Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Dia yang bernama Ruqayyah Zakira... Seorang Gadis yang menjadi tulang punggung untuk ibunda dan kedua Adiknya setelah kepergian sang Ayah.
Berat hidup yang dia jalani tak membuat nya jatuh, dia malah semakin tangguh.
Tapi karna sebuah kejadian yang membuat nya harus memutuskan untuk menikah.
Bukan di jodohkan, Dijebak atau pernikahan Kontrak, tapi itu permintaan nya.
Menikah dengan seorang Pria yang baru dia kenal.
Pria itu bernama Abidzar Prasetya.
Kira-kira apa ya yang akan terjadi??
Benarkah itu hanya Pernikahan Semalam??
Apa ada yang nama nya Pernikahan Semalam...???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ajeng Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan yang Sulit di Jelaskan
Setiap Wanita menginginkan pernikahan yang sempurna, sempurna disini bukan berarti mewah. Bisa membuat acara mewah itu bonus tapi yang paling utama adalah bisa menikah dengan seorang pria yang tulus mencintai dan dia cintai, disaksikan keluarga.
Tapi tidak dengan Ruqayyah. Dia bagai seorang Wanita sebatang kara, menikah tampa ada keluarga nya tahu, apa kata Bunda saat mengetahui semua ini...??
Tapi dia tak punya pilihan, memilihi menikah walaupun hanya satu malam, setidak nya dia tidak melakukan zina, itu yang ada di pikiran nya saat ini, walaupun jika ada yang tahu dia dinilai seakan mempermainkan sebuah pernikahan, padahal Ijab Qabul itu bukan hal yang sepele.
Saat Ijab dibalas Qabul lalu disahuti dengan kata SAH maka mereka sudah tanda tangan kontrak dengan sang Maha Kuasa. Tapi perjalan hidup setiap orang tidak ada yang bisa menebak nya.
Kamar hotel itu hanya tinggal mereka berdua, Ruqayyah duduk di sofa di dekan jendela, menatap langit yang mulai berwana jingga.
Jika langit cerah, tapi tidak dengan Ruqayyah, mendung sudah melanda, siap menanti hujan turun, tiba-tiba Handphone nya berdering.
Dari Aqila yang menanyakan keberadaan nya, bunda sedari tadi sudah bertanya dimana keberadaan nya.
‘’Sebentar lagi kakak ke rumah sakit..’’ ujar Ruqayyah lalu menutup telfon nya.
Ruqayyah menghampiri Abidzar yang sedang duduk di sofa kamar hotel dengan laptop menyala di depan nya.
‘’Pak saya harus keluar sebentar…’’
Abidzar mengerutkan kening nya.
‘’Saya gak akan ingkar janji, saya akan segera kembali..’’ tambah Ruqayyah
‘’Ok… uang 300 juta sudah saya transfer, dan saya akan kejar kamu jika kamu ingkar..’’
‘’Terimakasih atas bantuan nya, saya tidak akan ingkar janji..’’
Ruqayyah pun bergegas menuju rumah sakit, sebelum nya dia telah mengganti pakaian nya. Langkah kaki nya begitu berat, tapi dia harus segera menemui dokter dan juga Bunda.
Sebelum menemui Bunda, Ruqayyah terlebih dahulu menemui dokter yang menangani Bunda, Dokter pun telah menentukan jadwal operasi sang Bunda setelah Ruqayyah menanda tangani surat kuasa dan juga membayar biaya transplantasi Ginjal.
Ruqayyah sudah berada di ruangan sang Bunda, dan juga memberi tahu mengenai jadwal transplantasi Ginjal Bunda , yang akan di lakukan besok jam 10 pagi.
‘’Ay, biaya dari mana..??’’ tanya Bunda
‘’Ayya pinjam dengan perusahaan yang saat ini bekerja sama dengan toko Ayya Bun.. bunda gak perlu mikir macam-macam ya…’’
‘’Tapi Ay…’’
‘’Bun, tolong jangan berfikir yang tidak tidak, bunda fokus dengan yang harus bunda jalani besok, dan malam ini kalian jagain Bunda ya Dek, kalau ada apa-apa langsung hubungi kakak..’’
‘’kamu mau kemana..??’’ tanya Bunda mulai Khawatir
‘’ada yang harus Ruqayyah kerjakan Bun, Ayya janji besok pagi udah ke rumah sakit kok.. mungkin Ayya pulang ke rumah dulu..’’
Rasa nya berat memberi Ruqayyah izin tapi berulang kali Ruqayyah meyakinkan.
‘’Bun, ada Amanah yang harus Ruqayyah tuntaskan, bukankah Bunda selalu mengajarkan kami untuk menjaga Amanah…’’
‘’Baik lah, hati-hati, jangan pulang malam-malam ya…’’ pesan Bunda dan Ruqayyah hanya bisa menganggukan kepala nya.
…
Setelah selesai melaksanakan sholat isya di masjid area hotel, Ruqayyah pun kembali menuju kamar dimana menjadi saksi pernikahan nya, dan saksi dia harus melepas semua nya.
Sakit dan perih hati nya tak dapat dia pungkiri, tapi berulang kali sang dokter memberi tahu, kodisi ginjal sang Bunda sudah tidak bisa bertahan lebih lama.
Ruqayyah mengetuk pintu kamar hotel.
‘’Saya kira kamu kabur..’’
‘’Kabur, sejauh apa saya bisa kabur, pak Abidzar tahu dimana toko saya, saya bisa kabur kemana, dan saya bukan orang yang suka mengingkari Amanah yang harus saya tuntaskan..’’ jawab Ruqayyah sambil melewati Abidzar.
Abidzar menarik tangan Ruqayyah dan itu membuat Ruqayyah berada dalam rangkulan nya.
Jantung nya berdebar tak karuan, Abidzar pun bisa mendengar suara irama jantung Ruqayyah, senyum terukir dari sudut bibir Abidzar.
‘’Cantik…’’ batin Abidzar
‘’Pak saya baru dari luar..’’
Tapi Abidzar tak mengindahkan perkataan Ruqayyah. Abidzar membawa Ruqayyah ke arah ranjang.
‘’Kamu gak bisa menolak..’’
‘’saya gak akan menolak, tapi pastikan Pak Abidzar sudah hafal dengan doa nya..’’
‘’Doa..???’’ tanya Abidzar bingung, Ruqayyah pun melepas genggaman Abidzar, di ambil sebuah buku dari dalam tas.
‘’Semua ada disini, saya mau membersihkan diri dulu, silahkan lakukan setelah doa nya hafal..’’
Mata Abidzar membulat, Abidzar masih harus menghapal sebuah doa untuk bisa menyentuh Ruqayyah, tapi Abidzar tak menolak, saat Ruqayyah berada di kamar mandi, dia pun menghapal doa itu.
Lima belas menit berlalu, Ruqayyah sudah keluar dengan rambut yang dia kuncir kuda, Mata Abidzar membulat sempurna, jantung nya berdetak kencang.
Dia laki-laki normal, dihadapkan Wanita cantik mana mungkinkah dia menolak, di tambah lagi mereka adalah pasangan Halal.
Abidzar bukan lah laki-laki yang tidak tahu jika Zina itu dosa, dia juga masih melaksanakan sholat, walaupun sholat nya tak bisa terhitung, bukan karna rajin, tapi karna dalam sebulan entah berapa kali dia melakukan sholat.
Bahkan dia tak menyentuh Nindi melebihi batas, tapi entah syaitan apa yang membuat nya bisa mengucapakan syarat yang sama sekali tak terpikir oleh nya.
Dan saat Ruqayyah meminta untuk dinikahi, dia pun tampa beban menyetujui nya.
Abidzar berdiri dari posisi duduk nya melangkah mendekat kearah Ruqayyah, jika malam pertama adalah malam yang indah, tapi tidak untuk Ruqayyah.
Malam ini dia benar-benar menjalankan tugas nya sebagai seorang istri, istri semalam karna pernikahan nya hanya Pernikahan semalam.
Tepat jam 2 dini hari, Ruqayyah terbangun, dia berada dalam dekapan sang suami, suami satu malam.
Dia melepaskan rangkulan Abidzar perlahan, lalu menuju kamar mandi, ada rasa perih dan sakit di bagian tubuh nya, tapi itu tak dia hiraukan.
Ruqayyah memandikan diri nya, menangis dalam siraman air shower.
Bingung untuk memahami bagaimana perasaan nya, sedih atau Bahagia, dia tidak tahu.
Merasa kotor?? Tapi dia melakukan itu dengan sang suami..
Merasa rendah ?? karna dia melakukan itu untuk mendapatkan uang biaya operasi sang Bunda.
Merasa Bahagia..?? karna dia yang pertama menyentuh nya sudah berstatus suami.
Entahlah, tapi saat ini dia merasa hancur dan berdosa, dia seakan mempermainkan pernikahan.
Menangis sesenggukan, hanya dia yang tahu… hampir 30 menit Ruqayyah menyirami tubuh nya, lalu dia pun keluar dari kamar mandi sudah dengan pakaian lengkap, Abidzar masih nampak tertidur dengan pulas.
🍂🍂🍂
Info UP bisa Follow IG kak Ajeng ya.. @cerita_ajengkirana
Ini hanyalah sebuah coretan kecil, Jika suka silahkan di lanjut, jangan lupa tinggalkan Jejak.
Jika tidak suka, langsung tinggalkan.
Jika ada yang tidak sesuai, maka ingat, ini hanya sebuah coretan, ambil baik nya, buang jauh buruk nya.
karna...
Sebaik-baiknya Bacaan itu adalah - Al'Quran