Matahari terbenam, memeluk kegelapan. Tepian laut berbisik dengan kencang. Angin malam yang hangat sangat menusuk hingga ke tulang.
Zoya dan Arga dijebak seseorang sehingga mereka harus dinikahkan paksa oleh warga desa. Karena pernikahan itu, Zoya dibenci keluarganya. Suaminya yang masih berstatus pelajar pun sangat membencinya.
Bagaimana kisah Zoya di masa remajanya yang harus nikah muda?
Ikuti ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 Andra Sadar
Elika tersentak di saat Andra masuk ke dalam kamar, menarik paksa lengan Elika dan melayangkan tamparan ke wajah Elika. Elika menjerit kesakitan. Elika menyeka darah yang menetes di ujung bibirnya.
"Apa yang kamu lakukan di sini!" Andra menatap tajam ke arah pria itu.
"Aku mau masuk, tapi dihalangin wanita ini. Dia menggoda dan mengambil uangku!" Jawab pria itu.
"Bohong! Dia sendiri yang memberikan uang!" Sangkal Elika.
"Bang, kamu lebih percaya aku atau wanita murahan ini? Dia orangnya yang menyingkirkan Kak Ayu? Sungguh di luar ekspektasi. Bodoh kamu Bang!"
Pria itu keluar dari kamar dan meninggalkan villa. Andra marah besar. Rupanya selama ini Elika hanya memanfaatkan uangnya. Elika sama saja dengan pelacur di luar sana. Elika bahkan menggoda adik kandungnya di bawah atap yang sama.
Andra mengusir Elika keluar dari villa. Elika menolak karena Elika bingung mau pergi ke mana. Andra mentransfer sejumlah uang ke rekening Elika dengan jumlah berkali-kali lipat dari sebelumnya.
"Pergi dari sini! Bukannya pria tadi sudah memberimu uang. Ditambah dengan uang yang baru saja ditransfer ke rekening kamu. Mulai hari ini kamu dipecat!"
"Tapi Pak Andra. Bagaimana kalo saya hamil?" Elika memasang wajah kasihan.
"Saya tidak perduli. Siapa tahu itu bukan anak saya. Pergi!" Usir Andra.
Elika dengan penuh kekesalan keluar dari kamar menuju kamar belakang. Elika mengambil koper dan meninggalkan villa. Di luar villa Elika kembali bertemu pria yang memberinya uang. Pria itu menawarkan tumpangan tapi Elika bergegas pergi meninggalkannya.
Pria itu kemudian terlihat menghubungi seseorang. Andri masuk ke dalam villa. Andri mencari Aisha. Andra baru teringat, dia tadi mencari Aisha. Andra panik. Andra kemudian menelpon Ayu.
Andra terus saja menghubungi Ayu. Andra mengerti, Ayu pasti tidak ingin bicara karena Andra sudah memilih Elika. Andra kemudian mengirimkan pesan, Andra bertanya apakah Aisha ada bersama Ayu. Ayu masih tidak merespon.
Andra meminjam ponsel Andri dan menghubungi Ayu. Dan akhirnya Ayu menjawab telepon. Andra langsung meminta maaf, memohon ampunan. Andra ingin Ayu kembali ke villa bersama Aisha. Andra sudah mengusir Elika dari villa. Andra menyesal telah menyakiti hati Ayu.
Tidak ada jawaban dari Ayu. Ayu juga menutup telepon. Andra minta bantuan Andri untuk mencari keberadaan Ayu. Mereka pergi meninggalkan villa. Andri berkeliling kawasan villa. Mereka juga melihat Elika yang berjalan kaki. Mereka melewati Elika yang terlihat cape berjalan beberapa meter dari villa.
Elika berlari memanggil, mengejar mobil Andri meminta tumpangan. Tapi Andri semakin kencang melajukan mobilnya. Elika tidak tahu di mobil itu ada Andra dan pria yang baru saja datang ke villa. Elika mengatur napasnya. Elika duduk di pinggir jalan mencari tumpangan.
Elika mengambil ponselnya dan mencari taxi online. Elika memasukkan alamat villa dan alamat tujuan ke kota. Elika membuka lebar kedua matanya, ternyata tarifnya sungguh sangat mahal. Dari kejauhan Elika melihat ada cahaya mobil. Elika hanya duduk di pinggir jalan tidak meminta tumpangan.
Mobil itu berhenti. Pemilik mobil seorang wanita membuka jendela mobilnya. Dia bertanya Elika mau pergi ke mana. Elika ingin pulang ke kota karena orang tuanya sakit. Elika tidak mau merepotkan majikannya, Elika memilih mencari taxi online, eh ternyata tarifnya sangat mahal.
Wanita itu kasihan, dia menawarkan tumpangan. Kebetulan dia akan pulang ke kota. Walaupun tujuan mereka berbeda, wanita itu akan mengantarkan Elika sampai ke kota terdekat biar Elika bisa naik taxi menuju rumahnya. Elika sungguh senang. Elika masuk ke dalam mobil. Mereka meninggalkan kawasan villa.
Wanita itu mampir sebentar untuk membeli minuman di warung kecil pinggir jalan. wanita itu turun dari mobil. Elika melihat ke arah depan, di sana dia melihat Arga dan Zoya juga sedang mampir di warung kecil membeli sesuatu.
Elika turun dari mobil. Elika melihat beberapa pria lagi asik bermain gitar di pondokan belakang mobil. Elika menghampiri mereka. Elika meminta bantuan kepada mereka.
"Bantuan apa?" tanya salah satu dari mereka.
"Kalian lihat mobil putih di depan mobil ini?" tunjuk Elika.
"Ya," jawab mereka.
"Yang punya sepasang suami istri yang lagi milih buah di sana," Elika menunjuk Arga dan Zoya.
"Yang make baju kuning sama baju orange?" tanya salah satu dari mereka.
Elika mengeluarkan beberapa lembar uang dan mengangkatnya. Elika ingin mereka membuat celaka Arga dan Zoya. Terserah mereka bagaimana caranya. Yang penting, Arga dan Zoya terluka kalo perlu sampai masuk rumah sakit.
Para pemuda di sana menolak tawaran Elika. Elika menambahkan beberapa lembar uang sebagai imbalan. Dan akhirnya ada yang mengambil uang itu, dia akan melakukan apa yang diperintahkan Elika.
"Tidak sampai mati kan?" tanyanya.
"Iya, cukup luka-luka saja," jawab Elika sambil tersenyum.
Dia mengiyakan. Dia dan teman-temannya akan melakukan perintah Elika. Elika tersenyum, Elika kembali masuk ke dalam mobil. Wanita yang tadi menawarkan tumpangan kepada Elika, memberikan minuman dingin dan cemilan untuk Elika. Dia dan Elika meneruskan perjalanan mereka menuju kota.
Elika dari kaca spion melihat, para pemuda itu beranjak dari tempat duduk mereka. Mereka berjalan menuju ke arah Arga dan Zoya yang ingin kembali ke mobilnya. Elika lagi-lagi tersenyum berharap sesuatu yang buruk akan terjadi pada Arga dan Zoya. tidak sia-sia Elika membuang uang sebesar dua juta.
Arga dan Zoya yang hendak masuk ke dalam mobil melihat beberapa orang pemuda menghampiri mereka.
"Permisi, Ka!" Sapa mereka.
"Iya, ada apa ya?" tanya Arga dan Zoya.
"Ka, tadi ada seorang wanita, mungkin seusia Kaka ini," tunjuk pemuda yang memakai sarung.
"Dia mau apa?" Arga mengernyitkan keningnya.
"Dia memberikan kami uang sebanyak ini, untuk membuat Kaka berdua celaka. Tapi, kami tidak mau Ka. Sia-sia kami mondok jika perbuatan kami tidak diridhoi Allah," tambah pemuda yang memakai sarung.
"Terima kasih atas kejujuran kalian. Uang ini kalian bagi-bagi saja karena ini memang rezeki untuk kalian. Dan tunggu sebentar," Arga menghitung jumlah para pemuda itu yang berjumlah 10 orang.
Arga kembali masuk ke dalam warung dan tidak berapa lama keluar dengan membawa beberapa bungkus kantongan plastik berisi sembako yang dia bagikan ke pemuda pesantren.
"Ka, gak salah ini?" tanya mereka.
"Ini juga rezeki untuk kalian. Tolong doakan kami biar selamat dari marabahaya," ucap Zoya.
Pemuda santri yang berjumlah 10 orang itu langsung mendoakan Arga dan Zoya. Mereka juga tidak henti-hentinya berterima kasih atas rezeki yang mereka dapat hari ini.
...----------------...
Sementara itu, Elika dan wanita yang memberikannya tumpangan sudah jauh meninggalkan kawasan pantai. Elika mencium aroma berbau busuk di dalam mobil. Elika membuka jendela mobil karena tidak tahan dengan aromanya.
"Ada apa?" tanya wanita yang bernama Vera.
"Emang kamu gak cium bau busuk?" Elika menoleh ke sebelah kanannya.
"Aku gak punya hidung!" Vera menoleh ke arah Elika.
Betapa terkejutnya Elika saat wajah Vera berubah menjadi wajah penuh darah tidak memiliki hidung dan mulut yang menganga lebar.
"AAAAAAAAAA!" Elika refleks membuka pintu mobil yang melaju kencang dan melompat ke jalan.
Tubuh Elika berguling-guling di jalan raya dan tanpa sengaja salah seorang pengendara motor menabraknya. Elika memuntahkan darah dan tidak sadarkan diri tergeletak di jalan raya. Sedangkan pengendara motor menabrak tiang listrik dan terjatuh di trotoar jalan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...