Seorang dokter jenius dari satuan angkatan darat meninggal karena tanpa sengaja menginjak ranjau yang di pasang untuk musuh.
Tapi bukanya ke akhirat ia justru ke dunia lain dan menemukan takdirnya yang luar biasa.
ingin tau kelanjutannya ayo ikuti kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 berakhirnya Keluarga Li
Xiaoran menatap langit yang mulai menguning tanda fajar. Ia tahu, hidupnya telah berubah lagi malam ini. Namun tidak dengan rasa takut… melainkan rasa siap.
Sedangkan di istana saat ini, Permaisuri Agung terbangun dari mimpinya dengan keringat dingin di pelipis. Ia baru saja melihat bayangan seekor rubah putih menatapnya dari atas tebing.
"Binatang kontrak suci… muncul lagi?" gumamnya cemas. "Apa ini berarti... dunia mulai bergeser?"
Ia memanhutanggil dayangnya. “Kirim orang. Cari tahu apakah ada gerakan aneh di wilayah timur, terutama Cahaya Tengah Malam.”
Di Kediaman Li
Xiaoran kembali tepat sebelum matahari muncul. Tak seorang pun menyadari kepergiannya. Rubah kecil itu sembunyi dalam ruang dimensia Ruby, tak terlihat oleh siapa pun… kecuali mereka yang berhati bersih.
Lan’er, yang membawakannya teh pagi, menatap heran saat ia membuka pintu.
“Nona… anda tampak berbeda,” bisiknya lirih.
Xiaoran tersenyum samar. “Karena aku mulai jadi diriku sendiri.”
Langit malam menggelegar, kilat menyambar jauh di balik pegunungan. Li Xiaoran berdiri di balkon luar kamarnya, jubah tidurnya berkibar terkena angin. Di bahunya, rubah putih berekor dua duduk tenang, matanya menyala samar.
“Apakah ini saatnya?” bisik sang rubah.
Xiaoran menatap langit. “Bukan malam ini. Tapi tak lama lagi…”
Di bawah, Li Zhan Yuan baru pulang dari istana. Wajahnya masam, langkahnya berat. Ia menendang pintu kamarnya dan membentak pelayan. Surat dari Permaisuri tadi siang membuatnya resah.
Di dalam kamarnya, ia membuka laci rahasia dan mengeluarkan cermin perunggu kecil. Wajah seorang wanita tua muncul dalam bayangan pantulannya Yanni, yang selama ini ia sembunyikan jauh dari dunia.
“Kau harus pergi dari tempatmu sekarang. Permaisuri mulai mengendus keberadaanmu,” ujar Menteri Li tegas.
Wanita itu tersenyum sinis. “Aku sudah bilang sejak dulu. Jangan jadikan anak kita sebagai alat. Tapi kau keras kepala.”
“Anak itu satu-satunya alasan kau hidup. Jangan lupakan itu,” balas Menteri Li tajam.
...----------------...
Keesokan Harinya – Di Dalam Istana Kaisar
Permaisuri menyampaikan laporan pribadi kepada Kaisar. Salinan silsilah, surat pengakuan, dan bukti penggelapan catatan kelahiran dibentangkan di hadapan Kaisar yang selama ini percaya penuh pada Menteri Li.
Kaisar menatap sunyi ke dokumen-dokumen itu, lalu bertanya pelan, “Kau yakin… semua ini bukan rekayasa?”
Permaisuri mengangguk. “Anak perempuan yang kau izinkan masuk daftar calon menantu kerajaan itu... bukan orang biasa. Dia tidak bermain-main.”
Kaisar menarik napas panjang. “Beri aku waktu. Tapi jangan biarkan Menteri Li tahu terlalu cepat. Kalau dia panik, dia akan menghapus bukti yang tersisa.”
-----
Beberapa hari kemudian, Li Xiaoran sengaja menunggu ayahnya di ruang makan utama. Di depannya telah tersaji makanan yang ia masak sendiri tampak sederhana, namun aromanya mengundang.
Li Zhan Yuan masuk, kaget melihat Xiaoran duduk sendirian.
“Aku menunggumu, Ayah.” Ucap Xiaoran lembut namun penuh makna.
Menteri Li duduk perlahan, mengangkat mangkuk.
“Kau tidak perlu pura-pura hormat. Apa maumu?” tanyanya dingin.
Xiaoran tersenyum. “Aku hanya ingin tahu… rasanya bagaimana menyantap makanan yang dimasak oleh anak yang pernah kau buang.”
Tangan Menteri Li terhenti di tengah jalan. Matanya menajam. “Jaga mulutmu.”
Xiaoran menatap langsung, dingin dan penuh api. “Aku hanya ingin mengingatkan, bahwa segala sesuatu yang dibuang, kadang bisa kembali… dan menjadi senjata paling tajam.”
Tanpa menunggu jawaban, Xiaoran berdiri dan melangkah pergi.
Li Furen yang diam di balik pilar menangis diam-diam. Ia tahu… waktunya untuk memilih sudah dekat.
----
Sedangkan Lan’er, pelayan pribadi Xiaoran, tak hanya setia dia juga cerdas. Diam-diam ia menyusup ke jaringan pelayan istana dan menemukan bahwa Wu Yanni disembunyikan di sebuah rumah kecil di selatan ibu kota.
Xiaoran pun membuat rencana.“Jika dia bisa dibawa ke istana, maka semua kebusukan ayah akan tersingkap.”
Tapi Yanni bukan orang bodoh. Ia tahu banyak rahasia istana dan memiliki pengaruh melalui orang-orang lama yang berutang budi padanya. Maka, Li Xiaoran perlu rencana kedua…
Li Xiaoran mendapat kabar bahwa Kaisar akan mengadakan perjamuan ulang tahunnya di Paviliun Musim Gugur acara besar yang mempertemukan semua bangsawan tinggi, termasuk Menteri Li.
“Aku akan mengungkap semuanya di sana,” ucapnya mantap.
“Di depan semua orang. Termasuk Kaisar.” lanjut Li Xiaoran
Dengan bantuan Permaisuri, ia menyiapkan bukti terakhir: pengakuan seorang pelayan tua yang dulu membawa bayi Xiaoran ke gunung atas perintah langsung Menteri Li.
Malam Perjamuan – Paviliun Musim Gugur
Paviliun dipenuhi lentera merah dan emas. Musik lembut mengalun, para bangsawan duduk rapi. Kaisar dan Permaisuri duduk di singgasana tinggi, senyum mereka penuh arti.
Li Zhan Yuan hadir yang tampak gelisah. Ia belum tahu bahwa Yanni sudah ditangkap secara diam-diam oleh orang-orang Permaisuri.
Xiaoran memasuki aula dengan pakaian ungu tua berhias bordir rubah putih simbol barunya. Langkahnya tegap. Di tangannya, sebuah kotak pernis hitam.
Permaisuri memberi anggukan pelan.
Kaisar mengangkat tangan. “Li Xiaoran, anak dari keluarga Li, maju dan sampaikan persembahanmu.”
Xiaoran maju ke tengah, membuka kotak tersebut. Di dalamnya, surat pengakuan, salinan akta lahir, dan pengakuan Yanni dibacakan langsung oleh dayang utama Permaisuri.
Belum lagi bukti kejahatan Li Yun’er pada Li Zhen dan juga Li Xiumei, Nyonya Li Furen juga menyerahkan surat cerai untuk Menteri Li Zheng yuan yang telah menipunya serta berselingkuh.
Ruangan hening.
Li ZhanYuan bangkit dari duduknya, wajahnya pucat.
“Itu fitnah! Anak ini—!”
Kaisar berdiri.
“Cukup!”
Suara Kaisar menggema.“Menteri Li. Kau telah menyembunyikan anak haram, membuang anak sah, memanipulasi silsilah kerajaan, dan mencemari nama baik istana!”
"
Sedangkan Yanni ditarik keluar oleh para pengawal istana. Wajahnya dingin, tapi jelas ia kalah.
Li Zheng Yuan dipaksa bersujud. Ia mencoba membela diri, namun semua bukti terlalu kuat.
“Aku… aku hanya ingin melindungi posisi keluarga Li…” ujar Menteri Li Zheng yuan
“Tetapi kau justru mengkhianatinya,” ujar Permaisuri dingin.
Kaisar mencabut semua jabatan Li Zhan Yuan. "Pengawal penjarakan Menteri Li Zheng yuan, cabut jabatannya serta selidiki semua orang yang bekerja sama dengan nya, setelah kumpul berikan hukuman berat" titah kaisar
Li Yuan’er dikirim ke biara terpencil. Yanni dijatuhi tahanan rumah seumur hidup tanpa dayang danpa fasilitas apapun hanya bubur encer. Li Xiaoran justru diangkat sebagai Pengawas Kehormatan Istana, posisi simbolik yang memberinya akses luas ke dalam politik dan kekuasaan.
Li Xiaoran menatap malam dari balkon kediaman barunya di dalam istana.
Rubah putihnya menyeringai kecil. “Balas dendammu elegan sekali.”
Xiaoran tersenyum tipis. “Dan ini baru permulaan.”
Bersambung…
semangat Xiaoran dan yang lain...
semangat kak author dan sehat selalu