TEACH ME TO HATE YOU

Aya tersenyum menyaksikan acara pernikahan alina dan gara yang di adakan di belakang rumah alina

Ia berharap dengan ini ia bisa bersatu dengan fasyah lelaki yang kini ada di sampingnya, jujur di hati kecilnya hanya nama fasyah yang terukir dan kini ia berharap keinginannya bisa menjadi kenyataan

"ay bentar ya aku kesana dulu " pamit fasyah membuat aya menganguk

"Aya " geby langsung memeluk aya

"tante minta maaf ya kamu dan gara_"

Aya dengan cepat mengeleng " tante ngak salah saya seneng gara dapat bertanggung jawab saya titip sahabat saya ya tan "

Geby mengelus tanggan aya " Begitu baiknya kamu aya setelah menyaksikan kejadian itu kamu masih mau berteman dengan mereka"

"Ini sudah takdir saya tan "

Setelah berbincang dengan geby aya memilih mengambil makanan kali ini ia harus makan sendiri dimas ada oprasi mendadak jadi harus pergi dan vania juga ada kerjaan lain kalo fasyah entah kemana mereka sepertinya kompak meninggalkan aya

"Aya " aya langsung menoleh dan tersenyum ketika tau siapa yang memanggilnya

"Mba fisyah sama siapa kesini.?hamil gede gini ngak baik jalan sendirian" tanya aya dengan melihat sekitar tak ada yang membantu ibu hamil ini mengambil makanan

"Sama suami tapi ngak tau kemana pergi sama abang fas"

"Sini " aya langsung membatu fisyah membawakan piring makanannya

"Ngak usa aya mba bisa " namun aya mengeleng lekas menuju ke meja terdekat

"Makasih ya " aya tersenyum lalu keduanya menikmati makannya

"oya kamu dan gara gimana.? "

"kita udah selesai mba ngak mungkin aku pacaran sama suami sahabat ku sendiri" fisyah menganguk

"tapi kayaknya gara_"

"Aya " aya dan fisyah menoleh ketika mendengar suara gara memangil

"Ya " Gara menarik tanggan aya hingga membuat aya yang tidak siap langsung berdiri

"ikut aku aku mau ngomong " gara langsung menarik tanggan aya

"Mas mas gara " Pangilan fisyah membuat beberapa orang melihat ke arah mereka

tanpa memperdulikan keadaan aya yang kesakitan gara terus membawa aya menjauh dari acara

"Gar gara sakit gar" aya menarik paksa tangganya hingga membuat gelang nya terjatuh

"Aku mau bicara sama kamu "

"Bicara disini aja " sahut aya dengan terus memegang tangganya karna merasa sakit akibat cengkraman gara

"Ngak kamu harus ikut aku aku ngak mau ada yang dengar" namun dengan cepat aya menjauhkan dirinya

"aku udah beli tiket kita harus pergi " Gara kembali menarik tanggan aya namun dengan cepat fisyah menghadang mereka

"Mas jangan gila kamu " aya melepaskan tanggan nya dan mendekati fisyah

"Kamu ngak pa pa aya.?"aya mengeleng

" mas gara ingat mas udah nikah alina istri mas bukan aya "

"fisyah mas mohon biarin mas sama aya pergi"

"ngak gar gue ngak mau ikut sama lho" fisyah mengajak aya pergi namun dengan cepat gara berdiri di depan keduanya

"Tunggu fisyah jangan halangi mas " cegat gara ketika keduanya mau pergi

"Mas ... ayo aya " Gara yang geram dengan cepat menarik tanggan aya

"Gar lepas " rengek aya ketika cengkraman gara membuat tangganya semangkin sakit

Fisyah yang melihat itu langsung membantu aya dengan menarik tanggan gara namun kondisi rumput yang licin membuat fisyah terpeleset

"Aakkhh...... "

Aya lansung mendorong gara dan bergegas mendekati fisyah

"gara bantuin "teriak aya

"Ayo ga bawah mba fisyah" gara langsung mengendong fisyah membawanya menuju mobil

Aya langsung mengambil alih tempat ketika gara memasukan fisyah di belakang

"Ayo gara cepetan " gengek aya ketika ringisan fisyah makin melemah

"Mba mba bertahan ya mba " aya terus melihat fisyah hingga tampa sadar jika mereka tibah di rumah sakit

Keduanya langsung menuju ruang gawat darurat bersama dokter yang telah siap di sana

Gara mengusap wajahnya lesu ia menyesal seandainya ia mendengarkan aya fisyah tidak mungkin menyusul mereka

"Gar mas bian " gara melihat aya yang sedang melihatnya juga dengan hp yang terus bergetar di tangganya

"Hallo bi" sahut gara setelah mengambil hp aya

"Iya aya sama saya " gara melihat aya yang tengah diam

"Ngak ngak kamu jangan salah paham ini ngak seperti itu _" Gara menghembuska nafas ketika lagi lagi ucapanya di sela

"Kita di rumah sakit trisakti.....iya fisyah_" Tut... Tut... Tut....

Gara memberikan hp dengan lesu

"Mas bian mau kesini.? " gara menganguk

"Pak buk " keduanya dengan cepat berdiri ketika dokter memangil

"Kami harus melakukan operasi keadaan pasien kritis bayinya harus cepat di keluarkan kalau tidak bisa berakibat patal" aya dan gara saling pandang

"Anda suami nya.? " gara mengeleng

"Suaminya _"

"Saya dokter " Sahut bian yang datang bersama fasyah

"Baikla pak silahkan ikut saya " bian langsung pergi sedangkan fasyah langsung menarik tanggan aya

"Ini bisa di jelaskan. ? " tanya fasyah langsung

aya melihat fasyah nyalinya langsung menciut ketika fasyah menatapnya dengan sangar

"itu apa _"

"apa gimana kenapa kamu bisa sama gara dan fisyah kenapa sama kalian .? " tanya fasyah dengan beruntun

karna yang ia tau gara bersama alina di pelaminan sedangkan fisyah duduk bersama mertuanya

"Ini bukan salah aya ini salah saya " sahut gara dengan mendekati keduanya

"Fisyah jatoh karna saya _"

"Karna lho dan dia bersama gitu " aya mengeleng

"Bukan fas karna _" fasyah mengangkat sebuah gelang

Membuat aya langsung melihat gelang di tangganya

"Ini gelang lho kan.. gelang ini gue temuin tepat dimana ada darah "

"Tapi fas "

"Lho masih ngebela dia.. " tunjuk fasyah pada aya

"Wajar lho kan masih cinta dan jangan bilang karna mergokin kalian berdua fisyah jadi begini"

"fas " pangilan gara tak di hiraukan oleh fasyah ia malah melihat aya

"apa pernyataan kemarin ngak berarti buat kamu.?" tanya fasyah dengan kecewa kemarin ia bahagia karna akhirnya ia dan aya bersatu

"kamu masih cinta sama gara kamu masih ngarepin gara iya jawab aya " aya dengan cepat mengeleng

gara mencekal tanggan fasyah yang berada di pundak aya " jangan kasar fas "

fasyah mendengus kecewa melihat reaksi aya " ambil ni selingkuhan lho" sahutnya lalu pergi tak ingin hatinya terlanjur sakit melihat aya

"aya " namun aya mengakat tangganya agar gara berhenti berucap

"jangan temuin gue,gue ngak mau jadi selingkuhan lho"

.

.

.

.

Bukkk..... gara tersungkur ke tanah ketika dimas memukulnya

bukk.... lagi lagi dimas memberi bugam mentah pada gara

sedangkan geby hanya bisa menangis dalam pelukan riska

"Pa udah " fais membantu gara berdiri

"Ngak semuanya bisa di selesaikan dengan ini " sahut fais lagi

"Tapi fais karna dia dan aya fisyah dirawat" sahut dimas kesal

"Fisyah harus kehilangan bayinya " gara langsung melihat dimas dan menunduk merasa bersalah

"Pa papa boleh mukul aku tapi jangan salahkan aya ini bukan salah aya pa "

fasyah melengos ketika lagi lagi gara membela aya

"Kamu sudah menikah gara kenapa kamu masih selingkuh "

gara mengeleng "Ini ngak seperti yang kalian pikirkan ma gara ngak selingkuh"

"lalu apa ini " dimas meletakan dua tiket ke bali yang ia temukan di jas gara yang tertinggal di mobil

awalnya mereka pikir fisyah terpeleset tapi ketika melihat tiket itu ia yakin gara akan pergi karna selesai acara gara dan alina langsung ke amerika bukan ke bali

"Ma benar itu bukan salah aya kalo aja gara ngak ngajak aya fisyah pasti_"

"Fisyah ngak akan begini ...fisyah pasti baik baik aja " sahut fasyah pelan

"Cukup gara ini barang barang kamu mas akan antar kamu dan alina ke america " ucap fais dengan membawa koper

Gara mengeleng melihat dimas

"beruntung alina dan keluarganya belum mengetahuinya perselingkuhan kalian kalo tidak "

"pa" namun ucapan dimas tidak di gubris dimas

"Fas ini benar bukan salah aya "

"Halo bian " sahut geby membuat semua yang ada disana diam

"Fisyah " geby langsung pingsan beruntung riska yang memang ada di dekat geby langsung menyambut tubuh geby

"Ma mama" dimas dan fais langsung membaringkan geby di sofa

"Halo bian " sahut gara yang mengambil hp geby

"Innalillahi wainnailaihi rojiun " semuanya terdiam melihat gara

"Iya bi kita akan kesana " gara mematikan hpnya lalu melihat fasyah

"Fisyah ...fisyah meninggal "

Fasyah langsung terduduk di sofa "kamu harus sabar " ucap dimas dengan menepuk pundak fasyah

Fasyah melihat gara " Sekarang puas karna kalian fisyah meninggal"