seorang perwira tentara yang memiliki masa lalu kelam dengan ayahnya dan akhirnya dia menemukan cinta pertamanya
* maaf ya kalo jelek pemula soalnya😁
semua isi cerita ini hanya fiksi belaka. tempat kejadian, nama tokoh, musuh dan lainnya merupakan ide dari author itu sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kirput10i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hubungan
Bab 5
Aku, Amir dan Yamato sedang mengobrol di tempat pelatihan prajurit.
Mengapa tidak ada Raka? Karena dia sedang ada misi dadakan diluar.
Kurasa itu lebih baik agar dia lebih serius mengerjakan misinya tanpa aku, karena kalau ada aku dia pasti tidak bisa serius.
" Hey...Faisal kamu itu punya hubungan apa sih sama Irma? " Tanya Yamato dengan penasaran
Lalu Amir bertanya balik seperti merasa tidak nyaman dengan pertanyaan Yamato.
" Kenapa kamu nanya kayak gitu? "
Yamato menurunkan alisnya dan lanjut berbicara.
" Karena kamu sangat dekat dengannya. Ingat ga pas saya nyari kamu? "
Aku mengangguk untuk menjawab iya.
Lalu Yamato melanjutkan.
" Nah disitu kamu kayak posesif gitu kalo ada cowok yang Deket sama Irma "
" Emangnya kamu punya hubungan apa sih "
Senyum Yamato
" Amir bisa tinggalin kita berdua aja? " Suruh ku pada Amir
" Loh emang kenapa? " Tanya Amir
" Engga apa-apa pribadi soalnya..." Aku menjawab dengan melirik Yamato untuk memberi kode pada Amir.
Sepertinya Amir langsung mengerti dan meninggalkan kami berdua.
Hanya aku dan Yamato disini, dan aku melanjutkan apa yang aku katakan.
" Sebenernya.....saya ada sedikit rasa sama Irma...."
" Waktu pertama kali ketemu dia....tatapannya itu kayak nusuk....banget ke hati saya...."
" Seumur hidup belum pernah melihat perempuan kayak dia..."
" Biasanya saya di temuin perempuan terkenal kayak artis selebritis dll "
" Tapi....engga ada yang bisa goyangkan hati saya "
" Sampai saya ketemu dia....si gadis kampung yang polos "
" Tapi saya langsung tertarik sama dia mungkin kalo menurut kamu selera saya aneh mungkin kamu benar..."
Aku berbicara dengan memegang tanganku yang ada gelangnya.
Yamato yang awalnya diam saja mulai berbicara.
" saya tau kok....jatuh cinta derajatnya engga harus sama..."
" Tapi yang penting hatinya jangan kamu permainkan...."
Aku tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh Yamato tapi aku tau maksudnya adalah aku harus menjaga perasaan wanita.
" Udah, kalo kamu tertarik Ama dia deketin aja.....biar saya sama temen-temen kamu yang ngurusin semuanya
Aku langsung tidak mengerti perkataannya jadi aku langsung bertanya tanpa ragu.
" Hah?...maksudnya...ngurusin apaan? "
Dia tidak menjawab dan langsung pergi, tapi saat Setengah jalan dia menengok kebelakang dan berbicara.
" Ngurusin baju adat pengantin baru! Hahahaha....."
Ekspresiku langsung menjadi melas padahal aku sudah serius tapi jawabannya begitu.
Ha dasar marsekal sengklek!
" Aiss... sudahlah ada yang lebih dari pada memikirkannya "
Sudah sore, kita diberi libur hari ini sampai lusa.
Aku berencana pulang ke rumah untuk menemui ibuku atau emakku, aku merindukannya.
Tidak terlalu jauh dari markas cuman 50 meter kalau jalan kaki.
Saat aku berjalan terus menyusuri jalan. Semua baik-baik saja tidak ada masalah.
Lalu aku sampai rumah dehh.
Dirumah aku mengetuk pintu dan membukanya dengan salam.
" Assalamualaikum...Mak...ini Faisal "
Lalu ada suara dari dalam rumah dan itu suara ibuku.
" Waalaikumsalam...eh Faisal masuk-masuk.."
Aku pun masuk ke rumah dengan senang hati, aku sangat merindukan rumah ini.
Nuansa yang jadul dan penuh kenangan. Kursi goyang yang dulu di duduki ayahku masih ada sampai sekarang.
Duh jadi kangen ayah dehh eee.....
Aku duduk di kursi ruang tamu dan ibuku menanyakan kabarku.
Namun di tengah pembicaraan itu ada yang mengetuk pintu suaranya seperti...
" Buk....ini kue yang ibu pesan "
Lalu ibu langsung berdiri dan menghampiri pintu. Aku yang penasaran mengikuti ibu dari belakang.
Dan saat ibu membukakan pintu mataku langsung terbuka lebar.
Ternyata dibalik pintu itu ada irma dan Arif yang mengantarkan kue.
Irma pun langsung terkejut melihatku dan kami serentak mengatakan
" Irma? "
" Faisal? "
" Arif! " Jawab si kecil Arif dengan senang
Lalu ibuku bertanya tentang hubungan kami
" Loh kalian saling kenal? "
Lalu aku langsung bertanya dengan ibuku
" Mak! Kenapa Irma ngenterin kue kesini? "
" Loh....emang dari dulu kan kamu kali yang engga meratiin...."
Jawab ibuku dengan menyentil kepalaku
" Yaudah Irma ayo masuk..."
" Eh...engga usah Bu saya udah mau pergi " tolak Irma dengan memegang btangan Arif
" Ohh...yasudah kali gitu makasih ya ndok.."
Irma mengangguk dan langsung pergi dari rumahku saat ibuku sudah masuk ke dalam rumah aku masih berdiri didepan pintu.
Tiba-tiba Irma menengok kebelakang dan dia memberikan senyum padaku.
Aku merasa.......akkjkhkhkhkhm pipiku memerah dan...
Aku langsung membalasnya dengan senyuman juga.
Tapi saat aku memberikan senyuman balik entah kenapa dia langsung membuang muka dan mempercepat langkahnya.
Apakah dia salting dengan ketampanan ku?
Atau mungkin.....
Ahh tidak. Karena aku penasaran jadi aku mengikutinya. Aku mengikutinya dari belakang.
Aku mengikutinya dengan bersembunyi di balik tembok rumah yang ada di sini.
Namun sudah setengah jalan, dia berhenti. Aku melihat dia sedang berbisik dengan Arif.
Lalu Arif pergi meninggalkan dia sendiri. Dia terlihat mondar-mandir disana seperti gergaji.
Namun tidak lama Arif membawa anak-anak lainnya. Dia terlihat membawa uang dan langsung memberikan uangnya pada anak-anak itu.
" Ini uang jajan buat kalian yaa...." Itulah yang aku dengan dari Irma
Ternyata uang itu adalah hasil jual kue yang dia jual dan setiap seminggu sekali dia akan memberikan uangnya pada anak-anak itu.
Seperti bersedekah. Lalu aku mendekati mereka, mereka tampak menunjukkan ekspresi yang terkejut.
Itu membuat Irma menengok kebelakang, Irma juga ikut terkejut melihatku.
" Loh....Faisal ngikutin aku ya? "
Aku dengan perasaan malu menjawabnya.
" Eee....iya...maaf kalo ini mengganggumu "
" Aku hanya penasaran mengapa kamu mempercepat langkahmu "
Lalu dia menengok ke arah anak-anak itu sambil mengatakan.
" Saya setiap Minggu kesini memberikan mereka uang "
" Mereka anak yatim-piatu..." Jawabnya sambil mengelus kepala salah satu dari mereka
" Apa di desa ini tidak ada bantuan untuk mereka? " Tanyaku dengan melihat sekeliling desa
" Sudah....tapi mereka hanya di beri makan dan tempat tinggal, tidak di beri uang " jawabnya dengan melihat ke arah mereka
" Ohh..."
Aku mulai mendekati salah satu dari mereka, mereka tampak takut tapi aku mencoba mendekati mereka dengan penuh perhatian.
" Engga apa-apa..."
Mereka mulai mendekatiku dan berbicara padaku.
" Mmm....nama Abang Faisal kan? " Tanya salah seorang anak.
" Iyaa..."
" Kalo nama kamu siapa? " Tanyaku dengan mencoba mengelus mereka
Lalu salah satu dari mereka memperkenalkan mereka masing-masing
" Aku mahka, ini Omar, Desi dan Ida " mahka memperkenalkan mereka
" Ohh...salam kenal...." Jawabku dengan melambaikan tangan
" Mmm Abang engga galak kan? " Tanya Ida di belakang mahka
Lalu Irma menjawab di sampingku
" Engga dong....bang Faisal ini TNI paling baik yang pernah kakak temuin.."
" Dia yang ngebantuin kakak terus selama disini..."
Lalu aku menjawab lagi
" Bukan aku yang membantumu...."
Wajahnya agak terkejut dan melihatku.
Aku menengok ke arahnya dan melanjutka
" Tapi kamu yang selalu bantuin aku "
Wajahnya tersenyum, itu membuat perasaan hatiku berdebar.
Lalu anak yang bernama Desi itu pun berkata di belakang Omar.
" Bang Faisal juga ganteng ditambah ada luka di matanya heh..." Katanya dengan bersembunyi di belakang Omar
Aku hanya tertawa mendengar perkataan mereka semua.
Mereka anak-anak yang lucu...kasihan sekali melihat nasib mereka yang Malang.
Kemudian Irma bertanya kepadaku.
" Eee....Faisal, kamu libur hari ini? "
Aku menjawab pertanyaannya
" Iya...aku libur hari ini "
Lalu Arif Loncat kegirangan dan berkata
" Ayo ikut kami. Kami ada sesuatu buat Abang.."
Lalu Irma menarik tanganku dan mengajakku kesuatu tempat yang ditunjukan oleh anak-anak itu.
Aku tidak tau kalau di desa ini ada taman sebagus ini.
Taman ini berisi pondok yang kuno pemandangan rumput yang hijau dan banyak bunga disini aku pikir disini hanya ada sawah.
Anak-anak yang lainnya bermain sedangkan aku dan Irma duduk di pondok tua.
Sambil melihat pemandangan yang indah disini hawanya lebih sejuk dan tenang.
" Aku engga pernah lihat pemandangan sebagus ini..."
" Ini taman di desa kami...disini aku dan ayahku dulu..." Jawab Irma
Aku merasa iri dengannya karena dia mendapat.kasih sayang itu. Aku juga mendapatkannya cuma caranya saja yang salah.
" Kamu udah engga takut lagi Ama aku? " Tanyaku dengan melihatnya
Dia hanya menunduk dan kemudian menegakkan kepalanya.
" Awalnya...aku takut karena ibuku tiada karna mereka "
" Ma-maksudmu? " Tanyaku seperti tidak menyangka
Dari suaranya yang lembut berubah menjadi lebih tegas.
" Aku akan menceritakannya "
" Saat anak buah ayahmu datang kesini untuk minta pajak dari pak Joko...."
" Namun pak Joko tidak dapat melunasi hutangnya..."
" Akhirnya setiap rumah warga di gerebek oleh mereka..."
" Setiap tanah yang dimiliki masyarakat sini di ambil "
" Bahkan kekayaan dari masing-masing warga "
" Nah salah satunya ibuku..."
" Rumahku adalah peninggalan kakekku. Jadi engga mungkin ibuku nyerahin rumahnya begitu aja "
" Tapi mereka tiba-tiba menodongkan pistol ke arah ibuku dan menembaknya..."
Aku yang mendengar itu langsung bisa membayangkan bahwa kejadian itu sama persis dengan kejadian yang aku alami.
Mataku tiba-tiba sakit. Tapi ini lebih sakit dari kemarin, aku langsung memegang mataku dengan tanganku.
" Akkhh!! " Jeritku dengan memegang mataku
" Hah?! Faisal " teriak Irma dengan memegang tanganku.
Lalu aku melihatnya dan melepaskan tangannya.
" Makasih Irma.." jawab singkat ku
Irma seperti tidak mengerti apa yang aku bicarakan dan aku menjelaskannya.
Apa yang dia ceritakan itu membuat ingatanku yang pahit kembali lagi.
" Maaf Faisal....." Maaf Irma dengan agak menyesal
Lalu aku menjawab agar dia tidak perlu menyesal.
" Engga Irma.... engga apa-apa, masa lalu yang kelam tidak akan langsung hilang begitu aja...."
" Jadi kamu engga perlu sedih kalo ingatan itu balik..."
Lalu Irma mengangguk dan menengok ke arah anak-anak itu lagi.
Aku juga menyusul menengok mereka. Lalu salah seorang dari anak-anak itu membawa karangan bunga.
" Ini buat kalian berdua!...." Teriak anak itu dengan menyerahkan karangan bunga itu kepada kami.
Lalu ada anak lainnya yang membawa beberapa bunga.
" Ayo kita bikin karangan bunga lain! " Teriak Desi dengan membawa bunga lainnya
Aku tidak tau gimana cara bikin karangan bunga, tapi aku melihat Irma membuat mahkota bunga.
" Gini...Faisal..."
Aku meniru gerakan tangannya, dan tenyata itu mudah.
" Wah kamu bisa! Hahaha...." Teriak Irma dengan senang
" Yeyy!! " Teriak anak-anak dengan girang
" Bang faisal seru!! "
Mereka sangat lucu dan gemas aku jadi iba atas apa yang terjadi pada mereka.
" Bang.....ceritain gimana rasanya jadi tentara dong! "
" Seru ga?..."
Lalu aku menceritakan kisahku yang heroik untuk mereka.
Aku bangun dari duduk dan menggambarkan misiku dari taruna Sampai sekarang.
Mereka tampak antusias dan senang mendengar ceritaku.
Irma juga senang mendengar ceritaku, itu membuatku menjadi lebih senang dan bersemangat.
Waktu terus berjalan hingga akhirnya kami semua harus pulang ketempat masing-masing.
Aku berpamitan dengan mereka memang sedih harus berpisah dengan mereka tapi jika tidak begitu masa kita harus main sampe malem.
" Oke semuanya kita pulang kerumah masing-masing yaa..." Kataku
" Yahh....padahal lagi seru banget " jawab Arif dengan sedih
" Jangan sedih Amir kita bisa gini lagi kok kalo bang Faisal libur..." Jawab Irma dengan mengelus kepala Arif
" Bener tuh kata kak Irma..." Jawabku dengan menepuk pundak Arif
Mereka semua mengangguk dan beranjak pergi dari sana.
Tapi anak bernama Desi memberikanku karangan bunga tadi
" Ini buat bang Faisal " kata Desi dengan memberikan karangan bunganya
" Btw itu di pake dikepala yaa..."
" Okee makasih yaa...." Jawabku dengan menerimanya
Aku memakainya didepannya dan sepertinya dia menyukainya.
" Nah gitu kan lucu.." jawab Desi
" Yasudah Faisal kita pulang dulu..." Kata Irma dengan membawa mereka.
Aku hanya melambaikan tangan untuk mereka dan mengucapkan selamat tinggal.
Mereka membuat hidupku lebih menyenangkan, setelah apa yang selalu menimpaku.
dynamic Irma and Faisal lucu kalii, tpi kasihani lh si Raka, ditampar muluw :'D
baguss omagahh, gk nyangka sebagus itu jujur. Keep growin' !!