Menceritakan kisah Raditya Sukma yang terjerat dengan Seorang CEO cantik bernama Amelia Artmaja.
Sebagai manusia terkuat dibumi ini.Raditia terpaksa patuh pada Amelia. dan berperan sebagai pengawalnya. tidak hanya itu, Raditia juga terjerat hubungan dengan beberapa wanita selama menjadi pengawal amelia. Hinga pada akhirnya, dia memutuskan menikahi setiap wanita yang memiliki ikatan cinta denganya..
So jika kalian penasaran langsung cekidot ceritanya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SATO_WOW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 5
"Bodoh! Dasar satpam bodoh." ejeknya dari dalam mobil sport merah
Lalu Claudia menginjak kuat pedal gas.
Brum!
Brum!
Brum!!
Suara deru mobil terdengar keras dan mobil segera melesat kencang di jalan Braga yang sudah tidak macet.
"Ahh sial! Sekali pembohong tetap pembohong. Dasar wanita." gumam Raditia. Alih alih marah. Dia tersenyum
Tiba-tiba.
Ting!
Ponsel Raditia menerima pesan teks.
Itu dari gurunya.
"Jadi, gadis mana yang kau suka?"
Guru Raditia sepertinya sudah tidak sabar. Dia terus mendesak Raditia untuk segera menikah.
Raditia mengeleng geleng. Kemudian membalas pesan.
"Keduanya tipeku! Terutama yang ukurannya mendekati F.!"
"F? Itu terlalu besar, bukan? Baiklah simpan dulu gadis ukuran F ini. Sekarang kau harus memulai dari Amelia dulu. Biar aku yang mengurus sisanya kepada keluarga mereka.
"Omong-omong tempat Tingal kedua gadis itu bertetangga. Mereka tinggal di komplek apartemen Pasteur regency!" balasan dari gurunya.
Raditia tidak membalas pesan. tapi menatap ponselnya sambil tersenyum.
...
Hari berikutnya.
Karena kemarin Raditia menyinggung Amelia di tempat parkir, mambuatnya agak takut Untuk bekerja.
Namun, Amelia tidak memindahkan pekerjaan menjadi tukang angkut sampah.
Hanya saja Debby masih bersikeras membuat Raditia menjadi tukang angkut sampah.
"Ganti seragammu! Gunakan saja kaos biasa!" perintah Debby.
"Bersihkan sampah disetiap ruangan! Secara khusus ambil semua sampah di kantin dan toilet setiap pagi dan sore." tambahnya
Debby benar benar puas mengatakan ini. Sudah lama dia tidak mendominasi seperti ini.
"Siap! Sampah di dalam ruangan tidak masalah, paling paling itu hanya tumpukan kertas. Tapi sampah dikantin dan toilet itu benar benar kotor dan bau." batin Raditia menjerit.
Faktanya, Debby adalah salah satu dari tiga gadis cantik di Artmaja Grup.
Menyinggung sama sekali tidak ada buah yang baik untuk dimakan.
"Apa kamu mendengarku!?. Seru Debby, mengulurkan tangannya dan merain kerah baju Raditia.
Raditia terlalu malas berurusan dengan gadis semacam ini. Segera tangan Debby dihempaskan dari kerah bajunya.
"Mendengarmu? Konyol. Ha. Ha. Ha." cibir Raditia
"Tunggu saja! Sebentar lagi istriku akan mengganti pekerjaanku." ujarnya
"Istrimu? Siapa istrimu?" tanya Debby heran.
"Apakah dia memiliki posisi tinggi lebih dariku?" tambahnya
Begitu Debby selesai berbicara, dia mendengar suara Amelia dari ujung koridor. "Raditia, datang ke kantorku!"
"Nah, istriku sudah memanggilku." ujar Raditia, mengedipkan mata ke Debby.
"Kamu saja yang menjadi tukang angkut sampah, oke?" Raditia berbalik dan segera datang ke kantor Amelia.
"Istrimu, Bos!" seru Debby, jelas dia tidak percaya dan bergegas mengikuti Raditia.
Siapa sangka suara Raditia terdengar dari ujung koridor. "Sayang, sepertinya kamu sangat merindukan ku?"
"Eh?!"
Segera setelah itu terdengar Omelan Amelia.
Hanya saja ini terdengar seperti pasangan suami istri yang saling mengoda ditelinga Debby.
Mungkinkah bos benar benar istrinya?
Debby merasa malu. Segera berbalik dan kembali ke kantornya.
Di kantor Amelia.
Amelia, yang mengenakan pakaian kerja seksi, berdiri sambil memegang dagunya.
Matanya menatap Raditia dengan penuh kesal.
Pada saat yang sama. Suara kakeknya terngiang ngiang di benaknya.
"Bagus sekali, Amelia. Hasil kencan buta ini sangat bagus dan pihak lain sangat menyukaimu. Mulai sekarang kamu akan tinggal bersamanya selama 6 bulan untuk saling mengenal. Hanya dengan cara ini keluarga kita akan bertahan di masa depan! Kamu juga tahu bahwa keluarga kita sedang menghadapi krisis besar sekarang."
Namun, Amelia tidak percaya bahwa Raditia akan membantu keluarganya keluar dari krisis besar.
Tak peduli di lihat dengan cara apa. Jelas tak mungkin.
"Raditia, apakah menurutmu ini akan baik baik saja? Kamu akan terjerat dalam urusanku?" tanya Amelia getir. Kepalanya mengeleng geleng.
"Salah. bukan aku yang terjerat, Tapi kamu," jawab Raditia, menggelengkan kepala.
"Bagaimana jika kita bertaruh?" tanyanya
"Bertaruh? Apa yang akan dipertaruhkan?" tanya Amelia penasaran.
"Sederhana! Dalam setengah tahun. tidak dalam 2 bulan, aku akan membuatmu jatuh cinta padaku," ujar Raditia percaya diri.
"Ha ha ha." cibir Amelia, tersenyum tidak percaya.
"Jika kamu tidak jatuh cinta padaku dalam dua bulan, maka aku akan menghilang dari duniamu selamanya, bagaimana?" saran Raditia.
"Yakinn?" tanya Amelia.
"Sangat yakin!" jawab Raditia tanpa ragu.
"Karena kamu yakin. Maka aku juga yakin bahwa dalam dua bulan, aku takan pernah jatuh cinta padamu! Tidak akan pernah!" tegas Amelia.
"Jangan terlalu yakin! Kalau kalau kamu jatuh cinta padaku, kamu akan menyesal nanti," ucap Raditia ringan.
"Tidak mungkin! Jika aku jatuh cinta padamu, maka aku akan menciummu di depan semua orang di perusahaan ini." seru Amelia, dia hampir gila ketika menghadapi Raditia.
"Oh? Baiklah, aku akan menantikannya."ujar Raditia, matanya menatap bibir merah merona Amelia.
"Ngomong-ngomong, bisakah kamu memberikan kunci apartememu?" Raditia tersenyum mendekati Amelia.
"Untuk apa? Tanya Amelia, memandang Raditia sangat waspada.
"Bukankah kita akan tingal bersama? Mulai hari ini aku akan menemanimu tidur diatas ranjang yang sama, bukan?" ucap Raditia, memandang Amelia dengan cabul
Memikirkan nasehat kakeknya, Amelia menghentakan kakinya dengan keras.
Mau tak mau mengeluarkan kunci dari sakunya dan menyerahkan kepada Raditia.
"Ingat Taruhan kita!" ancamnya mengingatkan.
"tentu saja!" Raditia mengangguk
"Huh, sia sia!" cibir Amelia.
Tepat ketika Raditia menerima kuncinya, dia mendengar suara aneh dari luar kantor. "Amel, apakah kamu disana? Priamu datang berkunjung..."
"Oh sial!" Amelia merasa seperti ingin pingsan ketika mendengar suara ini.
Tangannya menepuk dahinya, dan dia ingin segera melompat dari gedung.
"Priamu?" tany Raditia, menatap Amelia penasaran.
"Sejak kapan kamu punya pacar?" tambahnya.
Menghadapi pertanyaan ini wajah Amelia semakin geram.
"Bukan!" tegasnya.
"Lalu? Dia siapa,? Raditia menunjuk ke arah pintu kantor.
"Dimas, Seorang penguntit," jawab Amelia, giginya terkatup
Orang yang datang ke pintu kantor Amelia adalah Dimas Prasetyo, anak keluarga kaya dibanding.
Dulu Dimas melihat Amelia di sebuah pesta bisnis di hotel Grandia dan dia benar benar terpesona oleh kecantikannya.
Sejak saat itu, Dimas mengejar Amelia dan selalu mendatangi setiap hari
Uang,Hadiah, bunga apapun sudah ia berikan untuk menaklukkan Amelia.
Dengan kekayaan keluarga Prasetyo, itu hal mudah bagi dimas.
Namu cara yang dilakukan Dimas terlalu berlebihan, dia selalu menguntit. Bahkan memasang kamera tersembunyi di depan kamar apartemen Amelia.
Masih mending jika hanya menguntit, fakta lainnya adalah bahwa Dimas senang tidur dengan berbagai jenis wanita malam.
Parahnya, setiap wanita yang ditidurinya akan berakhir pingsan karena dia tidak sanggup melawan Dimas.
Sekarang.begitu Amelia menyebut nama Dimas, wajahnya langsung kesal.
"Oh, Aku mengerti, perlu bantuanku?" tanya Raditia, matanya menatap tulus Amelia.
"Tidak perlu! Aku bisa mengatasinya sendiri!" tolak Amelia tegas.
Melihat Raditia menawarkan bantuan, Amelia menolaknya begitu saja. Karena ia tahu bahwa identitas Dimas ini agak merepotkan.
Jika Raditia menyinggungnya, mungkin dia takan tahan terhadap serangan keluarga Prasetyo.
Amelia juga mendengar dari kakeknya bahwa tempramen Raditia agak cepat panas, takutnya dia emosi dan menghajar Dimas. Tentu saja ini bukan hal baik.
BERSAMBUNG..
Tinggalkan like dan komen ya temen temen.
Dikasih hadiah dan vote juga itu bagus terimakasih..