NovelToon NovelToon
Bitter Sweet

Bitter Sweet

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara
Popularitas:481.7k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Sekejap manis, sekejap pahit. begitulah urusan hati seorang Dinata Mahika Jennar, patah hati yang berulang membuat sikap egoisnya memaksa untuk selalu berpindah kampus tempatnya belajar dan trauma untuk menjalin rasa itu kembali terhadap seseorang.

"Gue mau jadi biksu aja, seumur hidup ngga akan pernah mau lagi ngerasain jatuh cinta sama manusia."

Namun kepulangannya ke tanah air justru mempertemukannya dengan seorang penggombal receh dimana nasib justru menghadapkan keduanya di situasi pernikahan yang terpaksa.

Adalah Prasasti Dirgantara, prajurit militer bersenjata negri yang lahir dari keluarga sederhana dan harus turut menerima derita menikahi Dina secara paksa, sepaket sifat menjengkelkan gadis kaya raya itu.

"Jangan lupa uang panainya! Pendidikan gue itu sarjana, om. Minimal 150 juta..." sengak Dina congkak. Prasasti menjedotkan kepalanya ke dinding beton markas militer, "mesti minjem kemana?!"

Sanggupkah keduanya menjalani pahit manisnya kehidupan sebuah pernikahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 5~ Titip Separuh hati

Berulang kali bapak-bapak tentara itu mendumel kesal, melihat Dina yang cekikikan bersama dua orang om-om perut buncit seraya bermain golf, membuat hatinya berasa di siram lava pijar gunung berapi.

Gosokan lap ia kencangkan sambil mengomel menggerutu.

"Cih! Muka saya jelas lebih ganteng kemana-mana ketimbang ABG kolot yang kamu temani!"

"Cewek jaman sekarang lebih suka duit! Kamu ngga jauh beda, cil!" rutuknya kesal, jauh lebih kesal menyadari jika Dina sama seperti gadis nakal jaman sekarang lainnya yang menyukai om-om berduit tak peduli perawakannya yang seperti ba bbi ngepettt.

"Setelah tau kalo dua om itu terlibat kasus, baru nyaho kamu!"

Pras berjalan mendekat membawa serta alat kebersihan untuk lebih dekat lagi demi mengetahui obrolan kedua lelaki target operasi.

"Wahhh! Good girl!" puji Ammar untuk Dina seraya bertepuk tangan ketika pukulan Dina yang boleh dikatakan jauh itu hampir membuat bola golf masuk ke lubang. Gadis itu melempar senyuman manisnya yang bisa membuat siapa saja lelaki akan berbaris di depan ruang dokter penyakit dalam, dengan hasil diagnosa diabetes.

"Benar kan? Dia kebangaanku, pak Ammar!" papa Rendra mengacak rambut Dina gemas yang tersenyum.

Pras menggosok lantai begitu cepat dan kencang melihat Dina begitu mesra dengan om-om itu, "si alan." desisnya. Mungkin kalo bisa teriak maka si lantai akan teriak kesakitan saat itu juga, karena digosok pake tenaga dalam orang yang lagi kesurupan.

Dina membiarkan papa dan om Ammar bermain ke arena lain seraya membincangkan urusan bisnis mereka, sementara ia melepas sejenak sarung tangan untuk minum sejenak di cafe, "pi, Dina ngopi dulu di cafe, boleh?"

"Ya sayang, boleh. Call papi kalo sudah selesai..." jawabnya.

"Cih, papi." Pras mencebik jijik, "nih makan tuh papih!" omelnya mere mas gagang mop dan menjatuhkannya begitu saja sampai mop itu tergeletak di lantai.

Kesempatan!

Ia melihat Dina pergi dari sana, "black shadow come in...meminta pengganti, untuk mengikuti teman wanita target."

"Road runner, ready."

Prasasti mengikuti langkah Dina dari belakang menuju cafe resort. Ia bergerak cepat dan menarik pergelangan tangan Dina saat kondisinya sedikit pengunjung.

Grepp!

"Eh, aduh..." gadis itu tertarik ke arah belokan koridor sebelum sampai di cafe.

"Ngapain kamu disini?!" tanya Pras tegas yang praktis saja memancing kernyitan alis Dina, "lo lagi! Siapa sih lo?!" pelototnya tak kalah sewot, hampir saja Dina mendaratkan pukulannya.

Pras menghela nafasnya lelah, "masa kamu ngga inget saya, cil?!"

Masih dalam kebingungan Dina justru menampar Pras keras, "lo yang ngigo, ngga usah so kenal lah!"

"Ampun....baru kali ini saya ditampar bocil..." dengusnya sumbang, "kamu tuh kelewat oon apa emang beneran ngga peka, sampe suara seksiii begini kamu ngga inget?!" tanya Pras, sejenak Dina terdiam demi meneliti pria yang masih menahan tangannya sebelah, butuh waktu sekitar 30 detik untuknya meloading dan mengunggah data, "berasa kenal..." ujarnya baru saja menyadari.

Prasasti menunduk lesu, "baru semalam bertemu kamu sudah lupa! Apa mabuk semalam bikin kamu amnesia?! Kalo gitu kamu ngga usah minum lagi mulai sekarang."

Mulut Dina menganga dengan binar matanya menunjukan bahwa dia mengingat Pras, "oooh! Om tentara!!!" gadis itu tertawa renyah mengetuk-ngetuk keningnya, merasa bo doh. Padahal Prasasti sudah merotasi bola matanya, satu pertanyaan yang semakin membuat Prasasti merasa frustasi.

"Kok kalo siang jadi jelek sih, om? Kebanyakan bikin dosa ya?!"

Kamvretttooo!

Prasasti bingung untuk menjawabnya, tak mungkin ia mengatakan sedang menyamar disini. Arah pandangan Dina melihat seragam petugas kebersihan yang Pras pakai, "tunggu..."

Prasasti menelan saliva sulit, ia tebak jika Dina akan mempertanyakan apa yang dilakukannya dengan seragam office boy ini, lalu mengatakan jika ia seorang tentara, berabe urusannya, dude! Ngapain juga mesti ditarik juga nih bocil! Pras merutuki kebodohannya.

"Om ngikutin gue kesini, sampe bela-belain pake seragam ob?" tanya nya polos.

"Ha?" Prasasti melongo seraya membeo. Lalu ia tertawa sumbang, fyuhhhh! Sukurr...sukurr....

Dina melepaskan genggaman Pras di pergelangan tangannya lalu bersidekap, "ngapain om? Kaya orang kurang kerjaan." Raut wajahnya berubah serius.

"Iya. Saya ikutin kamu, takut kamu minum lagi..." jawabnya sekenanya.

"Om ngigo? Mana ada club malam buka siang-siang!" sentak Dina yang kini justru menganggap Pras kelewat oon.

Kamvreett, Pras kembali merutuk.

"Udah, om ngga usah khawatir sama gue. Gue oke...balik aja ke batalyon. Kerja yang bener, cari istri terus punya anak, ngga usah sibuk ngurusin gue...by the way, kemaren thanks...udah anterin gue ke rumah dan jagain biar gue ngga kenapa-napa...next, gue bakalan lebih kontrol diri lagi." Dina hendak melengos meninggalkan Pras, namun Pras justru menahannya kembali hingga Dina yang refleks tertarik menabrak badan atletisnya, dan eye contact itu tak terelakan.

Mata bening nan bulat Dina terbingkai dalam pahatan wajah, alis dan bulu mata super indah. Dina seketika mendorong memberikan jaraknya, wajahnya gelagapan dan redup, "gue mau cari cemilan...." pamitnya meninggalkan Pras yang masih diam sedikit syok, seperti manusia yang baru saja dicabut nyawanya.

Dipandangnya Dina yang memasuki cafe dan memilih tempat duduk, gadis itu lantas meminta pramusaji buku menu, tanpa lagi peduli jika kini Prasasti tengah menperhatikannya lekat.

*Jalan yuk, mumpung Dina masih di ibukota*!

Yang ngajakin siapa, yang ribet siapa! Akhirnya mau tak mau Dina harus jemput kedua ibu persatuan ini sepulang keduanya pertemuan.

Bukan mobil mewah seperti yang lalu yang ia pakai, melainkan mobil mini cooper milik maminya yang ia bawa ke batalyon, biar cukup bawa rombongan emak-emak yang punya bayi.

Para persatuan ibu dengan pakaian lavendernya baru saja bubaran dan Dina baru saja membelokan stir mobil itu ke arah deretan gedung dan bertanya dimana gedung persatuan para istri prajurit.

Tinn---tinnnn!

Klaksonnya seraya menurunkan kaca jendela mobil demi tersenyum pada kedua ubi ungu itu.

"Astaghfirullah!" Zea sampai tergelonjak kaget dan berdesis, "si alan."

"Hay emak-emak!" cibirnya menyapa.

"Dinoooo!" balas Clemira.

"Masuk!" pintanya pada Zea dan Cle yang lagi jalan berduaan persis si buta dan mo nyetnya.

"Mau langsung cabut apa gimana?" tanya Dina saat kedua ubi ungu ini baru saja duduk, "ke rumah dulu deh Din, gue belum pamit sama laki..." ucap Cle.

"Gue mau ambil dulu baby D, terus nanti kita ke lapang bentar, karena gue pamit sama abang...doi lagi jadi instruktur gantiin temennya yang nugas luar." Ujar Zea.

"Oke. Ke rumah Cle dulu berarti?" Dina mengangguk lalu menginjak gas dan membelokan arah stirnya.

.

.

Seribet itu rupanya jadi ibu-ibu. Lihatlah Zea yang segala macem dibawa persis orang mau pindahan ke Mars, "coba tolong ini pegang dulu, Din...gue mau benerin gendongan D..." Zea menyerahkan tas bayi miliknya.

"Ze, ini ya Allah ih!" dan Dinalah yang menjadi pelampiasan ibu satu anak itu, tas bayi berisi pampers dan perintilannya ia sampirkan di bahu Dina, "tolong tarik ini Din..."

Clemira tertawa, karena ia pun tak kalah risih dengan membawa lipatan stroler milik baby D.

"Ampun gue! Ze, yang bener aja astaghfirullah!" gaya selangit bak artis hollywood mesti bawa-bawa tas bayi, tak cocok dengan sepatu Dior miliknya.

Clemira semakin meledakan tawanya, "dari bawah Dior nyampe ke atas jadi Tora sudiro!"

Zea si pelaku malah ikut tertawa melihat tampilan Dina sepaket wajah masamnya.

Dina melihat wajah polos nan lugu baby D, "mamih kamu nih...bikin turun deh pasaran aunty! Ngga matching tauuuu!" ia menyalahkan baby D yang justru menatap Dina melongo dengan mata bulatnya.

"Duh, mas Tama mana sih?!" Clemira celingukan mencari sosok suaminya yang tadi tak sempat bertemu di rumah karena nyatanya Tama belum pulang, hingga akhirnya keduanya janjian bertemu di depan blok rumah Zea.

"Yahhh! Bocil lagi ngobrol sama bocil!" sahut seseorang dari kejauhan. Ketiganya menoleh, berbeda dengan Zea dan Cle yang bereaksi biasa-biasa saja, Dina justru memasang tampang tak bersahabatnya pada pria yang bibirnya julid itu, namun tak berani mendebat, ia takut justru Prasasti menjadikan kejadian kemarin-kemarin ajang ia balas dendam, dan akhirnya Clemira serta Zea tau kebiasaan buruknya.

Anggap saja ia sedang melatih kesabaran, takut nanti ia kualat pada Pras yang notabenenya orangtua.

*Dasar orangtua julid*! Ia mendengus bergumam dalam hati.

"Mas, kok lama? Biasanya udah balik? Nih kunci, aku ijin jalan dulu, hangout bareng Dina mumpung belum balik lagi...." oceh Clemira.

"Barusan ada laporan yang harus di kroscek dulu."

"Loh, kamu mau balik cil?" tanya Pras melihat Dina, Dina yang ditanya hanya menoleh malas, "cal--cil...cal--cil...iya...kenapa? Seneng?!" balasnya ketus menggerutu.

Pras terkekeh mendengus, "suudzon. Saya kira kamu bener-bener pulang ke tanah air..."

"Cieee! Kenapa om, suka ya?!" goda Clemira.

"Dih, amit-amit!" kompak keduanya. Zea sampai berhenti ditengah-tengah kegiatannya mengikat dan menarik gendongan baby D, "apaan nih, pake barengan segala, mau so so'an dibilang kompak karena jodoh tak akan kemana?"

Dina dan Prasasti menoleh horor satu sama lain, apalagi wajah Dina yang sudah sengit.

"Dia mau jadi biksu katanya Ze, ngga akan married seumur hidup. Mau tinggal di kuil, meratapi nasib..." jawab Clemira ditertawai mereka termasuk Pras.

"Yahhh, botak dong!" sahut Zea dan Prasasti semakin tertawa keras mendengar itu, tak terima dan merasa dihina, Dina yang tak bisa lagi menahan sabarnya akhirnya menyarangkan hantaman tas bayi milik baby D ke arah Pras, "nyebelin ih! Ketawa om tuh ngehina banget!"

"Aduhh, oyyy! Emangnya kenapa? Ini negara demokrasi cil, jadi suka-suka saya mau ketawa sampe nangis pun..." Prasasti mengaduh namun Dina terus saja menyarangkan pukulan-pukulannya.

"Mas, pisahin ih! Cle takut om Pras dicakar..." pintanya pada Tama.

Dina bahkan sudah menjambak rambut pendek Pras meski hasilnya nihil, ia tak dapat menjambaknya saking pendeknya.

"Biar saja. Biar kapok, mulutnya harimaunya..." jawab Tama tak berniat memisahkan kawannya itu dari macan betina.

"Iya sorry---sorry..." akhirnya ia mengalah dan meminta maaf pada Dina. Netra Pras kini menatap mata yang masih mengilat itu, hingga ia menyalak, "apa liat-liat?!"

"Kamu bener mau balik?" tanya Pras. Dina mengernyit namun tak ayal mengiyakan, "iya."

"Boleh titip separuh hatiku ngga?" ucap Pras, praktis saja mereka yang mendengar ikut menoleh dan menyeru heboh, seheboh ngadain lomba 17an.

Namun Dina seolah enggan menanggapi ucapan Pras dengan serius, "boleh. Mau sekarang gue bedah pake golok apa gergaji? Terus nanti kalo gue udah disana, mau dikasihin buat makan singa apa buaya?"

Bwahahahahaha!

Ketiga lainnya menyemburkan tawanya hingga sontak baby D terkejut dan menangis.

.

.

.

.

.

1
Tri Winarni
mana Thor lanjutannya kok tidak up terus🙏💪💪💪💪👍👍👍👍
Tuty Ismail
semoga Pras baik baik saja.......
mkasih kak Sin update nya
Tuty Ismail
gini amat ya jadi istrinya prajurit.... harus tegar... dalam situasi apapun
Jupita Fitriyani
sengklek 🤣🤣
Jupita Fitriyani
dih frontal 🤣🤣
Meimei Memei
Luar biasa
Jupita Fitriyani
haduh cape gue ngakak sampe sakit perut 🤣
Maldini
🤗🤗🤗🤗🤗
MunaRizka
bakalan heboh dindin klo tau
MunaRizka
Aamiin yaa Allah
Lisa aulia
wah parah nih ...bisa nangis kejer nih si milkbun nya om pras lihat suami nya berdarah darah...
Lisa aulia
resiko punya suami tentara ya itu..giliran udah megang senjata pikiran jd was"..bawaan nya negatif thinking Mulu...
Lisa aulia
punya suami yg suka usil tu berasa kek teman ...pokok nya multi fungsi deh ..sekali waktu jd suami yg dewasa ,tp dilain waktu juga bisa diajak bercanda...
Lisa aulia
posesif amat sih om ...nggak boleh apa cuci mata lihat otot dada nya prajurit...yg penting kan hati Dina tetap sama si om hitam manis dan legit ..😁😁😁😁
Ita Putri
pengen ngakak tp juga kasian sama si Dina🙊
IbuNaGara🎀
😲😲😲😲om black ny milkbun🥺🥺🥺🥺🤧
Maldini
😂😂😂😂
Elmaz
waduh bang pras hati2...nona di rmh bisa nangis bombay lihat abang pulang terluka...🥺
Bunda
Tak berasa marathon...dah sampe sini jee...
lanjut ka...
Bunda
Mau kulempar sandal kau bang....seenakmu bicara ...weeee😝😝😝
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!