Cinta Untuk Elena

Elena terus saja menggerutu di dalam taksi yang mengantarkan nya pulang ke mansion, bibir nya terus saja memaki Luke dan model wanita yang menurut nya sama sama tidak tahu diri.

Dari awal datang sudah di abaikan bahkan di buat malu tanpa di bela suami nya, tapi malah diri nya yang di salahkan bahkan di marahi Luke. Setelah itu suami nya meninggalkan Elena begitu saja bersama gadis lain, sungguh sial nasib nya malam ini.

Tanpa sadar ternyata taksi sudah sampai di mansion keluarga Avaaskha, hembusan kasar keluar dari mulut nya. Sebisa mungkin Elena mengubah wajah nya menjadi tenang, dia hanya berjaga jaga kalau ada penghuni rumah mewah ini ada yang melihat nya pulang.

Baru saja dia melangkah masuk kedalam rumah, benar saja ada sepasang mata menatap nya tajam, seolah menyambut kedatangan nya.

Ingin rasa nya Elena langsung masuk saja naik ke lantai 3 namun wanita yang duduk dengan anggun itu berdiri menghampir nya.

"Kau pulang sendiri? Ada apa?" wanita itu mata nya mencari sesuatu sampai melihat belakang punggung Elena.

"Ehem, iya.."jawab Elena

"Bukan nya tadi pergi berdua?

"Iya.."

"Lalu, dimana kak Luke?"

Elena hanya diam dan mengulas senyum, mulut nya tertutup rapat karena dia memang enggan menjawab. Tanpa Elena jawab pun pasti adik iparnya sudah bisa menebak nya.

"Tunggu..tunggu!! Cegah Syarla sambil meneliti wajah Elena.."jangan katakan kalau kau di suruh Kak Luke pulang duluan?"

Elena tidak mengangguk dan juga tidak menggeleng, dia sengaja membiarkan Syarla berpikir sendiri. Itu bukan hal yang sulit bahkan anak kecil saja bisa menebak nya.

Melihat kakak iparnya yang masih diam dan memasang wajah dingin, Syarla tertawa lebar.." waahh jadi benar? Aku jadi ingin tahu alasan Kak Luke meminta mu pulang lebih dulu, ah aku tahu!! Apa kau membuat nya malu di pesta? Hmm..atau Kak Luke mengabaikan mu dan kau memilih pulang?"

pertanyaan Syarla satu pun tidak ada yang di jawab oleh Elena, dia biarkan saja adik iparnya sesuka hati mengoceh dengan tebakan yang memang benar ada nya.

Syarla mendekati Elena dan mengusap pipi kakak iparnya, namun Elena lebih dulu membuang muka untuk menghindari tangan adik ipar nya itu.

"Kasihan sekali, sudah berdandan cantik dan niat hati ingin menunjukan pada semua orang kalau betapa cantik nya seorang istri Luke Avaaskha.. Tapi malah di suruh pulang sendirian.. Pasti malu ya?"

Wanita yang tinggi nya hanya sebatas telinga Elena itu mendekat lagi, kali ini dia mengelus bahu Elena dan sedikit merapihkan gaun yang tidak kusut itu.

"Dengar baik baik Kakak ipar ku, lebih baik tidak usah ikut ke acara kolega Kak Luke..agar kau tidak menanggung malu lalu kau meratapi nasib mu dengan menangis!! Lain kali kau tidak usah memaksakan untuk datang, oke!" ucap Syarla sambil mengedipkan sebelah mata nya lalu melenggang pergi begitu saja.

Elena hanya merotasikan mata nya saja, ucapan Syarla seperti racun berbisa yang mematikan lawan nya. Dia memang memilih diam, tidak melawan sama sekali karena saat ini dia sedang menahan emosi nya sebisa mungkin dia bersikap tenang.

Andai Elena meladeni mulut tajam Syarla, dia takut tidak bisa mengontrol emosi dan dengan keadaan seperti itu sama saja akan membuat Syarla merasa puas.

Dia biarkan saja adik iparnya itu merasa menang dan yang penting wanita itu tidak berpikir jika Elena marah dengan sikap Luke, mengusir diri nya saat pesta ulang tahun kolega nya itu.

Setelah melihat tubuh Syarla menghilang dari pandangan mata nya, Elena pun beranjak pergi naik ke lantai 3. Dia sangat membutuhkan air hangat untuk menenangkan kepala nya yang penat. Pikiran nya harus tenang dan tidak boleh terbawa emosi hanya karena Luke dan model itu. Baru saja dia masuk ke dalam lift tiba tiba saja ada yang menghadang tubuhnya, pria bertubuh tegap dan cukup tampan.

"Hai kakak sepupu?" sapa pria itu dengan senyuman manis.

Elena mengernyitkan dahi nya, karena dia tidak mengenali pria tersebut bahkan sudah satu tahun tinggal bersama Luke. Dia belum pernah melihat pria yang menyebut nya kakak ipar.

"Ah maaf aku lupa, kau pasti belum mengenal ku? Aku Mark, sepupu satu satu nya yang paling tampan.."ucap nya sambil mengulurkan tangan nya kehadapan Elena.

Elena berpikir sejenak karena dia tidak tahu jika Luke mempunyai sepupu laki laki atau dia yang lupa? Namun Elena kembali acuh, karena untuk nya tidak begitu penting seperti keberadaan nya di rumah ini.

Dengan cepat Elena menyambut tangan Mark dan sambil menyebut nama nya.."Elena Adelyn.."

"Nama yang cantik sama dengan wajah nya.."puji nya sambil mata pria itu terus menatap Elena, tatapan itu justru membuat Elena tidak nyaman karena tatapan nya bukan tatapan biasa melainkan seolah menginginkan sesuatu, arti kata lain tatapan mesum.

"maaf kalau gitu, saya permisi."Elena memilih menyudahi pertemuan nya dengan Mark.

"Tunggu sebentar Kakak Ipar," cegah Mark sambil menghadang kembali Elena.

Sontak membuat Elena kembali mundur beberapa langkah agar tidak menyentuh pria itu.

"Maaf bukan maksud ku menghalangi mu, tapi aku masih ingin berbicara dengan mu.. Aku baru saja pulang dari luar negeri, mengurus pekerjaan yang tidak ada habis nya. Bahkan aku tidak bisa datang ke pesta pernikahan kalian..maaf untuk itu.."

"It's oke."jawab Elena singkat karena dia tidak peduli dengan alasan serta permintaan maaf Mark. Bahkan hadir atau tidak nya pria itu tidak akan mengubah pernikahan yang sangat menyedihkan itu menjadi indah, dan untuk apa dia harus menanggapi secara berlebihan.

"Bisa kita minum kopi? Sudah lama aku tidak mempunyai teman untuk di ajak bincang bincang.. Harap di maklumi karena aku anak tunggal dan hanya paman James lah sahabat ku..jangan harap penghuni rumah ini mau di ajak berbicara, sudah menempatkan diri dengan baik pun!! Masih saja tidak di terima.."keluh Mark.

Dengan sikap Mark seperti itu, Elena sudah bisa menilai nya. pria penuh ambisi dan dengan senyuman palsu.

"Maaf aku tidak bisa mengabulkan permintaan mu malam ini!! Jujur aku sudah sangat lelah, maaf aku permisi dulu.."tolak Elena halus.."selamat malam.."

Elena langsung masuk kedalam lift tanpa mau menunggu jawaban dari mulut Mark lagi, sungguh dirinya sudah lelah berbasa basi. Energi nya sudah terkuras habis malam ini dengan meladeni manusia manusia munafik yang berpura pura baik termasuk Mark.

Mata Mark terus menatap tubuh seksi Elena yang sudah masuk kedalam lift, ada senyum terhias di bibir pria itu.."Elena Adelyn Alba, menarik.."