NovelToon NovelToon
Alenia Cinta Milik Juliette

Alenia Cinta Milik Juliette

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintamanis / Balas Dendam / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Inge

Suatu rangkaian perasaan untuk menjadi sebuah kisah cinta yang sempurna milik Juliette. Bermula dari pertemuan dengan seorang pria yang bernama Ronald sehingga mereka menjalin hubungan asmara yang diisi dengan suka duka, up and down, intrik dan terkuatnya sebuah rahasia. Mampukah Juliette mempertahankan hubungan asmaranya yang tidak selalu sesuai dengan keinginan mereka? Di rangkaian kata - kata kisah cinta milik Juliette inilah tertulis sehingga terbentuk Alenia Cinta Milik Juliette.
Happy reading 😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cintaku

Di tengah rasa ngantuknya, Juliette menggeliat pelan. Dia bergelung ke selimut lebih dalam dibandingkan membuka mata. Udara terasa begitu dingin walaupun Juliette sudah menyalakan pemanas ruangan. Matahari jelas belum terbit sama sekali di luar sana. Setengah malas, Juliette menurunkan selimut yang dia kenakan, sementara kedua matanya masih terpejam. Suhu dingin terasa kian menusuk tulangnya langsung saat benda itu tergulung di kakinya.

Tak lama kemudian, ketika Juliette nyaris kembali ke alam mimpi lagi, sesuatu yang samar menyentuh kulitnya, memberikan seringan bulu. Juliette reflek membuka kedua matanya. Dia tersentak melihat senyuman Ronald di sisi wajahnya. Kedua matanya mengerjap beberapa kali untuk memastikan apakah dia masih bermimpi. Juliette berharap sosok itu menghilang dalam sekejap. Setelah kedua matanya terbuka sempurna, justru terlukis senyuman yang kian melebar dari Ronald.

"Selamat pagi, Sayang," sapa Ronald serak. "Tidurmu nyenyak, Sayang?"

"Apa yang kamu lakukan di sini?" teriak Juliette panik.

Ronald terkekeh pelan, lalu berucap, "Tidur bareng denganmu July, Sayang," lanjut Ronald sambil menjulur jemarinya untuk menyelipkan beberapa anak rambut milik Juliette ke telinganya.

Juliette tersentak saat Ronald membawanya merapat dan memeluknya dengan erat. Setengah kesadaran Juliette belum terkumpul ketika tubuh kekar Ronald membalut tubuhnya. Ronald Sean Mottola... dia memiliki harum khas yang membuat Juliette tak berniat menjauh. Semakin lengan Ronald melingkar posesif, semakin Juliette ingin mendapatkan kehangatan dari Ronald. Juliette teringat bahwa seharusnya Ronald tidur di ruang santai semalam.

"Kamu tidur di ruang santai bukan?"

Juliette mencubit pipinya Ronald dengan kasar sehingga membuat Ronald mengaduh pelan. Ronald meraih jemari Juliette ke depan bibirnya, memberikan kecupan ringan yang membuat Juliette tertegun, lalu Ronald mengeratkan pelukannya hingga tak ada jarak sama sekali di antara mereka. Juliette mendorong tubuhnya Ronald dengan sekuat tenaga, tapi Ronald justru mendekapnya kian erat, tak ingin melepaskan Juliette.

"Ronald!" geram Juliette marah.

"Aku akan melepaskanmu tapi dengan satu syarat," ucap Ronald lembut sambil menatap Juliette dengan dalam, sedalam lautan yang luas.

"Boleh, tapi syaratnya nggak boleh mesum," ucap Juliette datar.

"Cium bibirku," ucap Ronald, lalu Ronald tersenyum lebar.

"Cium pipi."

"Cium bibir."

"Aku maunya cium pipi."

"Kalau nggak mau cium bibir, aku nggak akan melepaskanmu selamanya."

"Syarat yang ngaco!"

"Mau cium atau nggak?"

Sedetik kemudian, Juliette mencium bibirnya Ronald dengan lembut, lalu menyesapnya. Seketika Ronald membalas ciuman itu hingga ciuman itu penuh hasrat. Sontak Juliette mengalungkan kedua tangannya di leher kokohnya Ronald. Tatapan mata mereka yang berbinar saling beradu. Tatapan mata yang intens. Saling menelusuri pandangan mereka yang penuh dengan cinta.

Kedua tangannya Ronald tak tinggal diam, jemarinya menyingkap baju tidur model terusan yang dipakai oleh Juliette. Juliette menyadari itu, sontak dia melepaskan kedua tangannya dari leher kokohnya Ronald. Menepis kedua tangannya Ronald yang sedang menggerayangi tubuh bagian atasnya. Juliette menghentikan ciumannya sambil memegang kedua tangannya Ronald dengan kuat. Reflek Ronald menghentikan ciumannya. Menatap Juliette dengan tatapan mata yang satu.

"Tolong hentikan ini," mohon Juliette sambil melepaskan kedua tangannya Ronald.

"Baiklah," ucap Ronald sambil menjauhkan tubuhnya.

Juliette menyingkirkan selimut yang ada di kakinya. Beranjak berdiri, lalu melangkahkan kakinya menuju pantry. Tak lama kemudian, Ronald beranjak berdiri, mengikuti langkah kakinya Juliette. Juliette menghentikan langkah kakinya di depan meja pantry sambil melebarkan kedua matanya karena terkejut melihat beberapa makanan yang tersaji di atas meja pantry. Tiba-tiba Juliette merasakan pinggangnya dipeluk dari belakang.

"Kamu membeli semua makanan, Sayang?" tanya Juliette lembut.

"Aku yang memasaknya," bisik Ronald, lalu dia mengecup telinga kanannya Juliette.

"Kamu bisa masak?" tanya Juliette kaget.

"Bisa Sayang."

"Makasih ya, Sayang."

"Sama-sama Cinta. Sayang, apakah kamu mencintaiku?" tanya Ronald lembut namun sensual.

"Iya, memangnya kenapa?"

"Kalau iya, tunjukkan rasa cintamu kepadaku, Sayang."

"Aku sudah sangat perhatian sama kamu, Sayang. Apakah itu belum cukup untuk membuktikannya?"

"Ehmmm.... "

"Kalau maksud kamu dengan pembuktian yang menggunakan hubungan intim itu, maaf aku tidak bisa memberikan itu sebelum kita menikah dan sebelum kita periksa kesehatan seluruh tubuh."

"Aku sehat kok, sebulan sekali aku cek kesehatan seluruh tubuhku, sampai si ular juga diperiksa. Kamu jangan khawatir tentang hal itu, selama ini aku selalu memakai pengaman, Sayang."

"Sebenarnya bagaimana perasaan kamu kepadaku?"

"Nyaman, cinta dan nafsu."

"Coba buktikan."

"Semua sudah aku buktikan, Sayang."

"Belum," ucap Juliette lembut yang telah membuat Ronald mengerutkan dahinya.

"Maksud kamu?"

"Kamu selama berhubungan denganku, kamu pernah berhubungan intim maupun berhubungan spesial dengan seorang wanita?"

"Tidak, aku menahannya demi kamu, Sayang."

"Kalau begitu nikahi aku," ucap Juliette yang telah membuat Ronald tercengang.

Kringgg ... kringgg ... kringgg ...

Bunyi dering dari smartphone milik Ronald yang mengalihkan pembicaraan mereka. Sontak Ronald melepaskan pelukannya. Berjalan santai menuju meja yang berada di ruang santai. Membungkukkan badannya, lalu menyambar smartphone miliknya. Ronald tersenyum manis melihat tulisan Mommy di layar smartphone miliknya. Menyentuh ikon hijau untuk menjawab panggilan telepon itu. Mendekatkan benda ponsel itu ke telinga kirinya sambil menegakkan tubuhnya.

"Hallo Mom, ada apa?" ucap Ronald sopan.

"Kalian jadi ke sini sebelum acara tahun baru?"

"Maaf Mom, kami tidak jadi ke sana, aku pergi ke Edinburgh, sedangkan July ada jadwal operasi. Mungkin bulan Februari kami ke sana, sekalian membicarakan pernikahan kami," ucap Ronald serius yang telah membuat Juliette terkejut.

"Wow, benaran kamu mau menikah dengan Juliette?"

"Iya Mom, aku berencana ingin menikahinya."

"Mommy sangat senang mendengarnya. Baiklah, Mommy tunggu kalian. Udah dulu ya Nak, bye."

"Bye Mom."

Tak lama kemudian, sambungan telepon itu terputus. Ronald menjauhkan benda persegi panjang itu dari telinga kirinya. Menaruhnya di tempat semula. Mengalihkan pandangannya ke Juliette dengan tatapan mata yang berbinar. Garis lengkung menghiasi wajahnya Ronald ketika melihat Juliette yang terdiam membisu. Berjalan santai menghampiri Juliette. Seketika Juliette mengalihkan pandangannya dari sosok Ronald.

Juliette membalikkan badannya, lalu menarik salah satu kursi. Menduduki tubuhnya di atas kursi itu. Mengambil kentang tumbuk dan satu potong daging asap. Ronald tersenyum simpul melihat semua gerakan Juliette yang kikuk. Ronald menghentikan langkah kakinya di depan Juliette yang sedang memotong daging asap menjadi potongan yang kecil-kecil. Ronald menatap Juliette dengan tatapan mata yang intens.

"Pakai pakaian kamu dulu biar nggak masuk angin," ucap Juliette tanpa menoleh ke Ronald untuk mengurangi rasa gugup di dirinya.

"Aku sudah biasa seperti ini, lagipula pakaianku lagi dicuci. Sayang, kamu yakin, mau menikah denganku?" ucap Ronald serius.

Sontak gerakan Juliette berhenti, lalu Juliette berkata tanpa menoleh ke Ronald, "Iya, tapi aku maunya dua atau tiga tahun lagi kita menikah. Kalau dalam waktu dekat ini, aku belum siap untuk menikah."

"Baiklah, nanti bulan Februari kita bicarakan hal ini ke Mommyku dulu."

"Ga usah, nanti aja, beberapa bulan sebelum kita menikah."

"Ok cintaku," ucap Ronald sambil menarik kursi yang berada di sebelah kanan Juliette.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!