Sepertinya alam semesta ingin bercanda denganku, orang yang ku cintai meninggalkanku di saat mendekati hari pernikahan kami. meninggalkan luka yang menurutku tidak ada obat untuk menyembukannya walaupun dia kembali untuk minta maaf.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon olip05, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 34
“Ahh ahh Arun, akku ak uu_” ucap Mita yang merasakan inti tubuhnya berkedut pertanda akan sampai puncaknya. Jari Arun langsung menambah kecapatannya memaju mundurkan jarinya sampaii cairan itu meleleh dari inti tubuh Mita.
......................
Arun memperlihatkan cairan yang menempel di Jari tangannya di hadapan wajah Mita, lalu menjilati cairan tersebut di jari-jarinya. Wajah Mita memerah melihat apa yang Arun lakukan. Jujur saja dirinya sangat malu.
Bibir Arun kembali mencium Bibir Mita menautkan lidahnya dengan lidah Mita, mengabsen setiap inci gigi putihnya hingga Mita kewalahan dan malah mendesah lagi di tambah tangan Arun yang sudah meremas gundukan dadanya lagi, Arun sudah tidak tahan ingin segera membenamkan batangnya di inti tubuh wanita yang sedang mendesah ini, desahan Mita sungguh membuat gairahnya semakin membungbung tinggi.
Arun mengesek-gesekan batangnya yang masih terhalang celana dlam di depan inti tubuh Mita.
“Mita aku sudah tidak tahan” ucap Arun di iringi dengan desahan yang lolos dari mulutnya.
“Tapi aku gak bisa ngelakuin ini sekarang” tambah Arun sambil menghisap pucak dada Mita
“Ah aku udah siap dan gak keberatan Ahh kalau kamu ngelakuin hal itu sekarang”
Arun melepaskan mulutnya di pucak dada Mita lalu menatap mata Mita yang sayu. Mereka saling menatap satu sama lain, Mita bisa melihat bola mata arun yang hitam penuh dengan nafsu menatapnya.
“Apakah kamu sudah jatuh cinta padaku?” tanya Arun lembut tanpa melepaskan tatapannya dari mata Mita.
Badan Mita menegang mendapatkan pertanyaan tersebut, tidak menyangka akan mendapatkan pertanyaan tersebut dalam kondisi seperti ini, walaupun Arun menanyakannya dengan suara lembut tapi bagi Mita itu seperti sebuah petir.
Apakah aku sudah mencintai Arun? batin Mita menanyakan kepada dirinya sendiri.
“Kenapa kamu menanyakan hal itu?” tanya Mita ragu
“Karena jawaban kamu yang akan menentukan kita melanjuti kegiatan kita ini atau berhenti cukup disini” ucap Arun menggeram, tidak tahan menahan batangnya yang sudah keras minta di puaskan apalagi posisinya yang sangat pas untuk langsung memasukan batangnya ke inti tubuh gadis di bawahnya ini.
Arun bisa saja langsung meminta haknya kepada Mita tanpa memperdulikan Mita sudah mencintainya atau belum tapi di dalam hati kecilnya, ia tak ingin melakukan hal tersebut disaat Mita belum mencintainya.
“Arun kamu tak perlu memperdulikan aku sudah mencintaimu atau belum, jika kamu ingin meminta hakmu sekarang aku siap tak keberatan”
Arun langsung menyambar bibir Mita dengan penuh napsu. Kali ini ciumannya sangat berbeda dari yang sebelumnya lebih kasar dan menuntut membuat Mita kewalahan menyeimbangi ciumannya.
Hati Arun sedikit kecewa mendapatkan jawaban Yang Mita katakan, dari jawabannya dapat di simpulkan kalau Mita belum mencintainya. Arun merasa kalau cintanya bertepuk sebelah tangan padahal dirinya saja belum bisa memastikan apakah hatinya sudah mencintai Mita atau belum.
Arun bangkit dari atas tubuh Mita lalu melepaskan kain terakhir yang menempel pada tubuhnya, melemparkan ke sembarang arah.
Mita menelan salivanya, kaget melihat ukuran inti tubuh Arun yang sesuai tebakannya panjang dan besar, ada beberapa urat yang terlihat dibatangnya. Mita sudah beberapa kali melihat inti tubuh para pria di meja oprasi tapi tak ada yang seperkasa dan segagah milik Arun.
Arun tersenyum miring melihat ekspresi wajah Mita, seperti wanita yang baru pertama kali melihat kepunyaan laki-laki padahal Mita seorang dokter yang pasti sudah melihat inti tubuh pria. Arun melebarkan kedua paha Mita, memposisikan batangnya tepat di depan inti tubuh Mita lalu menggesekan ujung batangnya di lobang Mita yang sudah sangat basah.
“Ahh” Mita memejamkan matanya merasakan sensasi yang baru ia rasakan, inti tubuhnya menginginkan lebih dari sebuah gesekan yang batang Arun lakukan. Mita mengangkat pinggulnya agar lebih menekan batang Arun.
“Sabar Mit, jangan terlalu terburu-buru” goda Arun sambil terkekeh padahal dirinya sudah sangat tidak tahan ingin segera memasukan batangnya pada lubang hangat di depannya.
Mita sebenarnya aku ingin melalukan hal ini ketika kita sudah saling mencintai, tapi peduli setan aku sudah sangat tidak tahan, aku tidak peduli dengan apa yang aku katakan pada awal pernikahan kita, tidak peduli dengan kamu yang belum mencintaiku, lagi pula kamu juga mengizinkanku untuk melakukan hal ini tanpa ada cinta di hati kamu. Jadi sekarang nikmatilah nikmat surga dunia ini. Batin Arun
Arun mengocok sebentar batangnya lalu perlahan-lahan memasukannya pada inti tubuh Mita
“Aww Arun sakit” Mita menggerang kesakitan, tangannya dengan kuat mencengkram sprei di samping kepalanya hingga buku-buku jarinya memutih.
Arun mengangkat wajahnya, mensejajarkan wajahnya dengan wajah Mita. Lalu Arun kembali mencoba mendorong batangnya lagi
“ssstt Arun” Mita meringgis kembali. Padahal batang milik Arun belum setengahnya masuk tapi Mita sudah sangat merasakan kesakitan.
Arun membelai wajah Mita “sorry Mita. Ini akan sedikit sakit tapi nanti rasa sakitnya akan terganti dengan rasa yang sangat nikmat, tahan sebentar ya!” Arun mencium pipi Mita lalu membungkam bibirnya dengan bibir Arun, memilin pucak dadanya dengan jari Arun sebagai bentuk peralihan dari rasa sakit yang Mita rasakan. Dan akhirnya batang Arun mendorong lebih dalam merobak selaput dara Mita.
"Ummmhh" teriakan Mita terpendam karena bibir Arun membungkam bibirnya
“Aah” Arun tidak langsung menggerakan pinggulnya tapi mendiamkannya sebentar agar inti tubuh Mita terbiasa dengan batangnya.
“Aku akan mulai bergerak”
“Slowly please” pinta Mita masih menahan rasa sakit yang luar biasa pada bagian inti tubuhnya yang terisi penuh oleh batang Arun
Arun mulai menggerakan pinggulnya secara perlahan. Rasa sakit yang Mita rasakan lambat laun menjadi sebuah kenikmatan yang membuat dirinya tak berhenti mendesah.
“Aaahh Mita, kamu sempit banget” rancau Arun, tangannya tak dibiarkan menganggur, meremas gundukan kenyal Mita. Menjadikan kenikmatan yang begitu luar biasa.
“Ah ah Arun ah”
Gerakan pinggul Arun semakin lama semakin cepat ketika merasakan inti tubuh Mita berkedut memijit batangnya di bawah sana ditambah desahan Mita seperti alunan lagu yang membuatnya semakin semangat mempercepat laju pinggulnya.
Mita sekarang kamu seutuhnya sudah menjadi milik-ku dan jangan harap kamu bisa pergi dariku. Jangankan kamu pergi peninggalkanku, baru berniat saja tak akan aku biarkan.
“Ah ah Arun aku sampai” tangan Mita yang berada di sela-sela rambut Arun semakin kuat mencengkram hingga akhirnya mendesah nyaring meledakan cairan di inti tubuhnya, badannya bergetar, membarikan sensasi memijat pada batang Arun, isapannya semakit kuat membuat arun menggeram dan tak lama dari situ dirinya ikut menyusul memuntahkan cairan Miliknya yang terasa hangat di dalam inti tubuh Mita.
"Aaaahhhh" Desah Mita dan Arun bersamaan.
...----------------...
Kalau likenya sudah mencapai 200 nanti aku akan langsung up cerita selanjutnya jadi Ayo like yang banyak biar aku cepet Up ceritanya.
Makasih yang udah baca cerita ini. Like, Komen, Vote dan hadiahnya yang banyak ya😇😇 Happy Reading. Btw aku seneng loh baca Komenan kalian wkwk.
