NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Susu Anak CEO

Menjadi Ibu Susu Anak CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Ibu susu
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: indah yuni rahayu

April terpaksa bekerja lagi setelah melahirkan dan kehilangan anaknya. Eric mengusir dan menceraikannya.

April menjadi menerima tawaran menjadi baby sister di sebuah rumah mewah milik CEO bernama Dave Rizqy. Dave sendiri baru saja kehilangan istrinya karena kehilangan banyak darah setelah melahirkan.

April mendapati bayi milik Dave sangat mirip dengan bayinya yang telah tiada. April seketika jatuh cinta dengan bayi tersebut dan menganggap sebagai obat dari lukanya.

Saat bayi milik Dave menangis,
April tidak tega lalu ia menyusui bayi itu.

Siapa sangka dari kejadian itu, mengubah hidup April menjadi ibu susu anak CEO.

Lalu bagaimana dengan perasaan Dave sendiri apakah ia akan menikahi April yang merupakan bekas dari orang lain ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah yuni rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Laurent merasa kelelahan mengurus bayi pengganti itu.

"Sial, sampai kapan aku akan seperti ini !" geramnya sembari menimang bayi yang masih saja rewel. Bayi itu sesekali menyesap dotnya.

Sania datang menghampiri Laurent. "Sini, ganti Ibu yang akan mengurus David. Kamu segeralah sarapan !"

 "Ibu, kau tahu ? Aku sangat lelah dan bosan seperti ini terus. Menjaga bayi, merawatnya dan pura - pura peduli. Sampai kapan aku seperti ini terus ? Lama - lama aku bisa gila." keluh Laurent.

"Jaga bicaramu, Laurent ! Jika sampai Dave tahu kamu terpaksa merawat bayinya, rencana untuk menjodohkan kamu dengannya akan hancur berantakan. Bertahanlah ! Ini semua hanya butuh kesabaran."

"Ibu enak ngomongnya, aku yang capek mengerjakan ini semua."

"Sudah diam, jangan banyak bicara lagi ! Dave datang," Sania menginterupsi.

Dave terlihat keluar rumah dan melewati keduanya.

"David sudah mau minum susu?" Dave mengamati jika bayinya mulai anteng.

"Iya, sedikit. Tapi aku akan berusaha membuatnya untuk mau menghabiskan susunya." jawab Laurent sembari memperlihatkan botol susu yang belum habis.

"David, jangan merepotkan tante Laurent. " pesan Dave pada bayinya seolah sudah bisa diajak bicara.

"Iya, Ayah, aku akan pintar dan tidak nakal." Laurent yang menjawabnya dengan suara di buat seperti anak kecil. Dave tersenyum kecil.

Momen seperti ini tidak bisa dilewatkan, Sania mulai mengompori. "Kalian berdua terlihat pasangan yang begitu serasi. Benarkan Dave ?" sindir Sania pada menantunya.

Sepertinya Dave tak niat untuk menanggapi ucapan ibu mertuanya. "Aku berangkat dulu." lalu mencium pipi gembul milik David dan berlalu begitu saja.

Setelah Dave masuk mobil dan menghilang dari pandangan mereka, Laurent berkomentar.

"Ibu membuatku malu saja, lihat kak Dave sepertinya tidak begitu tertarik padaku. Sudah sangat jelas bukan, yang dicintainya hanya kak Lara."

"Jaga mulutmu ! Ini hanya butuh proses saja. Aku yakin Dave akan jatuh hati lagi pada wanita selain istrinya. Ingat yang dicintainya sudah tiada dan dia butuh sentuhan dan belaian dari seorang wanita."

"Terserah apa yang ingin Ibu katakan. Aku sudah lapar dan mau makan dulu." Laurent menyerahkan bayi David pada Sania.

.

Di dalam mobil, Dave terlihat murung. Sang asisten pun menegurnya.

"Tuan Dave, apa cuaca hari Ini begitu buruk sehingga membuat wajahmu terlihat murung ?" tegur Connor.

Dave tersentak dalam lamunan, "Bukan, hanya saja aku kepikiran mencari baby sister saja untuk mengurus bayiku."

"Mengapa Anda berpikiran seperti itu ? Bukankah sudah ada nona Laurent yang menjaga bayimu."

"Aku tidak ingin menjadi tergantung pada iparku, apalagi ibu mertuaku terkesan mendekatkan dia untukku. Kau tahu kan maksudku, Connor ?"

Connor mengangguk. "Baiklah, lalu apa rencana Anda ?"

"Carikan aku baby sister yang benar - benar handal bisa merawat David !"

"Baik Tuan."

.

Eric membangunkan istrinya dengan menepuk bahu secara kasar. "April, bangun dan ikut aku sekarang ! Kemasi juga semua pakaianmu!"

April menggeliat lalu bangkit. Ia seperti tak salah mendengar perintah suaminya. "Kamu menyuruhku untuk berkemas?"

"Ya, kita akan pindah dari sini." Eric memberi tahu.

"Pindah ? Kemana ?" April terkejut mendapat berita ini.

"Jangan banyak bertanya, segeralah bersiap !" sentak Eric yang membuat April segera beranjak.

Usai berkemas, Eric membawa keluarganya memasuki mobil yang ia sewa menuju sebuah rumah yang jaraknya cukup jauh dari komplek mereka tinggal.

Sempat terpikirkan dalam benak April, dari mana uang yang Eric dapatkan sehingga bisa membeli rumah ? Apakah suaminya itu menang judi atau pinjam dari mana ? April mengurungkan niatnya untuk bertanya, pastilah suaminya itu akan marah nantinya jika ditanyai. Ia pun memilih untuk diam.

Setelah tiba di sebuah rumah yang terlihat megah dan mewah, mobil pun berhenti dan menurunkan semua penumpang nya.

Ketika akan memasuki rumah, terlihat ibu mertuanya menurunkan dan membawa koper ke arah April. "Bawa koperku !" lalu berjalan menyusul Eric yang berjalan lebih dulu.

April mendesah kasar, tanpa banyak berkomentar ia menarik koper itu menyusul Eric dan mertuanya.

Rieka begitu terpukau ketika berada di dalam, melihat ornamen rumah yang begitu bagus dengan tembok bernuansa biru. "Wah, Eric ! Rumah yang kamu beli begitu besar dan bagus."

"Ibu menyukainya?"

Sambil terus menatap isi ruangan, "Tentu saja, pilihanmu tidak pernah salah." Lalu pandangannya tertuju pada April yang baru saja masuk. "Kecuali pilih istri." imbuhnya sewot.

Eric meminta ibunya untuk melihat dan memilih kamar. Rieka memilih kamarnya yang berada di tengah. April mengikuti saja kemauan Eric. Eric meminta April untuk menata bajunya di kamar yang berada di sebelah Rieka.

Saat berada di kamar, April memberanikan diri untuk bertanya secara langsung. Ia menatap Eric. Eric merasa jengah juga terlalu lama ditatap seperti itu.

"Kenapa terus menatapku seperti itu !" bentak Eric. Semenjak ia menjual bayinya, ia berubah kasar dan suka sekali membentak.

"Dari mana kamu mendapatkan uang untuk membeli rumah sebesar ini ?"

Eric menjadi gugup namun berusaha untuk tetap santai. "Aku menang judi. Kamu senang kan dengan jerih payahku?" bohong Eric untuk mengelabuhi istrinya.

"Judi ? Itu bukan berusaha tapi hanya kebetulan saja kamu beruntung menang. Aku tidak mau hidup dalam bayang - bayang masa lalumu. Judi itu salah, tinggalkan atau kamu akan menyesal!"

"Aku tidak yakin kamu menang judi sebanyak ini sehingga bisa membeli rumah mewah?"

"Kamu sama sekali tidak menghargai aku, April. Sudah membunuh anakku bahkan sekarang kamu mulai berani melawanku. Lebih baik kamu diam dan jangan banyak bertanya."

"Sudah untung kamu aku ajak pindah." Eric beranjak lalu keluar kamar.

Didapatinya ibunya merengek. "Eric, Ibu lapar,"

"Mengapa wajahmu terlihat kesal ?" tanya Rieka kemudian.

"April mencurigaiku, Bu."

Rieka lalu mendekat dan berbisik. "Jangan sampai ia berpikir yang macam - macam. Buat ia sibuk sehingga tidak punya waktu untuk memikirkan bayinya lagi."

"Ibu benar." Eric hendak pergi namun terhalang langkahnya.

"Eh, kamu mau kemana, ibu sudah lapar cepat beli kan makanan!"

"Eh, iya. Biar aku pesan makanan online saja."

Setelah puas makan dan kenyang, Eric mulai memerintah istrinya.

"April, karena kamu sudah membunuh anakku sebagai hukumannya kamu harus mencari pekerjaan di luar. Aku tidak peduli kamu bekerja apa."

April terlonjak kaget diperintah seperti itu. "Bukankah kamu sebagai tulang punggung keluarga ?"

"Itu dulu saat kita masih punya anak. Dan sekarang anakku telah meninggal karena kamu."

"Eric, sudah berapa kali aku katakan padamu. Aku tidak membunuh anak kita !"

"Heh, April ! Kamu itu sudah salah tetap saja masih bersikukuh tidak mengakui kesalahanmu. Sudah, Eric. Ceraikan saja istrimu yang tidak berguna ini !"

Jika bercerai maka April akan diusir dari rumah sementara dirinya sekarang sebatang kara. "Jangan Eric, jangan tinggalkan aku !"

Eric tampak diam sedang berpikir. "Cari pekerjaan sekarang dan jangan menganggur jika tidak ingin aku cerai kan !"

April pun segera beranjak pergi dari rumah untuk mencari pekerjaan. Ia tidak punya pengalaman sama sekali. Apa yang bisa ia lakukan ?

Wanita berusia 24 tahun itu menyusuri jalan lalu berhenti dari toko ke toko, berharap ada lowongan pekerjaan untuknya.

"Citttt .... Bruk!"

Sebuah mobil menabrak tubuh nya hingga membuatnya terpelanting. April mengeluh merasakan sakit di kakinya.

Connor segera turun dari mobil untuk memeriksa wanita yang baru saja ia tabrak.

"Nona, kamu tidak apa - apa ? Bertahanlah, aku akan mengantarmu ke rumah sakit !" Connor membantu April berdiri dan memapahnya menuju mobil.

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy: sama sama kak
Kam1la: terimakasih kak, atas dukungannya. dari sekian penggemar cuman kak Cindy yang aktif komen
total 3 replies
Kam1la
dari sekian penggemar, cuman kak Cindy yang aktif. terimakasih Kak atas support untuk author receh ini.
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Kam1la
siap kak!
Cindy
lanjut kak
Kam1la
jangan lupa teman - teman untuk like dN rating nya juga. terima kasih...
Cindy
next
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy: oh, gitu kak😊
Kam1la: belum dapat inspirasi kak...
total 5 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!