigin
cemungut Ana untuk menghadapi bule tengil mu dan buat Ed bertekuk lutut 🤭
Syavira Vira
💪👍🏻♥️🙏
Syavira Vira
lanjut
Gia Gigin
Dasar titisannya Dad Eze si pemaksa 😂
Gia Gigin
untungnya Anatari nggak mual seperti Mom faith 😂
Apriyanti
lanjut thor bikin penasaran aja🙏
Meylan Basiru
tidak adalah rasa kasihan utk anatari, de pagi sdh lelah mengerjakan semua yg di perintah olh erland, mana lagi mau melayani erland sebagai seorang istri yg penurut. kasih kan st hr saja utk. anatari beristirahat utk memuliakan kondisi tubuhnya, supaya bsk apa yg erland perintahkan atdk akan di langgar lagi.. semangat anatari, aku selalu mendukung mu.. up.. up.. 😘😘😘
Sastri Dalila
👍👍👍
Syavira Vira
lanjut
Makaristi
bener kata Anatari klu Erland memang bule gila bule sinting hahahahaha..
Anatari blum pengalaman jd meski di arahkan dl sama si sutradara nya yaitu Erland 😀🤣😍🫢🤭
Erland ngeselin sekali buat Anatari..
apakah mereka akan malam pertama yg sdh sll tertunda itu hehehehehe..
Apriyanti
ada aja alesan nya ana 🤭🤭
lanjut thor 🙏
Apriyanti
keren bgt si ana,, biar tau rasa di dom
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Syavira Vira
👍🏻♥️🙏♥️
Syavira Vira
lAnjut
Makaristi
mau mlm pengantin yg tertunda apa mau main petak-umpet hehehehe..
Anatari bnyk akal tp Erland kyknya tdk kurang akal utk mengerjai nata 😄😁🫢🤭
Meylan Basiru
anatari tdk bisa lari lagi dari si erland Thomson.. lucu juga kisah mereka, semoga saja akan ada benih-benih cinta antara anatari dan erland Thomson.. up.. up..
Syavira Vira
💪👍🏻♥️♥️
Syavira Vira
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!