Hai jumpa lagi dengan novel ku yang baru.Sudah lama tidak aktif menulis.semoga suka dengan karyaku..Novel ini mengisahkan tentang perjalanan seorang wanita yang di cap sebagai perawan tua diusianya yang sudah menginjak 28 tahun belum menikah.Bukan keinginan nya tapi memang tuhan belum mempertemukan dengan jodohnya.Ditengah keluarga yang selalu mendesak nya untuk menikah bahkan segala macam kata-kata pedas selalu saja ditujukan kepada dirinya.Melati nama nya wanita yang selalu mendapat cemooh dan dijadikan bahan olok-olokan.Tapi ia tetap tersenyum walaupun dalam hati ia merasa perih dan menangis.Bagaimana lika liku perjalanan hidup melati ditengah tekanan dari orang-orang sekitarnya bahkan dari keluarga terdekat.Selamat membaca semoga suka dengan karya ku ini yang mungkin banyak typo karena sudah lama tidak menulis 🙂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pejuang receh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sudah biasa
Saat sampai dirumah waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam seperti biasa Melati akan sholat maghrib dulu di mesjid terdekat karena kalau ia melanjutkan perjalanan takutnya tidak terkejar maghrib dirumah karena macet yang luar biasa di jam pulang kantor.
Sebelum pulang tadi Melati kesupermarket terdekat belanja keperluan pribadi dan untuk dirumah.Sudah hal biasa dan tanpa diminta ia akan membeli keperluan rumah tangga seperti deterjen,odol dan yang lainnya.Bahkan listrik pun ia yang membayar bagi Melati tidak masalah karena gaji nya saat ini sudah lumayan selagi tidak memberatkannya dan ia bisa menabung.
Ia pun rutin memberi uang untuk mamanya walaupun jumlahnya tidak banyak.Dari dulu Melati tidak pernah menyusahkan kedua orang tua nya semenjak SMP sudah biasa mencari tambahan uang saku dengan membuka pesanan kue di rumah.
Melati sangat bersyukur karena pintar memasak semua itu berkat nenek nya yang memang sangat pandai memasak saat libur ia akan pulang ke kampung nenek dan kakek nya.Bahkan diajarkan menjahit dan menyulam oleh sang nenek.Tapi saat akan tamat SMA nenek nya meninggal tak lama dalam hitungan bulan disusul kakeknya.
Melati sangat terpukul dengan kepergian kedua orang yang sangat disayanginya itu karena Melati merupakan cucu kesayangan mereka yang selalu menemani mereka saat libur sekolah.
Melati membuka pintu pagar terlihat oleh nya ada mobil yang terparkir didepan rumah ia tahu itu mobil suami adik nya Anggi.Biasanya mereka akan menginap dirumah.
Melati menghembuskan nafasnya pasti akan ada beberapa percakapan yang membuat dada nya sesak.Melati segera memasukkan motornya kegarasi tak lupa ia juga membawa plastik yang berisi belanjaan.Ia pun segera masuk melalui pintu samping garasi yang langsung menghubungkan ruang keluarga.
" Assalamualaikum " ucap Melati saat akan masuk.
" Waalaikumsalam " jawab mereka sambil melihat siapa yang datang kebetulan mereka sedang berkumpul semua.
" Mbak mel baru pulang jam segini habis dari mana,jangan-jangan kelayapan cari laki " sindir Anggi sambil tertawa mengejek begitu juga dengan Dena. Sedangkan orang tua nya hanya diam, suaminya Anggi terlihat tidak enak melihat perkataan istrinya terhadap kakaknya sendiri
Melati hanya diam tidak menjawab sama sekali karena sudah biasa dia di jadikan bahan olok-olokan adiknya.Ia segera menuju dapur untuk menyusun barang yang di belinya.
" Ma mbak Melati kapan nikahnya sih, tuh anak buk Desi besok udah nikah padahal masih muda" tanya Anggi sambil mengelus perutnya yang terlihat membuncit karena ia sedang hamil tiga bulan.
" Iya ma,aku tuh malu ditanya terus sama teman-teman dibilang nya mbak Mel perawan tua ngak nikah-nikah sedang kan mbak Anggi udah nikah,nanti tiba-tiba keduluan aku nikah" gerutu Dena
" Masalah jodoh ngak bisa kita yang ngatur mungkin belum ketemu sama jodohnya " jawab Ardi suami Mia.
" Ikh...apaan sih mas belain Mbak Mel " ucap anggi sewot.
" Bukan membela tapi urusan jodoh bukan kita yang ngatur kalau Allah belum mempertemukan kita mau apa " bela Ardi.Ia memang merasa kasihan melihat Melati karena sering di cemooh adik-adiknya.Sudah sering menasihati istrinya untuk tidak menghujat sang kakak tapi tetap saja dilakukan.Sebenarnya ia malas menginap dirumah mertuanya tapi karena istrinya mengidam masakan Melati mau tak mau ia pun menginap. Apalagi ini adalah kehamilan anak kedua setelah kehamilan pertama keguguran karena kandungan nya lemah.
" Udah jangan urus mbak mu lagi " sahut mamanya menengahi sedangkan papanya hanya diam mendengarkan sambil fokus menonton televisi.
Melati yang mendengar nya dari dapur hanya menghembuskan nafasnya.Ia tidak menangis sama sekali karena sudah hal biasa.Sedikit pun ia tidak merasa tersinggung karena sudah capek menghadapinya lebih baik diam dan tidak banyak bicara.
Setelah membereskan semua barang Melati segera masuk kamar untuk mandi badan nya sudah tidak enak dan lengket.
Kamar Melati dulu nya tidak punya kamar mandi tapi ia kumpulkan uang setelah bekerja dan setelah cukup barulah mencari tukang untuk membuat kamar mandi dikamar nya.
Di rumahnya memiliki empat kamar tidur tapi satu kamar yang tidak memiliki kamar mandi yaitu kamar Melati yang ukuran nya yang paling kecil dibanding kan tiga kamar lainnya.Tapi Melati tidak masalah yang penting ia punya kamar sendiri.
Setelah mandi Melati pun mulai membereskan tas di pakai nya mengeluarkan isi nya berupa mukena yang segera ia anger agar tidak bau.
Melati tidak akan keluar kamar tadi sudah makan di jalan sebelum pulang,ingin istirahat langsung. Lebih baik dikamar dari pada berkumpul di ruang keluarga yang ada hanya pembicaraan tentang menikah apalagi anak tetangga ujung komplek akan menikah yang usia nya lebih muda dari dirinya yang ada nanti ia semakin tertekan.
Jangan like komen dan subscribe ya.Mudah-mudahan suka degan novel ku ini.