NovelToon NovelToon
Terjebak Obsesi Sang Playboy

Terjebak Obsesi Sang Playboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / One Night Stand / Cinta setelah menikah / Konflik etika / Nikah Kontrak / Playboy
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: Itsme AnH

Dua dunia yang berbeda bertabrakan dalam satu malam yang mengubah segalanya. Viona Mollice, si pekerja keras yang lugu, harus menghadapi kenyataan pahit saat mendapati dirinya berada di ranjang seorang miliarder arogan bernama Daniel Radccliffe.

Daniel, yang terbiasa mendapatkan apapun yang ia inginkan, terkejut dengan penolakan Viona. Mampukah cinta tumbuh di antara perbedaan yang begitu besar? Atau Viona hanya akan menjadi salah satu koleksi Daniel yang akan dibuang begitu saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku tidak Butuh Maafmu

Viona sedang mencuci piring dengan gerakan lembut ketika ponselnya berdering, menandakan panggilan masuk. Tanpa pikir panjang, ia mengusap kedua tangannya dan mengibas-ngibaskan sisa air ke apron.

Diraihnya ponsel hitam dari saku apron. Layar menyala, menampilkan nama ‘Zaynal’. Viona terdiam sejenak; nama itu membuatnya sedikit terusik.

Viona memicingkan mata, berusaha menekan rasa jengkel yang muncul. Ia membiarkan panggilan itu berlalu, merasa lega saat dering berhenti.

Namun, ponselnya kembali bergetar, panggilan dari nama yang sama.

Kali ini, ia tak bisa menghindar. Dengan pasrah, jari-jarinya menyapu layar, mengangkat panggilan itu. “Hmm,” sahutnya malas.

Suara Zayn Hakimi—sahabatnya yang cerewet—langsung terdengar. “Kamu ke mana saja, Viona?” tanyanya, membuat Viona menjauhkan ponsel dari telinga.

Viona mendekatkan HP-nya di depan bibir, "Kerja," jawabnya singkat.

Segera, dia menjauhkan ponsel, yakin Zayn belum habis dengan bombardirnya yang membuat dadanya berdegup kencang hingga telinganya berdering.

Suara Zayn terdengar cemas. "Aku tahu kamu sedang kerja, tapi kenapa kemarin kamu tidak menjawab teleponku? Pesanku di WhatsApp juga kamu abaikan?!" Kata-katanya terdengar mendesak.

Viona terdiam, matanya terpaku pada layar ponsel. "Kamu tidak tahu betapa khawatirnya aku," kata Zayn, suaranya lebih pelan.

Setelah bernafas panjang, Viona kembali mendekatkan ponselnya ke telinga, merasakan gelombang emosi yang lebih tenang merambat. "Maaf sudah membuatmu cemas," suaranya serak dan penuh penyesalan.

"Tidak, aku tidak butuh maaf," kata Zayn. "Aku hanya butuh jawaban. Jawaban atas pertanyaanku, Viona!" Suaranya terdengar menuntut.

"Kemarin aku sibuk mengantarkan pesanan pelanggan, setelah itu aku ke club dan pulangnya langsung ketiduran. Aku benar-benar tidak memegang HP," jawab Viona, tidak sepenuhnya berbohong.

Pekerjaannya di hari Sabtu dan Minggu memang membuatnya lebih sibuk, juga sangat melelahkan. Dari jam delapan pagi sampai tiga sore, Viona harus bekerja di Ayam Pop Resto sebagai pencuci piring juga pengantar makanan. Kemudian, jam empat sore sampai jam dua dini hari, Viona harus bekerja di Yule Club sebagai waiters.

Tidak hanya Sabtu dan Minggu, jadwal hari-hari lainnya juga hampir membuat Viona tidak punya waktu istirahat.

Satu-satunya kebohongan yang diciptakan Viona hanyalah tentang kepulangannya dari club. Dia tidak langsung tidur setelah pulang, bahkan tidak pulang ke rumah. Melainkan pulang ke apartemen milik Daniel dan menghabiskan malam bersama.

Mengingat itu, Viona buru-buru menggelengkan kepala untuk menepis ingatan liar yang berkelebat di mindanya.

Ya, setelah mendinginkan kepala dan seluruh tubuhnya dengan air dingin ... Viona berhasil mengingat semua yang terjadi padanya kemarin malam hingga berakhir mengenaskan di ranjang Daniel.

"Sudah berapa kali aku bilang, berhenti kerja di Club malam," gerutu Zayn. "Kalau kamu gunakan tubuhmu hanya untuk bekerja, tanpa memiliki waktu istirahat yang cukup ... kesehatanmu akan terganggu."

"Kamu yang paling tau alasanku bekerja," sahut Viona.

Terdengar helaan napas Zayn. "Setidaknya, pikirkan kesehatanmu!"

"Aku baik-baik saja," ujar Viona. "Udah dulu, ya. Aku harus bekerja," ucapnya, langsung mematikan telepon. Ia tidak ingin Zayn mengulang permintaannya untuk berhenti bekerja di club.

Tak jarang, sahabatnya itu menawarkan bantuan untuk mendanai uang kuliahnya. Namun, Viona tidak pernah ingin menerima bantuan Zayn. Ia tidak ingin menyusahkan siapa pun, ia akan berusaha sendiri selagi mampu.

Di sisi lain, Zayn menatap kesal pada ponselnya. Seakan benda pipih itu adalah Viona, sahabatnya yang ungkal. "Kebiasaan," gerutunya.

*****

Di sebuah bengkel, James Smith, lelaki jangkung, tengah mengamati motor besarnya yang berwarna merah-hitam.

"Knalpot, lampu sein, jok, pegangan lampu—semua sudah diganti dengan kualitas langka, apalagi semuanya impor."

Sesekali, tatapannya beralih pada montir yang sedang menjelaskan, sementara tangannya menyentuh motornya, mencoba alat-alat yang baru dipasang.

"Karena onderdil ini berkualitas, kau juga dapat untung, kan?" tanya James Smith tak acuh.

"Tapi kau adalah pelanggan setia, aku juga menarik dan menyetel ketegangannya," sahut sang montir.

James berdiri tegap, melipat kedua tangannya di dada dan mengangkat sebelah alisnya. "Apa kau minta persetujuan soal uang?"

"Bukan begitu," kilah montir itu, tampak gelagapan.

Kehadiran Viona yang membuka pintu kaca dan memasuki bengkel dengan berlarian sambil membawa sebuah kotak makanan di tangannya menyelamatkan sang montir.

"Ayam yang kalian pesan sudah datang," ujar Viona.

"Jamal, berikan uang padanya!" kata montir itu.

"Oke!" sahut Jamal.

Viona mengantarkan kotak makanan itu ke belakang, di mana terdapat dua pria—pekerja bengkel—yang sedang duduk di sofa.

"Semuanya 144.500 rupiah," ucap Viona meletakkan kotak makanan yang berisi satu paket ayam goreng ke atas meja.

"Kamu cantik untuk ukuran pengantar makanan," puji salah satu pria. "Kamu masih SMA?"

"Benar, jam berapa kamu selesai kerja? Mau Abang jemput?" goda pria lainnya yang berambut keriting.

Viona mencebik sinis, tidak menjawab. "Uangnya!" ucapnya sambil menadahkan tangan.

"Jangan jutek begitu, Abang jemput, ya," rayu pria keriting itu lagi.

Viona mulai jengah, tidak mengatakan apa pun lagi. Ia hanya mengambil ponsel dari saku celana levis yang dikenakannya.

Viona mengutak-atik ponselnya, lalu menempelkan benda pipih itu ke telinga. "Halo, saya pelajar kelas tiga SMA dan sekarang sedang kerja paruh waktu, tapi ada dua pria yang tidak mau membayar pesanannya," ujar Viona dengan satu tangannya berada di pinggang, sementara tangan lainnya menggenggam ponsel.

"Hei, siapa yang kau telepon?" tanya pria berambut lurus, sama paniknya dengan si pria kriwil.

Viona menjauhkan ponsel dari telinga, "Kantor polisi," jawabnya, lalu kembali menempelkan ponsel itu ke telinga.

"Hah?!" pekik kedua pria itu bersamaan. Si keriting berdiri dan hendak merebut ponsel Viona, tetapi ia menyembunyikannya.

"Hei, kami hanya bercanda. Kau tahu bercanda?" ucap pria berambut lurus, ikut berdiri.

Sementara si keriting langsung mengeluarkan uang dari saku celananya dan menyerahkan uang pada Viona. "Kau terlalu serius," ucapnya.

Viona tidak peduli, hanya memasang tampang masa bodonya dan mengambil uang yang diberikan si kriwil. Viona menghitung uang itu, lalu mengambil uang receh dari saku celananya.

"Ini kembaliannya," ucap Viona menyerahkan uang receh itu pada si kriwil. "Selamat menikmati makanannya," ucapnya langsung berlalu pergi meninggalkan bengkel sambil melirik jam yang melekat di pergelangan tangannya.

"Masih ada waktu 45 menit lagi," gumamnya.

Tanpa Viona sadari, James memperhatikannya sejak memasuki hingga keluar dari bengkel. Setelah Viona hilang dari pandangannya, James kembali memperhatikan kuda besinya.

Sementara itu, baru satu meter Viona berlari menjauhi bengkel menuju tempatnya bekerja, ia melihat sosok lelaki yang tidak ingin ditemuinya ada di depan Ayam Pop Resto, bersandar di samping motor besar dengan satu tangan di saku celananya.

Viona memelankan langkahnya sambil menggerutu pelan. "Ck, kenapa harus ketemu dia, sih?"

1
Mar Lina
wow
lanjut thor ceritanya
di tunggu updatenya
apakah yang akan terjadi setelah pernikahan...
Ummu Dhiyaa Abdillah
Ternyata nggak hamil 🤣🤣🤣🤣🤣
Ummu Dhiyaa Abdillah
Nah ,kan hamil viona ,jangan galak2 Napa ,udah dibantuin galak banget 😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!