Vito Bramana seorang lelaki tampan berusia 28 tahun,seorang abdi negara. Vito telah lama mengabdi pada negara dan itu adalah cita cita nya. Nindy Nugraha Seorang gadis cantik bertubuh mungil,dengan mata sipit,hidung mancung,dan bibir mungil. Nindy adalah seorang relawan,butuh perjuangan untuk bisa menjadi seorang relawan. Hingga pada akhirnya tugas mempertemukan Vito dan Nindy dan perjalanan mereka dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risti rika safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semakin banyak
Setelah obrolan singkat tadi saat ini mereka semua langsung balik ke posko masing-masing. Suasana dingin membuat Nindy tidak tahan untuk berlama-lama diluar.
"Aduh dingin banget ga si disini" ucap Vero
"Iya duh gila ga kuat gue" timpal Ratih
"Yaudah ayok sekarang tidur jangan lupa baca doa!" Ucap Nindy
Mereka pun langsung terlelap menuju pulau kapuk. Jika bagi orang yang penakut suasana malam dipapua ini sangat menyeramkan. Sunyi! Hanya terdengar suara jangkrik dan katak yang saling bersahutan.
Sedangkan diposko para tentara mereka semua masih berjaga dan berpatroli untuk memastikan semua keadaan aman. Berada disekitar area konflik membuat mereka semua harus waspada. Selain waspada terhadap wabah penyakit yang menyerang warga, mereka juga harus waspada terhadap pasukan KKB.
\~
"Aduh mau pipis lagi" keluh Nindy yang terbangun karena sudah tidak tahan ingin segera buang air kecil
"Duh Vero nyenyak banget lagi, mana gue takut sebenarnya" ucap Nindy yang melihat Vero tidur dengan nyenyak
"Au ah bodo amat gue udah ga tahan" ucap Nindy lalu berjalan ke arah toilet yang sudah disediakan
Sunyi! Gelap! Itulah yang saat ini Nindy rasakan. Entah mengapa ia merasa merinding sendiri. Ia menepis perasaan takutnya yang ia pikirkan saat ini adalah membuang hajat nya.
SREK.. SREK!
Nindy mendengar suara orang seperti menginjak ranting. Nindy sudah pucat Pasih dengan tubuh yang bergetar ketakutan. Nindy membayangkan jika yang saat ini ada disekitarnya adalah pasukan KKB.
Nindy menarik napas dalam-dalam. Mencoba mengenyahkan rasa takut yang menyerang dirinya. Perlahan namun pasti Nindy membuka pintu toilet tersebut. Seketika itu juga ia melihat bayangan tinggi entah apa itu!
"Aaaaaak" teriak Nindy nyaring
Bahkan teriakan Nindy terdengar ditelinga para tentara yang sedang berjaga.
Bruk!
Nindy pingsan! Ia sudah tak kuat menahan rasa takut yang sejak tadi ia tahan.
Drap! Drap! Drap!
Suara langkah kaki terdengar menuju ke arah Nindy saat ini.
"Hei hei nin bangun" panggil vito
Yah! Orang yang ada disekitar toilet tadi adalah Vito. Ia juga sedang berjaga namun rasa ingin buang air kecilnya sudah tak dapat ditahan lagi. Alhasil dia pergi ketoilet namun saat sampai toilet ia melihat seseorang yang juga masuk ke toilet.
"Komandan" panggil salah satu anak buah nya yang baru sampai
"Tolong bawakan senter saya nona Nindy pingsan" ucap Vito
Vito langsung menggendong Nindy. Ia akan membawa Nindy keposko kesehatan. Kebetulan yang sedang berjaga saat ini adalah Rafael.
"Eh Nindy kenapa ini" tanya Rafael cemas
"Dia pingsan" jawab Vito
Vito membaringkan Nindy dibrankar. Ia segera mengolesi minyak kayu putih dihidung Nindy.
"Eughh" lenguh Nindy
Perlahan bola mata bulat itu terbuka sempurna. Dan ia melihat sekelilingnya yang saat ini berdiri beberapa anggota TNI dan juga Rafael.
"Kamu tidak apa-apa nin" tanya Rafael lembut
Entah mengapa Vito yang melihat itu seperti tidak senang.
"Ini minum dulu" titah Vito
Nindy menoleh dan terkejut saat melihat Vito. Vito tersenyum lembut melihat wajah Nindy yang seperti itu.
"Komandan juga ada disini"? Tanya Nindy
"Yap maaf jika tadi saya membuat kamu takut" ucap Vito menyampaikan maaf nya
"Jadi tadi komandan yang berada disekitar toilet? Ah! Saya kira itu pasukan KKB tau" ucap Nindy kesal sambil mengerucutkan bibirnya
Sial! Semua anggota menatap gemas kearah Nindy. Vito yang melihat itu pun mendadak kesal. Dia pun berdehem untuk menyadarkan anggotanya.
"Ehem!" Dehem Vito cukup keras
Anggota nya pun tersadar akan tingkah nya. Dan hanya bisa tersenyum kikuk.
"Maafkan saya tadi saya ingin buang air kecil tapi saat sampai saya malah melihat seseorang masuk makanya saya berjalan berkeliling terlebih dahulu" ucap Vito
"Nindyyyyyyyy" teriak Vero mengejutkan mereka semua
"Lo kemana aja sih hah! Kalo Lo ilang gimana hah! Ini juga kenapa lo tidur diatas brankar? Lo abis kenapa? Lo jangan bikin gue khawatir ya! Kalo mau kemana-mana itu bangunin gue tau ga Lo! Nanti kalo Lo diculik KKB gimana"? Cerocos Vero
Para anggota TNI yang ada disana pun melongo melihat tingkah Vero yang memarahi Nindy sudah seperti emak-emak yang memarahi anaknya.
"Gue tadi mau ketoilet gue mau banguni lo tapi tidur lo nyenyak banget yaudah ga jadi deh" jawab Nindy
"Ck! Mulai besok kalo Lo lapar atau Lo mau pipis lo banguni gue!" Ucap vero menggebu
"Iya iya udah ah lo ga malu apa dilihatin orang-orang" ucap Nindy
Seketika Vero tersadar jika saat ini bukan hanya ada dia dan Nindy saja. Ia menoleh ke kanan dan kiri lalu tersenyum kikuk.
Drap! Drap! Drap!
Suara langkah kaki terdengar ditelinga mereka semua.
"Lapor komandan saat ini korban wabah penyakit bertambah dan sekarang sudah dalam perjalanan" lapor anak buah Vito
Mereka semua yang mendengar itu pun terkejut. Nindy pun langsung melompat dari brankar yang mana membuat mereka semua terkejut.
"Cepat kita harus siapkan tempat dan pertolongan pertama" ucap Nindy lalu berlari keluar posko
"Astaga sifat bar-bar nya masih ga hilang" keluh vero
Mereka semua pun terkekeh. Mereka juga tidak menyangka jika Nindy gadis yang mereka anggap lemah lembut ternyata mempunyai sifat bar-bar.
Mereka serentak keluar dari posko kesehatan dan langsung menuju posko yang sekarang sudah disiapkan oleh para anggota TNI. Nindy sekarang juga menyiapkan berbagai obatan dan juga suntikan dibantu oleh para relawan lainnya.
Tak lama setelah itu mobil yang membawa para warga tersebut sampai. Para relawan langsung membantu menurunkan warga dan juga anak-anak.
Tangisan anak-anak terdengar pilu ditelinga mereka semua. Nindy tidak tega melihat itu semua. Ia akan mencari tau virus apa yang sudah menyerang para warga.
"Hei lihat kakak! Jangan menangis ya biar kakak obatin oke" ucap Nindy lembut pada anak laki-laki yang berusia sekitar 5 tahun
"Sekarang Kakak tanya bagian mana yang sakit?" Tanya Nindy
"Tenggorokan,badan semua sakit" ucap bocah tersebut
"Baiklah sini kakak obati ya" ucap Nindy
"Tidak! Itu sakit!" Jawab bocah tersebut
"Tenang aja ga sakit kok, nanti Kakak kasih kamu permen gimana"? Ucap Nindy dengan mengiming-imingi dengan permen
"Janji?" Tanya bocah tersebut
"Janji" jawab Nindy sambil tersenyum
Seketika bocah tersebut tertawa ngakak seakan tidak merasakan sakit ditubuhnya.
"Hei kamu kenapa?" Tanya Nindy kaget
"Hahahaha kenapa mata kakak hilang jika tertawa itu terlihat sangat lucu" ucap bocah tersebut masih terus cekikikan
"Yak! Kamu mengejek kakak hm" ucap Nindy pura-pura ngambek
"Eh eh dito hanya bercanda Kakak jangan cemberut seperti itu nanti Dito berikan permen bagaimana"? Ucap bocah tersebut yang membuat Nindy tertawa terbahak-bahak
Tawa Nindy yang kencang menarik perhatian orang-orang. Bahkan mereka itu terkekeh saat melihat Nindy tertawa. Dan benar matanya yang sipit akan semakin hilang jika tertawa.
"Apa kamu mempunyai permen juga"? Tanya Nindy terkekeh
"Tidak! Tapi nanti kan kakak akan memberikan aku permen maka aku akan memberikan kembali permen itu agar kakak tidak ngambek" jawab bocah tersebut
"Kamu tidak berbohong"? Tanya Nindy
"Tidak! Aku berjanji" ucap Dito sambil tersenyum
"Astaga! Nindy baru sehari kamu disini tapi kenapa selalu sukses membuat jantungku berdetak kencang seperti ini" ucap Vito dalam hati