Jennaira Queenzy Hill berada disituasi sulit dimana ia harus merelakan laki-laki yang akan menjadi tunangannya kepada sahabatnya.
Terjebak menjadi orang ketiga diantara sepasang manusia yang saling mencintai membuat Jennaira harus kuat menghadapi tatapan sinis dan rendah orang lain. Berusaha terlihat baik-baik saja, namun tak semudah itu. semua menjadi rumit saat satu persatu hal buruk menghampirinya, hingga rahasia yang terkuak menambah luka yang sudah ada. Membuatnya tak lagi berharap pada apapun dan siapapun, kecewa yang tak berpenghujung membuat Jennaira tercekik dengan takdirnya sendiri.
Akankah akhir bahagia menjadi milik Ara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MASIH 6 BULAN YANG LALU
“ Lain kali pakai pesawat pribadi aja Uncle, rempong bener anaknya” Aira memutar bola
matanya.
“ gak boleh gitu dengan Aby yang imut ini Ra, nanti rindu” Aira hanya bisa mendengus mendengar kalimat dari Aby.
“ Eleh, yang ada situ yang nangis gak bisa pasang sepatu” ejek Aira.
Gadis berambut panjang itu berjalan lebih dulu setelah melihat Aby sudah mengembang kempiskan hidungnya.
“ Aira!” dengan cepat gadis itu mengejar Ara yang sudah tertawa didepan pintu mansion.
“ Bakal kangen banget Aby sama Aira dan kak Sean” Aby merangkul lengan Ara yang memang sedikit lebih tinggi darinya, Sean yang gemas dengan tingkah kedua sahabatnya dengan cepat menyusul dan laki-laki itu merangkul pundak Ara dari sisi Abigail.
Mereka tertawa bersama sebelum memasuki mobil mereka masing-masing, dan itu semua terlihat menghangatkan hati. Setelah berkendara beberapa menit ke bandara akhirnya mereka sampai diruang keberangkatan. Terlihat kedua orangtua yang masih terlihat sangat muda itu melepaskan putri mereka dengan haru.
“ baik-baik disana, kabari mommy apapun kendala disana” Aby menganggukkan kepalanya mendegar pesan dari mommynya.
“ Makan yang benar jangan begadang, alarmnya jangan lupa” lagi-lagi Abigail hanya bisa mengiyakan.
Abigail melihat kedua sahabatnya di belakang kedua orang tuanya, ia langsung memeluk mereka berdua.
“ Aira jangan degil selama Aby gak ada, jangan jajan sembarangan”Ara memutar matanya
mendengar nasehat dari Aby.
“ Kak Sean juga jangan kerja terus, jagain Aira ya” Sean mengusap puncak kepala Aby lembut.
“ Kamu juga ,jangan sampai sakit. Harus cepat pulang, jangan cengeng” mereka bertiga kembali berpelukan, ini pertama kami mereka akan berpisah dalam waktu yang cukup lama. Hingga
waktu keberangkatan pun tiba, dan dengan berat hati harus melepasakan sang sahabat.
*******
Keesokan harinya Aira dengan segala rutinitasnya, pagi ini gadis berambut panjang itu sudah siap dengan outift serba hitamnya. Kemeja hitam dipadukan dengan celana hitam miliknya,
rambutnya digerai begitu saja. Terlihat simple namun berkelas, jangan lupakan heels 5 cm dan Sling bag warna senada melengkapi penampilannya.
Dengan sedikit terburu-buru ia menuruni tangga mansionya menuju ruang makan dimana
keluarganya mulai berkumpul. Beberapa maid yang berpapasan dengannya menyapa dengan
hormat dan dibalas dengan ramah oleh Ara.
Diruang makan, terlihat mommy , daddy dan kakaknya sedang menikmati sarapan mereka.
Jika pagi hari kerja begini mereka akan sarapan sesuai kebutuhan masing-masing , kecuali
hari libur baru mereka akan meluangkan waktu untuk makan bersama. Tak ada aturan baku
yang memberatkan dikeluarga Hill.
“ Morning mom, dad and my handsome brother” sapa Aira pada keluarganya.
“ Morning princess” Rayyan mengusap puncak kepala putrinya dengan sayang.
“ Mom hari ini Aira kayaknya bakal pulang telat, ada masalah sedikit di cafe” Sambil Aira memakan potongan sandwich miliknya.
“ Hmm, are you okay baby girl?” sang mommy memastikan putrinya baik-baik saja.
“ Yeah, hanya masalah kecil. Ara gak mau Mommy dan yang lain menunggu aja” Aira memasang senyum manisnya.
“ Lalu bagaimana dengan produk baru kita di Hill’sFood Rain?” Rayyan kembali membuka obrolan dengan putranya.
“ Over all good dad, tinggal test sample dari produknya” Rayyan menganggukkan kepala mendengar jawaban sang putra.
“ Kakak juga akan kirim samplenya ke cafe Ra, nanti kamu coba apakah sudah sesuai
dengan standar yang seharusnya atau tidak” Aira mengacungkan jempolnya pada sang kakak
karena mulutnya sedang penuh dengan potongan sandwich terakhirnya.