Raymond matheo...pemuda berdarah dingin bagaikan tak tersentuh, wajah tampannya seakan hanya menjadi pajangan bak lukisan di galeri,bisa di lihat namun tak bisa di sentuh.
Pemuda yang akrab di sapa Ray,atau tuan muda matheo itu menjalankan sebuah misi, mengakhiri petualangan seorang mafia,ia menyamar menjadi seorang bodyguard, namun apa jadinya jika ia justru harus terikat ikatan sakral dengan putri targetnya.
Aurora Zelena.. gadis cantik yang di jaga bak mutiara dalam cangkang nya,tak terlihat,tak tersentuh,hampir tak ada yang tau seperti apa rupa nya,selain orang terdekatnya..
" Ayah...Ele akan menikah..dengan dia... bodyguard ayah(Aurora Zelena).
" Kau yang memilihpermainan ini nona,maka mainkan hingga akhir( Raymond matheo)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
" Disini hanya ada dua pelayan wanita, selebihnya laki-laki,Ray tidak suka mempekerjakan pelayan wanita di sekitarnya, apapun yang kamu butuhkan katakan pada bibi Darmi dan putrinya Susi, mereka tinggal di paviliun belakang villa ini" Dave menjelaskan secara singkat tentang para pekerja yang berada di villa itu.
" Kamar anda berada di lantai dua,bibi Darmi akan mengantar mu,kamar saya ada di lantai bawah,di salah satu kamar tamu,tidak perlu sungkan pada saya,saya memang tidak tau apa hubungan anda dengan sahabat saya, yang pasti anda termasuk orang penting untuk nya" tambah Dave.
Ele hanya mengangguk,ia tak ingin menjelaskan tentang hubungan nya dengan Ray,ia merasa tidak berhak untuk mengatakan nya,Dave adalah sahabat Ray, maka itu urusan Ray akan mengatakan siapa dirinya bagi Ray pada Dave.
" Bi..tolong antarkan nona Aurora ke kamar utama" Dave memerintahkan kepada pelayan paruh baya yang di panggil bibi Darmi itu.
" Baik mas,mas Dave mau bibi siapkan menu apa untuk makan malamnya? " seperti biasa,bibi Darmi akan patuh pada perintah Dave, karena beliau tau bahwa Dave adalah sahabat sang majikan sejak remaja,Dave salah satu orang kepercayaan Ray dalam urusan pribadinya,di luar misinya.
" Apa aja bi,tapi saya tidak tau untuk Aurora apakah dia memilih untuk makanan" mate Dave melirik wanita bercadar di sampingnya,ia sangat penasaran tentang siapa Ele sebenarnya, terlebih Ray berpesan padanya agar menjaga batasan dan tidak terlalu dekat dengan wanita itu,tapi Dave begitu tertarik dengan mata indahnya yang di hiasi oleh bulu mata yang terlihat begitu panjang dan lentik.
" Saya cukup nadi putih dan udang goreng tepung saja,maaf saya alergi kacang-kacangan" Ele mengatakan apa yang ingin ia makan,dan juga memberitahukan tentang apa yang tidak bisa ia makan.
" Baik non,mari saya antar ke kamar anda" bibi Darmi terlihat begitu sungkan saat berinteraksi dengan wanita yang di bawa oleh sahabat majikan nya.
Ele mengangguk patuh,ia tersenyum di balik cadarnya, terlihat dari ujung matanya yang menyipit,Ele mengikuti langkah bibi Darmi seraya menyeret kopernya,ia melarang saat bibi Darmi meminta membawa koper miliknya,Ele merasa tidak pantas terlalu di layani,ia bukan majikan mereka.
" Nona ini kamar anda, silahkan istirahat,saya akan menyiapkan makan malam,jika nona membutuhkan sesuatu,nona bisa panggil saya melalui alat komunikasi yang berada di dekat pintu dan nakas kamar ini,di sana tertera nomor-nomor yang bisa di hubungi yang berada di villa ini" bibi Darmi menjelaskan sedikit tentang apa yang mungkin Ele butuhkan.
" Terimakasih bi,maaf merepotkan" ucap Ele lembut.
Bibi Darmi tersenyum seraya menggeleng,wanita paruh baya itu mengagumi kesopanan, kelembutan suara ele,nada bicaranya yang terdengar begitu halus dan satu lagi keindahan mata biru wanita itu,bibi Darmi jadi penasaran dengan wajah di balik cadarnya.
" Ini sudah tugas saya non, melayani setiap tamu tuan Ray" ucap bibi Darmi sopan.
Ele mengangguk" baiklah saya izin masuk ya bi" izin Ele pada bibi Darmi.
" Silahkan non,semoga betah selama berada di villa ini, bibi tinggal ke bawah ya,permisi " bibi Darmi berpamitan pada Ele
Ele tersenyum dan mengangguk,ia memasuki kamar tersebut, yang pertama kali ia lihat adalah kamar yang luas, elegan dan mewah,indra penciuman nya langsung menghirup aroma maskulin khas milik Ray,satu bulan lebih mereka satu kamar,Ele sudah mulai sedikit-demi sedikit hafal dengan kebiasaan dan aroma pria itu.
Ele merasa warna kamar itu hampir sama persis dengan kamar nya,hanya saja ranjangnya yang terlihat lebih elegan, sedangkan ranjangnya lebih girli, ala-ala remaja dan anak manja.
Berbeda dengan kamar itu yang terlihat menunjukkan bahwa pemilik nya orang dewasa,Ele berjalan menuju jendela kaca besar dan melihat pemandangan di belakang villa, terlihat begitu sejuk, asri dan ada beberapa ekor kuda,Ele mulai paham bahwa tempat itu benar-benar sebuah villa yang berada di tengah perkebunan dan peternakan.
Ele memutuskan untuk membersihkan dirinya,ia ingin berendam agar bisa merilekskan pikiran nya,agar bisa memikirkan tentang rencana apa yang harus ia lakukan kedepannya,ia tidak bisa seperti ini,ia menjadi seperti seorang tawanan.
***
📱-" Udah aman, sesuai keinginan Lo,bi Darmi udah antar dia ke kamar utama, sebenarnya siapa sih tu perempuan? ada hubungan apa antara Lo dengan dia? Kalau gue perhatiin kayak nya masih bocah " Dave yang berada di kamar tamu tengah berbicara dengan Ray yang baru saja menelfon nya.
📱-"........"
📱-" Jadi Lo mau main rahasia-rahasia an sama gue? Tapi sumpah gue penasaran banget gimana wajahnya,jelek banget atau cantik banget sih,makanya di tutupi gitu,tapi sumpah matanya indah banget" Dave mengutarakan rasa penasaran nya secara langsung pada Ray, padahal tadi ia merasa geram pada sahabatnya itu karena tak ingin memberitahukan nya tentang identitas Ele.
📱-" ....."
📱-" Tunggu -tunggu..kok kayak nya Lo posesif banget sama tu perempuan? Lo selingkuh dari Clarissa? " tuding Dave yang mulai menunjukkan kecurigaan nya pada Ray.
📱-" ....."
📱-" Tapi bener juga sih apa yang baru Lo bilang,kalo pacaran lebih dari satu itu bukan selingkuh namanya,tapi seleksi,kalo udah nikah tapi ada perempuan lain itu baru selingkuh,hebat juga ide Lo,berarti julukan gue playboy itu salah dong,gue kan juga sedang menyeleksi calon pasangan,calon ibu untuk anak-anak gue nanti" ucap Dave yang merasa ucapan Ray ada benarnya juga.
📱-" Dan gue bakal masukkan Aura dalam daftar calon istri idaman gue" tambah Dave yakin, namun ia langsung mendengar umpatan dan ancaman dari Ray yang mengatakan bahwa ia harus menjauhi Ele, bahkan Ray mengancam akan menghajar dan membunuhnya jika berani macam-macam pada Ele.
Dave tau Ray tak main-main dengan ucapannya, walaupun Dave tak bisa melihat wajah Ray saat mengancamnya,tapi Dave percaya bahwa sahabatnya itu tidak sedang bercanda,dan hal itu semakin membuat Dave semakin penasaran dengan identitas Ele dan ada hubungan apa antara Ele dan sahabatnya.
***
Di dalam kamar di lantai dua,Ele baru saja selesai melaksanakan shalat Maghrib dan baru saja selesai membaca beberapa ayat Al-Qur'an,tak lupa ia berdoa untuk almarhumah ibu nya,dan memohon keselamatan untuk sang ayah.
Suara ketukan pintu dan panggilan bi Darmi mengalihkan perhatian Ele dari Qur'an nya,ia bergegas menuju pintu dan membukanya,Ele lupa tak memakai cadarnya,seakan yang datang adalah bibi Ana.
" Ada apa bi?" Ele bertanya lembut.
Sedangkan yang di tanya, malah terdiam menatap kagum wajah cantik alami Ele yang berada di depan nya,bi Darmi sampai tak berkedip.
" Bi.." panggil Ele karena melihat bi Darmi yang terdiam.
" Masyallah...sangat cantik" refleks bi Darmi.
Ele yang baru menyadari bahwa ia tidak memakai cadar, refleks menutup sebagian wajahnya dengan ujung mukenanya,namun sesaat kemudian ia kembali menurunkan mukenanya, karena memang hanya bi Darmi yang berada di depan nya.
" I-itu non,makan malam nya sudah siap" ucap bi Darmi masih gugup karena rasa terkejutnya.
" Boleh saya minta tolong makan malam saya di bawa ke kamar saja? " tanya Ele sopan,Ele masih belum terbiasa dengan orang asing.
Bi Darmi mengangguk " boleh non,sebentar bibi ambilkan,non mau di bawakan minum apa? Air putih saja atau di tambah dengan jus?" tanya bi Darmi sopan.
" Air putih saja bi,maaf merepotkan " ucap Ele sungkan.
" Jangan sungkan non,ini memang sudah menjadi tugas saya" ucap bi Darmi memberikan pemahaman tentang statusnya di villa itu.
" Non Aura tunggu sebentar ya,bibi ambilkan nasi nya" pamit bi Darmi pada Ele.