Cerita ini adalah sequel dari cerita duda ketemu janda.
Disini,author akan menceritakan tentang Reyhan dan Refa.
Yang sudah baca cerita saya sebelumnya, pastinya sudah mengenal mereka bukan?.
Bagi yang belum membaca Duda ketemu janda, disarankan untuk membacanya lebih dulu, biar dapet gregetnya dan juga bisa nyambung ceritanya😊
Apakah Reyhan dan Refa berhasil memutus mata rantai percintaan dalam satu keluarga itu?
Ataukah mereka akan terjebak,dan saling jatuh cinta seperti:
Dimas ❤️ Anggia
Desy ❤️ Rangga
Anggara ❤️ Fatma
Penasaran?Yuk ikutin kisahnya.
Jangan lupa Vote,like dan komentarnya ya.🤗
Bagi yang gak suka dengan cerita ini, jangan dibaca ya, dan gak usah nyinyir juga🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom's chaby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku takut kak.
Hari pertama setelah pernikahan, Reyhan dan Reva tidak keluar rumah, karena merasa malas dan sedikit malu dengan kejadian penggerebekkan itu. Walau mereka tidak melakukan perbuatan yang dituduhkan, tetap saja rasa malu itu ada dalam hati keduanya.
Sore hari, hujan kembali turun di dusun itu, hingga malam datang. Hawa dingin mulai terasa menyelimuti. Reva merasakan perutnya kembali lapar, dia akan membuat mie rebus, dan menawari Reyhan.
"Kak Reyhan mau mie rebus?." Tanyanya.
"Enggak ah. Kakak masih kenyang." Jawab Reyhan.
Reva membuat mie rebus untuk dirinya sendiri, karena Reyhan tidak mau. Dia menambahkan tiga buah cabe rawit merah yang telah dia iris, ke mienya.Tidak lupa dia juga menambahkan telur ayam sebagai pelengkap.
Mie lezat buatannya sudah siap. Dia membawanya ke ruang tamu, dan akan memakannya disana. "Kak Reyhan beneran nggak mau?." Tanya Reva memastikan.
"Enggak." Jawab Reyhan.
"Aku kunci jawaban kakak ya. Awas aja kalau kakak minta aku buatin mie buat kakak, aku udah nawarin ya tadi." Ucap Reva.
"Kakak boleh nyobain dikit kan mie punya kamu." Tanya Reyhan.
"Boleh, tapi dikit aja. Nih." Sahut Reva, seraya menyodorkan mangkuk mienya."
"Kamu aja dulu." Ucap Reyhan
Reva pun menikmati mie nya.
"Emmm....enak nya. Cocok banget, ujan-ujan gini makan mie rebus pake cabe rawit. Emmm...mantap." Gumamnya.
"Mana, sini kakak minta." Ujar Reyhan.
Reva memberikan mangkuk mie nya pada Reyhan. Reyhan lalu memakan mie itu, dan dia ketagihan, hingga hampir saja menghabiskan mie Reva.
Reva mengerucutkan bibirnya, karena ulah Reyhan yang hampir menghabiskan mie nya. "Tadi aja ditawarin nggak mau. Giliran udah jadi dan tinggal makan, malah ngabisin mie orang." Gerutu Reva, dan Reyhan mendengarnya.
Reyhan tersenyum. "Maaf!! Ucap Reyhan.
"Kakak bikinin lagi deh mie nya buat kamu." Ucap Reyhan lalu dia pergi ke dapur, dan mulai menyalakan kompor.
"Kakak ngapain?." Tanya Reva.
"Mau bikinin mie, buat kamu."Jawab Reyhan.
"Nggak usah, aku udah kenyang. Lagi pula aku udah ngantuk, mau tidur." Sahut Reva, lalu pergi ke kamarnya.
Beberapa saat kemudian, dia berbaring dan memejamkan mata di ranjangnya. Namun, tak lama kemudian matanya kembali terbuka, saat dia ingat kalau dirinya sudah menikah dengan Reyhan. Apa dia tega membiarkan Reyhan tidur di kursi tamu, seperti tadi siang?
Aku nggak mungkin membiarkan kak Reyhan tidur di kursi seperti tadi siang.Tapi aku juga nggak mungkin tidur dengannya. Duhh gimana ini?. Batin Reva.
Reva kembali ke ruang tamu. Dia duduk di tikar, memeluk kedua kakinya yang dia tekuk.
"Katanya ngantuk, kok belum tidur?." Tanya Reyhan.
"Kak Reyhan tidur dimana?." Reva balik bertanya.
"Kakak tidur disini, kenapa?. Kamu mau tidur sama kakak?." Goda Reyhan
"Tapi disini dingin kak, keras lagi. Nanti badan kak Reyhan sakit semua."Ucap Reva.
"Lalu kakak harus tidur dimana?. Kamarnya cuma ada satu kan? Atau kamu mau kakak tidur sama kamu, gitu?." Goda Reyhan.
"Aku akan izinin kakak tidur di kamarku dengan satu syarat."Jawab Reva.
"Serius kamu Reva?.Emang kamu nggak takut kakak macem-macem sama kamu?."Tanya Reyhan.
"Aku bilang dengan satu syarat." Ucap Reva.
"Apa syaratnya?." Tanya Reyhan.
"Ya itu tadi. Kakak jangan macem-macem, gimana? Deal?." Tanya Reva.
Reyhan terkekeh.
"Kakak kok malah ketawa, Ada yang lucu emang?." Tanya Reva.
"Kalau kakak macem-macem, emang kamu mau apa?" Tanya Reyhan.
"Aku teriakin kakak maling, mau?." Jawab Reva.
Reyhan kembali tertawa mendengar jawaban Reva.
"Reva...Reva. Kamu mau digerebek warga lagi?.Lagian kalau kakak macem-macem sama kamu juga nggak apa-apakan? Kamu lupa, kita sudah nikah, dan kamu adalah istri kakak." Balas Reyhan.
"Iya, aku tahu. Tapi kan...."
"Kakak ngerti Reva. Lagi pula kakak nggak apa-apa tidur disini. Kamu tidur saja dikamar. Kakak hanya mau pinjam bantal sama selimut." Kata Reyhan.
"Tapi kak, aku nggak enak kalau kak Reyhan tidur disini." Balas Reva.
"Bilang aja kamu mau tidur sama kakak."Jawab Reyhan.
"Ihhh...bukan gitu. Aku bilang aku nggak enak biarin kak Reyhan tidur dilantai. Ngerti nggak sih?." Sanggah Reva.
"Iya udah kalau kamu maksa, kakak tidur dikamar sama kamu."Kata Reyhan.
Reyhan dan Reva masuk ke kamar. Reva menyimpan satu guling ditengah-tengah sebagai pembatas.
"Kak Reyhan tidur sebelah sana, aku sebelah sini. Ingat ya kak, kakak jangan macam-macam." Ucap Reva mengingatkan.
Reva lalu berbalik memunggungi Reyhan. Reyhan menggelengkan kepalanya, lalu dia pun berbalik memunggungi Reva.
Waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam, tapi pasangan pengantin baru itu, belum juga merasakan ngantuk. Mungkin karena tadi siang mereka tidur, jadi sekarang mereka susah tidur. Itulah yang dipikirkan keduanya.
Walau kenyataanya, mereka sama-sama merasakan perasaan aneh yang mereka berdua pun tidak mengerti perasaan apa itu. Perasaannya tak karuan, pikirannya melayang entah kemana. Rasa kantuk pun tak kunjung datang. Ini adalah malam pertama mereka sebagai suami istri, walau pernikahan ini diluar rencana mereka.
Mungkin bagi pasangan yang saling mencintai, malam ini adalah malam yang paling dinanti-nanti, dan malam yang diimpikan. Tapi tidak bagi Reyhan dan Reva.
Bagi mereka, malam ini adalah malam yang paling tak karuan yang pernah mereka lewati dalam hidupnya.
Hujan gerimis masih setia menemani, membuat hawa dingin semakin terasa menusuk tulang. Suara lolongan anjing hutan, juga suara-suara aneh mulai bisa Reva dengar dengan jelas, dan semakin jelas terdengar di telinganya.
Seketika ingatannya melayang pada cerita yang sering ia dengar dari warga disana.
Cerita seram yang sudah beredar dari mulut ke mulut, tentang orang bunian(sebangsa jin),yang selalu muncul saat hujan.
Ditambah cerita tentang makhluk bernama "si ampa" yang bertubuh besar dan bermata merah. Menurut cerita yang Reva dengar, makhluk itu selalu mengganggu saat orang sedang tidur. Makhluk itu sering mencekik atau menindih tubuh orang yang dia ganggu.
Dan sialnya, tiba-tiba saja lampu dirumahnya mati. Reva tersentak kaget, dan refleks mendekatkan dirinya pada Reyhan. Dia menggeser kan guling yang jadi pembatas antara dirinya dan Reyhan.
"Kak Reyhan, aku takut kak." Ucap Reva, sambil memeluk tubuh Reyhan yang memunggunginya. Reyhan terkejut, karena Reva memeluknya.Tapi kemudian sebuah senyuman mengembang dibibir Reyhan, dan Reva tidak tahu.
"Kamu jangan modus Reva. Pake peluk-peluk kakak segala.Tadi kamu bilang sendiri sama kakak, jangan macem-macem. Nah sekarang kamu yang macem-macem sama kakak." Goda Reyhan.
"Siapa yang modus? Aku takut kak. Udah deh kakak tenang aja. Aku nggak bakalan macem-macem sama kakak. Aku cuma meluk aja, boleh kan?."Tanya Reva.
"Kamu takut apa sih Reva?.Oh kakak tahu, kamu pasti takut sama suster yang wajahnya kebakar itu kan?."
"Kak Reyhan ih, malah nambah nakut-nakutin."
"Kamu ini aneh sih Reva. Kamu kan dokter, seharusnya kamu nggak perlu takut sama yang begituan. Oh iya Reva, apa kamu tahu cerita tentang makhluk yang bernama "Si ampa" itu?. Katanya dia suka muncul kalau gelap kayak gini kan?."
"Kak Reyhan bisa diem nggak sih? Jangan nakut-nakutin aku terus." Ucap Reva. Dia semakin mengeratkan pelukannya pada Reyhan. Tubuh Reva menempel begitu erat pada tubuh Reyhan, hingga Reyhan bisa merasakan detak jantung Reva yang berdetak kencang karena ketakutan.
Ada gelenyar aneh yang Reyhan rasakan dihatinya saat ini. Ini bukan pertama kali Reva memeluknya, tapi mengapa malam ini rasanya sangat berbeda. Apalagi saat dia merasakan ada dua gundukan kenyal yang terasa padat dan hangat menempel di punggungnya, dan tanpa Reva sadari, perbuatannya itu, sukses membuat sesuatu dibawah sana terbangun.
Bagaimanapun juga, Reyhan lelaki normal. Naluri kelelakiannya terpancing. Tapi dia berusaha menahannya. Dia berusaha mengendalikan nafsunya.
Dia adik lo, Rey...adik lo. Gumam Reyhan dalam hatinya.
"Reva. Kamu bisa diem nggak sih?." Tanya Reyhan.
"Kak Reyhan jangan galak-galak, aku takut."Jawab Reva.
"Kalau kamu takut, kamu diem, jangan bergerak. Kalau kamu bergerak, hantunya akan melihat pergerakan kamu, Ngerti?.
"Iya, ngerti."
"Sekarang kamu diam, dan tidur. Kalau kamu nggak mau diem, kakak tinggalin kamu tidur sendirian." Ancam Reyhan.
Reyhan takut tidak bisa mengendalikan dirinya, saat merasakan gundukan itu bergerak-gerak di punggungnya, seolah sedang menggodanya.
"Jangan kak. Aku nggak mau tidur sendiri."Jawab Reva. Lalu dia memejamkan matanya, dengan tangannya yang masih memeluk Reyhan. Dan akhirnya diapun tertidur.
Sedangkan Reyhan, dia belum bisa tidur. Bagaimana dia bisa tidur, sementara adik kecilnya terbangun akibat ulah Reva tadi.
Untungnya adik kecilnya itu seperti mengerti situasi Reyhan, dia kembali tidur. Dan akhirnya Reyhan pun tidur.
.
.
.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Heyyy Readers👋👋
Jangan Lupa Vote nya
Like nya
dan komentarnya.Yang banyak ya,biar author nya up yang banyak pula🤗🤗
pasti bakalan kangen sama jargonnya papa Dika malam pertama 😁😁😁🤭
akhirnya sampai juga di akhir cerita
terima kasih untuk karya yang keren ini mom😘😘😘😘
omes nya Reyhan mirip papa Dika 😄😄😄
sepertinya bakalan ada yang CLBK nih
hayooo loh kalian di cariin kan karena sudah berani ngerjain orang