Tentang kisah dua anak adam yang berusaha untuk mempertahankan apa yang telah mereka bangun dengan susah payah.
Rakha dengan segela sifat posesifnya dan Alysa dengan sikap barbar nya. Mereka saling mencintai semua orang tau itu, mereka saling menyayangi. Namun yang namanya hubungan tak ada yang selalu berjalan mulus selalu ada saja lika-liku yang harus mereka hadapi.
Menjalani LDR bukan hal yang mudah untuk mereka berdua apa lagi dengan Rakha yang memiliki sifat posesif namun mereka malah harus menjalani LDR dengan berbagai konsekuensi yang harus mereka tanggung.
Lalu apakah kisah mereka selanjutnya berjalan dengan mulus?
Tak Ada yang tau Akhir dari sebuah kisah karena tak ada yang dapat menebak apa yang akan terjadi dimasa depan dan mengubah akan apa yang terjadi.
kisah yang berawal dari sebuah paksaan akan kah terus berakhir dengan indah seperti yang sudah mereka alami? akankah mereka mampu mempertahankan semua yang mereka bangun dengan susah payah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hilmiath_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makasih Rakha
Happy Reading.
***
Hawa dingin malam di
Spanyol menyapa kulit Alysa saat gadis itu menginjakkan kakinya di luar
Bandara.
Alysa menatap
sekeliling mencari orang suruhan Papi Rakha untuk menjemputnya.
"Permisi
Nona," sapa laki-laki paruh baya pada Alysa, Alysa mengerutkan keningnya
saat melihat laki-laki paruh baya dengan aksen Indonesia tengah berdiri
didepannya.
"Iya?" jawab
Alysa bingung melihat laki-laki itu.
"Perkenalkan nona
nama saya Adrian saya orang yang ditugaskan untuk menjaga nona selama nona di
sini oleh Mr. Briyan anda nona Alysa?" ujar laki-laki itu yang sepertinya
tau bahwa Alysa sedang kebingungan, Alysa mengangguk singkat sambil tersenyum
pada Adrian
"Ahh ya saya
Alysa," jawab Alysa sambil menampilkan senyumnya.
"Mari nona, saya
bantu membawa kopernya," ucap laki-laki itu sambil mengambil koper milik
Alysa dan berjalan ke arah mobil Maserati Levante Trofeo berwarna biru navy
yang berada tak jauh dari mereka.
Saat di perjalanan
Alysa hanya diam menatap kosong keluar jendela memikirkan laki-laki yang
membuatnya harus ke negara ini. Memikirkan apa yang akan terjadi dengan
hubungannya setelah ini.
"Kita sudah
sampai nona," ujar Adrian menyadarkan Alysa dari lamunannya. Alysa
tersenyum lalu keluar dari mobil berjalan memasuki hotel mewah yang akan jadi
tempatnya menginap selama di Spanyol. Alysa memang sengaja tidak menginap di
rumah Rakha karena ia tidak ingin laki-laki itu tau jika ia sedang berada di
sini dan kata Alysa buat prepare juga kalo hubungannya dengan Rakha benar-benar
akan berakhir.
"Anda bisa
menghubungi saya jika nano ingin keluar, ini kartu nama saya," Adrian
menyodorkan kartu namanya pada Alysa yang diterima dengan senyuman manis oleh
gadis itu.
"Thank Mr.
Adrian," ujar Alysa dengan ramah.
"Sama-sama, Kalau
begitu saya pergi dulu, persimi." Pamit Adrian setelah nya laki-laki paruh
baya itu sudah pergi dari hadapan Alysa.
***
Alysa menidurkan
tubuhnya di kasur kamar hotelnya setelah tadi ia selesai Mandi. Tubuhnya sangat
lelah tidak hanya fisiknya tapi batin nya juga lelah mengingat permasalahannya
dengan Rakha membuatnya pusing namun rasa lapar membuat Alysa tidak jadi untuk
tidur dan memilih menuju resto yang ada di hotel ini.
Alysa berjalan dengan
santai menuju resto sampai saat keluar dari lift Alysa tidak sengaja menabrak
seorang pria membuat Alysa hampir saja terjatuh tapi untung saja laki-laki itu
lebih dulu menangkapnya.
"Aishh im sorry
and thank," ujar Alysa pada laki-laki di depannya, laki-laki ini
menurutnya tidak asing Alysa seperti pernah melihat laki-laki ini tapi di
mana??
"Its ok, eh
tunggu Lo Alysa kan?" tanya laki-laki tampan di depannya itu, Alysa
mengerutkan dahinya tapi tak urung Alysa mengangguk menjawab pertanyaan
laki-laki di depannya ini.
"Lo siapa ya?"
tanya Alysa yang bingung karena ia lupa siapa laki-laki di depannya ini.
"Gue Ibram
temennya Rakha, inget?" tanya Ibram pada Alysa, Alysa nampak berfikir
sebelum menjawabnya.
"Ahh iya inget,
sorry gue lupa tadi udah lama soalnya," ucap Alysa merasa tidak enak.
"Haha gak papa
udah biasa gue mah selalu terlupakan," ucap Ibram sambil tertawa dan hal
itu juga membuat Alysa tertawa.
"Eh btw , gimana
kalo kita ngobrol sambil makan?" tanya Ibram menawarkan dan dibalas
anggukan oleh Alysa karena kebetulan ia juga ingin makan.
Ibram dan Alysa
berjalan kearah resto sambil sesekali bercanda, Ibram orang yang asik laki-laki
itu terus saja berceloteh dengan candaannya.
Mereka mendudukkan
bokong mereka di kursi setelahnya mereka langsung memesan makanan. Tak beberapa
lama makanan mereka sudah tersaji di depan mereka. Mereka makan dalam diam
hanya suara dentingan sendok yang menemani mereka.
Setelah selesai dengan
kegiatannya Ibram yang terlebih dulu membuka pembicaraan.
"Jadi lo kesini
buat ketemu Rakha?" tanya Ibram. Ya tadi Alysa sudah mengatakan jika ia ke
Spanyol untuk menemui tunangannya itu.
"Yap," ujar
Alysa sambil mengangguk.
"Gue gak tau
harus ngasih tau ini atau engga sama lo, tapi gue rasa harus agar lo bisa
mempersiapkan hati lo setelah ini. Tapi lo tanang aja gue gak kalah ganteng kok
dari Rakha," ujar Ibram dengan senyuman nakalnya di akhir katanya.
Alysa mengerutkan dahinya apa maksud Ibram mengatakan itu? Apa yang Alysa
pikirkan tentang tunangannya itu benar? Oh god tolong jangan katakan jika itu
iya.
"Maksud lo apa
ya?" tanya Alysa yang sudah deg degan menunggu jawaban dari Ibram.
"Gue gak tau
pasti ya Al tapi udah beberapa bulan ini Rakha dan Jessica deket banget gue
sampek ngira mereka pacaran," ucap Ibram tidak enak, sebenarnya ini bukan
hak nya untuk memberi tahu Alysa tapi ia merasa kasihan dengan gadis itu, ia
rela datang jauh-jauh dari Indonesia untuk menemui tunangannya tapi
tunangannya? Aish Damn it ini benar-benar gila.
"Gue tau."
Alysa menampilkan senyum manisnya tapi siapa pun tau itu bukan senyum yang
tulus tapi senyum di paksakan.
"Lo yang sabar ya
Sa, tenang masih ada gue yang gak kalah ganteng dari Rakha," ucap Ibram
sambil mengelus pundak Alysa.
"Bram gue duluan
ya, capek mau istirahat," ucap Alysa dan segera pergi meninggalkan Ibram.
Ibram menatap punggung Alysa yang mulai menjauh dengan perasaan iba bagaimana
Rakha tega menyakiti gadis secantik dan sebaik Alysa? Ya Alysa memang gadis
yang sangat baik, hatinya bak malaikat saat Jerry menyakitinya ia masih bisa
memaafkan Jerry dan Saat Rakha menyakitinya karena Eliza , Alysa cukup sabar
dan mau memaafkannya. Dan Keni? Mengapa harus selalu Alysa yang tersakiti?
Namun hebatnya gadis itu tidak pernah mengeluh pada takdir dan menerimanya
dengan sabar.
****
Alysa menatap rumah di
depannya sekali lagi sebelum menginjakkan kakinya kembali pada rumah yang dulu
menyimpan kenangannya bersama tunangannya.
Ya saat ini Alysa
sedang berada di rumah Rakha, ia tidak datang sendiri tapi ia datang bersama
Ibram yang dengan baiknya mengantar gadis itu untuk menemui tunangannya
"Udah siap?"
tanya Ibaram meyakinkan Alysa. Alysa menarik nafasnya dalam dalam sebelum ia
hembuskan dengan kasar. Alysa mengangguk mantap sambil menatap Ibram yang
berdiri di samping nya.
"Gue tau lo kuat,
lo gadis yang kuat," ucap Ibram sambil mengelus pundak Alysa menyalurkan
kekuatan pada gadis itu.
Alysa memencet bel
rumah Rakha beberapa kali, sampai tak beberapa lama seorang wanita paruh baya
membuka kan nya pintu. Wanita itu tersenyum menatap Alysa dan di balas senyuman
pula oleh gadis itu.
"Nona
Alysa?" tanya wanita itu meyakinkan dan dibalas anggukan oleh Alysa.
"Rakha ada?"
tanya Alysa pada wanita yang merupakan asisten rumah tangga di mansion rumah
Rakha itu.
"Ada, Tuan Rakha
sedang di kamar tapi..." ucapan Wanita itu ia gantung membuat Alysa
mengerutkan dahi nya bingung.
"Ada apa? Ah biar
saya langsung ke sana saja," ucap Alysa lalu gadis itu segera berjalan
menuju kamar Rakha.
Alysa membuka pintu
kamar itu yang syukurnya tidak dikunci oleh pemiliknya. Alysa tercekat melihat
pemandangan di depannya. Matanya sudah mulai berair melihat laki-laki yang
sangat ia kenali tengah mencium seorang gadis dengan gadis itu yang berada di
pangkuan Rakha.
Dua sejoli yang sedang
berciuman itu tidak menyadari kehadiran Alysa saking hanyut nya mereka dalam
permainan mereka. Alysa terduduk di atas lantai marmer kamar Rakha lalu gadis
itu mengeluarkan dompet, HP, dan paspor di tasnya menyisakan make up nya lalu
Alysa melemparkan tas nya itu pada sepasang kekasih itu dan sukses hal itu
membuat Rakha dan gadis itu langsung menjauh. Rakha menatap tidak percaya pada
gadis yang kini tengah berdiri sambil menghapus air matanya kasar itu.
Sedangkan gadis yang bersama Rakha tersenyum kemenangan karena sudah membuat
tunangan Rakha itu marah.
"Gue rasa semua
nya udah bener-bener selesai. Thank Tarakha buat semuanya," ujar Alysa
sambil melepaskan cincin yang melingkari jari manisnya dan melemparkannya
kearah Rakha.
"Gue pikir selama
ini lo beneran sibuk, sapai gue dengan setia dan bodoh nya nungguin lo yang gak
ada kabar tapi ternyata." Alysa tertawa hambar dan hal itu sukses menampar
Rakha. Hati nya sangat sakit melihat gadis yang sangat di cintainya itu kini
tengah menangis dan semua itu karena nya betapa bodohnya ia menyakiti gadis
itu? Berselingkuh dengan wanita lain di saat ia sudah memiliki tunangan.
"Sayang aku minta
maaf please dengerin aku," ucap Rakha sambil berjalan ke arah Alysa yang
sudah menangis.
"Stop jangan
deket-deket gue, gue alergi sama buaya kayak lo," ujar Alysa meninggikan
suaranya.
"Nyesel gue
nyia-nyia in waktu gue selama ini cuma buat cowok brengsek kayak lo, mati aja
lo sono anjing," ujar Alysa dan segera pergi dari sana meninggalkan tas nya
yang hanya berisi make up, untung ia sangat pintar sebelum ia melemparkannya
pada Rakha ia sudah mengeluarkan barang yang sangat penting.
Semua berjalan sesuai
takdir nya, semua sudah di tentukan oleh sang pembuat skenario dan Alysa harus
bisa menerimanya lagipula ia sudah terbiasa tanpa Rakha jadi pasti tidak sulit
untuk melupakan laki-laki buaya seperti Rakha.
"Rakha, Alysa
udah single kan? Thank ya mantan lo buat gue aja, bay," teriak Ibram
dengan cengiran nya dan hal itu sukses membuat Rakha tambah emosi.
"Akhhhrrr
brengsek," umpat Rakha sambil melemparkan segala benda yang ada di
sekitarnya.
"Rakha udah,
masih ada aku," ujar gadis yang sedari tadi bersama Rakha.
"Semua ini karena
kau Jessica, pergi kau Kaparat dan satu lagi aku mau kita putus," ujar Rakha
dengan emosinya. Jessica yang di bentak langsung pergi dengan air mata
yang terus membanjiri wajahnya.
Penyesalan memang
selalu datang di akhir bukan? Tidak ada penyesalan itu di depan jadi selamat
menikmati penyesalan mu Tarakha.
****
Thank For Reading.
Hai All im back setelah lama gak nulis di sini
akhirnya aku datang dengan cerita baru. Mungkin dari kalian ada yang udah gak
asing lagi kan sama nama dari pemain ini? Yap ini adalah sequel dari My Crazy
Badboy buat yang belum baca yuk di baca dulu guys biar pada ngerti.
Follow yuk akun ig aku @hilmiatulhasanah- dan
@Wphilmiath_
Follow juga akun rp ini ya guys
@TRAKHAAKDNA_
@ALYSAEVELYAA_
@ALVANDOJERRY_
@ARETTAEMILJ_
@SHE_LIAANGGRAINI
@ADRIENVERVER_
next kk,semangat💪
sukses
semangat
di episode waktu dia ketahuan selingkuh lagi ciuman jedanya lama ya. terkejut tapi nikmati GK tuh.
aku paling benci yg namanya penghianatan bagaimanapun alasannya GK logis.
masih pacaran tunangan aja udah selingkuh.
hadeh cinta tapi GK pikir perasaan.