NovelToon NovelToon
Jatuh Cinta Dengan Adik Suamiku

Jatuh Cinta Dengan Adik Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Selingkuh / Anak Kembar / Dijodohkan Orang Tua / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mila julia

Keira hidup di balik kemewahan, tapi hatinya penuh luka.
Diperistri pria ambisius, dipaksa jadi pemuas investor, dan diseret ke desa untuk ‘liburan’ yang ternyata jebakan.

Di saat terburuk—saat ingin mengakhiri hidupnya—ia bertemu seorang gadis dengan wajah persis dirinya.

Keila, saudari kembar yang tak pernah ia tahu.

Satu lompat, satu menyelamatkan.
Keduanya tenggelam... dan dunia mereka tertukar.

Kini Keira menjalani hidup Keila di desa—dan bertemu pria dingin yang menyimpan luka masa lalu.
Sementara Keila menggantikan Keira, dan tanpa sadar jatuh cinta pada pria ‘liar’ yang ternyata sedang menghancurkan suami Keira dari dalam.

Dua saudara. Dua cinta.
Satu rahasia keluarga yang bisa menghancurkan semuanya.

📖 Update Setiap Hari Pukul 20.00 WIB
Cerita ini akan terus berlanjut setiap malam, membawa kalian masuk lebih dalam ke dalam dunia Keira dan Kayla rahasia-rahasia yang belum terungkap.

Jangan lewatkan setiap babnya.
Temani perjalanan Keira, dan Kayla yaa!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mila julia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15.Kesepakatan

Kayla. Judul besar skandal. Dan nama-nama yang mestinya nggak pernah ikut terseret.

Cuma tinggal satu gerakan… satu sentuhan… dan semuanya bisa terbongkar.

Aldi membungkuk perlahan, jarinya nyaris menyentuh ponsel yang jatuh di tanah. Layar masih menyala—memamerkan wajah Kayla, judul yang menusuk dada, dan deretan nama yang tidak boleh ada di mata orang lain.

Otak Keira bekerja secepat kilat. Refleksnya bahkan mengalahkan logika.

Tanpa pikir panjang, ia menjatuhkan diri ke tanah.

Bruk!

Tubuhnya menutupi ponsel itu sepenuhnya, memeluknya erat seolah tanah dingin yang keras adalah satu-satunya tempat aman yang tersisa di dunia ini.

Aldi sontak terhenti, kaget. Tangannya yang hampir menyentuh ponsel langsung menggantung di udara.

“Eh… kamu kenapa, Key?” tanyanya dengan alis berkerut. Suaranya pelan tapi sarat heran.

Ia cepat-cepat jongkok di hadapan Keira, lututnya menyentuh tanah basah. Sorot matanya mencari-cari jawaban di wajah Keira. Tapi yang ia temukan hanyalah tatapan kosong—mata yang seolah sedang memandang jauh, ke arah yang tidak ada di sini.

Keira tak segera menjawab. Tubuhnya terasa tegang, napasnya sedikit tersengal, tapi ekspresinya berusaha datar. Dalam kepalanya, ia mencari-cari alasan yang masuk akal. Namun yang keluar dari bibirnya justru,

“Eh… itu, liat deh. Bintangnya bagus.”

Nada suaranya datar, tapi ada getaran halus yang menyelip di akhir kalimat.

Aldi sempat terdiam, lalu menoleh ke langit dengan kening berkerut. “Bintang?”

“Iya,” Keira mengangguk pelan, memaksa senyum tipis. “Liatnya tuh paling enak sambil tiduran.”

Sambil bicara, tangan kirinya bergerak pelan di sisi tubuh, berusaha menarik ponsel ke belakang punggung. Gerakannya jauh dari kata halus, membuat tanah di bawahnya sedikit bergeser.

Aldi masih memandangi langit. Gelap. Mendung berat menggantung, menutup semua cahaya. Tak ada satu pun bintang di sana.

“Langitnya mendung, Key. Mana ada bintang?” ucapnya pelan, matanya kembali turun menatap Keira dengan sorot penasaran.

Degup jantung Keira makin tak beraturan. Ia duduk tegak mendadak, menepuk-nepuk celana yang kotor oleh tanah, berusaha mengalihkan perhatian. “T tadi ada kok! Sumpah! Ada bintang jatuh!”

Alis Aldi terangkat. Sudut bibirnya mulai tertarik menahan tawa. “Bintang jatuh?”

“Iya!” Keira berdiri cepat, suaranya sedikit naik karena gugup. “Dia jatuh duluan. Aku cuma… nyusul. Biar barengan.”

Senyum canggung muncul di wajahnya. Tangannya mengusap tengkuk, meski tak ada apa-apa di sana. Mata Keira hanya bertahan sepersekian detik menatap Aldi sebelum ia berbalik. Langkahnya cepat, hampir terburu-buru menuju pintu rumah.

Aldi tetap di tempat. Ia menatap punggung Keira sampai pintu itu tertutup pelan.

“Bintang jatuh…” gumamnya, dan senyum tipis muncul di wajahnya. Ada nada geli yang tak bisa disembunyikan. “Kamu aneh banget, Key…”

$$$$$

Setelah hampir dua hari Leo mengurung Kayla di gudang, akhirnya suara berderit itu terdengar. Pintu kayu yang lembap terbuka perlahan, menggoreskan bunyi gesekan engsel yang membuat bulu kuduk berdiri.

Kayla masih terduduk di sudut ruangan yang remang. Debu melekat di pakaian lusuhnya, bercampur noda tanah yang sudah mengering. Wajahnya pucat seperti kain yang kehilangan warna. Rambutnya kusut, beberapa helaian menempel di kening yang basah oleh keringat dingin. Napasnya berat, namun di balik itu… sorot matanya masih sama—tajam, penuh bara yang belum padam.

Langkah sepatu Leo terdengar mendekat. Pelan, tapi pasti. Ia berhenti tepat di depan Kayla, lalu menurunkan tubuhnya, berjongkok. Jari-jarinya—dingin dan penuh perhitungan—terulur, menyibak helaian rambut yang menutupi wajah Kayla, lalu menelusur ke pipi yang kotor. Sentuhan itu dibuat lembut, seolah penuh kasih, tapi justru membuat Kayla ingin memuntahkan isi perutnya.

“Sekarang bagaimana, Keira? Apa kau akan menuruti ku?” bisik Leo. Suaranya rendah, nyaris seperti desahan, namun penuh tekanan yang membuat udara di ruangan jadi terasa sesak.

Tubuh Kayla ringkih, tapi bibirnya melengkung tipis. Tawa lirih lolos dari tenggorokannya. Bukan tawa bahagia, melainkan tawa sinis yang cukup untuk menampar harga diri Leo. Tatapannya menolak mentah-mentah, kepala sedikit menoleh ke samping, mengirim pesan tanpa kata: lebih baik mati daripada nurut sama lo.

Otot rahang Leo menegang. Urat di lehernya menonjol.

“Ternyata kau masih angkuh,” gumamnya dengan nada rendah yang mengandung ancaman. “Apa kau ingin mati membusuk di sini? Tidak akan ada yang menyelamatkanmu, Keira. Tidak ada tempat untuk kabur. Tidak ada celah untuk melawan. Kau akan mati di tempat ini… dan tak seorang pun akan peduli.”

Leo berdiri, bayangannya menutupi tubuh Kayla. Pandangannya mengunci, menekan dari atas.

“Aku tidak menyuruhmu memilih,” ujarnya dingin. “Aku hanya ingin kau mengangguk. Seperti dulu.”

Kayla tetap diam. Matanya hanya bergerak sedikit, memperhatikan tiap garis wajah Leo.

“Mungkin kau tidak ingat,” lanjut Leo, “tapi aku tidak peduli. Ingat atau tidak, aku tetap akan membentuk mu jadi Keira yang penurut. Seperti dulu. Seperti seharusnya.”

Saat Leo kembali menurunkan tangannya, mencoba menyentuh wajahnya lagi, Kayla langsung menepis. Gerakan itu lemah, tapi cukup jelas untuk menunjukkan penolakan. Kepalanya menoleh jauh, menghindari kontak. Meski lelah dan tubuhnya penuh luka, harga dirinya masih ia peluk erat-erat.

Leo terkekeh pendek. “Kau masih punya nyali… padahal kau sudah separuh mati.”

Tiba-tiba, ia meraih dagu Kayla dengan kasar. Cengkeramannya kuat, membuat kulit di bawahnya terasa perih. Mata Leo menatapnya seperti predator yang baru saja mengunci mangsa.

“Kau benar-benar ingin mati, hah?!”

Kayla memejamkan mata sejenak. Ia menarik napas panjang, menahan segala amarah dan takut yang bergolak di dadanya. Kalau keras kepala sekarang, gue nggak akan ke mana-mana. Harus pintar. Harus tahu kapan tunduk, kapan melawan.

Perlahan, ia membuka mata. Tatapannya menembus balik ke arah Leo.

“Gue nurut… gue bakal jadi Keira yang lo mau. Tapi… cuma kalau kita bikin kesepakatan.”

Kedua alis Leo turun. Matanya menyipit curiga. “Kau mencoba mempermainkan ku?”

“Enggak,” jawab Kayla dengan suara serak namun mantap. Kepalanya sedikit terangkat, seperti menolak dipandang rendah. “Gue cuma nawarin… kesepakatan. Lo butuh gue, Leo. Dan gue butuh hidup gue balik.”

Ia menelan ludah, menahan getir yang mengganjal di tenggorokannya. “Kita sama-sama dapat sesuatu. Biar semuanya terasa adil.”

Leo membisu beberapa detik, hanya matanya yang bergerak, memindai wajah Kayla. Lalu tiba-tiba, ia membentak.

“Apa kesepakatannya?!”

“Gue bakal nurutin semua permintaan lo… kecuali satu: gue nggak akan melayani investor dengan tubuh gue. Gue bisa duduk nemenin, ngobrol, tuang minuman, sambut mereka… tapi cukup sampai situ. Dan satu lagi—nggak boleh ada kekerasan antara lo dan gue. Itu batasan gue.”

Kayla menghela napas singkat, lalu menambahkan, “Surat ini harus ditulis dan ditandatangani bermaterai. Biar sah.”

Leo menatapnya lama, lalu kepalanya sedikit menunduk sebelum tawa keras meledak dari bibirnya. Tawa itu pahit, penuh ejekan.

“Ini konyol! Semua ini hanya menguntungkan mu. Aku tidak sebodoh itu, Keira!”

Tatapan Kayla mengeras. “Jadi lo beneran mau bunuh gue di sini dan kehilangan jaminan utang bokap gue?”

Seperti tersambar, Leo terdiam. Rahangnya bergerak pelan, pikirannya memproses ucapan itu. Dan ia tahu… itu bukan ancaman kosong.

“Baiklah,” ucapnya akhirnya, nada suaranya merendah tapi tetap dingin. “Tapi ada syarat… kalau kau ingin dapat semua itu dariku, mulai besok kau OB di kantorku.”

“OB?” kening Kayla berkerut, bibirnya terbuka sedikit. Nada tidak percaya terdengar jelas.

Leo berdiri, membetulkan kerah kemejanya. “Kalau tidak mau… kesepakatan batal.” Ia mulai melangkah menuju pintu.

“Tunggu!” suara Kayla terdengar tegas di tengah napas yang masih tersengal.

Leo menoleh setengah, satu sudut bibirnya terangkat.

“Oke… gue terima. Tapi satu syarat,” kata Kayla cepat. “Lo cuma boleh ngatur gue selama jam kerja. Setelah itu, gue bebas.”

Leo menyeringai lebar, senyumnya lebih mirip sayatan. “Oke. Tapi jam kerjamu dua kali lebih lama dari karyawan lain.”

Kayla menatapnya tanpa berkedip. Ia tahu, ini baru awal dari permainan yang jauh lebih berbahaya.

.

.

.

Bersambung.

1
Dedet Pratama
luar biasa
Alyanceyoumee
mantap euy si Revan
Kutipan Halu: hahah abis di kasih tutor soalnya kak 😄😄
total 1 replies
Bulanbintang
Iri? bilang boss/Joyful/
Kutipan Halu: kasih paham kakak😄😄
total 1 replies
CumaHalu
Suami setan begini malah awet sih biasanya 😤
Kutipan Halu: awett benerrr malahan kak😄
total 1 replies
iqueena
Kasar bngt si Leo
iqueena: sharelok sharelok
Kutipan Halu: kasih tendangan maut ajaa kak, pukulin ajaa kayla ikhlas kok🤣
total 2 replies
Pandandut
kay kamu mantan anak marketing ya kok pinter banget negonga
Kutipan Halu: kaylanya sering belanja di pasar senin kak🤣
total 1 replies
Dewi Ink
laahh, pinter nego si Kayla 😅
Kutipan Halu: biasa kakk valon emak2 pinter nego cabe di pasar😄😄
total 1 replies
Alyanceyoumee
nah gini baru perempuan tangguh. 😠
Kutipan Halu: iyaa kak greget jugaa kalau lemah muluuu, org kek leo emng hrs di kasih paham😄😄
total 1 replies
Yoona
😫😫
CumaHalu
Kapok!!
Makanya jadi suami yang normal-normal aja😂
Kutipan Halu: diaa memilih abnormal kak☺☺
total 1 replies
Pandandut
mending ngaku aja sih
Kutipan Halu: emng bisaa ya kak, kan udh terlanjut bohong gituu org2 udah juga pada percaya, klu aku jadi keira sih juga pasti ngambil jln dia juga😭😭
total 1 replies
Pandandut
pinter juga si revan/Slight/
iqueena
pintar juga Revan
Dewi Ink
mending ngaku duluan si dari pada ketahuan
Yoona
leo juga harus ngerasain
Alyanceyoumee
mantap...👍
CumaHalu
Wah, hati-hati Kayla.😬
Kutipan Halu: waspada selalu kak☺
total 1 replies
CumaHalu
Astaga😂😂😂
Bulanbintang
dua kali lebih lama, 😩😒
Bulanbintang
kompak bener😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!