" Tolong Duk, kakek titip mereka padamu, kakek takut tak mampu lagi bertahan di dunia yang keras ini kasihan mereka jika kakek sudah tiada." ucap pria tua itu kepada ku, aku melihat ke arah dua anak kecil saling bergandengan, mata mereka yang biru safir menatapku dengan harap.
" Baiklah kek, saya akan menjaga mereka, tapi saya minta maaf saya tidak bisa memberikan mereka fasilitas, kakek tau kan keadaan saya juga sedang sulit." Ucapku jujur dan kake itu mengangguk.
" Saya percaya padamu Duk, saya titip mereka, dan terimakasih..." ucap pria tua itu dan pergi meninggalkan kedua anak kecil itu di hadapanku, mata mereka yang tajam serta indah, membuat siapa saja akan merasa tak tega. dua Anka kecil yang ku bawa pulang membuat kehidupan ku berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama nayfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
upgrade pertama
Lonjakan pesanan sayuran membuat Antika dan Aldi sedikit kewalahan, karena kegigihan mereka berdua akhirnya mereka mengambil keputusan poin milik Antika benar-benar di kejar. kini kebun virtual Antika sudah Naik level empat, tanah nya pun sudah banyak yang terbuka tidak lagi berwarna abu-abu atau bayangan.
Tanah kebun mereka bertambah luas, ternyata tanah itu bukan hanya seperti gambaran 3 hektar sepertinya lebih, namun entah bagaimana, yang jelas sejak terbuka nya level 4 tanah itu jadi meluas, terlihat ada pohon tinggi besar dan ada rumah yang sepertinya cukup besar juga entah itu rumah atau gudang seperti miliknya yang ada di kebun virtual, atau benar itu gudang untuk level yang lebih tinggi. Yang jelas semua masih berbentuk bayangan atau berwarna abu-abu yang terlihat saat ini tidak berwarna terang.
Antika pun semakin di buat pusing dengan banyaknya pesanan sayur, namun suaminya Aldi selalu mendukungnya dan mencoba menyemangati istrinya, sejak tanah belakang rumah Antika juga mulai di kenal warga, jika Antika menjadi pedagang sayur namun yang mereka sedikit heran sayuran dari antika sangat segar dan berbeda dari sayuran lain, warnanya segarnya yang cerah dan gemuk-gemuk, tak ada tanda-tanda sperti terkena hama sangat mulus daunnya lebar-lebar.
Banyak warga yang ingin membeli sayur milik Antika dan Aldi, namun Antika dan panji tidak menjual ke dalam kampung ia masih menghargai warung mbok Iyah yang tak jauh dari rumahnya, warga tetap bisa membelinya melalui mbok Iyah, karena Antika dan Aldi sepakat menitipkan sayur mereka sebagian dengan harga di bawah harga pasar.
Antika dan Aldi tidak pernah mengambil untung banyak dari sayur titipannya kewarung mbok Iyah, itu pun usul dari panji anak angkat mereka. Entah bagaimana ceritanya usia panji bisa berfikir begitu yang Aldi dan Antika pun tak sampai kepikiran begitu, bukan tamak akan keuntungannya namun mereka juga bingung ketika pertama kalinya warga tau jika Antika menjual sayuran segar dan sangat begitu menggoda, mereka ada yang berbondong-bondong datang dan silir berganti hanya untuk membeli sayuran di rumah Antika, namun Antika tak pernah menjualnya malah mengarahkan ke warung mbok iyah.
" Apakah semua sudah tidur Dam?" Tanya panji.
" Sudah kak, seperti biasa ibu dan bapak masih di kebun virtual, kita cepat pergi sebelum mereka kembali." Jawab Adam dengan cepat.
" Bagaimana keadaan kalian dengan kedua pasangan terpilih itu?" Tanya seseorang dari balik pohon besar dengan pakaian sangat mencolok.
" Mereka sangat baik kek, kakek gak salah pilih, nenek mana?" tanya Panji, tubuh panji berubah menjadi besar, dengan otot di lengannya yang mencolok, Adam pun tak kalah kekar, tubuh mereka yang terlihat kecil di rumah Antika, namun di dunia mereka, mereka anak remaja berusia 18 tahun.
Dua anak remaja yang sengaja di lempar ke dunia manusia, mereka mendapatkan tugas untuk menjadi jembatan antara dua dunia yang berbeda-beda, seorang pria yang membuat permata sistem itu adalah pemilik hologram pertama yang di buat kusus untuk orang-orang yang terpilih dengan miliki hati yang benar-benar bersih.
" Kakek akan pergi, kalian jagalah Meraka, ada saatnya nanti kita ketemu di dunia lain, kalian jangan terlalu lama bersembunyi, sepertinya kakak kalian di dunia manusia juga sudah mengetahuinya." Ucap pria itu, bukannya menjawab pertanyaan pemuda itu.
" Baik kek, kami akan laksanakan, apakah kami berdua akan seperti kakek?" tanya panji.
" Iya, setelah usia kalian sudah memasuki waktu yang tepat, jangan sampai kalian lengah, di dunia manusia itu juga tak mudah, tidak seperti dunia kita yang tenang karena hanya hidup segelintir orang, namun ingat dunia tetangga kita itu jauh akan lebih sulit, sistem itu akan menjaga mereka secara langsung namun kalian berdua yang akan menjadi gardannya, wanita itu keturunan kita, kalian emang hidup berbeda dia hidup di dunia yang jauh lebih maju, karna itu aku membuat jembatan itu, agar dunia kita tidak seperti sekarang dan kita juga bisa membantu mereka jauh sebelum adanya sistem itu. Kalian berdua tenang saja tidak ada yang akan di rugikan di sini." Setelah berbicara panjang lebar, pria itu menghilang.
" Kakak siapa yang di maksud?" tanya Adam bingung.
" Sepertinya kak Reyhan, seperti kata kakek, wanita itu keturunan kita, namun kenyataannya kita malah jadi anaknya...." Jawab panji, sorot matanya yang tajam melihat sekeliling yang masih terang benderang.
" Kita kembali, sebelum ibu menyadari kita pergi." ajak panji, adiknya yang penurut langsung mengekor.
Dunia virtual, yang di buat oleh seseorang yang memiliki keahlian yang tak di miliki oleh orang lain pada umunya, jauh dari kehidupan jaman modern, seperti keberuntungan yang hatinya tulus dan bersih yang bisa membuka gembok kunci itu,
"' Ibu belum kembali kak?" ujar Adam lihat rumah yang tak ada baunya.
" Sepertinya, yuk kita lihat tanaman ibu di belakang, sepertinya sawinya sudah waktunya panen, kita bantu mereka sedikit agar bisa istirahat." Jawab panji, dan mengajak adiknya ke belakang rumah, mereka benar-benar membantu Antika dan Aldi, setelah selesai Adam dan panji masuk, ia tak lupa bibit baru agar ibunya tidak curiga.
" Mas...kenapa karung sawi jadinya banyak ya?" Tanya Antika heran saat melihat tumpukan sayur mayur yang akan di ambil oleh para pengepul pasar besar.
" lihat di daftar buku kan ada, tinggal buka layar ponselmu." Ujar Aldi, setelah selesai menanam.
" Segini mas." jawabku menunjukan ponselku, lucu ya setelah upgrade kebun virtual, ponsel keduanya pun berubah dan anehnya ponsel itu berubah terlihat berbeda dan lebih mewah desainnya aplikasinya pun semakin banyak, namun banyak yang tidak Antika mengerti, masih belum bisa di buka, hanya aplikasi umum aja.
" Sudah kita kembali aja mas ngantuk." ujar Aldi, dan benar saja Aldi berjalan mendekati mata air itu dan mengisinya ke dalam jerigen yang dia bawa dari rumah, Aldi sudah bisa berjalan namun itu di dunia virtual, jika di dunia nyata Aldi seperti orang yang masih menjalani terapi.
Waktu berlalu cepat, satu bulan sudah Antika berjualan sayur, dan di sini Antika terlihat sedikit berbeda, Antika tidak lagi mengenakan baju yang warnanya sudah luntur, penampilan Antika sangat berbeda itu yang membuat keluarga suaminya semakin tak suka namun mereka tak bisa apa-apa setiap ingin masuk kerumah Aldi, selalu terhalang oleh sesuatu,
" Kakak hari ini ujian ya, semangat ya kak, " Ucap panji...diaa tau kakaknya bukan orang biasa yang menyamar, tapi emang kakaknya sama seperti dia namun bedanya dia terlahir langsung oleh wanita yang jelas keturunan keluarga ya, kakaknya pun ada kelebihan sama seperti mereka, namun tak mencolok oleh kerena itu orang tuanya tak tau.
" Habiskan makan kalian, mau di suruh ibu cangkul lagi di belakang rumah!" Jawab datar Reyhan, Reyhan tak segan pada kedua adik angkatnya itu dia tau siapa mereka hingga tak membuat Reyhan merasa terancam malah berterimakasih sudah datang dan melindungi keluarganya terutama ibu dan bapaknya yang sedang sakit.
" Kak, kenapa gak coba bawa bapak ke dokter biar cepat sembuh kaki bapak, !" ucap panji lagi, dia begitu ceplas telpon dengan Reyhan.
" Mau kamu ajak kemana?" curiga Reyhan, menatap tajam ke panji.
" Mau ku ajak traveling kak." Jawab santai panji, dia tak takut dengan tatapan Reyhan, malah di anggap bercanda. mungkin efek tubuh mereka yang kecil.
" Terserah kalian aja tapi ingat, jangan sampai bapak terluka aku yang akan mengirim kalian kembali ke dunia kalian." Ancam Reyhan dengan ekspresi datar dan dingin, di setiap nada bicaranya sedikit membuat yang mendengar merinding namun tidak dengan keduanya malah terkekeh menanggapinya.
" Kaya dia gak-gaknya aja, bedanya kakak terlahir di dunia ini coba di dunia sana kita sama,.." Ujar panji dengan sedikit mencibir kesal lalu pergi meninggalkan Reyhan yang menggeleng.
" Assalamualaikum..." Ucap salam dari luar rumah.
" Walaikumsalam...loh mba wijah sama Mbah kung Harjo, sebentar panji panggil ibu dulu masuk dulu mbah." tawar panji setelah menjawab salam dua pasangan paruh baya itu.
Tak lama Pani datang dengan ibu dan bapaknya, melihat Mbah wijah dan Mbah Harjo, panji masuk kedalam untuk membuatkan minum.
" Sudah lama Mbah," tanyaku pada duanya.
" Gak Duk, baru aja mba datang, Terimakasih cak ganteng." Jawab Mbah wijah.
" Silahkan di minum Mbah," Tawarku.
" Ada yang bisa kami bantu kah mba, kok pagi-pagi sudah mampir ke gubuk kami!" tanya ku pada keduanya, mereka malah saling lirik.
" Begini duk, Mbah mau tanya kamu butuh tenaga tambahan gak untuk memanen dan menanam sayuran mu." ucap Mbah Harjo dengan hati-hati.
" Kenapa emangnya Mbah?" tanyaku, sengaja tak ku berikan jawaban karena ingin tau tujuan kedua pasangan paruh baya itu.
" Begini duk, klo boleh mbah mau menawarkan diri untuk bekerja dengan mu, setidaknya bisa untuk beli beras aja." Ujar Mbah Harjo sedikit malu dan takut, terlihat sekali dari nada beliau berucap dengan sang hati-hati.
" Mbah, beneran mau, tapi ini kerjanya berat Mbah!" Jawabku tak tega.
" Gak apa duk, yang penting upahnya pakai beras juga gak apa, setidaknya Mbah tetap bisa makan." jawa. Mbah wijah.
" Baik lah, karena Mbah memaksa, saya mau Mbah kerja bantuin anak-anak aja gimana Mbah, jagain mereka aja saat kami pergi, gak usah ke ladang, saya gak menerimanya." tawar ku dan aku menolak permintaan mereka, walau mereka memaksa sekalipun.
" Tapi Duk..." Jawab Mbah wijah menggantung.
" Tidak Mbah,.." Tolak tegas mas Aldi, dia tau jika aku tak akan menenerima pekerja, karena merasa kasihan dan sudah tak memiliki orang tua lagi, akhirnya kami sepakat untuk menerimanya nanti tapi dengan syarat tidak bekerja.
lanjut thorrr...trus semangat..💪💪🥰
lanjuttt