seorang kakek yang awalnya di hina, namun mendapat kesaktian
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri muda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
Menjelang malam, Kakek Surya dan Edi tampak sedang menikmati makan malam bersama di teras kos-kosan Edi.
Sementara itu, Aulia sedang mengasuh Dion. Kedua pria ini terlibat dalam obrolan hangat sambil makan. Hubungan Edi dan Kakek Surya semakin erat. Seperti seorang ayah pada anaknya. Karena Edi, yang tidak memandang status sosial, dan selalu menunjukkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua, termasuk Aulia.
Di saat saat itulah, Ratna keluar dari kamarnya dan duduk di teras kosnya juga, sambil sesekali menoleh ke arah Kakek Surya dan Edi.
Saat ini, kos-kosan cukup ramai, dengan para penghuni yang baru pulang kerja atau sekolah, namun kehadiran dan keramaian itu, tak mengganggu Kakek Surya dan Edi yang tetap fokus makan malam, diselingi obrolan ringan.
Kakek Surya duduk membelakangi Ratna, karena berhadapan dengan Edi. Setelah melihat Ratna, Edi pun menyapa dan menawarkan makan kepadanya, namun Ratna menolak dengan sopan tawaran dari suami Aulia itu.
Sambil makan, kedua lelaki itu terus berbincang. Namun, beberapa kali Edi terlihat menoleh ke arah Ratna. Terlihat Edi cukup kaget, karena Ratna beberapa kali juga melirik dan menoleh ke arahnya. Edi penasaran dengan sikap Ratna yang terasa aneh. Tapi Edi begitu, bukan karena tertarik pada istri Joko itu. Baginya, kecantikan Ratna tak sebanding dengan istrinya, Aulia. Murni dia hanya merasa aneh saja. Sebab cinta Edi kepada Aulia sangat besar. Aulia bahkan rela meninggalkan kekayaan dan keluarganya demi Edi, sehingga Edi tidak memiliki niat untuk berkhianat, terlebih sekarang mereka memiliki Dion, buah dari pernikahan mereka.
Setelah makan, Edi lalu memanggil Aulia dan meminta untuk membersihkan bekas makan mereka bersama kakek Surya. Setelah Aulia menidurkan Dion, ia pun membersihkan dan membawa semuanya ke dalam, sementara kakek Surya dan Edi melanjutkan obrolan, sedangkan Aulia melanjutkan makan di dalam, juga sibuk mencuci piring dan beres-beres.
Ratna beberapa kali menoleh dan menatap ke arah Edi dan Kakek Surya. Saat malam semakin larut, dan kos-kosan itu mulai sepi karena para penghuni sudah pada masuk untuk beristirahat.
"Mas, saya kembali ke kamar dulu, ya. Sudah malam, Mas juga pasti lelah setelah bekerja," ucap Kakek Surya di sela-sela obrolannya dengan Edi.
"Iya, Pak," jawab Edi.
Kakek Surya kemudian bangkit dari duduknya, begitu pula Edi.
"Terima kasih sekali lagi Mas, karena memberikan saya untuk numpang makan malam di sini." ucap Kakek Surya, berterima kasih untuk yang kesekian kalinya.
"Sama-sama Pak," balas Edi, lalu masuk ke dalam.
Kakek Surya beranjak ingin kembali ke kamarnya. Begitu juga Edi masuk ke kamarnya.
"Sebentar, Mas," ucap Ratna saat Kakek Surya lewat di teras kos-kosannya. Langsung Kakek Surya menghentikan langkahnya dan menatap Ratna dengan senyum. Karena dia ingat janjinya dengan istri Joko ini untuk menghabiskan malam ini bersama lagi. Kedua orang yang berbeda usia ini, cukup lama berdiri berhadap-hadapan saling memandang, karena Ratna juga sudah berdiri.
Lalu terlihat Ratna kemudian menatap sekeliling, membaca dan mengawasi situasi.
"Masuk cepat, Mas," ucap Ratna saat tahu situasi aman.
Kakek Surya pun masuk ke kost Ratna, diikuti oleh Ratna dengan sedikit buru buru, lalu dia segera menutup pintu.
Tanpa basa-basi, Ratna langsung memeluk tubuh keriput kakek Surya dari belakang. Perlakuan dan sikap Ratna seolah-olah mereka adalah pasangan yang sudah lama berpisah dan siap menumpahkan rasa rindu yang telah lama terpendam.
Ratna kemudian membalikkan tubuh kakek Surya sehingga kini mereka berhadap-hadapan sambil kembali berpelukan.
Kakek Surya, yang sudah mengerti, sebab ini bukanlah yang pertama kalinya dengan Ratna, langsung membalas dengan mendekatkan wajahnya ke wajah Ratna. Dan sebuah cium pun terjadi di antara mereka. Namun, kakek Surya tidak hanya mencium, karena tangannya juga perlahan bergerak mencari di tubuh Ratna, terutama di bagian dada.
Ratna langsung membalas menyerang, dengan tangannya mulai bergerak, langsung memegang pistol. Benda yang menjadi candu baginya.
Mereka lalu melepas penghalang tubuh masing-masing, hingga hanya tersisa penghalang di bagian bawah. Kakek Surya semakin intens memainkan benda yang ada di dada, sementara tangan Ratna juga sibuk memainkan pistol tersebut, hingga pistol itu siap digunakan. Setelah itu, tangan Ratna langsung melepas penghalang terakhir yang tersisa, dan kakek Surya kini tanpa penghalang sama sekali.
Setelah berhenti cium, Ratna langsung berjongkok karena ingin merasakan sesuatu, memainkan pistol itu, juga mengecupnya, yang merupakan milik kakek Surya.
Lalu Ratna tanpa ragu, dia langsung memulai, dan kakek Surya hanya bisa memejamkan mata menerima serangan dari istri Joko yang terampil itu. Karena Istri Joko menunjukkan keahliannya dalam memberikan serangan kepada kakek tua itu.
Setelah merasa cukup, lalu kakek Surya menarik tubuh Ratna, hingga mereka kembali berhadap-hadapan lagi. Keduanya kembali berciuman dan tangan Surya perlahan-lahan menurunkan penghalang terakhir Ratna. Kini, tangan kakek Surya lalu menyerang sarung pistol Ratna, kakek Surya terus menyerang milik Ratna itu.
Sementara itu, Ratna, dengan keahliannya, juga membalas serangan dengan gerakan tangannya di pistol itu.
Setelah beberapa saat, dengan tenaga yang tersisa, kakek Surya lalu membalik tubuh Ratna dan menekannya hingga sedikit menunduk.
Dengan gerakan yang terarah, kakek Surya mengarahkan serangan, yang kemudian pukulannya masuk dengan tepat dan sempurna. Dengan posisi serangan dari belakang.
Ratna merasakan setiap serangan dan tekanan dari kakek Surya.
Namun karena tubuh kakek Surya yang sudah tua, membuat tenaganya yang sudah berkurang, itu kenapa, serangan gerakan kakek Surya lambat dengan ritme yang teratur.
Hal itu langsung membuat Ratna tidak sabar.
Lalu tanpa kata, istri Joko ini menjauhkan diri hingga mereka berpisah.
Lalu dengan gerakan lembut namun cepat, Ratna membalas menyerang dengan mendorong kakek Surya sehingga lelaki itu jatuh terbaring di atas tempat tidurnya.
Dalam diam, Ratna naik dan mengarahkan pistol itu. Hingga
"Aduh,,,,,."
Semua keahlian Ratna ditunjukkan saat itu, karena dia memimpin serangan itu, dari maju mundur, kiri kanan, naik turun. Juga memutar, dengan ganasnya.
Mendapat serangan istri Joko yang bak kerangsukan itu, membuat kakek Surya seperti kelabakan, namun tetap berusaha mengimbangi, karena saat itu, tangan keriput yang biasa memegang sabit dan rumput, untuk pakan ternak, sekarang malah memegang benda halus dan menyerang dada, dengan rakus, meremas.
Ratna yang memimpin acara, langsung ambruk, karena dia sudah tuntas. Untuk ambruk di atas tubuh kakek Surya, dengan tubuh sedikit lengket, karena keringat.
Karena Ratna diam, tak ada gerakan sedikit pun, kakek Surya takut kalau nanti tak siap tanding, itu kenapa dia menyingkirkan tubuh Ratna, hingga mereka sekarang terpisah, sama-sama masih terlentang.
Wajah Ratna terlihat tersenyum puas, sambil menatap kakek Surya dengan tatapan syahdu.
Kakek Surya tak mau berlama lama. Karena kakek tua ini langsung mengubah, sekarang dengan serangan gaya posisi normal, dan kembali pistol itu memasuki. Dan akhirnya kakek Surya pun tuntas, dan hampir bersamaan dengan istri Joko. Dan kembali mereka terpisah, dengan nafas ngos-ngosan.
Tak lama, lalu Ratna bangun dari tidurnya, dan perlahan melangkah ke kamar mandi, sedangkan Kakek Surya terus menatap langkah istri Joko yang mempesona.
bersambung....