Anna dan Ananta dua gadis kembar yang sengaja di pisahkan sejak masih bayi. Setelah dewasa, keduanya tidak sengaja kembali bertemu dan sepakat untuk bertukar tempat karena merasa tidak puas dengan kehidupan mereka masing-masing.
Kehidupan keduanya bertolak belakang. Anna hidup sederhana di kota kecil, sedangkan Ananta hidup serba berkecukupan di Ibukota. Anna dicintai dengan tulus oleh Raksa, pemilik hotel tempat Anna bekerja sebagai Cleaning Service. Sedangkan Ananta sudah menikah dengan Rendra, salah pengusaha muda kaya raya. Sayangnya Ananta tidak dicintai.
Ikuti keseruan cerita mereka. Tolong jangan lompati Bab yaa.
Terima kasih sudah mampir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nittagiu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai Menyelidiki
“Maksud kamu? Kamu tidak akan menceraikan aku setelah satu tahun pernikahan kita?” Tanya Anna. Tidak, Ananta berkata hubungan ini hanya satu tahun, setelah itu Rendra akan menceraikannya.
Mendengar kalimat aneh yang keluar dari bibir istrinya, Rendra seketika menoleh. Ada apa dengan gadis ini. Tidak hanya sikapnya yang terlihat berbeda, tapi setiap kalimat yang ia ucapkan seperti bukan seorang Ananta. Meski begitu, Rendra memilih mengabaikan. Dia akan menyelidiki dengan serius nanti.
“Aku akan mengingkarinya. Sepertinya, memiliki istri seperti kamu selama hidup ku, bukanlah hal yang buruk. Ah, mulai sekarang aku akan mendengarkan semua yang mami katakan.” Rendra beranjak dari sofa, lalu melangkah kembali ke meja kerjanya. “Kamu lanjutkan lagi nontonnya. Aku akan segera menyelesaikan pekerjaan ku, dan setelah itu kita akan pulang ke rumah untuk makan malam bersama mami.” Sambungnya.
Anna terlihat panik. Ia harus segera mencari cara untuk keluar dari ruangan ini agar segera menghubungi Ananta. Sungguh, bukan seperti ini rencana mereka berdua. Sial, kenapa hati aku jadi seperti ingin tetap tinggal di sisi laki-laki ini. Ah, benar-benar pengkhianat kamu Anna.
“Apa aku boleh keluar sebentar? Aku suntuk di ruangan ini. Boleh enggak aku jalan-jalan sebentar di kantor kamu ini?” Anna menatap laki-laki yang kini kembali sibuk dengan tumpukan dokumen dan komputer nya.
“Pergilah.” Jawab Rendra tanpa menoleh.
Setelah kepergian Anna, Rendra segera menghubungi Arhan dan meminta asisten sekaligus sahabatnya itu masuk ke dalam ruangan. Tak perlu menunggu lama, Arhan segera masuk ke dalam ruangan.
“Ada apa?” Tanya Arhan. Ia tak mau berbasa basi lagi. Pasti laki-laki yang ada di hadapannya ini masih ingin melanjutkan kemarahannya yang sempat tertunda tadi.
“Selidiki di kota mana Ananta pergi tiga hari lalu. Di hotel mana dia menginap, dan siapa saja yang dia temui di sana.” Rendra terlihat gelisah. Dia yakin, gadis yang saat ini bersmanya, bukanlah Ananta. Ada begitu banyak keanehan. Tidak hanya sikap gadis itu yang tiba-tiba berubah. Tapi, setiap kalimat yang selalu diucapkan nya selalu terasa begitu berbeda dari Ananta.
“Ada apa? Memangnya apa yang terjadi dengannya?” Tanya Arhan. Saat Ananta menatapnya tadi, memang terasa aneh dan berbeda.
“Dia bukan Ananta. Gadis itu bahkan tidak mengenal mu. Ananta sudah menghabiskan hampir seluruh hidupnya dengan ku. Kita bertiga sudah hidup bersama selama sekian tahun. Meskipun Ananta tidak terlalu dekat dengan mu, tapi dia sudah mengenal kita berdua sejak kecil. Ya Tuhan, siapa gadis itu? Kenapa wajahnya begitu mirip dengan Ananta?” Rendra memijit kepalanya yang tiba-tiba berdenyut.
“Apa Ananta mengalami kecelakaan dan amnesia?” Arhan menduga.
“Aku tahu kamu bego, tapi tetap gunakan otakmu sebelum berbicara.” Kesal Rendra. “Mana asa orang kecelakaan sampai Amnesia bisa sesehat itu.” Sambungnya masih sambil menatap asistennya itu dengan tajam.
“Baiklah, baiklah. Aku akan menyuruh orang untuk pergi dan menyelidiki nya. Kamu tetap seperti biasa, jangan sampai gadis itu tahu kalau kamu sedang mencurigainya.” Ujar Arhan, kemudian keluar dari ruangan. Ia memang merasa aneh dengan istri sahabatnya itu, tapi tidak sampai menduga jika gadis itu adalah orang yang berebeda. Mana ada di dunia ini orang yang begitu mirip tanpa celah. Meskipun dua orang itu kembar, tetap saja akan menemukan perbedaannya. Entah itu potongan rambut dan masih banyak lagi.
##
Di luar ruangan, Anna masuk ke dalam toilet wanita dan langsung menghubungi Ananta. Baru saja beberapa detik, sudah terdengar suara di ujung ponselnya.
“Rendra tidak mau menceraikan mu.” Suara setengah berbisik Anna, terdengar pelan.
“Kamu di mana?” Suara di ujung ponsel kembali terdengar. Kali ini, seperti khawatir.
“Aku di perusahaan. Rendra mengajak ku ke sini. Ah, sial. Dia bahkan mengecup bibir ku tadi.” Maki Anna kesal.
“Apa?” Suara Ananta terdengar keras di ujung ponsel Anna, membuat gadis itu sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya.
“Maafkan aku.” Ucap Anna merasa bersalah. “Dia tiba-tiba melakukannya. Akhir-akhir ini dia seperti orang gila. Benar-benar berbeda.” Sambungnya.
“Apa dia jatuh cinta padamu?” Gumam Ananta, tapi terdengar jelas oleh Anna.
“Gila aja aku mau sama laki-laki brengsek itu.” Jawab Anna cepat.
“Dia enggak akan peduli dengan penolakan mu, Anna. Dia tahu, aku mencintainya sejak lama. Aduh, bagaimana ini?”
Mendengar kalimat Ananta tiba-tiba membuat Anna khawatir.
“Apa kita kembali ke tempat masing-masing? Toh, sekarang Rendra sudah sedikit jauh lebih baik. Dia bahkan ingin mempertimbangkan pernikahan kalian. Itu berarti, kamu akan baik-baik saja.” Ujar Anna.
“Aku akan pikirkan nanti. Aku harus kembali bekerja. Ini belum waktunya istirahat. Malam nanti, aku akan kembali menghubungi mu.” Ananta segera mengakhiri panggilan.
Sedangkan Anna, sudah melangkah keluar dari kamar mandi, dan kembali melangkah menuju lift. Namun, dia langsung berpapasan dengan suaminya itu tepat di depan lift yang baru saja terbuka.
“Ayo pulang.” Ajak laki-laki itu. Ia meraih tangan Anna, lalu membawa gadis itu keluar dari lobi perusahaan menuju parkiran. “Kamu berkeliling sampai lantai dasar?” Tanya Rendra sambil membuka pintu mobil.
“Iyaa. Tadi mampir ke kamar mandi sebentar.” Jawab Anna. Gadis itu ikut masuk ke dalam mobil, dan memasang sabuk pengaman di tubuhnya.
Rendra mengangguk lalu mulai melajukan mobilnya meninggalkan area perusahaan. Biar saja. Ia akan menunggu hasil penyelidikan dari Arhan. Sejujur nya ia berharap jika gadis yang saat ini sedang bersamanya, memanglah Ananta, istrinya.