Adrian adalah pemuda biasa yang berasal dari kampung. berkat kehebatan dan kejeniusannya, dia berhasil bangkit dan menjadi pemuda yang paling di takuti di dunia bawah tanah Eropa. bahkan negara-negara di benua Eropa maupun di luar Eropa, sangat menghargai Adrian berkat kejeniusan dan latar belakangnya sebagai raja bawah tanah Eropa.
Namun Adrian meninggalkan semua status dan gelarnya yang telah dibangunnya itu demi baktinya kepada bibinya. Namun, sebuah hal buruk terjadi pada kekasih dan keluarganya. dengan terpaksa, dia menggunakan kekuatan dan pengaruhnya lagi demi melindungi kekasih dan keluarga tercintanya.
Untuk kisah lengkapnya, silahkan lanjutkan membacanya di karya baru saya ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elang Malam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32 : Berlutut
“Apa….!!!”, Zhou Haito tidak dapat menahan diri untuk tidak berteriak menyaksikan kejadian yang tidak dia sangka-sangka itu. Tanpa sadar, dia membuka mulutnya lebar-lebar.
Sedangkan dengan Herman, dia langsung bergegas ke arah pintu untuk segera kabur. Dia tidak dapat membayangkan, jika dia tidak segera kabur, nasibnya mungkin akan lebih parah dari kelima orang yang menyedihkan itu.
Di saat herman hampir tiba di depan pintu keluar, tiba-tiba dia merasakan kerah bajunya menegang, dan di tarik kebelakang dengan kekuatan yang sangat besar. Dia merasakan lehernya di cengkram dengan kuat, hingga nafasnya tersedak.
Saat itu herman merasa antara hidup dan mati. Sesaat kemudian, tubuhnya langsung ambruk ke lantai sambil menyemburkan seteguk darah.
“Berdiri!”
Di saat Herman masih mengusap lehernya yang tercekik itu, sesaat kemudian dia mendengar teriakan Adrian yang memintanya untuk berdiri dengan nada yang mendominasi.
Herman dengan patuh mengikuti perintah Adrian tersebut sambil mengatur pernapasan. Setelah dia berdiri, dan melihat Adrian sedang berdiri di hadapannya dengan gagah, keringat dingin pun langsung mengucur deras membasahi tubuh.
“Saudaraku, saya tidak ada kaitannya dengan semua ini!. Ini semua adalah ide dari Zhou Haito!”, ucapnya dengan ketakutan, sambil melempar semua kekacauan di kantor amanda kepada Zhou haito.
Sedangkan dengan Zhou Haito yang mendengar pernyataan Herman, dia tidak dapat menahan diri untuk tidak membuka mulutnya lebar-lebar.
Adrian tidak menoleh maupun memperhatikan ekspresi Zhou Haito tersebut. Dia tahu, bahwa otak dari kekacauan di kantor amanda itu pasti ulah dari Zhou Haito. Dia menatap Herman dengan tatapan tajam.
Tanpa mengeluarkan sepatah kata, Adrian langsung melayangkan tamparan keras ke wajah Herman.
“Plak…!!!”
Telinga Herman berdengung hebat. Sesaat kemudian, dia langsung merasa burung-burung berterbangan mengelilingi kepalanya.
Beberapa detik kemudian, Herman memuntahkan darah yang diiringi gigi-gigi yang rontok dan berjatuhan di lantai.
“Berdiri!”, suara Adrian yang mendominasi, kembali meminta Herman untuk berdiri kembali setelah melayangkan tamparan keras kepada Herman.
“A…apa yang dingin kamu lakukan?”, sahut Herman gelagapan, sambil memegang sebelah pipinya yang telah bengkak.
“Buk….!!!”
Menyadari Herman yang tidak kunjung berdiri, Adrian melayangkan tendangan dengan keras ke wajahnya, lalu menekannya ke lantai menggunakan telapak sepatu, “keberanian apa yang membuat kamu berani membuat masalah di perusahaan Amanda?”, teriak Adrian.
setelah mengeluarkan unek-uneknya, Adrian kemudian menendang perut Herman, hingga tubuh Herman pun terhempas ke arah dinding sambil memuntahkan darah.
Adrian tahu, Herman tidak akan dapat menjawab pertanyaannya tersebut. Dia tahu, otak dari kerusuhan di perusahaan Amanda itu adalah ulah Zhou Haito.
Zhou Haito yang menyaksikan kejadian itu, dia tidak dapat menahan diri untuk tidak membuka mulut lebar-lebar saking terkejutnya. Sesaat kemudian, dia merasa sepasang mata sedang mengawasinya dengan niat membunuh yang besar. Dalam sekejap mata, detak jantungnya langsung berdetak dengan cepat, dan rasa ketakutan pun langsung menyelimuti hatinya.
Pada saat yang sama, Adrian melangkahkan kakinya menghampiri Zhou Haito dengan tatapan mata yang sangat tajam.
Melihat Adrian yang berjalan ke arahnya dengan niat membunuh yang besar, keringat dingin langsung mengalir dengan deras membasahi tubuh Zhou Haito.
“Kamu…! Apa yang mau kamu lakukan!”, teriak Zhou Haito sambil mundur beberapa langkah ke belakang dengan ketakutan.
Menyadari Adrian yang tidak mau berhenti, dan terus melangkah ke arahnya, membuat pandangan Zhou Haito langsung mengarah pada Amanda, “Amanda cepat suruh Adrian berhenti!, nanti saya akan berinvestasi di perusahaan melati sebesar 500 milyar!”, ucapnya dengan nada memohon.
Sura Zhou Haito bergetar memohon bicara dengan Amanda. Bahkan tanpa dia sadari, celananya sudah basah oleh air seninya sendiri.
Sedangkan dengan Amanda yang menyadari tatapan Adrian kepada Zhou Haito, dia sedikit bergidik ngeri. Terlihat jelas tatapan Adrian itu terpancar niat membunuh yang sangat besar.
“Adrian!”
Amanda yang tidak ingin terjadi sesuatu kepada Adrian, dia mencoba menghentikan Adrian untuk tidak melakukan sesuatu terhadap Zhou Haito.
Tatapan mata Adrian tertuju pada Amanda yang mulai ketakutan, dan dia pun mengangkat ujung bibirnya sedikit ke atas, “kamu tenang saja, saya tahu apa yang harus dilakukan!”, ucapnya dengan nada dingin.
Setelah bicara dengan Amanda, Adrian kembali mengarahkan pandangannya lagi ke menatap Zhou Haito. “Berlutut!”, teriak Zhou Haito.
“Apa….!”, Zhou Haito tanpa sadar membuka mulutnya lebar-lebar, dan berteriak kepada Adrian. Dia tidak menyangka Adrian memintanya untuk berlutut.
Selama hidupnya, belum pernah ada seorang pun yang punya keberanian meminta Zhou Haito bersujud, dan hanya Adrian lah satu-satunya.
Jadi, mendengar Adrian memintanya berlutut, wajahnya langsung memerah menahan amarah yang menggebu-gebu di dada.
“Berlutut lah!”, ucap Adrian lagi. Kali ini nada Adrian lebih keras dari sebelumnya. Bahkan nada suara Adrian sangat mendominasi dan penuh niat membunuh.
Tubuh Zhou Haito langsung bergetar hebat. Tanpa sadar, dia menghempaskan kedua lututnya ke lantai, sambil mengepalkan kedua telapak tangan.
"Adrian, kami mengaku salah. Tolong ampuni kami!", ucap Zhou Haito dengan suara bergetar memohon pengampunan dari Adrian.
Mendengar Zhou Haito yang memohon kepadanya itu, Adrian tidak dapat menahan diri untuk tidak mendengus dingin. "Amanda, hubungi biro keamanan!. biarkan biro keamanan kota Guangzhou yang menentukan hukuman yang tepat, atas perbuatan yang telah mereka lakukan!", ucapnya sambil menolah ke arah Amanda.
Sedangkan dengan anak buah Johan yang menahan Amanda, mereka sudah dari tadi melepaskan Amanda. Mereka sangat ketakutan, setelah melihat kebrutalan Adrian menghajar Herman.
"baik!", sahut Amanda mengeluarkan ponsel dari dalam saku, dan langsung menghubungi pihak keamanan kota Guangzhou.
Zhou Haito Dan Herman yang mendengar kata-kata Adrian tersebut, mereka berdua tidak dapat menahan diri untuk tidak merasa lega dan bersujud sukur, bahwa Adrian tidak jadi menghabisi mereka.
"Adrian, saya tidak akan pernah lupa dengan dengan apa yang kamu lakukan ini. Nanti, saya akan membalas semua ini berkali-kali lipat!", gumamnya dalam hati.
Sebagai pemilik perusahaan Zhou ibukota, Zhou Haito dapat mengintervensi biro keamanan kota Guangzhou dengan pengaruhnya. Dia sangat yakin, dapat bebas dari penjara dengan cepat.
Setelah memikirkan rencana balas dendamnya, Zhou Haito mengangkat ujung bibirnya sedikit ke atas, kemudian sebuah senyuman sinis pun langsung terpampang di wajah tuanya.
Sedangkan dengan Adrian melihat senyuman Zhou Haito tersebut, dia mendengus dingin. Dia tahu apa yang ada dalam pikiran Zhou Haito tersebut.
"Amanda, apakah kamu telah menghubungi biro keamanan?", tanya Adrian.
"sudah!. Sebentar lagi biro dari keamanan kota Guangzhou akan tiba!", sahut Amanda meyakinkan Adrian.
Mendengar penjelasan Amanda, Adrian kemudian memalingkan wajahnya menatap Zhou Haito Dan Herman secara bergantian.