NovelToon NovelToon
Mas CEO I Love You

Mas CEO I Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor / Persahabatan / Romansa
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: triani

Aluna, 23 tahun, adalah mahasiswi semester akhir desain komunikasi visual yang magang di perusahaan branding ternama di Jakarta. Di sana, ia bertemu Revan Aditya, CEO muda yang dikenal dingin, perfeksionis, dan anti drama. Aluna yang ceria dan penuh ide segar justru menarik perhatian Revan dengan caranya sendiri. Tapi hubungan mereka diuji oleh perbedaan status, masa lalu Revan yang belum selesai, dan fakta bahwa Aluna adalah bagian dari trauma masa lalu Revan membuatnya semakin rumit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon triani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5. cari calon istri

Ruang makan keluarga Aditya memang selalu dingin, tapi tidak sedingin malam ini, meskipun lampu gantung kristal menghangatkan ruangan itu ke segala penjuru ruangan.

"Bagaimana pekerjaanmu, sayang?" tanya sang ibu, Bu Sindi dengan hangat sambil menyendokkan sup ke mangkuk Revan, putranya.

"Baik," jawab Revan dingin.

"Saya dengar proyek rebranding baru mu akan segera di mulai?" tanya sang ayah, Frans Aditya. "Ada anak magang yang kamu libatkan?" tanyanya lagi, ini untuk pertama kalinya putranya itu melibatkan anak magang untuk proyek besarnya.

Aditya mengangkat alisnya, "Ya, anak desain. Apa ada masalah?" tanyanya dingin.

"Bukan masalah yang serius. Tapi jika kamu bisa percaya pada anak magang untuk memegang proyek besar, kenapa kamu tidak percaya untuk mencari pendamping hidup?"

Revan kembali meletakkan sendoknya perlahan, "Karena itu dua hal yang berbeda, ayah."

Bu Sindi meneguk air putih kemudian meletakkan kembali gelas itu di atas meja di samping piringnya, "Usia kamu sudah 32 tahun, sudah waktunya kamu berumahtangga. Bahkan sepupu kamu Daren sudah menikah dua kali, sedangkan kamu satu saja belum, Revan. Mama khawatir."

Revan menatap ibunya dengan lembut, "Revan bukan Daren, mam. Jangan di samakan."

"Tapi gosip yang beredar itu tidak benar kan?" tanya bu Sindi lagi, "Mama takut jika sampai kamu menyukai_,"

"Revan masih normal, ma. Revan masih menyukai wanita, tapi bukan sekarang." Revan tidak mau itunya sampai mempercayai gosip yang beredar.

Frans menatap istrinya, memberi isyarat pada istrinya untuk kembali bicara, Sindi hanya bisa menghela nafas kemudian kembali menatap putra semata wayangnya, "Kami sudah memilih tiga wanita baik-baik untukmu, semua berasal dari keluarga terpandang dan pastinya sukses dalam karir, kami hanya butuh satu kali pertemuan makan siang dan kamu bisa memilih dengan siapa duluan yang akan kamu ajak makan siang." ujar Bu Sindi sembari menyodorkan sebuah map yang berisi proposal perjodohan lengkap dengan biodata dan foto masing-masing calon yang di tunjuk oleh kedua orang tuanya.

Revan mengusap wajahnya pelan, ini untuk ke sekian kalinya kedua orang tuanya melakukan hal ini, "Revan tidak suka perjodohan."

"Kamu tidak pernah berusaha sendiri, Revan. Coba saja kalau kamu bawa calon kamu ke sini, pasti ini tidak akan kami lakukan." ujar pak Frans sembari menatap tajam pada putranya itu. Revan adalah putra mereka satu-satunya, jika Revan sampai tidak menikah dan tidak punya keturunan mereka khawatir tidak akan ada yang melanjutkan kerajaan bisnis mereka.

***

Revan tengah berdiri di balkon apartemennya, memikirkan kata-kata orang tuanya. Apa yang mereka katakan benar, tapi ia jelas belum siap dengan komitmen apapun. Apalagi setelah pengkhianatan yang dilakukan oleh tunangannya. Botol wine di tangannya seperti sudah begitu akrab dengannya, sesekali meneguknya sembari menatap langit yang tengah bertabur bintang, tampak begitu cerah. Tapi tidak dengan hatinya.

"Aku akan bawakan calon istriku sendiri ke hadapan kalian." kata-kata terakhirnya sebelum pergi meninggalkan rumah orang tuanya kembali terngiang di benaknya. Ia mengusap kasar rambutnya, membiarkan rambutnya yang biasanya di tertata rapi kini semakin berantakan.

Jangankan calon istri, saat ini ia bahkan tidak punya seorang wanita pun yang dekat dengannya.

Perasaan bersalah masih terus menghantui saat kembali mengingat kematian sahabatnya,

Revan pun teringat sesuatu, ia segera mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Hallo pak, apa ada masalah?" itu suara Bastian, suaranya terdengar sudah serak sepertinya pria itu sudah tertidur pulas saat Revan menelponnya.

"Apa kamu sudah menemukannya?"

"Sudah pak, bahkan dia sudah mulai masuk perusahaan kemarin. besok saya akan memastikannya."

"Bagus."

Klek

Revan seperti biasa, ia selalu mematikan sambungan telpon terlebih dulu.

***

Aluna datang lebih pagi kali ini, ini hari keduanya di kantor. Ia tidak mau sampai terlambat dan membuat atasannya kecewa padanya. Ia sudah mulai hafal dengan sudut -sudut kantor, mulai dari meja-meja divisi hingga pantry.

Tim branding ternyata cukup menyenangkan, sepervisornya, kak Dimas suka bercanda meskipun tetap teliti dalam hal pekerjaan. Kali ini Aluna diminta untuk membantu presentasi untuk klien startup F&B yang akan rebranding.

"Untuk saat ini saya belum bisa kasih proyek besar karena kamu masih baru, Aluna." ucap Dimas sambil menyerahkan brief pada Aluna, "tapi coba dulu desain mood board sama puluhan tone warnanya, kita lihat seberapa nyambung kamu sama brief-nya."

Aluna menganggu, "Oke kak."

Aluna segera membuka laptopnya, ia mulai menyusun potongan gambar, warna dan inspirasi front dari referensi yang ia dapat. Tangannya tampak lincah memainkan keyboard komputer di depannya.

Hingga empat jam berlalu dan akhirnya pekerjaannya selesai, ia meregangkan otot-otot tangan dan punggungnya, "Akhirnya." gumamnya lega.

Ia memberi judul sederhana pada konsep pertamanya itu, "Konsep sederhana Aluna Rahardi" setelah merasa sudah benar-benar cocok, Aluna segera mengirim ke email milih supervisornya, Dimas. Tapi yang ia tidak tahu, ternyata email itu juga di teruskan ke alamat email, Revanaditya@avenir.co.id

***

Di ruangan lain, seseorang tengah menatap layar laptopnya,

"Ini hasil anak magang itu?" tanyanya dengan tatapan tajam pada Dimas, supervisor tim branding.

"Iya pak, jika anda tidak suka. Saya akan memintanya mengganti. Ini pekerjaan pertamanya, masih banyak kesalahan, saya rasa itu wajah." Dimas mencoba menjelaskan.

Revan tampak mencroll layarnya berkali-kali hingga terhenti di judul sederhana, "Konsep sederhana Aluna Rahardi". Membuatnya mengingat sesuatu.

Revan kemudian melirik pada Bastian yang berdiri di samping kirinya, nama itu tampak sama dengan nama yang berada di berkas yang di serahkan oleh Bastian pagi tadi dan Bastian pun menganggukkan kepalanya.

"Panggil dia ke sini." ucapnya kemudian.

Bersambung

Happy reading

1
yuning
🔥🔥
Entin Fatkurina
makinn penasaran,peristiwa apa yang membuat revan trauma.
yuning
kamu rumahku, sweet
Entin Fatkurina
keren revan.
Entin Fatkurina
tetap semangat
yuning
dia jodohmu Tifani 😁
yuning
asisten sama bosnya sama
yuning
pak CEO keren
Entin Fatkurina
sebelas dua belas dengan bosnya.
Lina Herlina
yg bner aja pagi sampe jm 11 malem
Entin Fatkurina
revan benar benar keren.
Entin Fatkurina
menunggu detik detik penyelamatan aluna.
Entin Fatkurina
intinya, tetap semangat aluna.
yuning
Revan gak mau nurunin gengsi , Aluna gak punya kepercayaan diri 🥴
Entin Fatkurina
lanjut kak tri.
Tri Ani: siapppppp
total 1 replies
yuning
hmmm
Tri Ani: hmmmmm
total 1 replies
Entin Fatkurina
kuatkan imanmu Aluna😊😊😊
Tri Ani: mantap
total 1 replies
yuning
Revan tukang gengsi 😁
Tri Ani: setuju
total 1 replies
Entin Fatkurina
so sweet.
Tri Ani: makacihhhhhh😘😘😘😘
total 1 replies
yuning
pak Revan, sweet juga ya
Tri Ani: menyala
yuning: langsung lunglai kita 😅
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!