Terjerat Pesona Ayah Tiri

Terjerat Pesona Ayah Tiri

Episode 01. Menikah Lagi

"Apa?! Bunda mau menikah lagi?! bunda gila ya, ayah baru aja meninggal Bun, belum ada 7 hari sampai ayah meninggal, tapi bisa-bisanya ya Bunda mau nikah lagi kayak gini?! pikiran Bunda itu sebenarnya di mana, hah?! Aku benar-benar nggak nyangka loh kalau Bunda bisa bertindak seperti ini." ucap marah seorang gadis yang diketahui bernama Jelita.

Di tengah kesedihan yang masih menyelimuti keluarga mereka, Jelita mendengar kabar yang mengagetkan dan membuatnya marah. Ibunya, yang baru saja kehilangan suaminya, ingin menikah lagi. Teriakan-teriakan dan makian-makian memenuhi ruangan kosong tempat mereka berdua berbicara, sehingga mereka lupa bahwa mereka adalah ibu dan anak yang seharusnya saling mendukung.

Jelita merasa kecewa dan tidak mengerti bagaimana ibunya bisa membuat keputusan yang begitu cepat. Apakah pikiran ibunya masih pada sang ayah yang baru saja meninggal? Jelita merasa ibunya telah mengkhianati ayahnya dan dirinya sendiri dengan keputusan ini.

"Jel! Berani ya kamu bentak Bunda kayak gitu! bunda ini Bunda kamu, orang yang udah ngelahirin kamu, bisa-bisanya ya kamu teriak-teriak sama Bunda kayak gitu! ini hidup Bunda terserah Bunda mau menikah lagi atau enggak, lagi pula ayahmu juga sudah meninggal jadi daripada bunda terus bersedih dan berkabung lebih baik Bunda menikah lagi seperti ini dan mencari laki-laki lain yang dapat menggantikan ayahmu untuk menemani hidup Bunda. Oh iya, beberapa hari lagi calon suami bunda akan datang kemari dan berkenalan denganmu. Kamu jangan pernah bersikap kasar sama dia karena sebentar lagi dia akan menjadi ayahmu ...,"

"Ini sudah lumayan sore lebih baik kamu segera mandi dan istirahat, Bunda akan melupakan semua kejadian hari ini. Tapi Bunda harap besokkannya Kamu tidak akan pernah mengatakan semua ini kepada Bunda ataupun calon suami Bunda. Bunda sayang sama kamu, tapi Bunda nggak bisa membiarkan kamu berkata-kata seperti itu. Sudahlah, Kamu pergi saja ke kamar kamu sana, bunda mau lanjut mengecek kerjaan bunda." semua kata-kata dari ibunda Jelita atau lebih dikenal dengan nama Widya cukup merasuk ke hati Jelita dan membuatnya semakin marah saat itu.

Dia memang setelah ibundanya selesai mengatakan semua itu dia langsung beranjak pergi ke kamarnya di lantai atas dan tanpa sekalipun ingin mengobrol dengan ibundanya lagi. Dia cukup marah, namun tetap saja Widya adalah ibunya.  Sejak dulu Jelita sangat begitu dekat dengan Widya dan sangat begitu manja kepadanya. Jika dibanding sama ayahnya atau sama Widya, Jelita jauh lebih dekat dengan Widya dan sering menghabiskan waktu bersamanya.

Bundanya itu adalah seorang pemilik butik cukup terkenal di daerah itu dan setiap harinya selalu sibuk. Memang setiap harinya sibuk, namun kesibukannya itu hanya lewat ponsel. Widya jarang terlihat keluar rumah kecuali ada keperluan yang mendesak.

Setiap hari, ibu Jelita selalu menghabiskan waktu di rumah, sibuk dengan ponselnya.

"Aaaaakkkhhhh ... Sialan! Bisa-bisanya sih Bunda mau nikah lagi kayak gitu, apa dia nggak mikir kalau ayah itu baru meninggal, apa dia itu nggak cinta sama ayah, tega teganya ya seorang bunda yang sejak dulu sangat begitu baik dan kelihatan sayang sama ayah bisa ngambil keputusan seperti ini." sampai di kamarnya, Jelita merasa begitu terpukul dan tak bisa menahan emosinya lagi. Dia berteriak sekuat tenaga dan bahkan mengacak-acak rambutnya dengan kasar sambil merebahkan dirinya di atas kasur empuknya.

Jelita masih merasa kesal dengan keputusan ibunya yang begitu cepat ingin menikah setelah ayahnya meninggal. Jarak waktu yang terlalu dekat membuat Jelita tak habis pikir dengan keputusan tersebut. Bagaimana ibunya bisa memutuskan hal itu begitu cepat? Jelita merasa tidak bisa menerima keputusan tersebut dan merasa ibunya tidak menghargai perasaannya dan perasaan ayahnya yang baru saja meninggal.

Semua rasa kesal dan marahnya itu terus dia simpan hingga waktu berjalan hampir beberapa hari lamanya. Di hari ini tepatnya dipukul setengah sebelas siang terlihat bundanya tengah mengobrol akrab dengan seorang laki-laki dewasa yang kebetulan cukup tampan di ruang tamu. Memang saat ini Jelita juga ada di ruang tamu itu dan tampak memperhatikan mereka dengan tatapan tajam dan penuh dengan kebencian.

Hatinya terasa hancur saat mengetahui bahwa ibunya sudah menemukan kekasih baru. Rasa kebencian yang tertahan selama ini akhirnya meledak dalam hati Jelita.

Dia sangat tidak menyukai pernikahan mereka dan juga laki-laki itu yang terlihat seperti ingin mengambil perhatiannya. Laki-laki itu memang tampan, dia juga tinggi dan badannya juga cukup bagus, namun Jelita yang sudah terlanjur membencinya tidak juga meliriknya sedikitpun. Jelita hanya menjawab seadanya dan tanpa senyum sedikitpun di bibirnya. Kebencian yang tertahan dalam hatinya semakin besar dan dia tidak bisa menerima kehadiran laki-laki tersebut dalam hidupnya.

Dia tergolong judes bahkan bisa dikatakan galak saat menjawab pertanyaan dan juga beberapa kata yang laki-laki itu lontarkan padanya mengenai sisi pribadinya yang Jelita sendiri sangat tidak nyaman dengan pertanyaan itu. Dia merasa tidak nyaman, namun bundanya yang seperti menekannya untuk selalu menjawab pertanyaan kekasihnya itu membuat Jelita menjawabnya dengan penuh keterpaksaan.

"Jadi, Kamu setuju kan jika kami menikah bulan depan?" Lagi-lagi pertanyaan itu yang terlontar. Jelita sudah cukup muak untuk menjawab semua pertanyaannya, namun karena desakan dari bundanya Jelita terpaksa meresponnya.

"Iya." hanya kata-kata itulah yang Jelita katakan sebelum akhirnya dia beranjak pergi dari sana.

Jelita melangkah keluar dari rumah dan menuju ke taman keluarganya di belakang rumah. Dia duduk termenung di sana, memikirkan semua kenangan manis yang dulu sempat dilaluinya bersama sang ayah sebelum dia meninggal. Jelita terlarut dalam pikirannya hingga tanpa sadar, air matanya mulai menetes.

Dia menangis dengan sedih, menyebut nama sang ayah berkali-kali, dan merindukan kehadirannya. Hatinya hancur saat menyadari bahwa dia tidak akan pernah bisa merasakan kehangatan pelukan sang ayah lagi. Kenangan yang menyayat hati ini membuat Jelita semakin merindukan sosok ayahnya yang begitu dicintainya.

"Ayah, kenapa ayah pergi ninggalin Jelita secepat ini, Yah? Jelita masih belum siap dengan kepergian ayah, Jelita sayang sama ayah. Jelita nggak pengen ayah pergi ninggalin Jelita dengan cara seperti ini. Ayah, Jelita mohon jemput Jelita sekarang juga. Jelita nggak kuat di sini yah. Bunda udah nggak sayang lagi sama Jelita dan juga ayah. Bunda udah melupakan kita, yah. Bunda akan menikah lagi satu bulan lagi. Ayah ... aku sangat merindukanmu, kumohon jemputlah aku untuk pergi bersamamu." tangisan pilu Jelita cukup mampu menghiasi kekosongan di taman itu. Dia menangis dan tangisannya tertuju pada sang ayah yang meninggal tujuh hari yang lalu karena kecelakaan tragis.

Hatinya terasa hancur dan kesepian setelah kehilangan sosok ayah yang sangat dicintainya. Jelita merasa sangat tidak berdaya dan tak mampu melakukan apapun selain menangis dan meratapinya. Dia merindukan pelukan hangat sang ayah dan berharap bisa kembali bersama dengannya. Namun, semua itu hanya tinggal harapan yang tak mungkin terwujud. Rindu yang tak tertahankan ini semakin membuat Jelita merasa kesepian dan terpuruk.

.......................................

Kini, satu bulan setelah kejadian itu, rumah Jelita dipenuhi keramaian dan dekorasi indah untuk menyambut pernikahan bundanya dengan seorang laki-laki yang menjadi kekasihnya. Awalnya, Jelita begitu bingung dengan bagaimana ibunya dapat menikah secepat itu. Namun, setelah Jelita mencari tahu, rahasia kelam di balik pernikahan itu terungkap.

Ternyata, sebelum ayahnya meninggal, bahkan jauh sebelum itu, ibunya sudah berselingkuh dengan laki-laki itu. Cerita pahit di balik pernikahan ini membuat Jelita terkejut dan merasa kecewa dengan ibunya yang telah menyembunyikan kehidupan rahasianya selama ini. Hatinya terasa hancur saat menyadari bahwa kebahagiaan yang diharapkannya untuk keluarganya hanyalah sebuah ilusi.

Bundanya sudah berselingkuh dan dengan teganya tertawa bahagia seperti itu di saat makam ayahnya saja masih basah oleh tanah.

"Mas, akhirnya kita menikah. Aku seneng banget mas, karena setelah sekian lama kita berhubungan akhirnya kita dapat menikah juga," tawa bundanya itu cukup mampu membuat Jelita sakit hati. Dia sama sekali tidak memberikan selamat kepada bundanya dan lebih memilih menghabiskan waktunya di sisi belakang tempat konsumsi.

"Iya sayang, akhirnya kita menikah juga ya aku seneng banget dan nggak sabar untuk menghabiskan malam pertamaku bersamamu. Oh iya sayang, dari tadi kita nggak lihat Jelita, dia ada di mana ya?" Bisa-bisanya laki-laki yang sekarang sudah berstatus sebagai ayah tiri Jelita itu mencari Jelita dan memalingkan wajahnya ke sana kemari untuk mencarinya.

Memang tampak perhatian sekali laki-laki itu terhadap Jelita yang sekarang sudah berstatus sebagai anak tirinya, namun Jelita yang masih begitu dendam dan marah dengan pernikahan mereka tak juga mau menampakkan batang hidungnya di depan mereka.

"Tau mas, dari tadi kok dia nggak muncul Ya, nggak ngucapin selamat juga, apa dia nggak datang ya ke acara nikahan kita? Tapi masa nggak datang sih? ini kan pernikahanku, masa dia dengan teganya nggak datang ke pernikahan bundanya sendiri." Widya hingga kini terus merasa resah dan kesal dengan Jelita yang hingga kini tak juga mau menampakkan batang hidungnya di hadapannya.

Jelita memang datang ke pernikahan mereka, namun tak mau mengucapkan selamat ataupun muncul di hadapan mereka. Dia cukup marah dan kemarahannya memuncak saat dia dengan sadar menyaksikan bundanya berciuman mesra dengan pria yang kini menjadi suaminya, dan itu disaksikan oleh banyak orang.

Ciuman itu bukan hanya sebagai tanda sahnya pernikahan mereka, tapi juga menjadi sorakan gembira bagi orang-orang di sekitar. Namun bagi Jelita, itu menjadi sebuah kebencian tersendiri. Ia menatap tajam ke arah mereka sebelum akhirnya memilih untuk pergi dari sana. Hatinya sedang tidak karuan dan ia sudah tidak kuat lagi berada di tempat itu. Semua itu menjadi sebuah kenangan yang pahit dan sulit untuk dilupakan.

..................................

Setelah beberapa saat Jelita meninggalkan tempat pernikahan ibunya, dari kejauhan terlihat ibunya datang dengan suaminya, berusaha mengejar Jelita yang tak henti-hentinya berjalan. Mereka berlari terburu-buru, dengan susah payah mencoba mendekati Jelita yang tampaknya tidak berniat berhenti, meskipun ibunya dan suaminya telah memanggilnya berkali-kali.

"Jelita, tunggu, nak. Kamu mau pergi ke mana sih? Bunda baru aja menikah loh ini, kamu juga nggak ada datang ke tempat Bunda. Sebenarnya kamu dari tadi ada di mana sih, Bunda dan ayahmu mencarimu dari tadi." di tengah ucapan itu, akhirnya Jelita berhenti dan dengan perlahan membalikkan tubuhnya. Tatapan tajam dari matanya terarah langsung kepada ibunya yang terkejut melihat Jelita menatapnya dengan intensitas yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Ayahku? Nggak Bun, dia bukan ayahku. Ayahku tetaplah Barata. Selamanya yang ada di hatiku dan berstatus sebagai ayahku tetaplah Ayah Barata. Mau Bunda sudah menikah atau belum aku nggak peduli. Aku sayang sama Bunda tapi aku nggak bisa nerima pernikahan kalian, maaf ya aku harus pergi. Terima kasih sudah mengundangku dan selamat menikah." setelah mengucapkan itu, Jelita tampak membalikan badannya dan pergi meninggalkan tempat itu dengan tergesa.

"Jelita, mau sampai kapan kamu bersikap seperti ini? Bunda mencintai Revan dan ingin menikahinya. Maafkan bunda ya karena sepertinya bunda harus egois kali ini." batin Widya sembari melingkarkan tangannya di pinggang suaminya yang ternyata bernama Revan dan melangkahkan kakinya kembali ke dalam ruang pernikahannya.

.....................................

Setelah pergi meninggalkan pernikahan ibunya dengan langkah berat, Jelita merasa tak sanggup lagi melihat ibunya menikah dengan seorang pria yang bahkan belum benar-benar ia kenal. Rasa kecewa dan sedih begitu memenuhi hatinya.

"Aku tak habis pikir, bagaimana bisa bunda begitu mudahnya melupakan ayah dan memutuskan untuk menikah lagi? Apa yang ada dalam pikirannya? Aku merasa seperti kecewa dan diabaikan. Kenapa ia tidak memikirkanku dan perasaanku?" ucap Jelita dalam hati.

Setelah berpikir sejenak tentang tujuan yang akan ia tuju, Jelita tanpa ragu-ragu segera bergegas pergi ke sebuah cafe di dekat sana. Ia memesan secangkir kopi dan duduk di sudut ruangan, merenung dengan wajah yang penuh kesedihan. Pikirannya melayang pada pernikahan ibunya dengan seorang pria asing, dan ia tidak dapat menahan rasa sedih yang melanda hatinya.

Jelita merenungkan kenangan indah tentang ayahnya, Barata, yang telah pergi meninggalkannya dan ibunya. Ia merasa kesepian dan terasing. Ia tak tahu harus berbuat apa selanjutnya.

Ia menyesap kopi yang masih panas, mencoba menenangkan dirinya. Namun, perasaan sedihnya tak kunjung hilang. Ia merasa seperti kehilangan segalanya. Ia tak ingin mengabaikan kenangan indah tentang ayahnya, tapi ia juga tak bisa melihat bundanya menikah lagi.

Jelita memejamkan mata, mencoba mengatasi rasa sedih yang memenuhi hatinya. Ia tahu bahwa ia harus menerima kenyataan, tetapi ia merasa terjebak dalam keputusan yang tidak ia inginkan. Ia hanya bisa duduk di sana, terdiam dan merenung, sambil memikirkan pernikahan bundanya dengan pria asing yang tak disukainya.

Dalam keheningan yang mengelilinginya, Jelita merenung tentang masa lalunya yang indah bersama ayahnya yang telah meninggal. Ia merasa kesepian dan kehilangan. Namun, di tengah kegelapan hatinya, ia mulai menyadari bahwa ia harus mencari cara untuk melanjutkan hidupnya dan menemukan kebahagiaan yang sejati.

Jelita membuka matanya, mengambil napas dalam-dalam, dan memutuskan untuk menghadapi kenyataan dengan kepala tegak. Ia merasa kuat dan siap untuk menemukan jalan hidupnya yang baru.

"Aku tahu tidak mudah untuk melupakan masa lalu, tapi aku harus belajar untuk melepaskan dan memulai hidup yang baru. Aku harus berani mengambil risiko dan mengejar impianku sendiri." ucap Jelita dalam hati.

Bersambung ...

Episodes
1 Episode 01. Menikah Lagi
2 Episode 02. Kehilangan yang Membawa Dendam
3 Episode 03. Pesona Jelita yang Menggoda; Pasti akan Takluk Padaku
4 Episode 04. Lebih Aduhai dan Menggairahkan
5 Episode 05. Merenggut Berlian Berharga
6 Episode 06. Dendam yang Membara; Melihatnya Hancur adalah Tujuan
7 Episode 07. Tidak Bisa Mundur
8 Episode 08. Momen yang Penuh Kedekatan
9 Episode 09. Sesuatu tentang Leon
10 Episode 10. Jadilah Kekasihku, Ayah
11 Episode 11. Takkan Bisa Menolakku
12 Episode 12. Jalan-jalan Serasa Honeymoon
13 Episode 13. Di Taman Sejoli
14 Episode 14. Pantas Menerima Ganjaran
15 Episode 15. Mencintaimu Selamanya
16 Episode 16. Hanya Menjadi Rahasia Kita
17 Episode 17. Seperti Bukan Darah H4id
18 Episode 18. Sejak Dulu adalah Crushnya
19 Episode 19. Satu-satunya Cara yang Bagus
20 Episode 20. Dia yang Membuatku Candu
21 Episode 21. Mimpi Buruk
22 Episode 22. Andai Bukan Satu Darah
23 Episode 23. Wanita Lain
24 Episode 24. Bukan Wanita Panggilan
25 Episode 25. Takkan Membiarkanmu Lolos
26 Episode 26. Semua Kebohongan Jelita
27 Episode 27. Honeymoon ke Bali
28 Episode 28. Tidak Bisa Di Hancurkan Oleh Siapapun
29 Episode 29. Satu Minggu Lagi
30 Episode 30. Bertemu dengan Pemb*nuh
31 Episode 31. Hanya Karena Cinta
32 Episode 32. Mempertahankannya atau Melepaskannya
33 Episode 33. Dia Selingkuh
34 Episode 34. Aku Hamil
35 Episode 35. Semua Pasti Tipuan
36 Episode 36. Ceraikan Mas Revan
37 Episode 37. Berusaha Untuk Move On
38 Episode 38. Rahasia Terbesar Dalam Hidup
39 Episode 39. Kamu Aku Talak
40 Episode 40. Takkan Pernah Sedikitpun Menyerah
41 Episode 41. Will You Marry Me
42 Episode 42. Kamu adalah Segalanya Bagiku
43 Episode 43. Orang Asing
44 Episode 44. Nekat Berbagi Cinta
45 Episode 45. Seorang Penjahat Kel4min
46 Episode 46. Masa Lalu Hanyalah Masa Lalu
47 Episode 47. Perpisahan dan Perjalanan Baru
48 Episode 48. Itu Semua Bukan Miliknya
49 Episode 49. Jelita Hamil
50 Episode 50. Akan Baik-baik Saja
51 Episode 51. Sebelum Semakin Jauh Menguasai
52 Episode 52. Berusaha Mengompori
53 Episode 53. Sekarang Menjadi Milikku
54 Episode 54. Tetap Tinggal atau Angkat Kaki
55 Episode 55. Menjaga Sampai Akhir Hayat
56 Episode 56. Arti Dibalik Nama Jelita
57 Episode 57. Kehadiran Wishlove Meizhaya Aurora
58 Episode 58. Tidak Sedarah
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Episode 01. Menikah Lagi
2
Episode 02. Kehilangan yang Membawa Dendam
3
Episode 03. Pesona Jelita yang Menggoda; Pasti akan Takluk Padaku
4
Episode 04. Lebih Aduhai dan Menggairahkan
5
Episode 05. Merenggut Berlian Berharga
6
Episode 06. Dendam yang Membara; Melihatnya Hancur adalah Tujuan
7
Episode 07. Tidak Bisa Mundur
8
Episode 08. Momen yang Penuh Kedekatan
9
Episode 09. Sesuatu tentang Leon
10
Episode 10. Jadilah Kekasihku, Ayah
11
Episode 11. Takkan Bisa Menolakku
12
Episode 12. Jalan-jalan Serasa Honeymoon
13
Episode 13. Di Taman Sejoli
14
Episode 14. Pantas Menerima Ganjaran
15
Episode 15. Mencintaimu Selamanya
16
Episode 16. Hanya Menjadi Rahasia Kita
17
Episode 17. Seperti Bukan Darah H4id
18
Episode 18. Sejak Dulu adalah Crushnya
19
Episode 19. Satu-satunya Cara yang Bagus
20
Episode 20. Dia yang Membuatku Candu
21
Episode 21. Mimpi Buruk
22
Episode 22. Andai Bukan Satu Darah
23
Episode 23. Wanita Lain
24
Episode 24. Bukan Wanita Panggilan
25
Episode 25. Takkan Membiarkanmu Lolos
26
Episode 26. Semua Kebohongan Jelita
27
Episode 27. Honeymoon ke Bali
28
Episode 28. Tidak Bisa Di Hancurkan Oleh Siapapun
29
Episode 29. Satu Minggu Lagi
30
Episode 30. Bertemu dengan Pemb*nuh
31
Episode 31. Hanya Karena Cinta
32
Episode 32. Mempertahankannya atau Melepaskannya
33
Episode 33. Dia Selingkuh
34
Episode 34. Aku Hamil
35
Episode 35. Semua Pasti Tipuan
36
Episode 36. Ceraikan Mas Revan
37
Episode 37. Berusaha Untuk Move On
38
Episode 38. Rahasia Terbesar Dalam Hidup
39
Episode 39. Kamu Aku Talak
40
Episode 40. Takkan Pernah Sedikitpun Menyerah
41
Episode 41. Will You Marry Me
42
Episode 42. Kamu adalah Segalanya Bagiku
43
Episode 43. Orang Asing
44
Episode 44. Nekat Berbagi Cinta
45
Episode 45. Seorang Penjahat Kel4min
46
Episode 46. Masa Lalu Hanyalah Masa Lalu
47
Episode 47. Perpisahan dan Perjalanan Baru
48
Episode 48. Itu Semua Bukan Miliknya
49
Episode 49. Jelita Hamil
50
Episode 50. Akan Baik-baik Saja
51
Episode 51. Sebelum Semakin Jauh Menguasai
52
Episode 52. Berusaha Mengompori
53
Episode 53. Sekarang Menjadi Milikku
54
Episode 54. Tetap Tinggal atau Angkat Kaki
55
Episode 55. Menjaga Sampai Akhir Hayat
56
Episode 56. Arti Dibalik Nama Jelita
57
Episode 57. Kehadiran Wishlove Meizhaya Aurora
58
Episode 58. Tidak Sedarah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!