Ardi, seorang ayah biasa dengan gaji pas-pasan, ditinggalkan istrinya yang tak tahan hidup sederhana.
Yang tersisa hanyalah dirinya dan putri kecil yang sangat ia cintai, Naya.
Saat semua orang memandang rendah dirinya, sebuah suara asing tiba-tiba bergema di kepalanya:
[Ding! Sistem God Chef berhasil diaktifkan!]
[Paket Pemula terbuka Resep tingkat dewa: Bihun Daging Sapi Goreng!]
Sejak hari itu, hidup Ardi berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hamei7, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Resep Baru
[Selamat kepada tuan rumah, Anda memenangkan Stamina MAX dalam undian Sistem Koki Ajaib!]
[Stamina MAX: Tubuh mencapai kondisi puncak. Baik saat memasak maupun melakukan hal-hal lain yang Anda sukai, tubuh akan selalu berada dalam kondisi terbaik!]
[Selamat kepada tuan rumah, Anda memenangkan Bakpao Saus Rahasia!]
Ardi yang sedang rebahan di kasur langsung terbelalak. Begitu notifikasi sistem muncul, seketika serangkaian pengetahuan baru mengalir deras ke dalam kepalanya.
Dalam sekejap, ia merasa seperti sudah bertahun-tahun berpengalaman membuat roti isi daging. Ia bisa membayangkan tekstur empuk rotinya, kulit lembut yang harum, dan saus rahasia yang aromanya begitu menggoda.
“Wah… ini pasti laris banget,” gumam Ardi sambil menelan ludah. Hanya membayangkan saja sudah membuat air liurnya mengalir.
Ditambah lagi, tubuhnya kini terasa jauh lebih segar. Semua rasa pegal di lengan dan punggung mendadak hilang. Energinya kembali penuh, seolah ia baru saja bangun dari tidur panjang.
Kalau bukan karena takut membangunkan Naya yang tidur pulas di kamar sebelah, mungkin ia sudah nekat mencoba resep roti rahasia itu sekarang juga.
“Tahan dulu… besok pagi saja,” ucap Ardi sambil menatap jendela. Malam semakin larut, dan matanya perlahan ikut terpejam.
Keesokan paginya, Ardi sudah bangun bahkan sebelum adzan subuh berkumandang. Ia melirik ponselnya, waktu menunjukkan pukul empat kurang sedikit.
“Beginilah hidup pedagang kaki lima,” katanya sambil meregangkan tubuh. “Waktu malam terasa singkat sekali. Kalau mau dagangan segar, harus siap ke pasar lebih awal.”
Hari ini ia tak hanya perlu menyiapkan bahan untuk mie goreng sapi, tapi juga ingin mencoba menu barunya: roti isi saus rahasia!
Motor listrik roda tiganya kembali jadi andalan. Benda sederhana itu benar-benar sakti: bisa mengangkut banyak barang, mudah belok, dan tak perlu pusing soal parkir.
“Selama nggak ketemu polisi lalu lintas, motor ini lebih berguna daripada mobil,” pikirnya sambil tersenyum kecil.
Di jalan, beberapa tetangga yang sudah bangun pagi menyapanya.
“Wah, Mas Ardi rajin sekali. Pagi-pagi sudah keluar?” tanya seorang bapak tua sambil mengayuh sepeda ontelnya.
Ardi membalas dengan sopan. “Iya, Pak. Mau belanja sayur segar. Sekalian cari bahan tambahan buat dagangan.”
“Oh, kalau begitu coba ke pasar di belakang Jalan Liangmao. Sayurnya segar dan murah,” saran si bapak.
“Siap, terima kasih banyak, Pak!”
Bapak tua itu mengangguk sambil tersenyum puas. “Kalau nanti buka kios, kabari saya ya. Saya mau coba daganganmu!”
“Dengan senang hati, Pak!” sahut Ardi ramah.
Ardi tak tahu, si bapak itu sempat menatap punggungnya sambil bergumam sendiri. “Anak muda ini tampan, rajin, tahan banting lagi. Cucu perempuanku umur dua puluh tiga tahun belum juga punya pasangan… apa jangan-jangan jodohnya dia?”
Ia terkekeh sendiri, lalu melanjutkan perjalanannya.
Sesampainya di pasar, Ardi langsung menuju kios mie. Pemilik kios itu langsung mengenalinya.
“Lho Mas, kamu lagi? Baru kemarin beli lima puluh kilo mie, kok sudah balik lagi?” tanyanya heran.
Saat melihat Ardi, pemilik kios itu merasa kagum. Seorang pemuda tampan, sopan, dan elegan, tapi memilih membuka kios mie goreng daging sapi. Baginya, itu agak aneh. Dengan penampilan Ardi, mestinya ada banyak wanita kaya yang berebut untuk jadi pasangannya.
Ardi hanya nyengir. “Iya, Pak. Nggak nyangka laku keras. Hari ini saya mau borong lebih banyak.”
Alasan mie goreng daging sapi Ardi begitu lezat bukan hanya karena keterampilan memasaknya, tapi juga karena kualitas mie dari kios ini. Mie buatan tangan, murni dan kenyal, membuat rasanya berbeda dari yang lain.
Pemilik kios mengangguk-angguk. “Wah, hebat sekali. Mau beli berapa kilo kali ini?”
“Seratus lima puluh kilo,” jawab Ardi mantap.
Pemilik kios langsung melongo. “Seratus… lima puluh kilo?!”
Ardi tersenyum percaya diri. “Tenang saja, Pak. Malam ini pasti habis juga.”
Setelah memindai kode QR untuk membayar, total biayanya mencapai ratusan ribu rupiah.
Pemilik kios yang baik hati itu memberikan diskon. “Mas, ini nomor WhatsApp saya. Kalau nanti butuh dalam jumlah besar, saya bisa atur pengiriman langsung ke rumah. Gratis ongkos kirim, nggak usah khawatir!”
Ardi mengangguk sambil menyimpan nomor itu. “Baik, Pak. Terima kasih banyak!”
Setelah berpamitan, ia melanjutkan belanja ke kios lain.
Hari itu, ia membawa pulang delapan kotak mie sekaligus, plus lima puluh kilo tepung untuk mencoba resep roti rahasia. Tak lupa ia membeli kukusan besar, baskom aluminium, dan wadah sekali pakai.
Total belanjanya hampir menghabiskan semua modal.
Ardi menarik napas panjang. “Untung masih ada sisa dari kemarin. Kalau nggak, bisa jebol tabungan.”
Meski begitu, wajahnya tetap penuh semangat. “Kalau semua berjalan lancar, malam ini bisa jadi awal yang lebih besar!”
tapi untuk menu yang lain sejauh ini selalu sama kecuali MIE GORENG DAGING SAPInya yang sering berubah nama.
Itu saja dari saya thor sebagai pembaca ✌
Apakah memang dirubah?
Penggunaan kata-katanya bagus tidak terlalu formal mudah dipahami pembaca keren thor,
SEMAGAT TERUS BERKARYA.