VOLETTA yang sering di panggil VIOLET, seorang gadis yatim piatu yang hidup sebatang kara, dia di angkat oleh keluarga Romanov keluarga nomor satu di kota Bore.
Dan sejak saat itu kehidupan Violet menjadi lebih baik, apa lagi saat putra bungsu keluarga Romanov, LUCANE ROMANOV mengambil alih keluarga Romanov, Violet semakin membuat semua orang iri dengan kehidupannya, karna Lucane selalu memprioritaskan Violet.
Tapi itu semua berubah saat Violet sengaja ingin mencelakai wanita yang di cintai oleh Lucane, karna hasutan dari musuh wanita itu, Lucane perlahan menunjukkan sisi iblisnya di depan Violet, pria itu menghukum Violet dengan menyiksanya di ruang bawah tanah.
Dan saat Violet menghembuskan nafas terkahirnya, dia berjanji jika ada kehidupan kedua dia tidak akan lagi mengusik kehidupan Lucane dan wanita pujaan hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Hari ini Violet sudah tidak bad mood seperti kemarin, dia mulai ceria lagi seperti biasanya, dan kebetulan hari ini Dante dan Kenan akan melakukan pertandingan basket melawan universitas dari kota sebelah, jadi setelah kelasnya usai Violet dan Tasya buru buru ke lapangan, dia ingin menonton dua sahabat konyol Jayden bertanding.
''Vio,sini!'' seru Jayden melambaikan tangannya, ke arah Violet yang mencari tempat duduk, karna tempat para penonton sudah full.
''Ayo Tas kita ke sana'' ajak Violet menarik tangan Tasya.
Jayden tersenyum menyambut ke datangan Violet yang duduk di sampingnya, lalu dia mengeluarkan paperbag yang sejak tadi ia pegang, dan di letakkan di pangkuan Violet.
''Nih, biar gak bosan nontonnya'' ujar Jayden.
''Terimakasih Kak''
''Sama sama'' balas Jayden mengusap pucuk kepala Violet dengan tersenyum.
Di kursi samping Jayden ada Luna, yang sejak tadi diam diam meperhatikan interaksi Jayden dengan Violet, menurutnya Jayden sangat memanjakan Violet, Jayden akan melakukan apapun agar Violet tidak mengacuhkannya.
''Lun, nih buat kamu''
Luna tersentak tiba tiba Violet menyodorkan seneck dan minuman ke padanya.
''Terimakasih Vio'' ucap Luna tersenyum menerima pemberian Violet, dan Violet juga ikut tersenyum.
Jayden yang duduk di tengah tengah diam saja, dengan sedikit memundurkan badannya, agar Violet bisa leluasa memberikan seneck dan minuman pada Luna.
Di kursi samping Violet, Tasya berbisik di telinga Violet.
''Vio, kenapa si Luna bisa duduk di samping Kak Jay?'' tanya Tasya.
Violet mengedikkan bahunya. ''Mana ku tahu, Kak Jay paling yang minta''
Tasya tidak bertanya lagi, tapi dia tetap penasaran benarkah Jayden menyukai Luna atau tidak, karna Luna akhir akhir ini selalu ada di tengah tengah Jayden dan kedua sahabatnya.
Selama pertandingan berlangsung, Violet dan Tasya sudah seperti orang kesetanan, karena teriak teriak memberi dukungan pada dua teman konyol Jayden.
''Kak Dante, ayo semangat, tunjukan pada kekasihmu yang ada di seluruh penjuru kota, kalau kamu sangat hebat'' teriak Violet.
Jayden yang sedang minum sampai tersedak mendengarnya, dia tidak habis fikir dengan kelakuan Violet.
''Vio, kamu mau memberi semangat Dante, apa mau mempermalukannya'' tukas Jayden.
''Dua duanya, tapi sepertinya dia tidak malu, lihatlah, dia malah tebar pesona'' sahut Violet menunjuk ke arah Dante yang sedang memberikan ciuman jarak jauh pada para anggota cheerleaders.
Jayden hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan gila sahabatnya yang satu ini.
Satu jam telah berlalu dan akhrinya pertandingan basket di menangkan universitas Hanuga, Violet, Tasya,Jayden dan juga Luna menghampiri Dante dan Kenan untuk memberikan selamat.
''Kak Dante ,Kak Kenan, kalian memang hebat'' ucap Violet.
''Tentu, mana hadiahnya'' sahut Dante dengan tangah menengadah.
''Tidak ada hadiah'' balas Voilet.
''Kamu cium aku juga tidak keberatan''
Duagh
Pukulan mendarat tepat di pipi Dante, dan pelakunya adalah Jayden.
''Sekali lagi mulutmu berani bicara begitu, aku potong lidahmu'' ancam Jayden membuat suasana langsung hening.
Jayden benar benar emosi, walau tahu Dante hanya bercanda tapi Jayden tetap tidak suka, menurutnya itu sama saja merendahkan Violet.
''Jay, aku cuma bercanda'' ucap Dante mengusap pipinya yang terasa nyeri, Jayden tidak main main dengan pukulannya.
''Bercandamu kelewatan'' sahut Jayden expresinya sangat dingin, membuat Luna yang ada di sana sedikit takut, karna ini pertama kalinya dia melihat Jayden marah, dan itu sangat menyeramkan.
Violet yang melihat emosi Jayden belum mereda, dia perlahan menyentuh lengan Jayden, untuk menenangkannya.
''Kak sudah''
Dan benar saja, emosi Jayden lenyap seketika.
''Vio, kalau dia tidak di kasih pelajaran, nanti kebiasaan, aku gak suka'' ucap Jayden nadanya berubah pelan dan lembut.
Violet menganggukkan kepalanya. ''Iya, iya aku paham, tapi tadi Kak Dante hanya bercanda, dia juga sudah kamu pukul, jadi dia tidak akan berani lagi mengatakan hal itu''
''Kalian berdua ini bersahabat, jangan bertengkar gara gara aku, aku jadi merasa bersalah''
''No,, No,, kamu jangan pernah merasa bersalah, aku yang salah'' ucap Jayden cepat dengan menggenggam kedua tangan Violet.
''Iya Vio, kami yang salah, jadi kamu jangan merasa bersalah'' sela Dante.
''Baiklah, kalau begitu kalian jangan bertengkar lagi, aku tidak suka'' tukas Violet yang langsung di angguki oleh Jayden dan Dante.
''Sudah sudah, karna kita menang, aku akan traktir kalian di restoran jepang'' ucap Kenan memecahkan keheningan.
''Wah, boleh juga tuh'' sahut Violet.
''Ayo, ayo''
Semua orang mengikuti Kenan yang sudah berjalan mendahului, dan saat itu Violet menyadari jika Luna masih diam di tempatnya, lalu dia berbalik dan menghampiri Luna.
''Luna, kenapa kamu diam saja, ayo ikut'' ajak Violet.
''Tapi,,''
''Sudah ayo ikut saja'' Violet langsung menarik tangan Luna membawanya menyusul teman temannyanya.
Di parkiran Jayden hanya bisa menghela nafas pasrah, ketika Violet mendorong Luna masuk ke dalam mobilnya, dan duduk di jok samping kemudi yang biasa menjadi tempat duduk Violet.
''Kak, aku sama Tasya saja, awas jangan ngebut ngebut'' tukas Violet memperingati, lalu melenggang pergi masuk ke dalam mobil bmw milik Tasya.
Dan akhirnya tiga mobil mewah dan satu motor sport, keluar dari gerbang universitas hanuga, dan pergi menuju restoran jepang milik keluarga Kenan.
Selama di perjalanan menuju restoran, ke adaan di dalam mobil Jayden sangat sunyi, karna Jayden maupun Luna sama sama tidak ada yang mau membuka suara.
Luna berpura pura melihat ponselnya, untuk mengusir ketegangan yang sedang ia rasakan.
"Ah, Vio, kenapa aku kamu suruh satu mobil dengan kakakmu, kan aku jadi gugup'' batin Luna.
Beberapa hari ini Jayden sudah tidak seramah biasanya lagi, pria di sampingnya ini kembali ke pengaturan awal, ya itu tidak suka bicara dengan lawan jenis kecuali Violet, dan tentu itu membuatnya merasa tidak nyaman, tapi apa mungkin karna gosip di grub universitas, yang membuat sikap Jayden padanya berubah.
''Lun''
Luna yang sedang termenung langsung tersentak, apa dia tidak salah dengar, Jayden kembali memanggil namanya setelah beberapa hari ini tidak pernah menyapanya pikirnya.
''Luna''
''Eh, iya Kak, ada apa?'' sahut Luna cepat.
''Kamu sudah tahu kabar di grub, beberapa hari ini?'' tanya Jayden.
"Nah, benar kan, ini masalah di grub, padahal sih wajar wajar aja, aku berteman sama siapapun termasuk Kak Jay, kenapa mereka pada gak terima sih" batinnya kesal.
"Apa lagi si Tia, dia juga tiba tiba ngejauhhin aku, hanya karna aku tidak bisa mengenalkannya pada Kak Kenan" batin Luna pada teman yang satu desa dengannya.
''Iya kak, sudah''
''Menurutmu bagaimana?'' tanya Jayden tatapannya tetap fokus pada mobil bmw yang melaju di depannya.
Luna menundukkan kepalanya. "Aku tidak tahu Kak, kalau menurut Kak Jay sendiri gimana?" tanya Luna balik.
"Itu terserah mereka mau ngomong apa, tapi yang jelas kenyataannya tidak seperti itu" jawab Jayden santai.
Luna langsung terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya tersenyum walau sangat berat, padahal impiannya selama ini bisa memiliki kekasih anak orang kaya, awalnya dia senang karna Jayden mau bicara dengannya, dia berfikir kalau Jayden tertarik dengannya, tapi kenapa semakin ke belakang sifat Jayden kembali dingin seperti biasanya, dan tentunya membuatnya tidak lagi berani mendekatinya, bahkaan akhir akhir ini dia tetap ada di tengah tengah antara Jayden dan kedua sahabatnya di karnakan Dante yang selalu mengajaknya.
kl cma d anggap ponakan mh ga mngkn posesif ky gt,boro2 pnya pcar tmnn aja ga bleh....kira2,kluarganya ngsih rstu ga y???
tp biarin aja lh....msa mreka sbuk sndri,trs vio ga bleh pnya tmn yg lain....kn pst dia ksepian.....
btw,tmenan aja sm alex....biar pmanmu kluar tanduknya..../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
glirn ga ssuai hrpan,tnggal nangis dehhh..../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
apakh lucane bkln jth cnta sm raisa????
apalgi kk'nya kn emng niat bgt mnjdohkn mreka....