Novel Xianxia ini menceritakan tentang kisah perjalanan seorang anak dari pedesaan yang bernama Qiao Feng.
Anak itu mempunyai cita-cita ingin menjadi pendekar terkuat dan nomor satu di Kekaisaran Yuan.
Sayang sekali, untuk menggapai cita-cita itu tidaklah mudah. Qiao Feng harus rela menjalani kehidupan yang berliku dan penuh dengan cobaan berat.
Mulai dari penyerangan terhadap sektenya, misteri dalam dunia persilatan, gangguan dari para pendekar aliran sesat, maupun kekacauan di negerinya sendiri.
Bagaimana kisah lengkapnya? Apakah Qiao Feng berhasil menghadapi semua cobaan itu? Apakah impiannya akan terwujud?
Mari ikuti kisah perjalanannya dalam novel yang berjudul Pendekar Sembilan Pedang!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nnot Senssei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kuda Setengah Siluman
"Oh, aku ingin pergi ke Desa Matahari Terbenam," jawab Qiao Feng dengan jujur.
"Desa Matahari Terbenam?" Gan Bu tampak terkejut. Keningnya berkerut sambil menatap ke arah Qiao Feng.
"Ehmm, benar. Kenapa kau terlihat seperti terkejut?"
"Tidak, tidak," pelayan muda tersebut beberapa kali menggelengkan kepalanya. "Memangnya, Desa Matahari Merah itu masuk ke dalam daerah kota mana?"
"Kota Bunga Emas,"
Lagi-lagi Gan Bu tampak terkejut ketika mendengar jawaban Qiao Feng. "Tuan Muda, Kota Bunga Emas itu jaraknya sangat jauh dari sini," ucapnya menjelaskan singkat.
"Oh, benarkah? Kira-kira butuh waktu berapa lama untuk sampai ke sana?"
"Mungkin hampir dua minggu,"
"Dua minggu?"
Kini giliran Qiao Feng yang terkejut. Benarkah jaraknya sejauh itu? Kalau benar, itu artinya dia harus menghabiskan waktu sekitar kurang lebih satu bulan untuk sampai di desa kelahirannya.
"Benar, Tuan Muda," kata Gan Bu membenarkan. "Itu pun kalau di perjalanan tidak menemukan halangan,"
"Aih, ternyata aku tersesat cukup jauh juga," gunanya perlahan.
"Oh, jadi Tuan Muda Feng ini tersesat? Pantas saja. Kalau begitu aku pun tidak merasa heran,"
Meskipun Qiao Feng bicara perlahan, tapi rupanya Gan Bu masih bisa mendengarnya. Karena tidak mau membuat lawan bicara curiga, maka Qiao Feng pun membenarkan saja hal tersebut.
"Tuan Muda, bicaranya kita lanjutkan nanti saja. Sekarang lebih baik kau makan dulu selagi masih hangat, kalau sudah dingin, kan jadi kurang enak,"
"Ah, benar juga. Baiklah, nanti kalau sudah selesai, kita bicara lagi,"
"Baiklah. Jika begitu, aku pamit dulu untuk melanjutkan pekerjaan,"
Gan Bu segera bangkit dari posisinya. Dia kemudian berjalan lagi ke depan dan mulai menyambut tamu seperti sebelumnya.
Sementara Qiao Feng sendiri, dia langsung menyantap makanan yang hampir dingin itu.
Sepuluh menit kemudian, ia telah menyelesaikan kegiatannya. Dengan cepat dia langsung berjalan ke kasir untuk membayar biaya makan.
Ketika tiba di luar, dia menemui Gan Bu kembali dan bertanya kepadanya.
"Saudara Bu, apakah di sini ada yang menjual kuda?" tanyanya.
"Tentu saja ada banyak, Tuan Muda. Asal kau mempunyai uang yang berlimpah, pasti kuda perkasa pun bisa kau dapatkan," jawabnya sambil tertawa.
"Ah, baiklah. Kalau begitu aku pergi dulu,"
Qiao Feng langsung pergi lagi. Sekarang tujuannya adalah mencari seekor kuda.
Sebenarnya bisa saja Qiao Feng mencari atau bahkan membeli siluman, hanya saja karena dia belum banyak pengalaman tentang hal-hal semacam itu, maka pemikirannya tidak sampai ke sana.
Akhirnya, setelah mencari sekitar tiga puluh menit, Qiao Feng menemukan juga orang yang menjual kuda. Cuma karena waktu sudah terlalu malam, si penjual tidak segera melayaninya. Dia malah memberikan saran kepada Qiao Feng.
"Tuan Muda, saat ini hari sudah larut malam. Aku sarankan lebih baik membeli kudanya besok saja. Sekarang, lebih baik kau beristirahat dulu. Kebetulan, kami juga membuka usaha penginapan,"
Ia berpikir beberapa saat. Apa yang dikatakan oleh penjual kuda bertubuh gemuk tersebut tidak salah. Karenanya Qiao Feng juga merasa setuju.
"Baiklah, Tuan. Aku rasa ucapanmu itu betul juga. Tapi, di mana penginapan yang kau maksud?"
"Ada di sebelah sana, Tuan Muda," ujarnya sambil menunjuk ke sebuah penginapan yang besar dan mewah. "Mari, biar aku antarkan,"
Dua orang itu lalu berjalan bersama ke tempat yang dimaksud. Setelah tiba, si penjual kuda langsung menyuruh pelayan di sana untuk menyiapkan kamar bagi Qiao Feng dan melayani tamunya itu dengan baik.
Bagaimanapun juga, sebagai orang yang sudah berpengalaman, tentu hanya sekilas pandang saja dia bisa mengetahui jenis-jenis manusia yang banyak uang dan sebaliknya.
Sedangkan penilaiannya terhadap Qiao Feng sendiri, dia yakin pemuda itu mempunyai uang yang tidak sedikit.
Sementara itu, kini Qiao Feng sudah berjalan bersama pelayan dan masuk ke dalam penginapan.
"Silahkan, Tuan Muda," katanya sambil membuka pintu kamar.
"Terimakasih,"
Qiao Feng masuk ke dalam dan menutup pintu. Baru saja ia akan membaringkan tubuhnya, tiba-tiba pintu itu di ketuk. Setelah diperbolehkan masuk, seorang pelayan datang sambil membawa menu makan malam.
"Ah, aku sudah kenyang. Lebih baik tidur saja," gumamnya kemudian memejamkan kedua mata.
###
Pagi hari sudah tiba. Cuaca pagi ini sangat cerah berawan. Qiao Feng sudah bangun beberapa saat yang lalu. Malah sekarang dia sedang berada di kandang kuda yang sangat luas.
Di dalam kandang tersebut, setidaknya kurang lebih terdapat sekitar seratus ekor kuda. Mulai dari kuda yang termurah, sampai yang termahal, semuanya tersedia.
"Tuan, berapa harga kuda termahal di tempatmu ini?" tanyanya sambil terus berjalan melihat-lihat kuda yang ada.
"Sekitar dua ratus keping emas, Tuan Muda," jawabnya dengan senang.
"Memangnya ada kuda yang harganya setinggi itu?" Qiao Feng tampak terkejut. Tapi dia pun tidak meragukan ucapannya.
"Tentu saja ada,"
"Lalu, apa kelebihan dari kuda yang harganya dua ratus keping emas tersebut? Bukankah masih sama?"
Qiao Feng sedikit bingung. Apalagi ini adalah kali pertama dalam hidupnya. Dia sungguh tidak percaya dengan ucapan si penjual.
Ia menganggap bahwa orang tersebut sedang berbohong kepadanya.
"Lumayan banyak. Asal Tuan Muda tahu saja, kuda ini tidak memakan rumput. Santapan sehari-harinya adalah daging segar. Malah minumnya juga tidak sembarangan. Dia harus dikasih arak yang wangi dan berkualitas tinggi. Tenaga kuda ini juga jauh lebih perkasa daripada semua kuda yang ada di tempatku. Lagi pula, kuda ini juga bukan kuda sembarangan. Konon katanya dia mempunyai garis keturunan siluman,"
Penjual kuda tersebut menjelaskan dengan ekspresi wajah serius. Dia sedang berusaha meyakinkan Qiao Feng bahwa dirinya tidak berbohong.
"Bolehkah aku melihatnya?"
Pemuda itu mulai tertarik dengan cerita si penjual kuda. Dia jadi ingin melihat bagaimana bentuk dari kuda tersebut.
"Baiklah, mari Tuan Muda, ikuti aku," penjual kuda itu kembali berjalan. Ia terus melangkah dan baru berhenti ketika tiba di ujung.
Di sana, terlihat ada satu buah ruangan yang lumayan besar. Ruangan itu merupakan kandang kuda. Hanya saja lebih mewah dari semua kandang kuda yang ada.
"Itu kudanya,"
Qiao Feng memandang ke arah yang dimaksud. Rupanya di dalam sana, dia bisa melihat ada seekor kuda yang bertubuh kekar dengan warna kemerahan. Kuda itu lebih tinggi dari yang lainnya. Wajahnya cukup sangar dengan bola mata juga warna merah.
"Karena dia memiliki kelebihan yang dijelaskan tadi, maka aku memutuskan untuk menamainya Kuda Setengah Siluman,"
"Hemm. Menarik," kata Qiao Feng menganggukkan kepala beberapa kali. "Sebenarnya aku ingin membeli kuda ini, tapi aku takut dia masih liar,"
"Tuan Muda tidak perlu khawatir. Kuda Setengah Siluman ini sudah jinak. Aku yakin, kau tidak akan menyesal apabila membelinya,"
"Baiklah. Aku ingin membelinya," tukas Qiao Feng dengan mantap.
"Tuan Muda ... kau ... serius?"
"Aku tidak bercanda," Qiao Feng kemudian menggosok Cincin Ruang tiga kali. Begitu tangan kanannya dikibaskan, tahu-tahu di telapaknya sudah ada ratusan keping emas.