NovelToon NovelToon
World Of Cyberpunk: Neo-Kyoto

World Of Cyberpunk: Neo-Kyoto

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Perperangan / Robot AI
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: FA Moghago

Langit Neo-Kyoto malam itu selalu sama: kabut asam bercampur polusi elektronik yang membuat bulan tampak seperti koin usang. Hujan buatan yang beraroma logam membasahi jalanan, memantulkan cahaya neon raksasa dari papan reklame yang tak pernah padam. Di tengah kekacauan visual itu, sosoknya berdiri tegak di atap gedung tertinggi, siluetnya menentang badai.

Kaelen. Bukan nama asli, tapi nama yang ia pilih ketika meninggalkan masa lalunya. Kaelen mengenakan trench coat panjang yang terbuat dari serat karbon, menutupi armor tipis yang terpasang di tubuhnya. Rambut peraknya basah kuyup, menempel di dahi, dan matanya memancarkan kilatan biru neon yang aneh. Itu adalah mata buatan, hadiah dari seorang ahli bedah siber yang terlalu murah hati. Di punggungnya, terikat sebuah pedang besar. Bukan pedang biasa, melainkan Katana Jiwa, pedang legendaris yang konon bisa memotong apa saja, baik materi maupun energi.

WORLD OF CYBERPUNK: NEO-KYOTO

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FA Moghago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29: Misi Keluar dan Perjalanan Menuju Takdir

Pagi hari yang cerah menyelimuti Neo-Kyoto. Kaelen, Patra, Mita, Kenzo, dan Tenma berdiri di aula besar, senjata mereka terikat di punggung. Udara dipenuhi dengan ketegangan. Mereka semua tahu, ini adalah ujian terakhir. Ujian yang akan menentukan apakah mereka layak menjadi MUT sejati.

Instruktur, dengan suara tegas, berdiri di atas panggung. "Selamat pagi, para murid!" serunya. "Ujian kenaikan tingkat ketiga, yaitu misi keluar, akan segera dimulai! Setiap tim akan diberikan sebuah tugas misi secara acak. Kalian harus menyelesaikan misi itu dalam waktu satu minggu. Kegagalan berarti kalian harus mengulang tahun ini."

Para murid menunggu dengan tegang. Tim-tim dipanggil satu per satu, menerima tugas misi mereka. Akhirnya, giliran tim Kaelen.

"Tim Kaelen!" panggil instruktur. "Misi kalian adalah pengintaian. Kalian harus pergi ke Bandara yang ditinggalkan, 100 kilometer ke arah barat Neo-Kyoto. Di sana, kalian harus mencari sebuah kotak kecil yang berisi surat-surat penting. Kalian harus menemukan kotak itu, dan membawanya kembali ke sini."

Kaelen dan timnya saling pandang. Mereka tahu, ini bukan misi yang mudah. Bandara yang ditinggalkan itu terkenal sebagai tempat yang berbahaya, dipenuhi dengan sisa-sisa robot dan teknologi kuno.

Setelah menerima misi, Kaelen dan timnya berkumpul di taman. Mereka duduk di sebuah kursi batu, membentangkan peta hologram dari Bandara yang ditinggalkan.

"Bandara ini sangat besar," kata Kenzo, matanya menatap peta dengan serius. "Kita harus membagi diri. Aku dan Tenma akan mengamankan area utara, sementara Kaelen, Patra, dan Mita akan mencari di area selatan."

"Tidak," bantah Mita, suaranya dipenuhi oleh kekhawatiran. "Bandara itu sangat berbahaya. Kita harus tetap bersama. Jika kita terpisah, kita akan lebih mudah diserang."

"Kau salah," balas Kenzo. "Jika kita tetap bersama, kita akan lebih lambat. Kita tidak punya banyak waktu."

Adu mulut pun terjadi. Kenzo dan Mita memiliki pendapat yang berbeda. Kaelen melihat teman-temannya bertengkar, dan ia tahu, ia harus melerai mereka.

"Cukup!" seru Kaelen, suaranya tenang namun tegas. "Kita akan tetap bersama. Mita benar, keamanan kita adalah prioritas. Kita akan bergerak sebagai satu tim. Kita akan mencari di area utara terlebih dahulu, dan setelah itu, kita akan mencari di area selatan."

Kenzo dan Mita terdiam, dan mereka mengangguk. Mereka tahu, Kaelen benar. Kaelen adalah pemimpin mereka. Mereka harus mempercayainya.

Kaelen dan timnya, dengan rencana yang sudah matang, mulai mempersiapkan diri. Mereka mengemasi tas mereka, memastikan mereka memiliki cukup makanan, air, dan peralatan pertolongan pertama. Mereka tahu, ini adalah perjalanan yang panjang.

Di gerbang sekolah, mereka naik ke sebuah kendaraan off-road yang disediakan oleh Qpo Xeas. Kendaraan itu melesat, meninggalkan Neo-Kyoto, dan menuju ke arah barat. Perjalanan itu memakan waktu yang lama, dan mereka semua diam, merenungkan apa yang akan mereka hadapi.

Setibanya di Bandara yang ditinggalkan, pemandangan di sana mengerikan. Gedung-gedung bandara yang hancur, pesawat-pesawat yang rusak, dan puing-puing metal yang berserakan di mana-mana. Udara dipenuhi dengan debu dan bau metal yang berkarat.

"Ini lebih buruk dari yang aku bayangkan," bisik Patra.

"Tetap waspada," kata Kaelen, menggenggam Katana Jiwa-nya. "Kita tidak tahu apa yang menanti kita di sini."

Mereka melangkah masuk ke dalam bandara, memulai misi mereka. Misi yang akan menguji tidak hanya kekuatan mereka, tetapi juga ikatan tim mereka.

Kaelen dan timnya melangkah perlahan di atas landasan pacu yang retak dan dipenuhi rumput liar. Udara di Bandara yang ditinggalkan terasa hampa, hanya suara langkah kaki mereka yang memecah keheningan. Pesawat-pesawat tua, yang kini hanyalah bangkai berkarat, berdiri tegak seperti monumen dari masa lalu yang terlupakan.

"Tempat ini benar-benar menyeramkan," bisik Mita, tongkatnya di tangan.

"Lebih baik kita berhati-hati," timpal Patra, matanya memindai setiap sudut. "Aku tidak suka ini."

Kenzo dan Tenma tetap diam, senjata mereka sudah siaga. Kaelen, di depan, memegang Katana Jiwa-nya, merasakan energi aneh dari tempat itu. Mereka berjalan, sesekali bertukar cerita singkat untuk meredakan ketegangan, tentang bagaimana mereka membayangkan hidup di Neo-Kyoto sebelum menjadi MUT.

Sampai di tengah bandara, Kaelen menghentikan langkah. Ia mengeluarkan peta hologram dari tasnya. Peta itu menunjukkan beberapa titik yang ditandai, tempat-tempat yang mungkin menjadi lokasi kotak berisi surat.

"Kita akan mulai dari sini," kata Kaelen, menunjuk sebuah titik di peta. "Kemudian kita bergerak ke sana, dan seterusnya."

Mereka mulai mencari. Mereka memeriksa setiap sudut bangunan, setiap ruangan, dan setiap puing-puing. Mereka mencari di gudang kargo yang gelap, di menara kontrol yang hancur, dan di area penumpang yang berdebu.

Satu per satu, titik-titik di peta mereka tandai sebagai 'sudah diperiksa'. Namun, setelah beberapa jam pencarian, kotak itu tetap tidak ditemukan.

"Ini tidak masuk akal," gumam Patra, frustrasi. "Kita sudah memeriksa semua tempat yang ada di peta."

"Mungkin kita melewatkan sesuatu," kata Mita.

Kaelen dan timnya berhenti sejenak, memikirkan langkah selanjutnya. Mereka duduk di puing-puing, menghela napas lelah. Di tengah lamunan, mereka memutuskan untuk memeriksa spot terakhir yang belum ditandai, sebuah ruangan kecil yang terletak di bawah menara kontrol.

Ketika mereka hendak menuju spot terakhir, tiba-tiba sebuah ledakan besar mengguncang bandara. Dinding ruangan tempat mereka berada runtuh, menciptakan awan debu yang tebal. Dari balik debu, ratusan robot muncul. Mereka adalah robot-robot dengan senjata laser, robot-robot yang Kaelen dan timnya belum pernah lihat sebelumnya.

"Kita dikepung!" teriak Patra.

"Pertahankan formasi!" seru Kaelen, mengangkat Katana Jiwa-nya.

Mereka mulai bertarung. Kaelen, dengan Katana Jiwa, memimpin serangan. Patra dan Tenma berada di garis depan, melindungi Mita dan Kenzo yang menyerang dari belakang. Namun, robot-robot itu terlalu banyak. Mereka tidak hanya kuat, tetapi juga memiliki strategi yang matang. Mereka menyerang dari segala arah, membuat tim Kaelen terdesak.

Di tengah pertarungan, Mita berhasil meng-hack salah satu robot. "Koneksi mereka... ini bukan dari Korporasi Kronos," bisik Mita, matanya memindai data. "Mereka terhubung ke jaringan Korporasi Kolbe!"

Kaelen dan timnya terkejut. Korporasi Kolbe adalah korporasi yang sangat terkenal di Neo-Kyoto, korporasi yang dipimpin oleh ayah Aprace.

Tiba-tiba, dari balik ratusan robot, muncul seorang pria dengan tawa jahat. Ia mengenakan jubah hitam, rambutnya acak-acakan, dan matanya memancarkan kegilaan. "Selamat datang di jebakanku!" teriaknya. "Kalian pikir kalian bisa lolos? Kalian salah!"

Pria itu adalah seorang ilmuwan gila, seorang ahli robotika yang bekerja untuk Korporasi Kolbe. Kaelen dan timnya tidak tahu, bahwa semua ini adalah bagian dari rencana Aprace. Aprace, yang dendam atas kekalahannya, menggunakan ayahnya untuk membuat Kaelen gagal dalam misi.

"Mereka dikirim oleh Aprace," bisik Mita. "Dia ingin kita gagal, dia ingin kita terbunuh!"

Kaelen merasa marah. Ia tidak percaya bahwa Aprace bisa sejauh ini. Ia mengayunkan Katana Jiwa, dan aura emas muncul dari pedang itu. Ia tidak akan membiarkan Aprace menang. Ia akan bertarung, dan ia akan melindungi teman-temannya.

1
Yusi Yustiani
Next...
Isa Tawaf
Semangat thorrr🔥🔥🔥
Isa Tawaf
Next thorrrr🔥
Nomaero
Fress banget Thor ini🥶
Nomaero
Nanggung😌
Asep Opow
Lanjutkan jngan kasih kendor thoorrrr
Asep Opow
🤯🤯🤯
Hidden
Semangat Thor 😁
Hidden
Mati semua kah??
IPEH
Lanjutkannya ditunggu Thor udh tambah ke rak buku hehe
IPEH
Mantep nih
Amul ex
moga up nya konsisten😁
Amul ex
Next next
Alvin
Next lanjutkan thorrrrr
Alvin
Next Thor masih penasaran, ga mungkin sampe sini ka?🤣
Alvin
Thor becanda
Alvin
pembawaan karakternya bagus
Alifa Alfatunisa
Aku suka cerita yg alurnya fantasi, kebanyakan rata2 alurnya hampir sama, TPI ini beda baru Nemu ada author yg buat cerita tema cyberpunk.
Keren Thor Aku ikutin novelnya😉😉😉
Alifa Alfatunisa
ditunggu lanjutannya Thor😉
Alifa Alfatunisa
MC Mati beberapa chapter🙃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!