TAMAT
Visual Epis 69
Tania adalah gadis yang lugu dan polos, dia anak yatim piatu yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya akibat kecelakan mobil yang mengharuskan dia tinggal di rumah pamannya.
Tania bertemu dengan bos mafia serigala putih yang bernama Denis yang berhati dingin dan cuek
Setelah pertemuanya dengan Denis hidup Tania dalam semalam berubah total.
Pertemuan Tania dan Denis adalah awal hubungan yang dijalani tanpa cinta. Tanpa Denis sadari dia mulai mempunyai perasaan pada Tania sejak pertama kali bertemu.
Perjalanan hidup Tania yang berat dengan penuh rintangan hidup dimulai dengan perjuangan cinta mereka.
Dengan rahasia besar yang tersimpan antara Denis dan Tania, membuat hubungan mereka semakin sulit untuk bersatu. Dengan rahasia yang terbokar membuat kebencian muncul dalam diri mereka berdua.
Apakah Tania dan Denis bisa hidup bersama sama melewati kehidupan Mafia yang kejam, yang selalu berhadapan dengan kematian !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Fitriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Epis 35 Pengakuan
Mimpi buruk yang menghampiri Tania membuat dia ketakutan setengah mati.
Tania yang terbangun dari tidurnya setelah mimpi buruknya, beranjak turun dari kasur berjalan keluar dari ruangannya.
Tania pergi ke ruangan ICU untuk melihat kondisi Denis, apakah itu hanya mimpinya atau itu benar terjadi, dengan wajah yang penuh dengan kecemasan dia berjalan ke ruang ICU.
Saat Tania berjalan ke ruang ICU, dia melihat Arya yang sedang berdiri di depan pintu ICU.
Tania menghampirinya.
"Bagaimana dengan kondisinya sekarang?" ucap Tania.
"Kau kenapa kemari, istirahatlah dulu. Kau terlalu banyak mendonorkan darahmu," ucap Arya.
"Aku tidak apa-apa, aku cuman mau tau bagaimana kondisinya sekarang." Ucap Tania dengan wajah lesu.
"Dari tadi dokter belum keluar, aku tidak tau sekarang seperti apa kondisinya." Ucap Arya dengan raut wajah yang cemas akan keselamatan kakaknya
Tania yang mendengar ucapan Arya, rasa cemasnya semakin tinggi. Dia takut apa yang dia mimpikan akan terjadi.
Tania hanya bisa berdiri di depan kaca ruang ICU dengan harapan Denis akan selamat. Dia terus berdoa untuk keselamatan Denis.
Setelah menunggu sekitar 2 jam lebih akhirnya Dokter keluar dari ruang ICU.
Tania langsung bergegas menghampiri Dokter itu untuk menanyakan keadaan Denis.
"Dokter bagaimana keadaannya?" ucap Tania, dengan wajah cemas
"Sekarang dia sudah melewati kritisnya, dia akan segera sadar "ucap Dokter
"Untung saja Dokter Arya cepat mengeluarkan peluru itu dan menghentikan pendarahannya, kalau tidak mungkin kita akan kehilangan nyawanya" ucap Dokter
"Itu semua juga berkat gadis ini, operasi tidak akan berjalan dengan lancar tanpa bantuan gadis ini. Karena saat itu kakakku sudah banyak kehabisan darah, untung saja gadis ini punya golongan darah yang sama dengannya." Ucap Arya.
Mendengar ucapan Dokter, Tania sangat bahagia dengan kabar baik yang dia dengar, sekarang kecemasan dan kekhawatiran mimpinya telah usai.
"Terima kasih atas bantuannya Dokter Gary," ucap Arya, berjabat tangan dengan Dokter.
"Iya sama-sama Tuan Arya, kalau begitu saya duluan masih ada pasien yang harus saya tangani." Ucap Dokter, sambil tersenyum berjalan meninggalkan mereka.
"Apa aku bisa masuk sekarang?" ucap Tania.
"Masuklah," ucap Arya sambil membuka kan pintu ruang ICU.
Tani berjalan masuk ke dalam ruang ICU lengkap dengan baju yang digunakan untun menjaga pasien di ruang ICU, sedangkan Arya duduk di luar menunggu Tania keluar. Karena cuman 1 orang yang boleh masuk ke dalam ruangan.
Tania duduk di depan tempat tidur Denis sambil menggenggam tangan Denis, meneteskan air matanya melihat Denis. Pria yang sering membuatnya kesal dan marah terbaring lemah tak berdaya di hadapannya.
"Aku hampir ke kehilanganmu." Ucap Tania, menundukkan kepalanya di tempat tidur.
"Kenapa kau selalu saja membahayakan nyawamu." Ucap Tania, menangis di tangan Denis.
"Saat kau memejamkan matamu di bawah pangkuanku, rasanya aku kehilangan sesuatu dari diriku." Ucap Tania.
"Aku baru menyadari perasaanku saat kau akan pergi meninggalkanku," ucap Tania menangis mengakui dirinya telah jatuh hati dengan pria selalu membuatnya kesal sepanjang hari.
"Kau harus cepat sadar, aku ingin mengatakan sesuatu padamu." ucap Tania beranjak dari kursinya, mencium kening Denis.
Setelah Tania memberikan ciuman tanda kasih sayangnya pada Denis, dia keluar dari ruangan untuk menemui Arya.
"Kau sekarang bisa melihat kakakmu," ucap Tania, sambil tersenyum.
"Kenapa kau keluar, seharusnya kau duduk menunggunya di dalam." Ucap Arya
"Aku sudah melihatnya, sekarang perasaanku sudah tenang." Ucap Tania
Setelah Tania yang melihat kondisi Denis, giliran Arya yang melihat kondisi kakaknya.
Di sisi lain di kediaman rumah Tuan Marsel.
Alex dengan Marsel sedang bermain biliar di ruangan khusus.
"Dengan dendam Tuan Marsel pada Denis, mempermudahku untuk menjatuhkan pria sombong itu." Ucap Alex dalam hatinya, sambil memasukkan bola ke dalam lubang.
"Kita akan berkerja sama untuk menghancurkan tuan Denis," ucap Marsel dengan wajah tersenyum licik.
Alex Memanfaatkan dendam Marsel untuk menyingkirkan Denis, tanpa harus mengotori tangannya.
Di sisi lain di rumah sakit, Denis dipindahkan di ruang rawat inap setelah kondisinya sudah membaik.
Denis mulai sadar, dia memperhatikan sekelilingnya sudah ada Ayahnya yang berada di sampingnya, dengan seorang gadis yang duduk menggenggam tangannya.
"Kau sudah sadar Nak," ucap Ayah Denis.
"Ayah, kenapa bisa di sini? " ucap Denis, bingung
Denis melirik ke arah wanita yang duduk di depan tempat tidurnya, ternyata yang duduk menggenggam tangannya, itu adalah Aleta.
"Kau, kenapa di sini." Ucap Denis melepaskan genggaman tangan Aleta.
"Pergi dari sini, dasar wanita tidak tau malu, kau sudah berkerja sama dengan musuhku. Kau masih berani muncul dihadapanku." ucap Denis, dengan raut wajah sangat marah.
"Ayah, beri tau pada Denis kalau aku tidak berkerja sama dengan tuan Alex." Ucap Aleta menangis di samping kursi roda Ayah Denis.
"Denis kenapa kau berteriak padanya, dia tidak salah. Tuan Alex lah yang memanfaatkannya," ucap Ayah Denis.
"Ayah jangan percaya dengan wanita ini, dia pembohong." Ucap Denis dengan raut wajah marah.
"Mana Tania?" ucap Denis kebingungan mencari Tania yang tidak ada didalam ruangan itu.
"Siapa yang kau cari, dia tidak ada di sini. Aku yang menjagamu dari tadi, " ucap Aleta
"Itu benar, saat Ayah datang ke sini. Aleta yang menjagamu, dan Tania itu siapa?" ucap Ayah Denis dengan tatapan mata yang tajam menatap Denis.
"Dia bukan siapa-siapa," ucap Denis dengan wajah datar.
Denis takut jika Ayahnya mengetahui Tania adalah wanitanya, itu akan membahayakan nyawa Tania.
"Sebelum aku memejamkan mataku, aku tidur bawah pangkuannya saat aku tertembak." Ucap Denis dengan tatapan mata yang tajam melihat Aleta.
"Itu bukan Tania tapi aku, saat kau tertembak aku langsung berlari menghampirimu yang terbaring di tanah. Aku langsung mengangkat kepalamu dipangkuanku, sepertinya saat kau tertembak kau berhalusinasi." Ucap Aleta menggenggam tangan Denis.
"Lepaskan tanganmu, kau berbohong. Saat itu aku masih sadar," ucap Denis menyingkirkan tangannya.
"Aku melihat wajahnya dengan jelas, itu bukan halusinasi." Ucap Denis, dengan nada suara yang meninggi.
"Kau bisa bertanya pada Arya, kalau kau tidak percaya dengan perkataanku." Ucap Aleta.
Tanpa ditanya Arya langsung menjawab.
"Yang dia katakan itu memang benar, saat kau tertembak yang menyelamatkanmu adalah Aleta dan dia juga yang memberikan sumbangan darah. Saat aku melakukan operasi mendadak untuk mengeluarkan peluru dari dadamu, karena kau banyak kehabisan darah jadi, aku butuh cadangan kantong darah. Aleta yang mempunyai golongan darah yang sama dengan mu, dia memberikannya untuk bisa menyelamatkan nyawamu." Ucap Arya, memalingkan wajahnya dari tatapan Denis.
Denis masih tidak percaya bahwa gadis yang dia lihat saat sebelum dia pingsan itu bukan Tania, hatinya mengatakan itu adalah Tania.
Dengan perasaan yang campur aduk, Denis mencabut paksa infusnya.
Bersambung
Jangan lupa like dan komentar yah biar author semangat up nya 😉
Jangan lupa vote juga yah, 1 poin bagi author sangat berarti😊
membingungkan.
dah aku manut aja dngan alur ceritamu
bukan Denis ya kak....
patah jadi dua.
Denis, sini tak peluk aja
serasa nyata kita ikut bermain dlm adegan action.
moga anak buah Denis, biar bisa membuka sedikit tabir cerita masa lalu, to jangan back lg lho kak